Meninjau jalannya posyandu di Dusun Lendang Guar barat, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Ketua Tim Penggerak PKK Lombok Barat, Hj. Khaeratun Mengajak Masyarakat ikuti Program Pendewasaan Usia Perkawinan, senin 19/9/2017.
Meninjau jalannya posyandu di Dusun Lendang Guar barat, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Ketua Tim Penggerak PKK Lombok Barat, Hj. Khaeratun Mengajak Masyarakat ikuti Program Pendewasaan Usia Perkawinan, senin 19/9/2017.
Giri Menang, Jum’at 27 Oktober 2017 – Untuk lebih memajukan Gerung sebagai Ibukota Kabupaten, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengajukan Desa Babussalam, Desa Dasan Tapen dan Desa Beleka menjadi pusat pemerintah kota. Sebelumnya, tiga kelurahan yang ada sudah ditetapkan sebagai pusat kota. Masing-masing Kelurahan Dasan Geres, Kelurahan Gerung Utara dan Gerung Selatan.
“Hal itu tentunya akan berdampak positif dalam hal pembangunan baik infrastruktur maupaun ekonomi masyarakat. Saya yakin Ibukota Gerung kedepan akan lebih maju dan berkembang. Untuk itu saya usulkan tiga desa lagi ke Kementrian Dalam Negeri untuk disetujui menjadi pusat perkotaan,” jelas Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid saat bersilaturahmi dengan masyarakat Dusun Menang, Kelurahan Gerung Selatan usai Shalat Jum’at berjamaah di Masjid Baiturrahmah, (27/10).
Gerung menjadi Ibukota Kabupaten Lombok Barat sejak Kota Mataram resmi menjadi Kota Madya. Sebagai ibukota kabupaten, aktivitas yang berlangsung di Gerung diantaranya industri skala kecil, perdagangan skala lokal, fasilitas kredit (perbankan) dan layanan umum skala kabupaten.
Dalam kesempatan itu, bupati juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar menjaga persatuan dan kekompakan. “Jangan lupa juga untuk tetap melaksanakan ibadah sosial, yakni saling membantu sesama,” ajak Fauzan. (dedy/humas)
Giri Menang, Kamis 26 Oktober 2017 – Datang dengan rombongan kecilnya, Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lombok Barat (Kab. Lobar) Hj. Khaeratun Fauzan Khalid setiba di aula UPT. BLUD Puskesmas Pelangan, langsung larut bercanda dengan anak-anak usia Bawah Lima Tahun (Balita). Sekitar lebih dari 36 Balita ikut serta dalam Lomba Balita Sehat yang diselenggarakan oleh Puskesmas Pelangan bekerjasama dengan Generasi Sehat Cerdas (GSC) Kecamatan Sekotong, Kamis (26/10).
Istri Bupati Lombok Barat ini baru sempat menghadiri acara yang sesungguhnya diselenggarakan dua hari sejak kemarin itu.
Kemarin (25/10), Khairatun juga menghadiri kegiatan serupa di Kecamatan Narmada, maka hari ini bersama pengurus inti TP-PKK Kab. Lobar berkesempatan untuk meninjau dan mendampingi langsung tim monitoring program dari World Bank itu.
Seusai menyempatkan diri mendampingi penimbangan dan pengukuran tinggi Balita, istri Fauzan ini sempat bercanda gembira dengan para Balita yang ditemani ibu-ibunya sampai tidak menyadari kedatangan Tim Monitoring dari World Bank yang dipimpin Mr. Patrick Sullivan.
Khaeratun sempat mengingatkan seorang ibu yang anaknya sempat ia gendong, “1.000 hari pertama kehidupan adalah masa emas pertumbuhan. Jadi jangan sampai lalai memeriksakan kesehatan anak,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Khaeratun lagi-lagi menegaskan keberlanjutan misi GSC yang harus dikembangkan oleh semua pihak karena tahun 2017 ini menjadi tahun terakhir di Lombok Barat.
“Saya gembira bila anak-anak di wilayah Sekotong ini sehat-sehat dan cerdas. Ini adalah hasil kerja sama semua pihak, termasuk oleh para pelaku kesehatan di desa,” ujarnya sambil memuji kerja keras para pelaku kesehatan di lapisan terbawah yang telah berhasil menekan angka Balita stunting (lamban tumbuh) sampai dengan 16%.
Lomba Balita Sehat ini sendiri adalah merupakan rangkaian kegiatan pembinaan dalam Festival Desa yang diharapkan mampu menjadi motivasi bagi anggota masyarakat untuk terus menggerakkan sadar kesehatan seperti yang telah digulirkan dalam gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang dilaunching oleh Dinas Kesehatan beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Dokter Davin Pratama Cahyadi selaku ketua panitia usai kegiatan. “Kesadaran masyarakat sebelum menikah, pasca menikah, sampai kelahiran dan 1000 hari pertama kehidupan sepenuhnya menjadi penunjang suksesnya Germas ini,” tuturnya tegas saat diwawancarai.
Festival Desa yang diselenggarakan di UPT BLUD Puskesmas Pelangan diisi dengan aneka loba seperti cerdas cermat kader kesehatan, lomba bayi-balita sehat, lomba memasak menu makanan tambahan sehat untuk balita, lokakarya tentang pelayanan sosial dasar kesehatan dan pendidikan serta kemah pemuda pesisir.
UPT BLUD Puskesmas Pelangan sendiri memiliki coverage area untuk lima desa wilayah barat di Kecamatan Sekotong. Walaupun bukan merupakan Puskesmas perawatan, namun BLUD ini telah memberikan aneka pelayanan kesehatan, mulai dari pemerikasaan kesehatan ibu dan anak (KIA) sampai ke poli gizi.
Rata-rata warga yang membutuhkan pelayanan setiap hari antara 50-60 orang. Dengan fasilitas yang dimilikinya serta inovasi kerja dalam pelayanan, BLUD Puskesmas ini meraih predikat sebagai Puskesmas Terakreditasi Madya untuk puskesmas lokasi terpencil dan tertinggal serta terluar di Lombok.
Ibu Dian, selaku fasilitator GSC saat diwawancarai tim Humas Lobar berharap agar kegiatan ini dapat bermanfaat meingkatkan kesehatan di Lombok Barat, khususnya aerah Sekotong. “Khususnya kepada ibu-ibu kader, dari apa yang didapat dari kegiatan ini bisa disosialisaikan kepada kerabat yang ada di lingkungan sekitar. Bagaimana melakukan pola hidup sehat seperti pola asuh anak dan bagaimana menyajikan makanan bergizi kepada anaknya. Walaupun akan beakhir, kedepannya kegiatan seperti ini akan tetap terus disosialisasikan kepada kader-kader posyandu agar selalu hidup sehat,” harapnya.
Giri Menang, Kamis 26 Oktober 2017 – Di akhir tahun ini Kabupaten Lombok Barat (Lobar) tidak henti-hentinya menerima kunjungan dari daerah lain. Setelah sebelumnya kedatangan Bupati Temanggung, kali ini giliran Kota Bukit Tinggi, Provinsi Sumatera Barat mendatangi Gumi Patut Patuh Patju. Rombongan yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Bukit Tinggi, M. Ramlan Nurmantias membawa lengkap jajaran Forkopimda Kota Bukit Tinggi. Rombongan diterima langsung oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid beserta jajarannya di ruang rapat Jayengrane, Kamis (26/10).
Kota yang mayoritas penduduknya muslim ini juga merupakan daerah yang sedang mengembangkan sektor pariwisatanya. Berbeda dengan Lombok Barat yang mengandalkan keindahan pantainya, Kota Bukit Tinggi memiliki keungulan pada destinasi wisata alamnya.
“Tujuan kunjungan kami adalah untuk belajar bagaimana cara Lobar mengelola pariwisatanya. Kami melihat di Lobar perkembangan sektor pariwisatanya sangat pesat oleh karena itu kami datang kesini untuk berbagi pengetahuan tentang pariwisata,” ujar M. Ramlan di awal perkenalan.
Sementara itu Bupati Lobar H.Fauzan Khalid, dalam penerimaannya memaparkan kondisi Lobar sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan Kota Bukit Tinggi. “Pak Wali Kota ini pintar juga jadi guide. Beliau memaparkan kondisi Kota Bukittinggi, saya langsung ingin angkat kaki pergi kesana,” selorohnya.
Bbupati menjelaskan, selain kawasan Senggigi, Pemkab Lombok Barat sudah mulai mengembangkan destinasi wisata di wilayah selatan, tepatnya di Kecamatan Sekotong.
“Salah satu yang kami lakukan untuk mengembangkan pariwisata di Lobar adalah dengan melakukan promosi, yaitu dengan mengadakan even- even bertaraf internasional.Salah satunya adalah Mekkaki Marathon Internasional dan Festival Jazz yang kami selenggarakan setiap tahun,” terang Fauzan. (ardi/humas)
Giri Menang, 25 Oktober 2017 – Silang sengketa yang berlangsung lama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat (Lobar) dengan Pemkab Lombok Tengah (Loteng) terkait batas wilayah di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong telah usai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 93 tahun 2017 tentang Batas Daerah Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Barat tertanggal 26 September 2017 lalu telah terang benderang menyatakan bahwa Pantai Nambung yang disengketakan ditegaskan masuk dalam wilayah Kabupaten Lobar.
Dalam salinan Permendagri itu diperolah kejelasan bahwa batas wilayah dua kabupaten itu telah sesuai dengan kesepakatan ke dua belah pihak melalui fasilitasi dari Pemprov NTB yang juga sudah mendapat persetujuan dari Tim Penegasan Batas Daerah Pusat.
Batas wilayah Loteng dengan Lobar itu meliputi lima point, yaitu yang pertama dimulai dari Tanjung Jagog yang ditandai dengan Titik Koordinat Kartometrik 001 pada batas Desa Montong Ajan Praya Loteng dengan Desa Buwun Mas, Sekotong Lobar.
Titik Koordinat Kartometrik 001 itu selanjutnya menuju ke arah utara menyusuri punggung bukit yang terletak pula pada batas dua desa tersebut.
Ke tiga pada Titik Koordinat Kartometrik 002 selanjutnya ke arah barat laut menyusuri as (median line) jalan setapak di kedua desa tersebut.
Selanjutnya, pada Titik Koordinat Kartometrik B menuju ke arah barat laut menyusuri punggung bukit sampai pada Titik Koordinat Kartometrik C di dua desa yang sama.
Permendagri itu sendiri tertanggal 26 September 2017 dan ditandatangani langsung oleh Mengadri Tjahjo Kumolo kemudian diundangkan pada tanggal 2 Oktober tahun ini dan ditandatangani pula oleh Dirjen Peraturan Perundang-Undangan Kemenkum dan HAM RI, Widodo Ekatjahjana.
Permendagri yang sudah diundangkan itu juga sudah masuk ke dalam Berita Negara RI tahun 2017 nomor 1374 dan ditandatangani lagi oleh Kepala Biro Hukum, Widodo Sigit Pudjianto.
Menanggapi kabar itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid yang dikonfirmasi disela-sela kunjungannya di Dusun Bakong Dasan Desa Lembar tidak banyak berkomentar.
Dia hanya mengucap syukur akhirnya kejelasan batas wilayah di Pantai Nambung itu selesai.
“Selanjutnya kami berharap agar semua pihak menghormati keputusan itu. Kita tetap NKRI, sehingga tidak ada yang perlu diperpanjang lagi,” katanya Rabu (25/10).
Dia berharap ke depannya, pengembangan pariwisata di wilayah Pantai Nambung itu bisa dimaksimalkan. Pantai ini menjadi penghubung yang tidak terpisah antara KEK Mandalika dan Sekotong sebagai aset pariwisata NTB dan Indonesia pada umumnya.
Fauzan berharap peran serta masyarakat sangat dibutuhkan agar selalu menjaga keamanan dan kenyamanan di Pantai yang terkenal dengan landscape air terjun lautnya itu.
Giri Menang, Rabu 25 Oktober 2017 – Di tengah acaranya yang padat, orang nomor satu di Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid sepulang dari luar daerah langsung melakukan silaturrahmi dengan warganya di Dusun Bakong Dasan Desa Lembar dan menyerahkan kunci Rumah Layak Huni, Rabu (25/10).
Fauzan menyerahkan secara simbolis kunci rumah kepada Amaq Zahri. Rumah miliknya telah direhabilitasi dengan jenis bantuan Pembangunan Baru pada program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang memakan biaya sebesar Rp. 30 juta.
H.Fauzan Khalid sendiri menjelaskan bahwa Pemkab Lobar di tahun anggaran 2017 ini merehabilitasi sebanyak 1.500 RTLH dari berbagai sumber pendapatan dan ditambah 100 unit lagi dari Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa pengembang perumahan.
“Rumah masyarakat yang tidak layak huni terus diperbaiki tahap demi tahap. Tahun ini sekitar 1.600 unit dan insya Alah tahun depan diupayakan mampu mencapai 1.800 sampai 2.000 lebih unit bantuan rumah untuk masyarakat miskin,” paparnya.
Fauzan lalu berpesan agar rumah yang sudah layak itu dirawat dengan baik dan warga bisa menjaga kebersihan lingkungan. Banyak hal lain juga disinggung oleh Bupati sederhana ini. Dengan pesan yang mudah difahami, Fauzan mengingatkan warganya untuk mensukseskan program pendidikan, kesehatan dan pengendalian penduduk.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman H. Lalu Winengan mengatakan, khusus untuk Desa Lembar hanya mendapatkan 30 unit rumah dengan total biaya biaya 30 Juta per unit. “Uang itu ditransfer langsung ke rekning pemilik rumah yang mendapat bantuan,” jelasnya.
Lalu Ratnawi, seorang Kepala Bidang di Dinas yang dipimpin Lalu Winengan menambahkan, jenis bantuan pada program yang diberikan ada dua, yakni Pembangunan Baru dengan alokasi dana sebesar Rp. 30 jt/ unit serta Peningkatan Kualitas/Rehab dengan alokasi dana Rp.15 jt per unit. “Program ini sangat berketerkaitan langsung dengan upaya penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Barat,” jelasnya.
Seperti diketahui, bahwa empat belas indikator kemiskinan versi BPS di luar makanan, terbanyak ada di RTLH. (emi/humas)
Giri Menang, Rabu 25 Oktober 2017 – Kabupaten Lombok Barat memiliki modal besar untuk promosi pariwisata. Selain keindahan alam, Lombok Barat juga memiliki banyak situs bersejarah, ritual budaya dan aneka tarian.
Untuk tarian, saat ini Dewan Budaya Kabupaten Lombok Barat baru menemukan sekitar 15 musik/tarian prosesi. “Kekayaan seni budaya di Lombok Barat cukup luar biasa. Salah satunya kesenian Tari Dulang Pesaji. Kita akan mencoba segera mengukuhkan Tari Dulang Pesaji menjadi hak paten yang merupakan satu-satunya musik prosesi penyambutan milik Lombok Barat,” kata Ketua Dewan Budaya Lombok Barat, Kamarudin Jaelani dalam acara Festival Seni dan Budaya yang digelar di Gedung Seni dan Budaya Narmada, (25/10).
Tari Dulang Pesaji sendiri ditampilkan sebagai pembuka acara Festival Desa, Seni dan Budaya Tahun yang digelar Pemerintah Kecamatan Narmada. Tarian tersebut sekaligus menyambut kedatangan Ketua TP-PKK Lombok Barat, Hj. Khaeratun Fauzan Khalid.
Tari Dulang Pesaji merupakan tari penyambutan sejak nenek moyang. Tarian ini banyak memberikan warna budaya di setiap kegiatan sebagai tarian selamat datang di setiap prosesi acara penyambutan bagi para tamu yang kerap berkunjung ke Kabupaten Lombok Barat. (andi/humas)
Giri Menang, Rabu 25 Oktober 2017 – Tahun ini, Pemerintah Kecamatan Narmada kembali menggelar Festival Desa, Seni dan Budaya. Gelaran yang merupakan rangkaian program Generasi Sehat Cerdas (GSC) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI ini dilaksanakan di Gedung Seni dan Budaya Narmada, Rabu (25/10).
Kegiatan diisi dengan berbagai lomba dan diikuti oleh puluhan desa yang ada di wilayah bagian timur Kabupaten Lombok Barat. “Kegiatan kita isi dengan lomba-lomba seperti lomba Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan lokal untuk balita, lomba mewarnai, lomba fashion show dan lomba balita sehat. Tujuannya untuk mengetahui tingkat perkembangan desa yang ada di wilayah Kecamatan Narmada, khususnya di bidang pelayanan sosial dasar yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan kesehatan,” jelas Zikrul Hamdali selaku panitia.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Lobar Hj. Khaeratun Fauzan Khalid yang hadir dalam gelaran itu mengaku sangat bangga dengan diadakannya Festival Desa, Seni dan Budaya tahun 2017.
“Kegiatan semacam ini harus terus kita laksanakan. Ini luar biasa dan sangat bagus karena berkaitan sebagai bentuk untuk pola asuh anak. Umur 1-6 tahun merupakan masa emas bagi anak kita dalam masa pertumbuhan,” katanya.
Ibu Bupati yang juga dikenal sebagai Bunda PAUD itu juga berharap agar seluruh orang tua dapat memberikan rasa nyaman dan aman dalam belajar. Terlebih lagi orang tua juga harus dapat membuat makanan tambahan yang sehat dan berkualitas agar anak sehat dan cerdas. (andi/humas)
Usulan Program Penanganan Jalan Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018
Giri Menang, Selasa 24 Oktober 2017 – Sebanyak 332 pejabat eselon III dan IV Pemkab Lombok Barat (Lobar) mengikuti kegiatan asessment yang diadakan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lobar. Dari jumlah tersebut 40 di antaranya adalah eselon III hasil mutasi terakhir yang kebetulan belum di assessment. Sisanya adalah pejabat eselon IV. Pelaksanaan asessmen ini sendiri berlangsung selama 6 hari, sejak senin 23-28 Oktober 2017. Lokasinya di bencingah Agung Giri Menang dan di Aula Kantor Bupati Lobar.
Kepala BKD Lobar H. Ahdiat Soebiantoro menjelaskan, tujuan dilaksanakannya assesment ini adalah untuk melakukan pemetaan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hasil assesment itu nantinya akan jadi salah satu bahan masukan ke Baperjakat untuk mengisi jabatan sesuai kompetensinya.
Tujuan kedua, lanjut Ahdiat, untuk memadukan antara kualifikasi dengan kompetensi yang dimiliki pejabat. Ada pejabat yang kualifikasi formalnya cocok, tapi kompetensinya belum pas. Ada yang secara kualifikasi tidak cocok tapi kompetensi sudah pas. Ini yang perlu dipadukan.
Ahdiat mencontohkan, misalnya ada sarjana hukum ditempatkan di bagian keuangan. Ini secara kualifikasi tidak pas. Akan tetapi ASN tersebut sudah berpengalaman dan menguasai pekerjaan di bidang keuangan. Ini artinya kualifikasi tidak pas, tapi kompetensi pas.
“Kalau ada yang seperti ini, maka ASN tersebut tinggal kita tambah kemampuannya dengan mengikuti diklat atau pelatihan agar lebih mantap bertugas di tempat tersebut,” jelas Ahdiat.
Manfaat assesment itu sendiri bagi pejabat adalah mereka nantinya bisa bekerja sesuai minat, bakat dan kompetensinya. Ini tentunya membuat mereka menikmati dan enjoy melaksanakan tugas, karena sesuai passion.
“Mereka akhirnya akan bisa berinovasi dan berprestasi di tempat tersebut,” tambahnya.
Intinya, lanjut Ahdiat, assesment yang dilakukan ini bertujuan agar nantinya mutasi yang dilakukan jangan sampai asal naruh orang. Melainkan harus sesuai dengan kompetensinya. Lebih jauh lagi, apabila asessment sudah dilaksanakan, maka nantinya tidak perlu lagi dilakukan lelang jabatan atau seleksi terbuka yang berbiaya mahal itu. Cukup dengan berbekal pemetaan yang dilakukan melalui asesment ini, maka itu yang dipakai menjadi rujukan menempatkan pejabat.
Namun demikian jelas Ahdiat, assesment ini punya masa “kadaluwarsa”. Ia mengutip pendapat para ahli, bahwa masa kadaluarsanya itu adalah 2 tahun. Setelah 2 tahun, pejabat tersebut harus kembali diasessment. Kenapa demikian? Karena dalam kurun waktu dua tahun itu bisa saja terjadi perubahan kondisi kejiwaan, dan kemampuan lainnya karena faktor bertambahnya umur. “Itu kata pakar, lho,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengadaan, Penempatan dan Purna Tugas BKD Lobar, Agus R. Hidayat menambahkan, ke 40 pejabat eselon III yang mengikuti assesment merupakan pejabat hasil mutasi terakhir beberapa bulan lalu. Ke 40 orang tersebut belum melalui proses asessment.
“Nantinya setelah dilakukan asessment maka akan dievaluasi lagi posisi mereka,” ujar Agus.
Sementara itu 292 orang pajabat lainnya adalah pejabat eselon IV yang sudah berpangkat III/d. Mereka berasal dari semua SKPD yang ada di Lobar. Untuk assesornya sendiri berasal dari lembaga Lentera Hati Universitas Mataram.
Agus mengatakan, asesment ini sangat penting dilaksanakan. Bahkan andaikata dana cukup, maka semua ASN tanpa kecuali, bahkan karyawan honor sekalipun akan diasessment. Ini dimaksudkan agar minat bakat mereka bisa diketahui sehingga bisa menempatkan mereka pada posisi yang tepat.
Sementara itu salah seorang pejabat eselon III yang mengikuti assesment, Khalid, S.KM, M.Pd mengatakan, kegiatan assesment ini dirasanya sangat penting. Kegiatan ini bisa membuka wawasan terkait peran tugas pokok di unit kerja masing-masing.
Selain itu, ujarnya, melalui assesment ini dirinya semakin termotivasi untuk bekerja. Ketika ASN menyadari bahwa dirinya digaji negara, maka disiplin dan kinerjanya untuk melayani masyarakat pasti akan meningkat.
“Saya mengajak segenap ASN untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik mungkin dan sesuai aturan,” tandas pria yang menjabat Kabid Sosbud di Bappeda Lobar ini. (afgan/humas)