Gerung, Diskominfotik; Sedia Payung Sebelum Hujan, mungkin inilah pepatah yang tepat untuk kegiatan yang digelar oleh Pemda Lombok Barat dengan mengadakan Apel Siaga mengantisipasi cuaca ekstrem di kabupaten Lombok Barat. Kewaspadaan terhadap terjadinya bencana akibat perubahan iklim yang terjadi yang menurut para ahli bahwa di akhir tahun 2020 sampai dengan memasuki awal tahun 2021 kemungkinan akan terjadi seperti Angin puting beliung, tanah longsor dan banjir perlu diantisipasi dari sekarang.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat gelar apel kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di Lombok Barat sebagai tindak lanjut dari rapat teknis kesiapan menghadapi dampak La Nina beberapa hari yang lalu.
Gelar apel ini diikuti oleh unsur TNI, Polri, BPBD, Badan SAR, dan Karyawan Pemerintah kabupaten Lombok Barat yang dihadiri pula oleh Pejabat TNI, Polri, BMKG, Sekretaris Daerah, para Asisten dan Kepala OPD Lingkup Pemda Lombok Barat di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Rabu, 11/11/2020.
Bupati Lombok barat H. Fauzan Khalid selaku Pembina apel dalam amanatnya menyampaikan bahwa dalam posisi berusaha mengatasi dampak pandemi covid-19 kita semua tidak boleh lupa untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana Alam yang lain, lebih-lebih sesuai prediksi dari para ahli akibat dampak dari La Nina, dampak dari anomali cuaca kemungkinan besar beberapa hari ke depan, beberapa minggu ke depan, atau beberapa bulan ke depan bahkan diperkirakan sampai dengan bulan Februari tidak menutup kemungkinan kita akan menghadapi banyak bencana, seperti Angin puting beliung, banjir dan tanah longsor akibat tingginya curah hujan dan kemungkinan sekali bencana-bencana yang lain, untuk itu beliau sangat menyambut baik, mengapresiasi dan berterima kasih atas inisiasi dari banyak pihak untuk bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi bencana.
Menurut Fauzan sejak tiga hari yang lalu anggota Forkompinda dibantu dari BMKG, BNPB dan SAR yang digawangi oleh TNI dan Polri melaksanakan rapat teknis dan dimantapkan hari ini dengan menggelar apel siaga dalam rangka mengkonsolidasi diri dalam rangka menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
“Koordinasi harus terus ditingkatkan dan ditingkat bawah harus ada kolaborasi, lebih intens lagi komunikasi antar berbagai elemen, sehingga ketika terjadi bencana kita tidak saling menunggu karena sudah konsolidasi, ketika nanti terjadi bencana, kita terus koordinasi, komunikasi kemudian harus berkolaborasi membantu masyarakat kita yang terdampak bencana itu.” Ucapnya.
Bupati merasa bangga karena sejak beberapa tahun lalu dari banyak bencana yang dihadapi sesungguhnya kolaborasi kerja sama itu sangat tampak terlihat.
“Saya sangat bangga sejak beberapa tahun lalu, beberapa hari terakhir dari banyak bencana yang sudah kita hadapi sesungguhnya kolaborasi kerjasama itu sangat tampak kita lihat dan ini harus terus kita pertahankan dan terus kita tingkatkan.” Ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Fauzan berharap untuk terus memupuk dan meningkatkan kolaborasi dan kerjasama yang sudah terbina untuk bersama-sama menyiapkan diri menghadapi berbagai macam kemungkinan terjadinya bencana.
“Mari kebanggaan ini terus kita pupuk terus kita tingkatkan dengan bersama-sama lebih banyak lagi terus menyiapkan diri untuk menghadapi berbagai macam kemungkinan terjadinya bencana itu.” Tutupnya.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama ketika merencanakan kegiatan ini, ada 4 masyarakat yang secara sukarela menawarkan kendaraannya ketika terjadi bencana siap dipakai untuk memobilisasi massa.
“Ini saya kira contoh yang baik, ini yang kita maksud kolaborasi tadi dan saya yakin hampir di seluruh kecamatan ada masyarakat kita berinisiatif membantu, sementara sarana prasarana yang dari kita sudah siap dari BPBD, Dinas Perhubungan, Dinas PU, TNI dan Polri bahkan dari SAR sudah siap tapi yang membanggakan adalah ada keikhlasan dari masyarakat tanpa diminta turut membantu.” Ungkapnya ketika diwawancarai.
Sementara itu pejabat dari BMKG mengatakan perlu diantisipasi dampak ke depan, perlu prediksi beberapa bulan ke depan terkait bencana, “ini masih bulan November sementara puncak musim hujan bulan Januari hingga Februari mungkin itu yang lebih waspada terhadap dampak cuaca buruk.” Ungkapnya pada saat wawancara.
Lokasi-lokasi yang berpotensi terjadinya bencana alam seperti Gerung, Sekotong, Lembar, Gunungsari, Lingsar, Narmada dan Batulayar agar tetap meningkatkan kewaspadaannya. (Diskominfotik/Yani/zul)