Menghadapi musim hujan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sangat menaruh perhatian atas dampak hujan berlebihan di kawasan wisata Pantai Senggigi.
Beberapa titik di kawasan ini hampir selalu menjadi langganan banjir sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. Padahal, kawasan ini adalah salah satu primadona kunjungan bagi para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, Pemkab Lobar mengajak pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB dan Balai Wilayah Jalan (BWJ) NTB untuk ikut memperhatikan hal tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, I Made Arthadana menegaskan semua pihak bersama masyarakat harusnya peduli dengan bergotong royong melakukan pembersihan saluran air.
“Gotong royong atau bersih-bersih saluran air adalah program jangka pendek dari pengendalian banjir di kawasan ini,” sebut Made.
Namun secara luas, gotong royong dan pembersihan itu harus dilanjutkan dengan penanganan yang lebih baku. Untuk itu tambah Made, pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan dan pengendalian wilayah Senggigi yang dibaginya dalam 6 spot.
Di awali dari kali Meninting sampai dengan Gerbang kawasan ia nyatakan sebagsi spot 1. Spot 2 berlanjut sampai area Hotel Jayakarta yang setiap tahunnya mengalami genangan cukup parah. Berikutnya berlanjut ke spot 3 di Makam Batulayar, dan spot 4 di Pura Batu Bolong. Spot berikutnya berlanjut ke arah Hollyday Inn dan spot terakhir berada di kawasan Hollyday Inn dan sekitarnya.
Dari enam spot yang direncanakan itu, ada dua titik spot yang menjadi sasaran utama, karena merupakan langganan banjir rutin bila musim penghujan tiba. Spot tersebut adalah spot 2 dan 5.
Menurut Made, dua spot itu (kawasan Meninting dan Hotel Jayakarta, serta Pura Batu Bolong ke Senggigi, red) merupakan inti dari pengendalian banjir.
Made meminta Pemda dan institusi teknis tersebut (BWS dan BWJ, red) berjibaku dalam mengendalikan banjir tahun ini.
Secara khusus, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta agar dua spot tersebut diprioritaskan dalam penanganan.
“Terutama soal drainase di bahu jalan dan yang ada di area Senggigi,” pinta Fauzan.
Menurut Fauzan, seluruh area itu harus dikerjakan bersama-sama berdasarkan kewenangan masing-masing, yaitu Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten.
“Dengan mengantisipasi banjir itu, kita ingin membangkitkan pariwisata yang sempat sepi akibat gempa kemaren,” pungkas Fauzan.
Persoalan tersebut dibahas secara bersama di Ruang Rapat Dinas PUPR Lobar, Selasa (6/11). Hadir pada pembahasan itu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Kepala Dinas PUPR I Made Arthadana dan jajarannya dan diikuti juga oleh perwakilan BWS dan BWJ Wilayah NTB.