Ribuan Peserta Ikuti blibli Mekaki Marathon Lombok

Mekaki Marathon internasional 2018 kembali digelar di Pantai Mekaki, Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu (28/10), Setelah sukses penyelenggaraan serupa di tahun 2017, Mekaki Marathon yang menempuh 5 K (kilometer) dan 10 K tersebut dilepas Gubernur NTB Zukkiflimansyah dan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.

Pelepasan pertama dilakukan Gubernur NTB H. Zulkiflimansyah pada 500-an peserta 5 K dan 10 menit kemudian Bupati Lombok Barat melepas 1000-an peserta 5 K.

Baik Gubernur NTB dan Bupati Lombok Barat berharap kepada seluruh peserta selama mengikuti marathon Mekaki ini tertib dan sepanjang jalan yang dilalui untuk mengabadikan momen penting di Memaki Marathon 2018 ini sebagai bukti pariwisata di Lombok sudah bangkit.

“Jangan lupa foto momen di jalan,”Abadikan momen di jalan bahkan merugi peserta lari sambil berfoto dengan sejumlah artis nasional,” Kata Gubernur.

Turut hadir memeriahkan Blibli Mekaki Marathon 2018 Kapolda NTB, ketua Bhayangkari NTB, Danrem 162/WB, ketua DPRD Lombok Barat Imam Kafali serta tamu penting lainnya.

Blibli Mekaki Marathon 2018 ini diikuti sejumlah pelari nasional dari berbagai provinsi di Indonesia dan pelari lokal yang memperebutkan hadiah ratusan juta rupiah. Untuk lari 10 K juara I berhadiah Rp10 juta, juara II Rp7,5 juta dan juara III Rp5 juta. Sedangkan untuk katagori 5K juara I Rp5 juta, juara II Rp3 juta dan juara III Rp2,5 juta.

Race Director Blibli Mekaki Marathon 2018 menjelaskan, meskipun lomba kali ini hanya memperlombakan dua kategori dengan rute lebih pendek dibandingkan kegiatan Mekaki Marathon 2017, namun para peserta diberikan batas waktu tempuh.

“Jadi mereka yang berhasil `finish`, menyelesaikan rute sebelum batas waktu, akan dapat medali,” ujarnya.

Untuk rute 10K, jelas Didit, batas waktu yang diberikan hanya 2,5 jam. Sedangkan untuk rute 5K, batas waktu tempuhnya 1,5 jam. “Ini waktu yang cukup panjang, dengan pertimbangan rute pendek tapi di situ ada tanjakan, jadi cukup menantang untuk peserta,” ucapnya.

Sejumlah artis ibu kota turut ambil bagian pada kegiatan tahunan ini. Diantaranya, Wulan Guritno bersama suaminya, Adilla Dimitri. Selain Wulan Guritno, aktor Samuel Rizal juga juga turut serta dalam ajang promosi pariwisata Lombok, pasca gempa melanda. Demikian juga pelatih lari, Agung Gantar, juga ikut berpartisipasi dan pengalamannya sebagai pelatih juga bisa dibagi dengan para peserta.

“Jadi mas Agung Gantar ini `coach` pelari. Mas Agung yang memberikan pemanasan sebelum berlari,” katanya. (her/Sadri/KIM Sekotong Bersatu)

DATA ANGKA POKMAS SUPAYA DIVERIFIKASI TOTAL

Giri Menang, Senin 29 Oktober 2018 – Penanganan terhadap musibah gempa bumi belum berakhir. Masih dalam tahap penanganan rehabilitasi fisik, termasuk verifikasi data bangunan dan SDM. Membahas hal itu, Senin (29/10) di Aula Dinas PUPR digelar pertemuan internal. Tujuannya dalam rangka progres pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) kecamatan se Lombok Barat (Lobar). Hadir dalam kesempatan itu Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid, Sekda H. Moh. Taufiq, Asisten III H.Fathurahim, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman H. L. Winengan, Perwakilan REI, BPBD NTB, dan Kadin NTB serta Camat se-Lobar.

Sekda Lobar, H. Moh. Taufiq meminta, khusus masalah data angka jumlah Pokmas, supaya terus diverifikasi final, karena data yang muncul di pro vinsi hanya 111 sampai pertemuan hari ini. Angka ini dipenuhi oleh 9 kecamatan di luar Labuapi.

“Untuk membentuk Pokmas di kecamatan, jangan sering mencari kambing hitam,” pinta Taufiq seraya memaknai mencari kambing hitam adalah upaya mencari kesalahan.

Dari data yang diperoleh, rekapitulasi total progress Pokmas se-Lobar sebesar 555 Pokmas atau 8.055 KK. Rinciannya, Rumah Rusak Berat (RRB) mencapai 244 Pokmas (3.336 KK). Rumah Rusak Sedang (RRS) 186 Pokmas (2.923 KK) dan Rumah Rusak Ringan (RRR) 125 Pokmas atau 1796 KK.

Dalam pertemuan ini, tidak saja membahas masalah verifikasi data Pokmas, melainkan membahas rencana peruntukan bangunan rumah bagi warga yang terkena langsung bencana gempa bumi. Selain itu dibahas pula distribusi material yang dibutuhkan. Untuk pembangunan rumah, direncanakan ada 3 pilihan, yakni Rumah Instan Sehat Sederhana (Risha), Rumah Instan Baja (Riba) dan Rumah Instan Konvensional (Riko). Dari ke tiga pilihan prioritas ini, akan dipilih final pada pertemuan berikutnya.

“Masalah realisasi pembangunan rumah, apakah kita prioritaskan Risha, Riba atau Riko silahkan saja,” papar HL.Winengan.

Sementara stok material berupa baja, semen dan lainnya, pihak Kadin NTB tidak ada masalah, siap mendistribusikan sampai titik lokasi.

Ada sejumlah kesimpulan yang dihasikan dari pertemuan ini. Antara lain, untuk tim tekhnis akan segera bersurat ke Kementerian PUPR, percepat validasi data dan pembentukan Pokmas terutama di kecamatan dan koordinator kecamatan. Kadin segera bersosialisasi ke kecamatan dalam rangka stabilitasi harga dan ketersediaan pasokan material yang dibutuhkan.

“Masalah dana yang Rp.1,7 Milyar sudah ada, jangan pusing,” kata Taufiq seraya menoleh ke Kadis PUPR.

Di tempat yang sama Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid meminta, dari sisi data supaya jangan menunggu hal yang tidak pasti, ditambah janji-janji yang kian dikeluhkan.

“Menurut saya, lambat itu berawal dari ketidakpastian,” tegas bupati. (LPA/humas)

Pengumuman Kelulusan Administrasi Pengadaan CPNSD Kabupaten Lombok Barat

Berdasarkan Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor 649/800/164/BKD-PSDM/2018 tanggal 25 Oktober 2018 tentang Penetapan Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan CPNSD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2018, dengan ini Panitia Seleksi Pengadaan CPNSD Kabupaten Lombok Barat mengumumkan Pelamar yang dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi dan Tidak Lulus Seleksi Administrasi.

Pengumuman selengkapnya bisa diunduh disini

Pelamar yang dinyatakan LULUS ADMINISTRASI bisa diunduh disini

Pelamar yang dinyatakan TIDAK LULUS ADMINISTRASI bisa diunduh disini

Bagi Pelamar yang dinyatakan LULUS ADMINISTRASI bisa mencetak Kartu Tanda Peserta Ujian melalui laman https://sscn.bkn.go.id dengan menggunakan User dan Password yang sama pada saat mendaftar, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kartu Tanda Peserta Ujian dicetak dengan menggunakan printer warna dengan resolusi tinggi (high) agar photo peserta bisa terlihat jelas

2. Kartu Tanda Peserta Ujian dicetak di atas kertas Kwarto (A4) 70 gram.

Bagi pelamar yang kesulitan mencetak Kartu Ujian bisa menghubungi Panitia Seleksi CPNSD di BKDPSDM Kabupaten Lombok Barat dengan alamat Komplek Kantor Bupati Lombok Barat Jl. Soekarno Hatta Giri Menang Gerung.

Waktu Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan hal-hal lain terkait pelaksanaan Seleksi CPNSD akan disampaikan menyusul melalui laman ini.

 

Sumber : http://bkdpsdm.lombokbaratkab.go.id/berita-pengumuman-kelulusan-administrasi-pengadaan-cpnsd-kabupaten-lombok-barat.html

Peringati Hari Pemuda, 34 Pasang Pemuda se Nusantara Kenakan Pakaian Adat

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke 90, 28 Oktober 2018 di Kabupaten Lombok Barat, NTB agaknya berbeda dengan pelaksanaan serupa di daerah lainnya. Kali ini peringatan harinya para pemuda itu diperingati dengan pengenaan pakaian adat se Nusantara bagi peserta apel yang memadati halaman Kantor Bupati Lombok Barat, Jalan Soekarno Hatta Giri Menang, Gerung.

34 pasang pemuda dari 34 provinsi se Indonesia membacakan teks Kongres Pemuda Indonesia di depan seluruh peserta upacara. Pembacaan Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928 ini didampingi masing masing 2 orang perwakilan dari 34 provinsi se Indonesia lengkap dengan pakaian adat daerahnya masing-masing.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini mengusung tema “Bangun Pemuda Satukan Indonesia”.  Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid S.Ag. M.Si membacakan amanat tertulis  Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI menyatakan, pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

“Dengan begitu pemuda Indonesia tidak mudah terjebak narkoba, radikalisme, isu hoaks dan ujaran kebencian yang memecah persatuan bangsa,” jelas Menpora.

Menjelang pesta demokrasi 2019, Menteri dari kalangan NU ini mengingatkan akan peran dan tanggung jawab pemuda dalam menyukseskan proses Pemilu baik Pilpres maupun Pemilihan Legislatif (Pileg).

“Partisipasi aktif pemuda dalam pemilu 2019 perlu ditingkatkan untuk mewujudkan pemilu yang damai, kredibel,dan berkualitas,” ujar`Menteri.

Upacara diikuti oleh Para SKPD Lobar, Para OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Lombok Barat, unsur Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Para Siswa Siswi Sekolah perwakilan SD, SMP, dan SMA se Lombok Barat. (KIM Gerbang Gerung/Angge/L.Ivan R).

Dalam rangka Finalisasi Data Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Dinas Kominfotik Kab. Lobar mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Sinkronisasi dan Finalisasi Data di Aula Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (26/10).

Acara ini dibuka secara resmi oleh Asisten lll Daerah Kabupaten Lombok Barat Dr. H. Faturahim. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok  Barat Drs. Anas M.Si. dalam laporannya menyatakan, FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.

Diterangkannya, FGD ini dilaksanakan dengan tujuan Sinkronisasi Data yang nantinya akan di publikasikan dalam bentuk Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018.

Asisten lll Kabupaten Lombok Barat Dr. H. Faturahim mengatakan, hal yang paling penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan adalah data. Untuk itu perlunya melakukan penyamaan persepsi sekaligus sinkronisasi data yang ada di masing masing OPD yang nantinya akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai induk data di Lombok Barat.

Adapun salah satu syarat data yang baik pada teorinya menurut H. Faturahim, data itu harus akurat, cepat, dan bisa dipertanggung jawabkan baik itu data online maupun offline.

Faturahim berharap, melalui kegiatan Focus Group Discussion ini akan menjadikan serta menyajikan data Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka Tahun 2018 lebih valid sehingga dapat disusun dan dipublikasikan oleh BPS Kabupaten Lobar dengan baik.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Lobar. Ir. Budi Dharmajaya, MM dan semua peserta Focused Group Discussion dari masing masing peserta dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Lombok Barat. (KIM Gerbang Gerung/Angge/L.Ivan R).

RIBUAN SANTRI SE-LOMBOK BARAT IKUTI APEL AKBAR PERINGATAN HARI SANTRI

Giri Menang, Senin 22 Oktober 2018 – Ribuan santri dari puluhan Pondok Pesantren se-Lombok Barat mengikuti Apel Akbar Peringatan Hari Santri Nasional di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar), Senin (22/10). Apel akbar ini dilakukan layaknya apel bendera pada umumnya. Yang membedakan adalah seragam para peserta apel. Dengan mengenakan pakaian muslim lengkap dengan peci dan sarung, para santri mengikuti apel dengan penuh kekhikmadan. Para santri juga membacakan Ikrar Santri Nusantara yang berisi kesetiaan menjaga NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Selain santri, apel juga diikuti pejabat lingkup Pemkab Lobar dan para tokoh agama.

Peringatan Hari Santri Nasional ini adalah yang ketiga sejak pemerintah menetapkannya melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Penetapan tersebut merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dalam apel yang bertemakan ‘Bersama Santri Damailah Negeri’ itu, Bupati H. Fauzan Khalid selaku Inspektur Upacara membacakan amanat Menteri Agama RI.

“Pemerintah sudah sepatutnya memberikan apresiasi bagi perjuangan kaum santri yang secara nyata memberikan andil besar bagi terbentuk dan terjaganya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan demikian, memperingati Hari Santri harus memaknai sebagai upaya memperkokoh umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan,” katanya.

Ditambahkan, kalangan pesantren dalam hal ini adalah para kiai, santri dan elemen umat Islam yang belajar kepada orang-orang pesantren diharapkan oleh segenap bangsa Indonesia untuk mencurahkan energinya dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat di tengah situasi saat ini yang penuh dengan berbagai fitnah.

“Berkaca pada sejarah, Hari Santri merujuk pada keluarnya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memantik terjadinya peristiwa heroik 10 November 1945 di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Resolusi Jihad adalah seruan ulama-santri yang mewajibkan setiap muslim Indonesia untuk membela kedaulatan Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya. (emi/nak/humas)

Launching Wisata Kuliner di Pantai Masa Kecil Fauzan Khalid

Giri Menang, Senin 22 Oktober 2018 – Satu lagi obyek wisata kuliner dilaunching oleh Bupati Lobar H Fauzan Khalid kemarin, (21/10). Lokasi wisata kuliner ini berada di Pantai Tanjung Bias Dusun Aiq Genit Desa Senteluk Kecamatan Batu Layar.

Lokasi ini bersebelahan dengan obyek wisata kuliner pantai Meninting yang sudah lebih dulu ramai. Kedua wilayah ini bertetangga dan bahkan rabat jalan pinggir pantainya nyambung antara Desa Meninting dengan Desa Senteluk.

Dengan dibukanya wisata kuliner di tempat ini maka akan menambah ramai obyek wisata pantai Meninting dan Tanjung Bias-Senteluk. Keberadaan kedua obyek di desa bertetangga ini akan saling mendukung kemajuan desa masing-masing.

Bagi Bupati Fauzan, lokasi wisata kuliner pinggir pantai ini punya nilai historis tersendiri. Pada masa kecil dulu ia sering ke pantai ini untuk berenang bersama teman-teman kecilnya.

“Lokasi ini sangat familiar bagi saya dan masyarakat Batu Layar,” ujar Fauzan.

Ia merespon positif langkah pemerintah Desa Senteluk menjadikan lokasi ini jadi obyek wisata kuliner. Namun demikian Bupati berharap agar perencanaannya dibuat secara utuh terlebih dahulu.

“Kalau ini jadi pusat kuliner, rencanakan utuh dulu meski belum bisa bangun sekaligus. Sehingga bisa lebih bagus dan tertata,” pintanya.

Fauzan juga minta supaya lokasi kuliner ini nantinya ditanami pohon agar teduh seperti cemara atau pohon lainnya yang cepat tumbuh. Untuk itu ia berharap agar Kades Senteluk berkoordinasi dengan camat untuk mencarikan bibit pohon dimaksud.

Terkait jalan di lokasi yang relatif kecil dan hampir tidak mungkin diperlebar, Fauzan mengingatkan agar bangunan di pinggir jalan diatur supaya 1-2 meter dari badan jalan. Ini demi kenyamanan orang yang berlalu lalang, jangan sampai macet karena pengunjung yang parkir di jalan.

“Jangan sampai ramai cuma sekali, tapi karena tidak nyaman, lalu tamu pergi dan tak mau datang lagi,” ujarnya.

Kepala Dusun Aiq Genit, Desa Senteluk, Munajab menjelaskan, lokasi wisata kuliner ini luasnya sekitar 30 are. Sebagai langkah awal telah dipasang sebanyak 6 buah berugak.

“Kita akan segera pasang 4 buah berugak lagi,” ujarnya.

Terkait akses jalan masuk yang hingga kini masih lewat desa tetangga, Munajab mengaku sudah merintis pembuatan jalan baru. Untuk sementara jalan masuknya lewat tanah milik masyarakat yang berada di wilayah Dusun Aiq Genit, tepatnya di sebelah selatan toko oleh-oleh SASAKU.

Untuk mempromosikan wisata kuliner tersebut, mantan guide ini telah bekerjasama dengan rekan-rekannya yang berprofesi sebagai travel agent. Selain itu ia juga akrif mempromosikannya lewat media sosial.
Ia merencanakan pembangunan wisata kuliner ini akan rampung dalam waktu 2 tahun kedepan.

“Insya Allah dua tahun akan rampung. Perkiraan biayanya sekitar 1 milyar,” pungkasnya. (Afgan)

USULKAN JADUP, PEMKAB LOMBOK BARAT TAGIH PUSAT

Giri Menang, Minggu 21 Oktober 2018 – Jaminan Hidup (Jadup) yang dijanjikan oleh Pemerintah Pusat kepada warga terdampak bencana gempa bumi di Lombok Barat (Lobar) belum ada satu pun yang cair atau terrealisasi.

Menurut Kepala Dinas Sosial Lobar, Hj. Ambaryati, pihaknya masih terus mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar bisa memenuhi syarat dan dimasukkan dalam pagu anggaran sesuai dengan arahan Kementerian Sosial.

“Menurut Permensos 4/2015, Jadup sudah mengacu ke SK Bupati untuk Rumah yang Rusak Berat. Jadi tinggal kami sesuaikan data jumlah jiwanya,” terang Hj. Ambaryati saat dihubungi di Kantornya di lingkungan Pemkab. Lobar, Jum’at (19/10).

Karena data mengacu kepada kondisi rumah yang hanya rusak berat, maka Ambaryati mengaku telah meminta Tagana dan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) turun melalukan verifikasi.

“Harus tuntas hari Kamis ini. Jumat kita akan minta rekomendasi ke Provinsi dan Senin (minggu depan, red) kami antar ke Kemensos,” ujar Ambaryati.

Seperti dirilis pihak Pemkab Lobar beberapa waktu lalu, rumah yang rusak berat mencapai 13.942 dari total 72.222 rumah yang rusak.

Jumlah rusak berat itulah yang menurut Ambar menjadi sasaran cek dan ricek pendataan pihaknya untuk diusulkan mendapatkan Jadup.

“Bisa jadi satu rumah (rusak berat, red) ditempati oleh lebih dari satu KK. Basis data Jadup ini kan jiwa, jadi masih harus dicek lagi,” tutur Ambar.

Selain rusak berat, Ambar pun memastikan bahwa administrasi kependudukan warga juga lengkap, selain tercantum dalam kartu Keluarga, warga tersebut pun sudah memiliki e-KTP.

Untuk Lobar sendiri, usulan untuk Jadup itu sudah mencapai 1.910 KK atau 6.403 jiwa. Usulan tersebut dilaksanakan dalam dua tahap. Sisanya yang sedang diverifikasi sambil diusulkan secara paralel.

“Bahkan bisa jadi lebih dari itu kalau melihat proses verifikasi dari pendamping PKH dan Tagana,” tambah Ambaryati.

Menurut informasi yang berkembang, nilai bantuan Jadup itu adalah sebesar Rp. 10.000/jiwa/ hari yang akan diberikan selama 30 hari atau sampai 90 hari. Pencairannya pun tidak bisa langsung, tapi terhitung 6 bulan pasca berakhirnya masa tanggap darurat (bulan Februari, red).

“Dengan syarat warga tersebut sudah menempati hunian tetapnya. Bukan mengungsi lagi,” pungkas Ambar memastikan hal itu sebagai syarat transfer.

Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid pun mengapresiasi apa yang dilakukan oleh jajarannya.

“Kita bukan menjanjikan (Jadup, red), tapi yang kita lakukan adalah jemput bola. Bayangkan misalnya ada uang Jadup, baru kita lakukan verifikasi dan memprosesnya secara administrasi, kan repot kita? Masyarakat kita juga yang rugi,” ujar Fauzan.

Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah selaku Kepala BPBD Lobar, H. Moh. Taufiq pun mengingatkan.

“Jadup itu adalah “janji” Pemerintah melalui Kemensos. Daerah hanya mengusulkan. Soal realisasi atau tidaknya,tergantung konsistensi mereka ke daerah. Makanya pusat jangan gampang keluarkan janji kalau sekiranya tidak mampu ditepati, karena dampaknya masyarakat yang akan menyalahkan bupati atau walikota yang membuat SK,” tegas Taufiq.

REHABILITASI RUMAH DI LOMBOK BARAT TEMUI BANYAK KENDALA

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah yang rusak akibat gempa, khususnya di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terkendala banyak hal.

Salah satu kendalanya adalah pada Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang menjadi prioritas pemerintah dalam memitigasi bencana gempa bumi di masa mendatang.

Seiring dengan keinginan mendorong pembangunan rumah ramah gempa, masyarakat terhadang dengan minimnya ketersediaan panel untuk Risha tersebut.

“Satu Risha itu membutuhkan 138 panel. Kita saja yang sudah siap bangun untuk 40 KK, baru bisa 3 Risha karena tersedia panelnya hanya segitu,” papar Ratnawi, Ketua Koordinator Tim Teknis sekaligus Kepala Bidang Perumahan pada Dinas Perkim Lobar yang dihubungi via handphone, Kamis (18/10).

Panel Risha yang dimaksud Ratnawi dikerjakan secara pabrikan oleh sebuah BUMN. Ia berharap agar pemerintah bisa segera memfasilitasi masyarakat dengan aplikator lainnya yang benar-benar siap menyuplai kebutuhan panel.

“Kita kira panel tersebut telah dicetak di Pulau Jawa, jadi tinggal kirim. Tahunya mencetaknya di sini juga,” tutur Ratnawi.

Sebagai contoh di Lobar untuk tahap 1 pelaksanaan rehab rumah, tuturnya, dari 379 KK setidaknya 176 ingin membangun dengan Risha.

“Mereka ini butuh panel. Kalau ini saja sulit, bagaimana dengan ribuan rumah lainnya?,” tanya Ratnawi.

Selain masalah panel untuk Risha, kendala lainnya ada pada Rumah Instan Konvensional (Riko). Untuk membangunnya membutuhkan perencanaan yang sedikit lebih ruwet dari Risha.

“Rumah konvensional yang ramah gempa ini harus didesain dulu, dihitung biayanya, dan kadang harus disesuaikan antara maunya masyarakat dengan jumlah uang yang tersedia,” ujar Ratnawi.

Selain menyesuaikan dengan selera pemilik, rehabilitasi pun terhambat dengan minimnya jumlah tenaga teknis pendamping.

Para pendamping ini yang membantu warga membuatkan gambar, hitungan biaya, dan lainnya sebelum proses pencairan uang.

“Kita ini ibaratnya konsultan mereka,” ujar Ratnawi sambil menjabarkan resiko buat Pemerintah Kabupaten bila tidak melakukan pendampingan.

Di Lobar, tambah Ratnawi, jumlah tenaga teknis ini tidak sebanding dengan jumlah Kepala Keluarga yang rumahnya rusak.

“Jumlah tenaga teknis hanya 40 orang, tidak sebanding dengan jumlah rumah rusak yang berjumlah 72.222 rumah,” ujarnya sambil menghitung idealnya seorang pendamping membantu maksimal 100 KK.

“Kalau yang 72 ribu lebih itu masuk, bayangkan, berapa rasio beban kerja mereka. Bisa muntah-muntah mereka,” pungkas Ratnawi sambil tertawa.

MILYARAN RUPIAH SUDAH CAIR DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Kamis 18 Oktober 2018 – Dalam rangka merehabilitasi dan merekonstruksi rumah-rumah warga yang rusak akibat gempa di NTB, seperti pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu, Pemerintah Pusat telah menggelontorkan trilyunan rupiah.

Khusus untuk warga di Kabupaten Lombok Barat (Lobar), untuk tahap pertama telah dikucurkan anggaran senilai Rp. 18.950.000.000,- untuk 379 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat.

Menurut Koordinator Tim Teknis yang juga Kepala Bidang Perumahan di Dinas Perumahan dan Pemukiman Lobar Lalu Ratnawi, anggaran tersebut sudah bisa dicairkan oleh masyarakat.

“Dari 379 warga, baru 59 orang yang telah mencairkan dan menggunakannya,” tutur Ratnawi.

Seluruh proses tersebut, menurut Ratnawi dilakukan oleh mereka melalui Pokmas (Kelompok Masyarakat, red). Untuk yang suda, setidaknya 4 Pokmas yang terkonsentrasi di Dusun Batu Kantar Desa Narmada telah mewujudkam pembangunan rumah mereka yang rusak akibat gempa.

Empat Pokmas tersebut, tambah Ratnawi, seluruhnya sepakat mengaplikasikan RISHA (Rumah Instan Sehat Sederhana).

Mereka termasuk dalam 176 Kepala Keluarga yang ingin membangun Risha. Sisanya 205 ingin membangun Rumah Konvensional dan hanya 1 KK yang ingin membangun dengan kayu.

Sedangkan untuk Tahap II, tambah Ratnawi, juga sudah digelontorkan anggaran sebesar Rp. 105.720.000.000, – untuk 2.114 KK.

“Mereka (2.114 KK, red) yang sudah terbit rekening dan sudah ada uangnya. Mereka akan diarahkan untuk membentuk Pokmas dulu,” tutur Ratnawi sambil menuturkan prosedur lanjutannya.

Terkait dengan penyederhanaan birokrasi pencairan, Ratnawi membenarkannya hanya dalam kemudahan pendebetan rekening dari rekening perseorangan KK ke Rekening Pokmas.

“Sedangkan untuk pencairan dan penggunaannya, tetap harus melengkapi dulu persyaratan-persyaratan lainnya,” ujar Ratnawi dengan menyebutkan Rencana Anggaran dan Biaya, desain gambar, dan beberapa persyararan teknis lainnya yang didampingi oleh Tim Teknis.

“Semua persyaratan itu masuk dalam dokumen yang ditanda tangani persetujuan pencairan dan penggunaannya oleh Kepala BPBD selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Untuk sisa di Tahap I (dari 379 KK, red), menurut Ratnawi sedang berproses pencairan dan penggunaannya.

“Sisanya masih dalam proses, sudah ditanda tangani Kalaksa BPBD dalam 11 dokumen,” pungkas Ratnawi.

Seperti diketahui, dampak bencana gempa bumi di Lobar sangat terasa. Hasil verifikasi sementara ini, 72.222 unit rumah warga mengalami kerusakan.

Dari total tersebut, 13.942 masuk dalam kategori rusak berat yang membutuhkan anggaran sebesar lebih dari Rp. 697 milyar. Sedang untuk rusak sedang berjumlah 12.668 rumah dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp . 316,7 milyar. Sisanya adalah 45.612 rusak ringan dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp. 456,12 milyar.

“Totalnya kebutuhan untuk rumah warga di Lobar mencapai lebih dari 1,4 triltun,” pungkas Ratnawi prihatin.

1 75 76 77 78 79 242