Islam Mengajarkan Kita Bersikap Ramah Lingkungan

Oleh:
 H.Prasetya Utama, M.Kes.

(Widyaiswara BKD Kab.Lombok Barat)

 

Mari renungkan,

  • Begitu sering musibah alam terjadi di Indonesia, musibah yang masuk kategori hasil perbuatan tangan manusia (man made disaster). Contoh : longsor, banjir, badai, dll.
  • Indonesia mendapat gelar juara pembalak/ penebang hutan tercepat di dunia. Hutan kita ditebang setahun 2,8 jt hektar, (setiap menit hutan seluas 6x lapangan bola hilang). Padahal hutan kita diharapkan dapat menjadi paru-paru dunia/ memberi kebaikan untuk manusia sedunia.
  • Sementara di sisi lain, mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim,
  • Islam adalah agama yang lengkap, nilainya tertinggi.
  • Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin
  • Seluruh alam bertasbih saat bi’tsah Rosululloh, menunjukkan seluruh alam berbahagia dengan nilai Islam yang jika diamalkan manusia akan membawa kebaikan semua makhluk.
  • Berarti ada pemaham dan pengamalan umat yang kurang terhadap Islam, sehingga umatnya belum bersikap Ramah Lingkungan.

 Pertanyaan besar kita adalah:

  • Bagaimana ajaran Islam tentang lingkungan?
  • Apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim yang bertanggung jawab?

Ajaran Islam Tentang Lingkungan

A. Taujih Robbaniyah

  • QS Al A’raf : 56 :”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah (Alloh SWT) memperbaikinya dan dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut. Sesungguhnya rahmat Alloh SWT amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”
  • QS Al Hajj : 18 : “Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Alloh bersujud apa ayng ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pepohonan, binatang melata dan sebagian manusia…”
  • QS Al Isro’ : 44 : “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”
  • QS Ar-Rum:41:”Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali pada jalan yang benar”

         Nasihat Rosululloh SAW dan para sahabat tentang pemeliharaan lingkungan :

  • “Sesungguhnya Alloh mewajibkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu” (hr Muslim)
  • “Apabila seorang muslim menanam tanaman, lalu dimakan burung,manusia atau hewan, maka hal itu termasuk shodaqoh”(Muttafaq alaih)
  • “Apabila hari kiamat dibangkitkan dan salah seorang dari kamu memegang batang pohon korma maka tanamlah segera” (hr Ahmad dan Bukhori)
  • Abu Darda menanam sekalipun usianya sudah tua : “Saya hanya mengharap pahalanya dan biarlah orang lain yang memakan buahnya”
  • Umar B Khottob sbg khalifah pun menanam pohon sendiri.
  • Ketika Rosul bepergian bersama Sa’ad B Abi Waqqosh : “Janganlah menggunakan air berlebihan” Sa’ad :Apakah menggunakan air juga terhitung berlebihan? Rosul : “Ya, sekalipun engkau menggunakannya di sungai yang mengalir” (hr Ibnu Majjah)
  • Rosululloh menegur sahabat yang berwudhu;”Jangan berlebihan..jangan berlebihan…jangan berlebihan..”(hr Ibnu Majah)
  • “Sesunguhnya tiada yang berhak menyiksa dengan api kecuali Sang Pencipta api itu sendiri” (hr Abu Dawud), larangan membakar binatang hidup-hidup.
  • Rosululloh pernah mengelus onta sampai menangis dan berkata kepada pemiliknya: “ Tidakkah engkau takut kepada Allah dalam urusan hewan yang telah dianugerahkan-Nya kepadamu? Sesungguhnya, onta ini telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya lapar dan sering membuatnya capai (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
  • “Berbuat baik kepada setiap makhluk hidup akan memperoleh pahala” (hr Bukhori dan Muslim)
  • Pesan Abu Bakar kepada Yazid B Abi Sufyan ketika akan berangkat ke Syam untuk berperang berupa larangan terhadap 10 hal yaitu : membunuh bayi, perempuan, lansia, menebang pohon yang berbuah, membakar gedung, menyembelih hewan kecuali untuk dimakan, menghancurkan dan membakar pohon korma, berkhianat dan takut. Sejarawan Perancis Gustav Le Bon menyatakan bahwa ekspansi yang paling adil dan ramah adalah ekspansi kaum Muslimin”

 B. Adhoruriyatul Khomsah

Menurut Dr Yusuf Qordhowi dlam bukunya “Islam Agama Ramah Lingkungan”; Menjaga lingkungan tercakup dalam 5 maslahat (adhoruriayatul khomsah) yang menjadi pondasi tegaknya kehidupan manusia, mjd tujuan syariat (Al hifzu aladdin, alannafsi, alannasab, alal’aqli, alalmaal)

          1. Al Hifzhu Aladdin

  • Menjaga lingkungan sama dengan menjaga agama.
  • Menjalankan perintah Alloh untuk berlaku adil, berbuat kebajikan (QS 16:90 Sesungguhnya Alloh menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan..”) membangun bumi, memperbaikinya dan melarang segala bentuk perbuatan yang dapat merusak dan membinasakan bumi. (QS 7 : 56 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Alloh memperbaikinya…”)

         2. Al Hifzhu Alannafsi

  •  Menjaga lingkungan sama dengan menjaga jiwa, perlindungan terhadap kehidupan dan keselamatan mereka.
  • Dalam islam kasus pembunuhan terhadap jiwa sebagai sebuah dosa besar (QS 5:32 Barangsiapa membunuh seorang manusia, dan membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa memelihara kehidupan manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya”)
  • Pun terlarang untuk membunuh diri sendiri (QS An Nisa : 29 “….Dan jangan kamu membunuh dirimu….”), Rusaknya lingkungan hidup berdampak buruk bagi penjagaan kesehatan manusia, korban banjir, longsor, penyakit akibat polusi udara, air, makanan, dll.

         3. Al Hifzhu Alannasabi

  • Menjaga lingkungan termasuk upaya menjaga kwalitas keberlangsungan hidup keturunan kita di masa yad.
  • “Sesungguhnya jika kamu meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dapal keadaan miskin dan meminta-minta pada orang lain”(hr Bukhori-Muslim).
  • Contoh: hemat air dan menjaga sumber air agar tdk tercemar merupakan upaya menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi yad. Diprediksikan sekitar 40 th yad bisa jadi negara2 berperang memperebutkan sumber air bersih karena kelangkaannya. Hari ini di sebagian belahan bumi sudah banyak manusia sulit mendapatkan air bersih.

        4. Al Hifzhu Alal ‘aqli

  • Menjaga lingkungan sama dengan menjaga akal.
  • Lingkungan hidup yang baik, udara yang bersih, akan membantu perkembangan otak dengan baik.
  • Sebaliknya lingkungan tercemar menurut hasil penelitian akan menurunkan kwalitas IQ seorang anak.

        5. Al Hifzhu Alal mal

  • Menjaga lingkungan berarti menjaga harta.
  • Alloh SWT menjadikan alam semesta sebagai harta bekal kehidupan manusia di atas muka bumi. Bumi, pohon, binatang, air, sumber energi, dll adalah harta.
  • Pengerusakan lingkungan berarti merusak modal kehidupan manusia yang telah diberikan Alloh.

Apa yang dapat kita lakukan sekarang juga, untuk mengasah sikap ramah lingkungan?

PRINSIP 4R

  1. REDUCE : kurangi pemakaian
  2. REUSE :       pakai ulang
  3. RECYCLE :       daur ulang
  4. REPLANT :       tanam kembali

        1. REDUCE :

  • Kurangi pemakaian barang yang membebani lingkungan: Plastik ( terurai 5 abad ) 8 gunakan tas kain untuk belanja, Kertas, tissue (dibuat dg menebang hutan)
  • Hemat menggunakan energi: Air, Bensin, listrik, gas (energi yg tdk dpt diperbarui dan menimbulkan CO2, pemanasan global)

        2. REUSE :

        Pakai ulang untuk keperluan yang bermanfaat. Misal : Botol aqua untuk pot bunga, air bekas wudhu untuk menyiram tanaman dll.

        3. RECYCLE :

  • Daur ulang .
  • Sampah diolah bukan hanya dibuang begitu saja; Pisahkan sampah organik (kulit buah, sayur, daun, dll), non organik (kertas, plastik,dll) dan sampah B3 (Bahan-Bahan Berbahaya). Sampah organik yg merupakan 65% sampah keluarga, dapat dibuat mjd pupuk kompos (perilaku ramah lingkungan, menyuburkan bumi dengan sampah). Plastik disedekahkan pada pemulung, kertas didaur ulang, sampah B3 diolah pemerintah.

         4. REPLANT

  • Tanam pepohonan di sekitar rumah untuk mengurangi polusi udara, menyehatkan seluruh anggota keluarga, shodaqoh oksigen untuk lingkungan.
  • Ingatlah, pohon itu bertasbih, pohon menyehatkan, pohon menentramkan jiwa, pohon menyejukkan dan memperindah lingkungan.
  • Pohon unik : Sansevieria (lidah mertua) Sansevieria. Selama 25th NASA Amerika mengadakan penelitian tanaman yang dapat mengurangi penyakit Sick Building Syndrome (penyakit para pekerja perkantoran yang jarang berada di lingkungan alami, selalu berada di suasana gedung dan lingkungan yang tercemar polusi udara). Hasil penelitian : salah satu tanaman yang terbukti dapat menyerap 107 jenis polutan berbahaya adalah tanaman yang banyak terdapat di Indonesia ini. Dalam penelitian lain oleh Wolverton Environmental Service, terungkap Sansevieria mampu menyerap senyawa kimia berbahaya seperti kloroform, benzena, xylene, formaldehid dan trichoroethylene. Keunggulan lainnya adalah mudah dipelihara hanya membutuhkan penyiraman sepekan sekali dan mudah berkembang biak.

Kebijakan Negara Lain Tentang Kantong Plastik

  •  Jepang : Karena pemakaian kantong kresek sudah mencapai 60 ton per tahun sejak 1970. Menteri Lingkungan hidup, Yuriko Koike sejak april 2006 mengkampanyekan kembali pemakaian kain pembungkus (gembolan). Republika, 5 Mei 2007.
  • Uganda : Menteri Keuangan Ezra Suruma, mengumumkan pelarangan penggunaan plastik (buveera), sbg gantinya masyarakat harus menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan. Koran Sindo, 2 Juli 2007.

Penutup

Marilah kita menjadi muslim yang lebih bertanggung jawab lagi. Alam adalah cermin dari sikap kita. Jika kita memperlakukan alam dengan ramah maka alam pun akan memberikan banyak kebaikan kepada manusia. Semoga segala aktivitas yang kita lakukan memberikan dampak kebaikan bagi kehidupan manusia, rahmat bagi seluruh alam. Baik hatiku, ramah sikapku, ridho Alloh tujuanku

Lobar Siapkan Posluhdes

GIRI MENANG-Untuk meningkatkan pendampingan bagi para petani, Badan Penyuluhan (Bapeluh) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyiapkan pos penyuluh di tingkat desa (Posluhdes). Keberadaan pos tersebut, diharapkan, bisa menjadi wadah interaksi bagi petugas penyuluh di lapangan dengan pelaku utama.
“Kita sudah menginisiasi pembangunan Posluhdes di semua desa. Sekarang, persiapannya sudah 80 persen. Kita menargetkan, tahun ini sudah siap 100 persen,” kata Kepala Bapeluh Lobar H Moh Najib dalam rapat evaluasi di aula kantornya, kemarin.
Dijelaskan, pembentukan Posluhdes sendiri memiliki dasar hukum UU No 16 Tahun 2006 yang mengharuskan adanya pos penyuluh hingga tingkat terbawah yakni, desa. Tujuannya, untuk mendekatkan pelayanan bagi petani agar mereka lebih mudah mendapatkan informasi, khususnya yang terkait dengan perkembangan teknologi.
Melalui posluhdes, pelaku utama diarahkan agar lebih proaktif dalam mencari dan menghimpun sejumlah informasi. Mereka juga bisa dirangsang agar dapat berkarya dan menemukan teknologi baru yang berasal dari petani sendiri.
“Posluhdes menjadi wadah bagi mereka untuk bertukar informasi demi perubahan ke arah yang lebih baik,” lanjut putra dari TGH Mustafa Al Holidy, pendiri Pondok Pesantren Al Islahudiny Kediri tersebut.
Adapun mekanisme pembentukan Posluhdes sendiri melalui rembuk tani desa. Desa sendiri, kedepannya, diharapkan bisa memberi perhatian dalam pengembangan posluhdes tersebut. Apalagi, anggaran yang diterima setiap desa akan jauh meningkat tahun 2015.
“Desa juga harus mendukung posluhdes ini karena memang dihajatkan untuk kemaslahatan warga, terutama petani,” pungkasnya.
Di sisi lain, kebaradaan penyuluh sendiri berarti penting sebagai ujung tombak di lapangan. Untuk itu, bapeluh pun mendorong penambahan tenga penyuluh di lapangan. Jika sebelumnya satu orang tenaga penyuluh menangani satu desa. Maka, kini dibatasi bahwa satu tenaga menangani 8 hingga 13 kelompok untuk memperbaiki kulitas pendampingan.

Sumber: Lombok Post, Selasa 7 Oktober 2014

Anggaran Responsif Gender Naik 15 Persen

GIRI MENANG-Pemkab Lombok Barat (Lobar) di tahun 2015 memberi porsi anggaran lebih tinggi untuk program- program yang bersifat responsif gender. Kenaikannya diperkirakan mencapai 15 persen dari tahun lalu yang totalnya mencapai sekitar Rp 23 miliar.
Kepala Bidang Sosbud Bappeda Lobar Sumarto mengungkapkan anggaran untuk program ini secara implisit sudah masuk ke penganggaran sejumlah SKPD. Namun saat ini dilakukan evaluasi dan analisa agar program untuk kesetaraan gender di masing-masing SKPD bisa jelas.
“Anggaran ini tersebar hampir di semua SKPD. Penggunaan anggarannya diarahkan untuk penguatan kapasitas pemberdayaan perempuan,” kata Sumarto ditemui usai pembukaan lokakarya penguatan data terpilah di Hotel Jayakarta, kemarin.
Dalam sambutan kepala Bappeda Lobar yang dibacakannya, Sumarto mengungkapkan jika pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan isu lintas sektor. Semua sektor pembangunan pusat dan daerah harus menjadi penggerak dengan memberikan perhatin dan dukungan dalam proses pembangunan tersebut.
Pada tahun 2009, inisiatif perencanaan penganggaran yang responsif gender (PPRG) dimulai dengan dibentuknya tim pengarah dan tim teknis PPRG melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas.
Pemerintah juga melalui Instruksi Presiden No 9 Tahun 2000 tentang Pengaruustamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional memerintahkan kepada semua jajaran pimpinan instansi pemerintah dan pemerintah daerah agar dapat menyusun kebijakan, program, kegiatan yang responsif gender yang dituangkan dalam RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD melalui analisis gender.
“Pembangunan pada dasarnya harus memberikan keadilan dan kemakmuran kepada semua masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan serta kepada yang kaya maupun miskin,” kata Sumarto.
Manfaat data terpilah, lanjut dia, dalam proses perencanaan dan penganggaran responsif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. Sementara PUG ditujukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender yang merupakan upaya untuk menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan yang sama dan penghargaan yang sama di masyarakat.
“Karenanya perlu dibentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program yang responsif gender, yaitu program yang dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan laki-laki dan perempuan dengan ketersediaan data terpilah sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran,” paparnya.
Data dan informasi terpilah menggambarkan peran, kondisi umum dari laki dan perempuan dalam setiap aspek kehidupan di masyarakat. Misalnya angka melek huruf, tingkat pendidikan yang ditamatkan, kepemilikan usaha, lapangan pekerjaan, perbedaan upah, kepemilikan rumah dan tanah, serta pinjaman dan lainnya.
Adapun tujuan pengumpulan data terpilah adalah untuk memperoleh informasi pembuka wawasan yang dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan, persoalan yang dihadapi perempuan dan laki- laki terkait akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan sehingga memudahkan dalam proses perencanaan dan penganggaran program serta kegiatan pembangunan.
Sementara manfaat dari lokakarya ini untuk mengetahui kondisi dan situasi perempuan dan laki-laki di berbagai bidang pembangunan atas pelaksanaan PUG. Dapat menjelaskan perbedaan dan nilai-nilai, peranan, situasi, kondisi, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki menurut potensi yang dimiliki serta dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan analisis gender, permasalahan isu gender dan mengukur ada tidaknya kesenjangan gender.

Sumber: Lombok Post, Selasa 7 Oktober 2014

Dermaga Tawun Siap Dikembangkan, Dishubkominfo akan Bangun Pos

GIRI MENANG – Kendati terkesan masih kurang dioptimalkan, pengembangan Dermaga Tawun yang berlokasi di Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong akan segera dilakukan. Salah satunya dengan membangun pos perhubungan di sekitar area pelabuhan. Pembangunan rencananya akan dimulai pada tahun anggaran 2015.
(lebih…)

PLN Tindaklanjuti Tuntutan Warga

Polusi PLTU Jeranjang

GIRI MENANG-Keluhan warga terkait polusi pembakaran batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeran¬jang, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung mulai ditindaklanjuti. Berbagai upaya dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah NTB untuk meminimalisir dampak lingkungan dari aktifitas PLTU tersebut.

“Hari ini (kemarin) sudah mulai di¬lakukan pemusnahan limbah ampas batu bara,” kata Humas PT PLN Wilayah NTB Amrullah, kemarin. Menurutnya, pihak PLTU bersama PLN NTB sudah menandatangani perjanjian dengan Farya Beton untuk pengangkutan limbah ampas batu bara. Sehingga, tidak lagi mencemari udara di sekitar lokasi PLTU. Pihaknya, kata Amrullah, juga akan melakukan penyiraman rutin di beberapa ruas jalan setempat. Sehingga, debu yang selama ini dikeluhkan warga pun tidak bertebaran.

Upaya lain yang dilakukan, lanjut Am¬rullah, akan dilakukan penghijauan di sekitar Jeranjang. Bulan depan, segera didatangkan ratusan pohon terembesi dan sekitar 400 bambu dari Jakarta. Pepohonan tersebut akan ditanam di sekitar areal PLTU untuk meminimalisir polusi. Langkah lain, kata Amrullah, juga sudah disiapkan. Yakni adanya penangkal debu menggunakan spandek atau terpal di area- area tertentu. “Kita langsung bertindak, mengupayakan agar tak ada lagi polusi. Sehingga, tak mengganggu aktifitas warga di sekitar PLTU,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Dusun Jeranjang mengamuk pada Senin siang (22/9) di areal PLTU. Warga yang disulut emosi dengan beringas merusak beberapa fasilitas kantor milik PLN dan PLTU. Kekesalan itu salah satunya dipicu polusi yang timbul akibat aktifitas pemba¬karan batu bara. Dampak dari polusi itu, warga mengaku terganggu kesehatannya dan lingkungan setempat kotor.

Sementara, terkait tuntutan warga agar mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja lokal pada PLTU tersebut, Amrullah mengatakan bahwa hal itu memang sulit dilakukan. Pasalnya, perekrutan pegawai tetap harus mengikuti standar skill yang dipersyaratkan. Menurut Amrullah, pihaknya pun telah mendorong warga sekitar untuk ikut tes tetapi memang tak banyak yang berhasil terjaring.

“Tes masuk sebagai pekerja kan kita buka secara umum. Bagaimanapun tetap harus mengacu pada standard dan sklill yang dipersyaratkan,” jelasnya.

Sementara, lanjut Amrullah, pengerjaan PLTU Jeranjang yang sudah dimulai tahun 2009, sampai saat ini, memang belum rampung seratus persen. Selama satu tahun terakhir, baru unit 3 yang mulai dioperasikan. Sementara, unit-unit lainnya masih dalam pengerjaan. Ditargetkan, satu unit bisa segera rampung akhir tahun ini.

“Kita target awal tahun atau pertengahan tahun depan, semua unit sudah selesai,” pungkas Amrullah. (uki)

Sumber: Harian Lombok Post: Rabu, 24 September 2014

Pemkab Tetap Upayakan Relokasi

Terkait Pengungsi di Duduk

Giri Menang-Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan tetap mengupayakan relokasi terhadap warga Duduk, Kecamatan Batu Layar pasca kediamannya dieksekusi setelah kalah dalam perkara. Relokasi tersebut dianggap sebagai jalan keluar terbaik bagi warga Duduk yang saat ini masih bertahan di pengungsian.

“Pemerintah terus mengupayakan ada solusi. Sebelumnya,kami sudah tawarkan warga untuk pindah ke Senteluk. Namun coba kita tawarkan lagi,” kata Bupati Lobar Dr H Zaini Arony.
Terakhir, pemerintah mengaku sudah menginisiasi pertemuan bersama warga, perwakilan banjar, serta aparat keamanan untuk bersama-sama mencari jalan keluar. Dari pertemuan tersebut, menurut Zaini, sudah diperjelas duduk persoalannya. Dikatakan, status dari tanah yang disangketakan sendiri sudah jelas menjadi kepemilikan Pura Giri Natha yang beralamat di Tanaq Mbet Timur, Kecamatan Batu Layar.

Zaini memaparkan, lahan itu awalnya disewakan oleh pihak banjar kepada 17 kepala keluarga. Belakangan ada salah seorang diantara warga yang justru menjual belikan tanah tersebut. Lambat laun, jumlah KK yang bertempat tinggal di atas lahan itu pun bertambah hingga 48 KK. Begitu pihak banjar memperkarakan status lahan tersebut, puluhan KK itu pun tergusur dan kini hidup mengungsi.

“Kita sudah mendengar keterangan kedua belah pihak dan sudah dievaluasi. Status lahan itu sudah jelas kepemilikan- nya pada Pura Giri Natha. Mau tidak mau, warga Duduk memang haras menerima,” kata Zaini.

Untuk itu, pemerintah sudah menawarkan warga di pengungsian untuk pindah ke Senteluk. Namun, diakui, puluhan pengungsi tersebut masih ngotot bertahan. Di satu sisi, pemda juga mengaku sempat melobi pihak banjar agar berkenan memberikan lahan seluas 2 hingga 2,5 are untuk masing-masing kepala keluarga di pengungsian. Namun, belum mendapat respon dari pemilik lahan.

“Solusi yang bisa kita tawarkan sejauh ini hanyalah relokasi ke Senteluk. Saya sudah hubungi asisten 1 dan camat setempat untuk terus melakukan pendekatan dengan warga agar mau direlokasi. Yang penting sekarang, tidak ada penggusuran lagi,” tegas Zaini. (uki)

Sumber: Harian Lombok Post: Rabu, 24 September 2014

1 153 154 155 156 157 242