Kabupaten Lombok Barat

Wisata Desa Tema Sentral Musrenbang 2021

Giri Menang, Rabu, 18 Maret 2020-Pengembangan pariwisata desa di Lombok Barat terus dipacu. Selain mengangkat potensi-potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh setiap desa di Lombok Barat juga bisa dijual kepada wisatawan dalam negeri dan luar negeri. Selain itu dipacunya pengembangan pariwisata desa juga menjadi penekanan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada event “Malean Sampi” yang digelar pada Minggu (15/3) lalu di Desa Selat, Kecamatan Narmada.

Menyikapi hal ini, Kepala Bappeda Lombok Barat Rusditah, S.Sos ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/3) membenarkannya. Ia menyebut justru konsep pengembangan pariwisata desa ini menjadi tema sentral Musrenbang 2021 mendatang. Yakni ‘Pengembangan Parwisata Berbasis Desa dan Pemenuhan SPM Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan’.

Menurut mantan Camat Lingsar Ini, pengembangan pariwisata berbasis desa ini untuk mewujudkan ‘Lombok Barat MANTAP’ dengan memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki Lombok Barat dengan melakukan terobosan, inovasi menjalin kemitraan dengan dunia usaha, memanfaatkan teknologi informasi dan mengidentifikasi prioritas program/kegiatan sesuai dengan permasalahan yang ada serta menyelaraskan isu strategis kabupaten sehingga apa yang direncanakan tahun 2021 benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan selaras dengan Rencana Kerja (Renja) Pemerintah Daerah (Pemda).

Rusditah menambahkan, pengembangan wisata desa di Lombok Barat sebagaimana yang sudah di-SK kan Pemerintah Daerah diharapkan juga bisa menemukan desa-desa lain yang belum teridentifikasi, namun memiliki potensi besar untuk djadikan destinasi wisata baru yang bisa menjadi magnit bagi wisatawan domestik ataupun mancenagara untuk selanjutnya bisa dikunjungi.
“Upaya mencari dan menemukan potensi wisata desa yang lain juga menjadi acuan yang sangat bermanfaat bagi rencana ke depan bagi pengembangan pariwisata kita di 2021 dan seterusnya di Lombok Barat,” ujar Rusditah.

Mantan Kepala Disnakertrans ini juga menambahkan, potensi pariwisata desa dengan segala produk unggulannya di Lombok Barat memiliki karakteristik berbeda. Sumberdaya masing-masing desa yang bisa dijual sungguh beragam. Rusditah mencontohkan seperti potensi wisata pantai mulai dari Sekotong, Lembar, Gerung, Labuapi dan Kecamatan Batulayar. Potensi wisata agro yang bisa dikembangkan di Lombok Barat ada di wilayah Kecamatan Lingsar, Narmada ataupun Gunungsari.
“Di Sekotong misalnya ada kawasan wisata Gitanada (Gili Tangkong, Nanggu dan Gili Sudak). Di Kecamatan Lembar ada wisata Mangrove, di Gerung ada wisata Pantai Cemare, di Labuapi ada wisata religi dan di Batulayar ada kawasan wisata Senggigi yang sudah terkenal sejak awal,” ungkap Rusditah.

Rusditah menambahkan, begitu pula di Kecamatan Lingsar atau Narmada ada sentra pengembangan buah-buahan termasuk potensi kopi, sentra olahan makanan di Desa Langko, Longseran Barat Selatan (LBS), sentra pengembangan kerajinan ketak di Nyur Baye, sentra gerabah di Banyumulek, sentra kerajinan topeng kayu di Labuapi, sentra kerajinan di Sesela dan sebagainya. Diharapkan potensi-potensi tersebut di kembangkan nantinya secara maksimal.

Rusditah juga mengapresiasi kegiatan Malean Sampi yang digelar secara mandiri di Desa selat melalui dukungan dari Dana Desa (DD). Pemerintah Daerah, desa ataupun dari lembaga-lembaga masyarakat di desa bisa berkolaborasi dalam penyelenggaraan event-event budaya seperti halnya Malean Sampi. Bahkan support dari Pemprop NTB bahkan pemerintah pusat nantinya sangat diharapkan untuk memajukan pariwisata kita di daerah khususnya di desa-desa di Lombok Barat.
“Harapan kita, event-event yang dilaksanakan di tingkat desa ini memiliki kualitas dan bernilai jual tinggi dalam skala nasional maupun internasional. Karena itu perlu dilakukan koordinasi yang baik terkait agenda terhadap event-event apa yang perlu dilakukan selama setahun,” ujarnya.

Rusditah juga tidak menampik kearifan lokal masyarakat desa dalam bentuk seni dan budaya juga harus menjadi perhatian bersama untuk bisa dibangkitkan kembali. Seperti Kayak Sandongan, Pepaosan yang begitu popular se Pulau Lombok dan masih menjadi ingtatan segar masyarakat Lombok akan kekhasan Kayak Sandongan maupun Pepaosan dari Lombk Barat ini.
“Kita ingin hidupkan kembali potensi-potensi yang demikian dan pada saatnya nanti kita ingin tampilkan di depan umum terutama para wisatawan. Begitu juga di kawasan perhotelan di Lombok Barat mungkin bisa ditampilkan atraksi seni dan budaya peninggalan nenek-moyang kita dulu, sehingga ada warna lain bagi wisatawan yang berkunjung ke Lombok Barat. Jadi selain sebagai upaya pelestarian seni, namun juga para pegiat seni ini menjadi bagian dan berdampak pada nilai tambah mereka secara ekonomi,” tutup Rusditah.

Sumber : Humas Lobar