Program Magister Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (Universitas Gadjah Mada) bekerjasama dengan BPKP selaku Executing Agency (EA), dang dengan dana dari Asian Development Bank (ADB), kembali membuka kesempatan kepada para PNS di seluruh Indonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 dalam program beasiswa State Accountability Revitalization (STAR).
Pendaftaran Program beasiswa STAR-BPKP pada bulan Oktober-November 2014. Informasi selengkapnya dapat diakses melalui link http://www.bpkp.go.id/konten/1655/Program-STAR-BPKP dan www.maksi.feb.ugm.ac.id
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan RI nomor KP 747 tahun 2014 tanggal 4 September 2014 meraih penghargaan berskala nasional dalam bidang Lalu Lintas, yakni penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2014 untuk kategori Kota Kecil. Penghargaan WTN merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Kementerian Perhubungan terhadap kota-kota di Indonesia yang dinilai memiliki kinerja yang baik dalam pengelolaan sistem transportasi kota. (lebih…)
Launching Perbup Pelayanan Publik dan Pos Pelayanan Informasi/Pengaduan serta Pameran Pelayanan Publik yang digelar pada hari Sabtu 6 September 2014 di Kec. Gunungsari menjadi momentum kebangkitan pelayanan publik di Kab. Lombok Barat, karena pada hari itu Bupati Lombok Barat, Ketua DPRD, Kepala Ombudsman NTB, BPKP, Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN & RB) RI, dan seluruh jajaran SKPD sampai dengan kecamatan dan desa Se-Kab. Lombok Barat berada pada tempat yang sama untuk berkomitmen tinggi mewujudkan pelayanan prima di Kab. Lombok Barat. Komitmen tersebut ditandai dengan diluncurkannya beberapa Perbup tentang pelayanan publik, dan launching pembentukan Pos Pelayanan Informasi/Pengaduan serta pameran pelayanan publik. Selain itu sebagai wujud nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, Bupati dan Kepala Ombudsman NTB telah menandatangani MoU tentang penataan dan pengawasan pelayanan publik di Kab. Lombok Barat. (lebih…)
H. Prasetya Utama, M.Kes
(Widyaiswara BKD Kab. Lombok Barat)
Pendahuluan
Setiap manusia dalam menjalani kehidupan kesehariannya baik dalam kehidupan berumahtangga, pekerjaan, sekolah dan kegiatan yang bersifat rutinitas lainnya pada suatu masa pasti pernah bahkan sering merasa dan mengalami kejenuhan. Bekerja secara terus-menerus selama berjam-jam kerapkali membuat seseorang dilanda kebosanan apalagi bila aktivitas ditempatnya bekerja dirasakan monoton, sementara pegawai tersebut adalah tipe orang yang dinamis. Kejenuhan atau tepatnya merasa bosan dalam bahasa Belandanya dapat diartikan “zich vervelen” atau dalam bahasa Inggrisnya adalah “bored”. Sementara yang sedang trend dan sering diucapkan di lingkungan remaja kita saat ini adalah istilah “boring”.
Kondisi seperti itu juga dialami oleh karyawan yang selama bertahun-tahun bekerja pada suatu perusahaan, adakalanya mengalami kebosan.an dalam bekerja. Demikian halnya dengan Pegawai Negeri Sipil dengan rutinitas pekerjaannya yang kadang itu-itu saja dan tidak ada variasi dalam pekerjaannya, tentunya tidak terlepas dari rasa jenuh yang berdampak pada menurunnya semangat dalam bekerja. Padahal Pegawai Negeri Sipil selaku Aparatur Negara, abdi negara dan abdi masyarakat, wajib hukumnya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Dengan terjadinya kejenuhan (burnout) dapat menyebabkan menururunnya motivasi kerja. Menurunnya motivasi kerja akan berdampak pada menurunnya kualitas pekerjaan. Menurunnya kualitas pekerjaan dapat mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Penyebab Kejenuhan
Jadwal kerja yang terlampau padat dan setiap hari menghadapi jenis pekerjaan yang sama, terkadang cepat membuat pegawai merasa jenuh apalagi ditambah dengan masalah-masalah lingkungan kerja yang tidak terselesaikan. Ada banyak faktor mengapa pegawai merasa cepat jenuh bekerja dan dampaknya berpengaruh terhadap kinerja di tempat kerja.
Melihat fenomena ini seorang top leader harus tahu di mana trouble shooting permasalahan ini. Berikut ini ada beberapa factor penyebab kejenuhan di tempat kerja:
Ciri-ciri yang Menunjukkan Kejenuhan (Burnout)
Ketika seseorang mulai memperhatikan ciri-ciri atau gejala-gejala burnout yang dinyatakan di dalam literatur, makna konsep burnout meluas lebih jauh. Ada beberapa tanda dan gejala yang biasanya dikaitkan dengan burnout pada program layanan kemanusiaan sebagai berikut:
(1) Resistensi yang tinggi untuk pergi kerja setiap hari,
(2) Terdapat perasaan gagal di dalam diri,
(3) Cepat marah dan sering kesal,
(4) Rasa bersalah dan menyalahkan,
(5) Keengganan dan ketidakberdayaan,
(6) Negatifisme,
(7) Isolasi dan penarikan diri,
(8) Perasaan capek dan lelah setiap hari,
(9) Sering memperhatikan jam saat bekerja,
(10) Sangat pegal setelah bekerja,
(11) Hilang perasaan positif terhadap klien,
(12) Menunda kontak dengan klien, membatasi telepon dari klien dan kunjungan kantor,
(13) Menyamaratakan klien,
(14) Tidak mampu menyimak apa yang klien ceritakan,
(15) Merasa tidak aktif,
(16) Sinisme terhadap klien dan sikap menyalahkan,
(17) Gangguan tidur/sulit tidur,
(18) Menghindari diskusi mengenai pekerjaan dengan teman kerja,
(19) Asyik dengan diri sendiri,
(20) Mendukung tindakan untuk mengontrol perilaku, misalnya menggunakan obat penenang,
(21) Sering demam dan flu,
(22) Sering sakit kepala dan gangguan pencernaan,
(23) Kaku dalam berpikir dan resisten terhadap perubahan,
(24) Rasa curiga yang berlebihan dan paranoid,
(25) Pengunaan obat-obatan yang berlebihan,
(26) Konflik perkawinan dan keluarga, dan
(27) Sangat sering membolos.
Solusi Efektif Mengatasi Kejenuhan (Burnout)
Salah satu cara efektif untuk mengatasi kejenuhan pada para pegawai di suatu lingkungan kerja adalah dengan adanya kesadaran pada diri para pucuk pimpinan bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang pegawai banyak menghadapi berbagai problem yang bisa berdampak pada timbulnya sindrom burnout pada mereka.
Berbagai solusi efetif untuk mengatasi kejenuhan (Burnout) hendaknya para pimpinan di lapangan melakukan hal-hal sebagai berikut:
Jenis dukungan yang diharapkan pegawai ialah:
a. Saran dari pimpinan dalam mengatasi masalah pekerjaan yang dihadapi pegawai,
b. Kesediaan pimpinan untuk berempati terhadap perasaan-perasaan pegawai saat mengahadapi klien (masyarakat),
c. Peran pimpinan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan promosi, dan
d. Memberi contoh tingkah laku yang dapat dijadikan panutan ditempat kerja pegawai, serta
e. Memberi umpan balik yang konstruktif terhadap kinerja pegawai, dan
f. Lakukan kebijakan pembinaan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Dalam mencegah terjadinya burnout tidak hanya harus diupayakan oleh pimpinan saja, namun yang lebih penting dalam mencegah terjadinya burnout adalah adanya upaya yang dilakukan pegawai itu sendiri. Pegawai sebaiknya juga waspada akan munculnya burnout. Sebab, selain merugikan diri sendiri, burnout juga berdampak pada kualitas pekerjaan dan citra pegawai yang sampai hari ini perlu diperjuangkan. Adapun upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah;
1) Jaga kesehatan fisik dengan olah raga rutin, makan makanan yang halal dan baik;
2) Refreshing, rekreasi, hiburan untuk menghilangkan kepenatan;
3) Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan orang lain;
4) Meningkatkan wawasan dengan membaca, menulis, ikut kegiatan yang bermanfaat; dan
5) Sebagai orang yang beriman jangan lupa untuk tetap berdoa, takwa, dan tawakal kepada Allah SWT.
Referensi:
http://www.anneahira.com/jenuh-bekerja.htm
http://www.thecrowdvoice.com/post/jenuh-di-tempat-kerja-1875168.html%E2%80%8E
artikel1.coffemix.com/2878/-Kebosanan -di-tempat-kerja/
Rekrutmen Kemungkinan Pekan Depan
MATARAM-Seluruh kabupaten/ kota di NTB termasuk Pemprov NTB akhirnya mendapatkan jumlah pasti kuota formasi rekrutmen CPNS Umum 2014. Total di seluruh NTB, akan dicari 658 CPNS. Kemungkinan besar, rekrutmen akan dimulai pekan depan.
Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Haryadi Widyatmoko mengungkapkan, Lombok Utara menjadi daerah yang paling belakang mendapat kuota dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi (PAN- RB). “Pada 15 Agustus seluruh kabupaten/kota telah mengirimkan rincian formasi ke Kementerian PAN dan RB,” kata Haryadi.
Rincian formasi itu kemudian akan ditetapkan oleh Kementerian PAN untuk menjadi dasar rekrutmen. “Cuma sampai hari ini (kemarin) kita belum mendapatkan penetapan formasi ini,” katanya.
Jika merujuk jadwal yang telah diumumkan Badan Kepegawaian Nasional, mestinya kata Haryadi, proses rekrutmen CPNS umum 2014 sudah dimulai pada 20 Agustus hingga 3 September 2014.
Namun, rencananya, pada 20 Agustus, Kementerian PAN dan RB, baru akan mengundang seluruh sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia, untuk menggelar rapat koordinasi di Jakarta terkait proses rekrutmen CPNS. “Mudah-mudahan SK Penetapan Formasi akan diserhakan dalam rapat koordinasi itu,” ujarnya.
Segera setelah formasi diterima, maka pihaknya kata dia bersama seluruh BKD kabupaten/kota akan langsung memulai proses rekrutmen CPNS umum 2014. Khusus untuk Pemprov NTB, formasi CPNS yang dibutuhkan masih sebagian besar tenaga kesehatan.
Haryadi memastikan, seluruh kabupaten/kota di NTB akan menggelar seleksi dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Sebelum seleksi, kemungkinan kabupaten/kota akan menggelar simulasi terlebih dahulu.
Berbeda dengan sistem Lembar Jawaban Komputer (LJK) seperti seleksi tahun lalu, dengan sistem CAT, para pelamar akan langsung mengetahui nilai dan peringkat mereka, sesaat setelah tes dilakukan.
Dipastikan, proses seleksi dengan CAT ini akan dilakukan bertahap. Yang sudah pasti, proses seleksi akan digelar di seluruh sekolah- sekolah. Namun, berapa hari dibutuhkan untuk seleksi, Haryadi belum bisa memberi angka pasti.
Dia hanya memberi estimasi. Untuk BKD NTB, dengan hanya memiliki 100 unit fasilitas CAT, maka jika pelamar mencapai 10 ribu orang, maka dengan lima shif sehari, maka diperlukan waktu 20 hari paling sedikit, untuk proses seleksi. “Ini belum mempertimbangkan jika kabupaten/kota ikut menggunakan fasilitas unit CAT milik BKD NTB,” katanya.
Lantaran belum semua kabupaten/ kota memiliki fasiltias CAT ini, maka kata Haryadi, proses seleksi kemungkinan nanti akan menyewa fasilitas laboratorium komputer yang ada di seluruh NTB. Kemen PAN-RB sejauh ini telah menjalin kesepahaman untuk menggunakan fasilitas laboratorium komputer milik 97 perguruan tinggi negeri di bawah Kemendikbud, termasuk Universitas Mataram.
KUOTA CPNS UMUM NTB 2014
KUOTA CPNS UMUM NTB 2014 | |
Pemprov NTB | 141 |
Mataram | 59 |
Lombok Barat | 40 |
Lombok Tengah | 36 |
Lombok Utara | 49 |
Lombok Timur | 40 |
Sumbawa Barat | 141 |
Sumbawa | 56 |
Dompu | 45 |
Bima | 37 |
Kota Bima | 41 |
Sumber: BKD NTB |
Sumber berita: Lombok Post, Selasa 19 Agustus 2014
GIRI MENANG-Bantuan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) kembali singgah di Lombok Barat (Lobar). Kali ini di sektor kelautan berupa bantuan senilai Rp 3,2 miliar pada 2014 untuk mengembangkan budi daya lobster di perairan laut Sekotong.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lobar H Ahmad Subandi mengatakan, melalui bantuan itu diharapkan memotivasi masyarakat untuk membudidayakan lobster. Sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan berimplikasi pada kondisifitas daerah.
“Bantuan yang akan diberikan dalam bentuk keramba jaring apung (KJA) dengan jumlah lubang sebanyak 48 titik. Selain itu, juga dalam bentuk bibit dan pakan,” paparnya.
Agar bantuan ini tepat sasaran, Subandi memastikan para penerima adalah mereka yang benar-benar komitmen dan profesional di bidang budi daya lobster. Sehingga bantuan ini dapat berkembang sesuai harapan.
Jika nantinya bantuan tersebut efektif, Subandi berharap akan semakin banyak masyarakat di kawasan pesisir Sekotong tertarik memelihara lobster untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Apalagi, permintaan akan komoditas tersebut cukup besar terutama dari pengelola hotel dan restoran di Lobar yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia.
“Kami bercita-cita Lobar ke depan bisa mengekspor lobster. Namun saat ini kami menargetkan mampu memenuhi kebutuhan lokal dulu imbuhnya.
Diketahui, Lobar memiliki wilayah perairan seluas 1.300 kilometer (km) persegi dan wilayah darat seluas 1.053 km persegi. Hal itu menurutnya, merupakan potensi yang terbilang besar, namun para nelayan belum bisa mengelolanya dengan baik, sehingga tingkat kesejahteraan masih perlu mendapat perhatian. Dinas pun terus berupaya memberikan pembinaan dan pendampingan ke para nelayan dan masyarakat pesisir di Lobar.
Sumber: Lombok Post, Selasa 19 Agustus 2014