Adakah obat khusus untuk mencegah atau mengobati virus corona baru?
Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati penyakit yang disebabkan virus corona baru (COVID-19). Mereka yang terinfeksi virus harus menerima perawatan yang tepat untuk meredakan dan mengobati gejala, dan mereka yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar pasien sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami.
Beberapa perawatan spesifik saat ini tengah diteliti, dan akan melalui uji klinis. WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan sejumlah mitra.
sumber: WHO
Ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala virus corona yang ringan, bagaimana caranya saya merawatnya di rumah?
Bila ada anggota keluarga yang mengalami demam, rasa lelah atau batuk kering, cari pertolongan pada sarana kesehatan dan ikuti perintah tenaga kesehatan. Bila diminta rawat di rumah dan Anda mampu, tempatkan anggota keluarga itu di ruang terpisah yang memiliki akses ke kamar mandi. Anggota keluarga itu harus memakai masker dan menghindari kontak dengan anggota keluarga lainnya dan tidak boleh meninggalkan rumah kecuali berobat.
Meski terisolasi, Anda masih dapat menunjukkan kasih sayang dan perhatian dengan tetap berkomunikasi via telepon atau WA, bantu mengerjakan tugas-tugasnya yang terbengkalai dan menyediakan makanan untuknya. Secara teratur bersihkan permukaan benda-benda atau bagian-bagian di rumah yang sering disentuh tangan dengan disinfektan termasuk kamar mandi yang digunakan anggota keluarga yang tengah diisolasi setiap selesai digunakan.
Bersatu Lawan Covid-19
Pejabat Lombok Barat Urunan Hasil ‘Keringat ‘ di Tengah Pandemi Covid-19
BUPATI MEMBAGIKAN 12 PAKET APD KEPADA RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS DI LOMBOK BARAT
GUGUS TUGAS PENCEGAHAN COVID-19 LOMBOK BARAT BERSAMA CAMAT LEMBAR TURUN KELAPANGAN
Keputusan Bupati Tentang Pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Lombok Barat.
TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMI
Giri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid berjanji akan mendalami sumber dan kebenaran isi video yang beredar, bahwa masyarakat yang dikarantina untuk pencegahan penyebaran Covid-19 itu diberi makan Nasi basi.
Seperti beredar di beberapa group WhatsApp, nampak di video itu beberapa warga karantina mengeluhkan nasi yang dikirimkan untuk mereka makan. Saat dikonfirmasi, Bupati Fauzan Khalid mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut, namun dirinya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu kebenaran informasi itu.
“Saya belum terima Informasi itu, tapi akan kami dalami kebenarannya. Karena fasilitas karantina sudah kita jamin bagus, begitu juga pelayanan,” ungkapnya, Sabtu (25/04/2020).
Dia mengatakan, kalaupun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi tentang video itu, namun pasti akan meng-kroscek, karena yang menangani konsumsi (makan) untuk masyarakat yang dikarantina adalah Dinas Sosial Lombok Barat.
“Itu pun, makanan yang diberikan ke masyarakat khususnya yang di karantina dipesan lewat catering,” kata dia.
Fauzan menegaskan, seandainya itu benar, maka tempat memesan (catering) makanan yang akan menerima konsekuensi, yakni pindah tempat mesan.
“Iya konsekuensinya, kami tidak lagi percaya ke perusahaan catering tersebut,” ujarnya.
Fauzan mengaku, sebelumnya alumni Ijtimak Gowa itu pernah minta disiapkan kompor dan kebutuhan lainnya untuk mereka masak. Tapi, pemerintah memiliki pertimbangan sehingga tidak di izinkan.
“Saya tidak izinkan karena banyak pertimbangan, termasuk keamanan,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya yang dikonfirmasi via telpon menyayangkan peredaran video tersebut. Martajaya menuturkan bahwa kejadian di video tersebut berlangsung kemarin.
“Saat diantarkan, karena diperiksa dan memang ada keluhan, langsung kita ganti saat itu juga. Mungkin karena ada sayur yang bahan bakunya dari parutan kelapa yang diolah agak lama dari penyajian, tapi langsung diganti saat itu juga,” terang Martajaya.
Untuk menu makanan, tegas Martajaya, pihaknya menerima list dari Dinas Kesehatan menu apa saja yang pas untuk disuguhkan. Penyuguhannya diserahkan ke dua usaha catering yang saat ini berdekatan dengan tempat karantina di Sanggar Mutu Gerung dan Sanggar Kegiatan Belajar Gunung Sari. Untuk bulan Ramadhan ini, penyajian makanan menyesuaikan. Dinas Sosial menyiapkan paket takjil, menu buka puasa, snack, dan juga untuk sahur.
“Untuk kasus di video itu, sesudah diganti, mereka makan dengan lahap kok. Tidak ada lagi keluhan,” tegas Martajaya.
Untuk karantina di Sanggar Mutu, diterangkan oleh Bupati Lombok Barat, saat ini sebanyak 40- an orang di karantina tapi angka itu fluktuatif.
“Ada yang dikirim ke Rumah Sakit jika hasil Swabnya positif. Terhadap hasil rapid test reaktif, dikirim ke Sanggar Mutu Gerung untuk di karantina. Jika hasil Swab negatif, mereka langsung dipindah ke SKB Gunungsari untuk di karantina selama 14 hari,” terang Fauzan Khalid.
Sedangkan yang dinyatakan hasil Swab positif, imbuh Fauzan, petugas langsung menangani di Rumah Sakit sampai sembuh.
“Kita mau massif lakukan ravid test dan akan lebih massif lagi. Itulah sebabnya beberapa Gedung milik Pemprov NTB yang ada di Lobar kebetulan lagi kosong, seperti Bapelkes di Lingsar, Gedung Petirahan Dinsos Provinsi di Selat Narmada dan beberapa SMK yang punya penginapan, kita siapkan untuk tempat karantina,” katanya.
Sayangnya, aku Fauzan, yang jadi persoalann adalah komunikasi di tingkat Pemda yang sudah oke, namun tindaklanjut di bawah yang sulit dengan alasan macam-macam.
Sumber : Humas Lombok Barat
TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMIGiri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan…
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Minggu, 26 April 2020
BAEHAQI, “JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN”
Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat tetap mengedepankan protokol dan standar operasional prosedur.
“Kita tidak menginginkan hal terburuk, tapi harus kita siap-siap. Jangankan Rumah Sakit, kuburan pun harus kita siapkan. Lokasinya paling sedikit berjarak lima puluh meter dari mata air untuk menjaga kontaminasi,” terang Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Baehaqi saat mengevaluasi penanganan Covid 19 di Posko Satgas Kecamatan Kediri, Jum’at Malam (24/4/2020).
Kuburan itu, terang Baehaqi masih dikaji untuk disiapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat.
“DLH kita minta mencari lokasi. Soal pemulasaran dan proses pemakamannya sedang disiapkan SOP nya oleh pihak Kemenag (Kementerian Agama, red) dan RSUD. Petugasnya pun kita siapkan,” kata Baehaqi.
Menurut Baehaqi, jika sampai ada pasien positif Covid 19 meninggal dunia saat dirawat di ruang Isolasi RSUD Patut Patuh Patju, maka tim RSUD itu yang langsung bertugas mengurus jenazah. Begitu juga di RSAM Narmada.
“Kita juga harus menyiapkan peti mati jika ditemukan ada yang meninggal. SOP untuk mengurus jenazah Covid ini sangat ketat,” tegas Baehaqi.
Berbagai persiapan dilakukan bukan karena menginginkan kondisi buruk, imbuh Baehaqi. Tapi semata-mata sebagai persiapan untuk skenario terburuk.
“Kita mengantisipasi berdasarkan kajian permodelan dari para ahli. Menurut mereka, kita harus antisipasi jika puncak penyebaran Covid 19 ini nanti di bulan Juli Agustus,” terang Baehaqi.
Seperti hasil pantauan di lapangan dengan kondisi Lombok Barat yang disinyalir mengarah ke transmisi lokal, maka Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pun sigap menyiapkan berbagai lokasi karantina.
“Kita sedang menyiapkan satu blok khusus di Bapelkes (Balai Pelatihan Kesehatan, red) untuk menjadi karantina pasien, sedangkan untuk SMKN 1 Lingsar kita harap bisa menjadi karantina ODP,” terang Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat mengunjungi Bapelkes, Kamis (23/4/2020).
Menurut Bupati, pihaknya juga akan meminta dua gedung pelatihan hotel di SMK lainnya untuk menjadi pusat karantina lainnya.
Kepala Bapelkes NTB, Ali Wardana yang menemui rombongan Fauzan menjelaskan bahwa pihaknya pada prinsipnya siap dengan permintaan Bupati.
“Prinsipnya kita siap selama koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi menyetujui,” kata Ali Wardana.
Bapelkes saat ini terang Ali, dalam 3,5 tahun ini masih berada pada masa transisi kewenangan antara pusat dan provinsi. Mengenai kapasitas, Bapelkes ini bisa menampung antara 30 sampai 50.
“1 kamar bisa menampung 2 sampai 3 bed dengan fasilitas lengkap televisi, kamar mandi, dan ac. Jika terpaksa dengan daya tampung dikalikan dengan 10 ruang. Dlm kondisi outbreak, bisa terpakai seluruhnya, termasuk untuk ruang kelas dengan daya tampung 50 orang,” terang Ali Wardana.
Kepala Bidang P3KL Dinas Kesehatan, Ahmad Taufiq Fatoni yang ikut mendampingi Bupati, kepada Kepala Bapelkes memastikan bahwa pihaknya membutuhkan persiapan fasilitas katantina.
“Kita pinjam tempat, soal SDM, kami yang menyiapkan,” tegas Fatoni.
Di Lombok Barat sendiri sampai rilis ini disusun, jumlah Pasien terkonfirmasi positif sudah tembus angka 21 orang, dan 2 orang dinyatakan sembuh. 1 pasien nomor 27 atas nama HW (laki-laki 2 tahun) telah dinyatakan sembuh beberapa hari yang lalu dan disusul hari ini, Jum’at (24/4/2020) pasien nomor urut 30 atas nama RA (laki-laki 51 tahun) dinyatakan sembuh dan keluar dari Rumah Sakit Awet Muda Narmada.
Dinas Kesehatan Lombok Barat juga merilis 53 Orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di mana 13 orang pasien dinyatakan tuntas pengawasannya. Selain itu, terdapat 609 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan 549 orang sudah selesai dalam masa pemantauan.
Sumber : Humas Lobar
BAEHAQI, "JANGANKAN RUMAH SAKIT, KUBURAN PUN KITA SIAPKAN"Giri Menang, 25 April 2020 – Penanganan Covid 19 di…
Dikirim oleh Humas Protokol Lombok Barat pada Sabtu, 25 April 2020