700 RTLH Lobar Dapat Bantuan Bedah Rumah dari Program BSPS Menpera RI

BSPS BupatiSebanyak 700 orang warga Lombok Barat (Lobar) dipastikan mendapatkan prioritas bedah rumah. Warga tersebut adalah warga yang tergolong memiliki rumah tidak layak huni (RTLH). Karenanya, mereka berhak menapatkan perbaikan rumah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI.

Tahun ini, Masyarakat Penerima Bantuan (MPB) di Lobar hanya diberikan kepada dua kecamatan yakni kecamatan Lembar dan Gunungsari. Dirinci, Kecamatan Lembar mendapatkan quota 365 orang MPB. Mereka adalah warga yang berada di Desa Labuan Tereng sebanyak 126 orang, Sekotong Timur 127 orang dan Desa Eat Mayang sebanyak 112 orang MPB. Sementara di Kecamatan Gunungsari memperoleh jatah 335 MPB. Mereka adalah warga yang berada di Desa Gunungsari 110 orang, Desa Dopang 103 orang dan Desa Guntur Macar 122 orang MPB. “Menurut data BPS, di Lombok Barat terdapat 49.914 unit RTLH yang belum ditangani” papar Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Lobar, H.Muridun, SE,MM disela-sela acara BSPS di Bencingah Agung, Kamis (5/6) kemarin. (lebih…)

Mengenal Pakaian Penduduk Masyarakat Suku Sasak

AngkoqMemasuki abad ke 20 ketika globalisasi menghantam seluruh sudut dunia, pakaian pun mengalami koreksi bentuk dan gaya. Yang terlihat dari perubahan itu yaitu, berkembangnya pakaian dengan bahan yang sangat minim. Pakaian (sepertinya) dirancang agar dapat memperlihatkan lekuk tubuh, memberikan tonjolan di tempat-tempat bagian tubuh yang indah dipandang mata.
Bahkan kini, pakaian telah menjadi alat pencitraan paling hebat bagi sekelompok orang. Pakaian dapat menerjemahkan karakter, intelektualitas, moralitas, tingkat kesejahteraan, bahkan kelas sosial seseorang.
Begitu cepatnya gerak perubahan yang terjadi pada dunia fashion, sehingga tidak memberikan ruang sedikitpun bagi pakaian lokal untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan itu. Pakaian yang bernuansa lokal, hanya digunakan pada saat berlangsungnya seremonial kebudayaan atau pada even-even tertentu yang membutuhkan lahirnya sentimen kebudayaan. Akibat yang ditimbulkan kemudian, pakaian dengan nuansa lokal cenderung dilupakan, bahkan diabaikan oleh generasi sekarang. Banyak dari kita yang tidak lagi mengenal pakaian khas daerah sendiri, karena hantaman kuat banjir bandeng budaya global.
Kendati demikian, sebagai pengetahuan, jenis pakaian yang digunakan oleh masyarakat suku Sasak, baik pakaian kebudayaan maupun pakaian sehari-hari akan saya jelaskan secara rinci. Secara umum, dikenal berbagai jenis pakaian, untuk laki-laki dan wanita yaitu;
– Pakaian sehari-hari
– Pakaian setengah resmi
– Pakaian resmi.

Pakaian lelaki sehari-hari: Terdiri dari atasan baju atau kaos, baik yang berkerah atau kaos oblong, bawahan mengenakan kain panjang atau sarung. Digunakan untuk keseharian di rumah. Tidak selalu dengan kopiah atau ikat kepala dari kain batik atau kain tenun (Sasak: Sapuq). Tetapi bagi lelaki yang sudah menunaikan ibadah haji, biasanya topi putih selalu lekat di kepalanya.
Pakaian casual setengah resmi: Terdiri dari kelengkapan pakaian sehari-hari, seperti disebut di atas, dengan ditambah pemakaian selembar kain tenun yang dililitkan di bagian pinggang (Sasak: bebet atau bengkung) serta memakai sapuq atau kopiah hitam atau topi putih.
Pakaian adat resmi: Sama dengan pakaian casual setengah resmi, ditambah beberapa kelengkapan, muali dari pemakaian sapuq, baju jas pegon, kain songket yang dililitkan sedemikian rupa di antara dada dan lutut (Sasak: leang), dan ditambah dengan menyelipkan sebilah keris di bagian belakang dengan posisi pegangan keris yang terbalik. Posisi keris mengandung isyarat-isyarat. Pemakaian dengan posisi gagang yang siap pakai, menandakan siap duel atau menantang. Keris merupakan kelengkapan atribut hanya bagi kaun lelaki. Keris yang prestisius disebut gerantim, jenis keris yang sarung dan tangkainya bertatahkan emas dan ornamen batu mulia.
Pakaian sehari-hari wanita: terdiri dari baju kebaya dan bawahannya menggunakan kain batik.
Pakaian casual setengah resmi wanita: ditambah dengan jowong atau lempot sebagai penutup kepala. Jowong menggunakan bahan selembar kain tipis yang dililitkan dibagian kepala, mirip tutup kepala wanita Afrika. Sedangkan lempot, bahannya sama dengan jowong, tetapi digunakan agak berbeda, menutupi kepala tetapikedua ujungnya dibiarkan terjurai ke bagian pundak dan dada. Dewasa ini, wanita menggunakan busana muslim sebagai busana setengah resminya.
Pakaian adat resmi wanita: terdiri dari kebaya, kain sarung dari songket atau batik, selendang yang disampirkan di bagian pundak serta kepalanya menggunakan rambut palsu untuk memberi kesan pemakainya berambut panjang dan lebat (Sasak: isen-isen). Kadang-kadang sanggulnya diberi aksesoris berupa tusuk konde emas atau keemasan denganmotif kembang. Dikalangan wanita muda, di bagian kepalanya dibiarkan begitu saja tanpa disanggul.
Bagi yang sudah berhaji, busana bagi laki-lakinya bercirikan topiputih, serta menggunakan bebet, bengkung pada bagian pinggang. Sementara wanitanya menggunakan busana wanita muslim pada umumnya.
Di wilayah Lombok bagian selatan, wanita mengenakan baju harian tradisional dengan dominasi warna hitam (Sasak: lambung). Pada bagian pinggir kain, diberi siluet sebagai pemanis. Di bagian belakang baju lambung ini, dibuat agak naik sehingga nampak sensual bagi pemakainya. Ada kecenderungan menggelikan. Pada desainer terkini mencoba mengganti warna baju lambung dengan warna yang lebih cerah. Tetapi karena pada dasarnya, baju lambung adalah juga jenis baju bodo seperti yang terdapat dikalangan suku Sumbawa, Bima, Dompu atau Makasar,maka usaha moidifikasi para desainer menjadi tidak berhasil, karena baju lambung menjadi kehilangan ruh yang justru terletak pada warnanya yang hitam polos.
Telingan wanita Sasak di wilayah Lombok bagian Selatan, berhiaskan anting-anting besar dari gulungan daunlontar dengan sedikit aksen dari bahan perak (Sasak: Sengkang). Karena besarnya anting-anting yang digunakan, membuat lubang daun telinganya membesar. Itulah alasnnya, sehingga wanita Sasak generasi kini, tidak lagi menyukai sengkang, karena tidak ingin lubang daun telinganya menjadi besar.
Gadis-gadis di wilayah selatan, dulunya melengkapi asesoris mereka dengan menggunakan gelang kaki dan gelang tangan yang juga terbuat dari bahan perak yang menimbulkan bunyi gemerincing kalau berjalan. Tetapi inipun mulai ditinggalkan, karena dianggap tidakpraktis dan tidak fashionable.
Pemakaian pakaian tradisional lambung secara lengkap sudah jarang dijumpai. Tetapi secara artifisial, dikenakan oleh gadis-gadis kota pada saat berlangsungnya acara festivalatau acara seremonial lainnya.

Oleh : Lalu Pangkat Ali, S.IP
Pegiat Budaya Sasak, Pranata Humas Pelaksana, tinggal di Kopang-Lombok Tengah-NTB

 

DPRD Sukabumi Belajar Cara Rekrut Pejabat Eselon II dan III di Lobar

DPRD Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, Rabu (21/5) kemarin melakukan kunjungan kerja (kungker) ke kabupaten Lombok Barat (Lobar). Tujuannya, untuk menggali informasi terkait dengan perekrutan pejabat eselon II dan II di di pemerintah kabupaten Lobar. Rombongan dari Komisi I ini, tiba di Lobar sekitar pukul 10.00 WIT. Mereka diterima oleh Asisten III bidang Administrasi Umum Setkab.Lobar, Ir.H.M.Taufik M.Sc di Aula Utama Gedung lama. Hadir pula Kepala BDK Lobar, H.Syukran, Kabag.Pemerintahan, Kabag Hukum dan sejumlah kepala SKPD terkait.

Rombongan yang berkekuatan 17 orang itu, dikoordinir H.Suwanda Suryawinata. Ketua DPRD Sukabumi ini, menyatakan bangga dan terima kasih atas sambutan yang cukup hangat dari pemkab.Lombok Barat. Dia berharap, segala informasi yang didapatkan dalam kungker nantinya, akan diterapkan di pemerintahan kabupaten Sukabumi. Karena gambaran yang dipaparkan Suwondo, di DPRD kabupaten Sukabumi diisi oleh 50 orang anggota. Mereka mengisi 7 Fraksi yang ada yakni, Fraksi Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PPP, PAN, Gerindra. Luas wilayahnyapun merupakan wilayah terluas di wilayah Jawa dengan penduduk sebanyak 2,4 juta jiwa dan panjang pantai 175 KM. (lebih…)

KPPA RI Apresiasi Awik-Awik RAD KPPA di Lobar

Poto CKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia (KPPA RI), menyatakan bangga dan apresiasi yang tinggi terhadap pemerintah kabupaten Lombok Barat (Pemkab Lobar). Karena pemda setempat melalui Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), telah berpartisipasi menangani dan mencegah kekerasan terhadap anak. Hal tersebut dinyatakan oleh KPPA RI melalui Asisten Deputi Penanganan Kekerasan Terhadap Anak, Budi Prabowo saat berlangsungnya kegiatan Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak (RAD KPPA) di Hotel Sentosa, Selasa (13/5). (lebih…)

Bupati Lepas Rombongan AKAD Studi Banding ke Bandung

Bupati Lombok Barat (Lobar),H.Zaini Arony, Kamis (8/5) kemarin, melepas rombongan Asosiasi Kepala Desa (AKAD) Lombok Barat (Lobar) yang akan melakukan studi banding ke Kabupaten Bandung – Jawa Barat. Kegiatan itu dilakukan di Aula Utama gedung lama kantor Bupati Lobar dengan menghadirkan seluruh anggota AKAD yang berjumlah 119 orang.

Pada kesempatan ini, Bupati mengajak seluruh Kades untuk menyatukan sikap dan visi misi untuk memperkuat dan memperteguh tekad, keinginan membangun daerah Lobar. (lebih…)

PERINGATAN HARDIKNAS TINGKAT KAB.LOMBOK BARAT TAHUN 2014 DIPUSATKAN DI KEC.SEKOTONG

Bupati Lombok Barat (Lobar), H.Zaini Arony menjelaskan, dalam dunia pendidikan ada dua hal yang sangat mendasar. Yang pertama adalah, terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan. Hal ini terkait dengan kebijakan program BOS untuk pendidikan dasar menengah, Bantuan Siswa Miskin, Pengiriman Guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal. Selain itu lanjutnya, ada bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pendirian perguruan tinggi baru dan sekolah berasrama merupakan sebagian dari upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan.

Kedua sebut bupati, yang terkait dengan kualitas yang dipengaruhi oleh ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum dan sarana pendidikan. Beberapa kebijakan dan program yang telah ditetapkan antara lain, pendidikan dan pelatihan guru berkelanjutan, penerapan kurikulum 2013, rehabilitasi sekolah yang rusak berat, sedang dan ringan. Hal tersebut dikemukakan Bupati saat membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Lobar yang digelar di Lapangan Umum Sekotong, Jumat (2/5). (lebih…)

REALISASI LPPD, PEMKAB LOBAR PERINGKAT 1 DI NTB DAN PERINGKAT 64 NASIONAL

Tak bisa dipungkiri, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) memiliki segudang prestasi. Prestasi itu sebagai bentuk rasa optimisme pemda dan seluruh elemen masyarakat dalam membangun daerahnya. Terbukti, prestasi itu diraih di tingkat daerah maupun nasional. Prestasi di bidang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) misalnya. Lobar mendapatkan prestasi yang cukup membanggakan dengan skor 2,9325.

Perolehan skor dengan nilai 2,9325 ini, artinya bahwa, dalam LPPD yang dievaluasi Kemendagri, kabupaten Lobar menduduki peringkat ke 64 dari 373 kabupaten se Indonesia. Skor dan capaian peringkat ini, tentu sebagai perbandingan peningkatan pada capaian LPPD tahun sebelumnya. Jika dirinci secara data, Kabupaten Lobar pada tahun 2010 berada pada peringkat 126. Kemudian naik menjadi peringkat 110 tahun 2011. Secara drastis, meningkat lagi pada posisi 64 pada tahun 2012. “Peringkat ini patuh kita syukuri dan banggakan. Semoga LPPD tahun 2013 yang sedang dievaluasi Kemendagri bisa naik peringkat” papar Bupari Lobar melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemkab Lobar, Ir.H.Moh.Taufik,M.Sc di ruang kerjanya Rabu (30/4) lalu. (lebih…)

Pengurus Forikan Lobar Dikukuhkan

Mengkonsumsi ikan, secara medis memiliki kandungan protein yang cukup banyak. Terkait hal tersebut, pemerintah pusat melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan, membentuk satu wadah organisasi yang disebut Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan). Di Lombok Barat (Lobar) sendiri, pengurus Forikan Lobar periode 2013-2018, telah dikukuhkan Kamis (3/4) lalu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Ir. M. Aminullah, MM menjelaskan, secara nasional dan regional, mengkonsumsi ikan merupakan kegiatan yang bermakna dalam kehidupan manusia, terutama ibu-ibu hamil dan anak-anak usia dini. Untuk itu dalam kesempatan ini nantinya, Ketua Forikan NTB akan melakukan pengukuhan atau pelantikan pengurus Forikan Lobar, periode 2013-2018. “Kami dari provinsi NTB siap menjadi motivaor dalam kegiatan konsumsi ikan di daerah-daerah” jelasnya dihadapan Sekda Lobar, HM. Uzair, Ketua TP PKK NTB, Hj. Erika Zainul Majdi, Ketua TP PKK Lobar, Hj. Nanik Zaini Arony, Kepala DKP Lobar, Ir. H. Subandi, Ketua DWP Lobar, Hj. Baiq Alwani Uzair serta sejumlah pimpinan SKPD terkait. (lebih…)

Penilaian Lomba KB/KS Tingkat Provinsi NTB di Desa Lembuak Narmada

Bupati Lombok Barat (Lobar) melalui Seretaris Daerah (Sekda), Drs.H.Moh.Uzair berharap, kabupaten Lobar dalam mengikuti penilaian lomba Kader BKB, kelompok BKL, Kader BKR, Pengelola UP2KS, Keluarga Harmonis, KB Lestari dan PKB/PPKBD tingkat provinsi NTB, bisa keluar sebagai pemenang. Hal tersebut dikemukakan Uzair dihadapan tim penilai tingkat Provinsi NTB di Desa Lembuak Kecamatan Narmada, Rabu (26/3) kemarin.

Jujur dikatakan Uzair, dalam bulan April ini, selain menggelar kegiatan nasional, kabupaten Lobar pada tanggal 17 April mendatanag, (lebih…)

Bupati Zaini: Peran Pol PP dan Linmas Cukup Strategis

Dalam rangka pengamanan dan pembinaan ketertiban masyarakat, Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) memiliki tugas dan peran cukup strategis dibidangnya. Apalagi wilayah Lombok Barat cukup luas dengan garis pantai yang cukup panjang pula. Melihat kondisi ini,  sangat perlu mendapatkan pengamanan yang prima. Terlebih lagi, menghadapi kegiatan pemilu legislatif 9 April mendatang, peran Pol PP dan Linmas sangat strategis. Hal tersebut dikemukakan bupati Lombok Barat (Lobar), DR. H. Zaini Arony, ketika memberikan arahan kepada ratusan anggota Pol PP dan Linmas di Aula Utama kantor Bupati Senin (17/3) kemarin.

Dikatakan, bagi seluruh masyarakat Lobar, pada bulan April mendatang akan menghadapi tiga peristiwa penting. Peristiwa penting pertama kata Zaini yakni pemilu legislatif. Kedua, peristiwa HUT Lobar yang jatuh tanggal 17 April serta peristiwa pelantikan Bupati Lobar periode 2014-2019 tanggal 23 April. Pada kesempatan pertemuan informal begini, Bupati Zaini sering melakukan uji skill dan pengetahuan peserta. Maksudnya, tidak elok jika pejabat Lobar, anggota Pol PP atau Linmas yang tidak tahu kapan hari ulang tahun Lobar. “Silahkan angkat tangan bagi anggota linmas yang tahu, kapan hari ulang tahun lombok barat” pintanya. (lebih…)

1 5 6 7 8 9 16