Festival Senggigi (FS), merupakan salah satu kegiatan promosi pariwisata di kabupaten Lombok Barat (Lobar). Hal ini, sakaligus sebagai bentuk relaisasi pengembangan pemasaran pariwisata yang dilaksanakan secara rutin tiap tahun dan agenda tetap promosi pariwisata di daerah ini. Secara berkesinambungan, kegiatan promosi ini dilaksanakan dengan menampilkan even-even yang disesuaikan dengan nuansa potensi lingkungan sosial, seni budaya dan ekonomi kreatif.
Tahun ini, secara resmi FS dibuka di Senggigi, Rabu (24/9) yang dihadiri oleh Direktur Pemasaran dan Promosi Dalam Negeri Kemeterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ketua BPK Perwakilan NTB, Pejabat Pemda NTB, Ketua DPRD NTB dan Kab.Lobar, Ketua Forum Koordinasi Pimpinan daerah (FKPD) NTB dan Lobar, Seniman, budayawan, pelaku pariwisata serta seluruh peserta pawai seni dan budaya. Rencananya, kegiatan FS akan berlangsung hingga 27 September 2014 mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata Lobar, I Gde Renjane melaporkan, berkat kerjasama pemerintah Lobar dengan seniman, budayawan, pelaku pariwisata, pengusaha hotel dan seluruh masyarakat Lobar, yang telah memberikan dukungan terhadap apresiasi seni dan budaya daerah yang dikemas dalam pagelaran seni budaya dan pariwisata, FS kali kini dapat dilaksanakan dengan sukses dan aman sesuai harapan.
Menurut Renjane, tujuan digelarnya kegiatan FS ini adalah, sebagai salah satu wahana promosi pariwisata khususnya di Lobar melalui peningkatan kegiatan even dan daya tarik bagi wisatawan. Tujuan lain, untukmenjaga kelestarian dan apresiasi seni dan budaya daerah Lobar. Selain itu sebagai wahana peningkatan pemberdayaan dan promosi baik di bidangseni, industri kerajinan, kuliner. “Tema Festival Senggigi tahun 2014 ini adalah, harmoni budayaku, lestari alamku, untukmu Lombok Baratku” jelas Renjane bersemangat.
Dilaporkan Renjane, untuk menyambut FS ini, pihaknya akan menggelar sejumlah kegiatan seperti pamertan industri kerajinan, pameran Bonsai, pameran Photografi, Pagelaran seni budaya pariwisata, Presean, panggung gembira, peragaan busana tradisional serta puluhan jenis lomba dengan nuansa seni budaya dan pariwisata.
Lebih lanjut dikatakan Renjane, FS kali ini dapat terwujud berkat rasa simpati dan dukungan dan hubungan yang harminis dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan itu Renjane menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat, provinsi NTB, pemerintah kabupaten/kota se NTB sehingga kegiatan FS ini dapat terwujud dan belangsung dengan baik.
Di tempat yang sama, Direktur Pemasaran dan Promosi dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Tazwir,SH menyatakan, FS ini merupakan salah satu instrumen penting dalam rangka memajukan pariwisata daerah. Senggigi ini merupakan kawasan pariwisata yang lebih dikenal ketimbang daerah NTB itu sendiri. “Orang tahu Senggigi, tapi tidak tahu NTB,” katanya.
Oleh karean itu kata dia, Lombok Barat ini merupakan magnit pariwisata di NTB. Magnitnya ada di Senggigi dan tentu saja akan ada magit-magnit lain lagi dan tidak bisa dipungkiri, magnit besarnya ada di Senggigi ini. Dan ini sangat nyata, Senggigi ini berbeda dengan tempat lain. Ditempat lain menggelar festival setengah mati apalagi sampai mencari tamu bule. “Tapi disini tamu bule sudah ada,” katanya sembari menunjuk ke arah terop yang penuh dengan bule-bule. “Ini tidak susah, tinggal memberikan atraksi tampilan yang menarik kepada mereka,” lanjut pria beruban ini.
Dia juga berharap, festival Senggigi ini, tidak hanya dibebankan dari uang pemerintah, tapi juga supaya melibatkan pihak swasta, baik perbankan maupun swasta nasional lainnya. Sehingga ke depan Festival Senggigi ini merupakan produk nasional dalam rangka pemasaran dan promosi dalam negeri. “Ini akan kita coba besarkan bersama dengan pemerintah provinsi NTB” harapnya sehingga akan menjadi sebuah kebanggaan masyarakat Lobar khususnya dan NTB pada umumnya.
Sementara ini Bupati Lobar, H.Zaini Arony dalam arahannya mengatakan, festival senggigi sendiri merupakan agenda tahunan (calender of event) pemda Lobar. Kegiatan ini dikemas dalam berbagai pagelaran seni dan budaya yang dilakukan atas kerja sama antar pemda Lobar dengan para praktisi/pelaku pariwisata seperti Badan Promosi Pariwisata Daerah dan ASITA. Kegiatan ini selain diikuti oleh peserta dari seluruh kecamatan se Lobar, disemarakkan juga dari kabupaten/kota se NTB serta sejumlah peserta dari Pulau Jawa.
Festival Senggigi juga merupakan ruang interaksi budaya, karena berbagai hasanah budaya di Lobar serta kabuaten/kota lain di NTB ditampilkan dengan keunikannya. Secara khusus Zaini menyampaikan, daeah yang kaya akan atraksi budaya, harus memiliki mine set untuk berkesenian harus terpatri dalam jiwa setiap ekspresi.
Pihaknya juga mengingatkan, ada dua sisi penting dalam industri pariwisata Lobar. Yang pertama adalah menjual keindahan alam (Nature) dan kedua, harmoni budaya. Harmoni budaya sendiri bermakna, aksi gagasan dan minat keselarasan serta keserasian.
Dengan menampilkan berbagai kesenian dan atraksi budaya lajut Zaini, merupakan peningkatan rasa apresiasi terhadap kesenian, adat dan tradisinya. Festival Senggigi dengan menampilkan tari ‘Terune Semalem’ merupakan bukti bahwa, Festifal Senggigi menjaga keharmonisan budaya yang ada di daerah ini. Demikian juga dengan tampilnya atraksi Presean, Gendang Beleq serta atraksi budaya dan seni lainnya. “Saya tekankan untuk tetap melestarikan nilai-nilai seni budaya daerah” katanya seraya beralasan, karena dengan seni dan budaya daerah, dapat merasakan seluruh warisan nenek moyang yang sarat dengan nilai seni dan filosofi. (Lalu Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana Lombok Barat).