Instalasi yang dibangun oleh Kementerian PU PERA RI melalui Satker Provinsi NTB Program Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman ( PSPLP) menelan biaya sekitar Rp. 550 juta dan swadaya masyarakat Babussalam senilai Rp. 10 juta.
Di instalasi tersebut saat ini telah tersedia bangunan yang akan menjadi Pusat Sekolah Sampah, perkantoran administratif, mesin pencacah sampah organik, mesin pembakar sampah, utilitas air bersih. Fasilitas dari satker pun dilengkapi lagi dengan 3 unit sepeda motor roda 3 untuk mengangkut sampah
Dalam kesempatan wawancara, Kepala Desa yg merangkap sebagai Ketua AKAD ini memastikan bahwa TPS 3R di desanya akan mampu menangani permasalahan sampah yg diproduksi oleh warganya yg berjumlah lebih dari 2750an Kepala Keluarga. “Rata2 produksi sampah warga kita mencapai 1 ton per hari. Dengan fasilitas ini, Insya Allah bisa kita tangani dan bahkan bila pemberdayaan masyarakat sekitar utk mendaur ulang sampah menjadi barang2 kerajinan, tidak menutup kemungkinan akan menangani juga sampah2 yg dari desa desa tetangga,” ujar kades yg dikenal pro aktif membangun kerja sama ini.
Slamet Subagyo, Ketua Satker PSPLP Provinsi NTB sendiri bergembira dengan prospek pemberdayaan dalam program yg dipimpinnya di Desa Babussalam. “Kita sangat gembira bila program ini dijamin keberlanjutannya oleh Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya Pihak Kecamatan dan Desa,” komentar laki-laki berkacamata ini.
Ia menegaskan bahwa Program PSPLP yg dipimpinnya telah bergerak membantu Pemkab Lobar. Dalam prosesnya, timnya menyusun Daftar desa-desa peminat dan berkebutuhan. Lalu fasilitator pendamping disertai dengan tim Pemkab Lombok Barat melalui dinas terkait melakukan survey dan evaluasi. Berdasarkan hal tersebut, untuk tahun 2016 yg baru lalu di Kabupaten Lombok Barat terdapat Desa Babussalam dan Kelurahan Gerung Selatan yg memperoleh kontribusi dari program PSPLP. Tim Satker sendiri dibantu oleh 2 orang fasilitator / desa. Masing2 desa dibantu oleh fasilitator teknik dan fasilitator pemberdayaan.
Mekanisme kerja Satker ini sendiri terhadap TPS 3R yg dibangun kemudian harus diserahkan pengelolaannya kpd Kelompok Masyarakat. Terhadap TPS 3R Desa Babussalam, pengelolaannya diserahkan oleh Pemerintah Desa kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) “Bumi Lestari” yg sepenuhnya nanti mengelola sampah dengan berbasis pada tindakan memilah, memanfaatkan, dan mendaur ulang sehingga semakin kecil volume yg akan dibakar.
Bupati Lombok Barat, melalui H.Moh. Taufiq selaku Sekda memberikan apresiasi kpd Kepala Desa atas inisiatifnya serta menjanjikan dukungan penuh terhadap program2 yg terbaik buat masyarakat. “Agar dlm masa jabatan yang ada, kita bisa mempersembahkan karya terbaik. Rugi bila tdk memberikan manfaat buat masyarakat kita,” ujar sekda mewakili bupati.
Terkait dg persoalan sampah, Sekda H. Moh. Taufiq mengingatkan bahwa peralihan tupoksi penanganan sampah ke Dinas Lingkungan Hidup tdk boleh membuat persoalan sampah tdk tertangani dengan segera.”Itu dekat perumda, sampah sudah menumpuk,” cetus beliau.
H. Lalu Surapati, SH yg diikonfirmasi soal tersebut mengiyakan penanganan sampah yg belum bs cepat. “Disamping karena masalah adaptasi dengan OPD baru, kita sesungguhnya masih terkendala sarana prasarana. Truk Dam dan Amrol msh blm mencukupi, bahkan ada yg mangkrak tdk bisa dimanfaatkan. Tahun ini insya allah ada tambahan 1 armada truk. Mudah2an akan mempercepat penanganan sampah kita”, ujar mantan Kepala BPMPD Lobar ini.