Pelepasan peserta study banding petani swadaya yang terdiri dari pengurus kelompok tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se Lombok Barat dilepas Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony, M.Pd Jumat pagi, (14/9-2012) di ruang loby utama kantor Bupati Lombok Barat. Acara ini itu sendiri disaksikan Sekda Lombok Barat, HM. Uzair, Kepala Bappeda Lobar, Dr. H. Baihaqi dan Kepala Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Lombok Barat, Drs. HM. Najib, MM. Peserta yang mengikuti study banding ini sendiri sebanyak 45 orang yang sejak Jumat, 14 September 2012 hingga sepekan ke depan akan melakukan perjalannya ke berbagai lokasi study banding yang sudah terjadwalkan.

Adapun lokasi study banding sebagaimana dilaporkan Kepala Bakorluh Lobar, HM. Najib diantaranya ke kementerian Pertanian RI, Balai Penelitian Padi di Sukamandi, Balai Penelitian Hortikultura di Lembang dan PT. Sang Hyang Sri di Subang yang merupakan salah satu BUMN yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pertanian RI.

Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony, M.Pd ketika melepas para petani swadaya tersebut berharap banyak agar kesempatan seperti ini hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, efektif dan efisien dalam mengkaji, menimba ilmu dari daerah lain atau institusi pertanian guna kemajuan pertanian di Lombok Barat. “Meski kita di Lombok Barat ini capaian produksi tanaman pangan kita khususnya beras dikatakan surplus, namun tanaman pangan lainnya juga terus kita kembangkan termasuk tanaman hortikultura,” ingat Bupati.

Sebagaimana disampaikan Bupati Zaini pada lomba cipta menu makanan bergizi, berimbang dan aman beberapa waktu lalu, bahwa persoalan dunia saat ini tidak saja menyangkut demokratisasi, lingkungan, HAM dan lain-lain. Namun yang tak kalah urgennya juga menyangkat ketahanan (kemanan) pangan atau Food Security. Persoalan yang satu ini jika tak disikapi secepatnya akan menjadi keperihatinan dan persoalan dunia yang semakin membahayakan dan akan berimbas juga bagi Lombok Barat.

Dalam rangka itulah, kata Bupati, kebijakan strategis dan terintegratif Pemda Lobar terkait persoalan ketahanan pangan ini terus dilakukan dan disuarakan kepada pelaku usaha tani, lintas sektoral karena tidak ingin persoalan pangan ini akan menjadi bumerang bagi keadaan pangan masyarakat. “Persoalan ketahanan pangan tidak saja menyangkut ketersediaan, tetapi juga keterjangkauan dan kualitas pangan itu sendiri bagi konsumsi masyarakat. Karena itu kepada seluruh petani di Lombok barat baik yang tergabung dalam kelompok tani maupun gabungan kelompok tani untuk terus berbuat optimal bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan di Lombok Barat,” Bupati menekankan.

Bupati juga menambahkan, bahwa titik berat atau sentral pembangunan di Lombok barat lebih diarahkan pada sektor pertanian mengingat prosentasi lapangan pekerjaan tertinggi di Lombok Barat didominasi oleh pertanian. Selain itu pembangunan perikanan dan kelautan serta pariwisata juga menjadi potensi pembangunan di Lombok Barat yang tak bisa diabaikan. “Dengan strategisnya kebijakan pembangunan pertanian di Lombok Barat diharapkan kepada saudara yang akan melakukan study banding mampu mengambil peran dan pembelajaran berharga untuk nantinya diterapkan di Lombok Barat bagi kemajuan pertanian itu sediri.

Pada kesempatan tersebut sebagai bukti perhatiannya yang cukup tinggi atas keberadaan peserta study banding petani swadaya tersebut, Bupati menyerahkan tambahan bantuan biaya operasional selama perjalanan tersebut senilai Rp. 10 juta diterima langsung pimpinan rombongan. (her/Romi/humas)