Giri Menang, Rabu 3 Oktober 2018 – Dalam rangka meningkatkan sinegritas dalam penanganan operasi pencarian dan pertolongan pada kecelakaan pelayaran dan kondisi membahayakan manusia, Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid mengakui, penanganan operasi pencarian dan pertolongan sudah cukup baik. Terkait hal itu bupati menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada kantor SAR Mataram, khususnya kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram. Pernyataan tersebut disampaikan bupati saat memberikan arahan pada gelaran Rapat Koordinasi (Rakor) SAR di Gedung Siaga SAR Labuapi, Rabu (3/10).
Lebih lanjut dikatakan bupati, tiap bulan tidak lebih dari 300-an kapal yang melintasi seluruh perairan Pulau Lombok. Secara khusus di pelabuhan Lembar kata bupati, akan dijadikan pintu masuk kapal-kapal, tentu ini jadwal perairan akan semakin padat, belum lagi berbicara pembangunan globar di Lombok Timur (Lotim).
Makin padatnya jadwal di perairan, bupati tidak menampik akan terjadinya bencana semakin besar.
“Pada kegiatan rakor ini saya menyampaikan terima kasih kepada Basarnas yang telah berinisiatif mengelar acara ini,” papar bupati dihadapan seluruh peserta rakor.
Persoalan penyelamatan lanjut bupati, merupakan sebuah citra bagi kapal-kapal negara asing yang melintas di perairan Indonesia. Jika kapal-kapal asing tersebut mengalami kecelakaan, kemudian tanpa penanganan keselamatan dan pertolongan, maka yang tercoreng tentu adalah Negara yang dilintasi.
“Semakin baik penanganan operasi pencarian dan pertolongan kecelakaan pelayaran, tentu akan baik pula kredibilitas kita di mata Negara mereka,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram, I Nyoman Sidakarya, SH menyatakan, untuk mengantisipasi kepadatan pelayaran di Lobar terutama kaitannya dengan kunjungan wisatawan asing, sudah dilakukan maksimal. Alurnya masih tetap menggunakan pelabuhan Lembar, kendati soal sumberdaya kata Sidakarya masih relatif kurang.
“Kita di NTB memiliki tiga pos yakni Bima Sumbawa dan Lombok Timur, termasuk pos siaga kita yang di Bangsal” rincinya kepada wartawan.
Khusus di Sumbawa sedang mendirikan pos alurnya sementara menggunakan Rubber Boot yang ada di sana. Personil yang disiagan sebanyak tujuh anggota. Wilayah sasarannya meliputi Sail Moyo. Tingkat kejadian selama tahun 2018 ini, Sidakarya menyebut memang pernah ada kapal kandas yang sudah dievakuasi menggunakan kapal latihan bagi SMK pelayaran.
“Kapal ini mati mesin dan semua selamat termasuk menarik kapal kepinggir pelabuhan,” sebut Sidakarya. Sementara kondisi manusia, yang terakhir dua orang tamu dari Korea yang mengalami tenggelam. “Namun mereka sudah kita evakuasi dan selamat,” lanjut Sidakarya.
Kegiatan rakor berlangsung hingga pukul 14.00 WITA, diikuti oleh perwakilan dari Polri, TNI, Dihub, LSM, Instansi pemerintah dan swasta. (LPA/humas)