SEKDA : MARI PERBANYAK ISTIGFAR DAN TAUBAT

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Hakikat utama Idul Qurban adalah pengorbanan. Islam mengajarkan kita rela berkorban sebagai bakti kita kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa harta, tahta dan keluarga hanya titipan Allah SWT.

Hal itu disampaikan Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq dalam sambutannya di hadapan jamaah Shalat Ied berjamaah di Lapangan Umum Kecamatan Lingsar, Rabu (22/8).

Akibat gempa yang terus mengguncang Lombok, tahun ini Pemerintah Kabupaten Lombok Barat memusatkan kegiatan Shalat Ied berjamaah di dua lokasi, yakni di Lapangan Umum Kecamatan Lingsar dan di Kecamatan Batulayar.

Diketahui, hingga saat ini tercatat korban meninggal dunia akibat gempa di Kabupaten Lombok Barat sudah mencapai 45 orang dan hampir seribu orang korban luka-luka. Selain itu tercatat lebih dari lima puluh ribu rumah dalam kondisi rusak dan 984 buah fasilitas umum rusak.

“Kondisi ini kami mengajak kita semua untuk berkorban sesuai dengan kemampuan dan kecukupan. Semoga musibah yang kita hadapi ini bisa cepat berakhir,” kata sekda.

“Bagi kita seorang mukmin gempa ini terjadi karena kehendak Allah. Sikap kita adalah ikhlas sabar terima ujian dari Allah SWT jangan pernah kita lupakan sebab utama musibah itu karena perbuatan kita sendiri. Mari kita perbanyak istigfar dan tobat,” tambahnya kemudian.

Senada dengan sekda, TGH Khuwailid Said dalam khotbahnya usai shalat Ied mengingatkan bahwa musibah yang melanda Lombok merupakan teguran dari Allah SWT kepada manusia agar kembali kepada-Nya.

“Segeralah bertaubat kepada Allah SWT. Setiap diri manuisa banyak berdosa kepada Allah. Dan sebaik-baik manusia berdosa adalah bertaubat kepada Allah SWT,” kata Pimpinan Ponpes Assohwah Bile Tepung Desa Beleke Kecamatan Gerung itu.

Pelaksanaan shalat Ied juga dihadiri Kepala OPD Lombok Barat, Camat Lingsar, Kepala Desa se-Lingsar dan masyarakat. Bertindak sebagai Imam shalat Ied yakni TGH Ahmad Sudiharji dari unsur Dewan Hakam dan pelatih STQ/MTQ Kabupaten Lombok Barat. (romi/humas)

BUPATI JADI KHOTIB IED DI SANDIK

Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Bupati Lobar H Fauzan Khalid pagi tadi melaksanakan shalat Ied di Sandik dan langsung bertindak selaku Khotib. Sementara itu imam adalah TGH Fathul Aziz Kapek Gunungsari.

Dalam khotbahnya, Bupati Fauzan mengatakan, Idul Adha awalnya bermula dari sejarah yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

“Nabi Ibrahim setiap idul adha ratusan lembu yang dikorbankan baik dalam bentuk kambing dan sapi. Kemurahan hati Nabi Ibrahim membuat banyak orang kagum,” kata Bupati.

Dilanjutkannya, namun Allah ingin memberikan contoh kepada kita bahwa keikhlasan Nabi itu lebih dari sekedar mengorbankan hewan, tapi juga siap mengorbankan putranya.

Karena keikhlasan beliau yang merasa bahwa Allah punya hak penuh atas dirinya dan anaknya tercinta. Itu sebabnya Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan putranya, yang kemudian diganti oleh Allah dengan kambing.

“Saya mengajak mari kita mencontoh apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, apa yang kita alami saat ini tidaklah seberapa dibanding ujian Allah dibanding kepada Nabi Ibrahim. Musibah ini juga belum seberapa dibanding nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

“Untuk itu saya mengajak marilah kita mengambil pelajaran dari musibah yang telah ditimpakan kepada kita,” ujarnya.

Ditambahkan, kita bisa ambil dua pelajaran dari musibah ini yaitu Allah sudah menegur kita. Allah menyayangi kita makanya kita ditegur. Oleh karena itu wajib kita lakukan muhasabah. Sejauh mana kita sudah ingat Allah, mencontoh nabi, dan meneladani Nabi Ibrahim.

Dan lebih dari itu, lanjutnya, jangan-jangan musibah ini adalah teguran karena kita lupakan Allah juga kita banyak eksploitasi alam ini. Memang gempa adalah pergeseran kerak bumi yang secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku kita. Tapi yakinlah kosmos alam ini diciptakan terintegrasi.

“Tidak ada yang berdiri sendiri. Bisa jadi kerusakan sedikit yang kita lakukan mengganggu kosmos alam ini sehingga berdampak pada pergeseran bumi,” jelasnya.

Fauzan melanjutkan, bisa jadi hubungan antara sesama manusia memiliki pengaruh terhadap alam ini. Bisa saja orang mengatakan ini tidak memiliki hubungan dengan gempa.
Tapi karena manusia yang seharusnya menjaga harmonisasi alam ini, sehingga terjadilah bencana.

Namun demikian Fauzan mengingatkan, bahwa tidak ada artinya musibah ini kalau tidak membuat kita bermuhasabah dan mendorong kita memperbaiki diri.

Hikmah kedua, lanjut Fauzan, Allah SWT ingin supaya kita lebih kuat dan maju. Karena itu seyogyanya gempa ini bisa membangkitkan optimisme.

“Kita adalah makhluk mulia dan kuat yang diciptakan Allah. Oleh karena itu gempa ini adalah kecil kalau kita punya harapan,” ujarnya.

Bupati meminta masyarakat untuk tetap punya optimisme dan harapan. Allah menguji kita bukan untuk kita lemah, tapi untuk kita jadi kuat. Ia juga berharap agar kita jangan berputus asa terhadap Rahmat Allah karena berputus asa itu bagian dari merendahkan kemahakuasaan Allah.

“Mari musibah ini kita kembalikan kepada Allah, kita muhasabah, perbaiki diri dan menggantungkan harapan Kepada Allah,” pungkasnya. (afgan/humas)

PEMERINTAH TETAP URUS PENDIDIKAN

Giri Menang, Selasa 21 Agustus 2018 – Pemerintah pusat siap membantu membangun kembali Lombok-NTB pasca gempa. Hal itu dikatakan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat mengunjungi kamp pengungsian korban gempa di Desa Kekait Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Selasa (21/8).

Didampingi Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dan sejumlah menteri, di antaranya Menteri Pendidikan Muhadjar Effendy, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Sosial Idrus Marham, JK dengan tegas mengatakan akan membangun Lombok Kembali.

JK juga menegaskan agar fasilitas sekolah sebagai sarana paling utama harus segera dibangun agar anak-anak dapat kembali belajar seperti biasa. Untuk sementara, pemerintah akan membangun sekolah darurat sebagai sarana belajar anak-anak. Termasuk pembangunan pasar dan infrastruktur lainnya, JK meminta BNPB bersama Pemerintah Provinsi NTB dapat cepat menyelesaikan pembangunan rumah warga.

“Soal dana, sudah disiapkan, nanti Pak Gubernur yang mengatur, pemerintah siapkan dananya, Kementerian PU akan memberikan pelatihan bagaimana membuat rumah tahan gempa,” kata JK.

Sementara itu, Menteri Pendidikan RI Muhadjar Effendy mengatakan pihaknya telah membangun tiga puluh sekolah darurat. Jika memungkinkan sekolah tersebut nantinya akan dipasang di lokasi sekolah yang rusak. Kemungkinan lainnya akan dibangun di dekat pengungsian warga.

“Sebentar lagi akan datang 50 unit lagi. Anak-anak kita harus tetap belajar dalam kondisi apapun,” ujarnya.

JK MAMPIRI PENGUNGSI BERI DAPUR UMUM MOBILE

Giri Menang, Selasa 21 Agustus 2018 – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla menyempatkan diri mengunjungi Camp pengungsian Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Selasa (21/8).

JK didampingi oleh Menteri PU-Pera, Menteri Sosial, dan Mendiknas RI. Bertolak langsung dari Bandara Internasional Lombok, JK langsung menyaksikan kondisi para pengungsi yang terdampak akibat gempa hebat tanggal 5 Agustus lalu.

JK meminta agar status bencana ini tidak diperdebatkan lagi walau kuat usulan agar pemerintah bersedia menjadikannya sebagai bencana nasional.

“Pemerintah masih kuat untuk menangani para korban,” ujar JK di hadapan para pengungsi.

Ia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir atas perhatian pemerintah.

“Bagi rumahnya yang rusak, pasti dibantu,” tambah JK dengan menyebut Rp. 50 juta untuk rusak berat, Rp. 25 juta untuk rusak sedang, dan Rp. 10 juta untuk rusak ringan.

Ia mewanti-wanti agar anggaran tersebut hanya dipergunakan untuk membangun rumah yang anti gempa.

“Rumah itu sudah teruji dengan gempa yang 8 skala richter,” pungkas JK.

Ketua Tim Ekonomi Wapres, Sofyan Wanandi di kesempatan yang sama menjamin bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam memulihkan kondisi di Pulau Lombok.

Mantan Aktivis 66 itu memastikan seluruh bahan baku pembangunan rumah sederhana anti gempa itu dijamin tersedia sehingga mempercepat pembangunan.

“BUMN dan pihak swasta kita minta untuk turun membantu,” pungkas Sofyan Wanandi.

Dalam kesempatan itu, JK didampingi juga oleh Gubernur NTB H. Zainul Madjdi dan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.

JK pun menyerahkan bantuan secara simbolis kepada masyarakat NTB yang diterimakan kepada Gubernur NTB.

Bantuan tersebut khusus untuk daerah yang terdampak gempa berupa 13 unit Dapur Umum Mobile dan santuan kematian ahli waris korban meninggal dunia akibat gempa.

Sampai dengan saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis angka sebelum terjadinya gempa ke 3 yang berkekuatan 6,9 Skala Richter pada tanggal 19 Agustus lalu.

Menurut catatan BNPB, gempa yang terjadi dua kali sebelumnya (29/08 dan 5/08) telah menelan korban paling sedikit 514 jiwa meninggal dunia, 1.054 orang luka-luka, 71.740 unit rumah rusak, dan 431.416 jiwa pengungsi serta dengan taksiran kerugian mencapai lebih dari 7,5 trilyun.

Catatan tersebut dikhawatirkan akan semakin bertambah mengingat dampak gempa terakhir juga menimpa Pulau Sumbawa.

Di Kabupaten Lobar (Lobar) sendiri, menurut catatan Posko Utama Kab. Lobar per jam 12.00 hari ini, korban gempa telah mencapai 45 orang meninggal dunia, 959 orang luka-luka, 220.747 orang mengungsi, dan 56.828 rumah rusak. Kerugian material ditaksir mencapai Rp. 896.851.000.000.

Wapres Minta Korban Gempa Lombok Harus Bangkit

Gunungsari-KIM. Gempa bumi yang mengguncang Lombok secara berturut-turut mengundang sejumlah petinggi negara mengunjungi korban terdampak gempa. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo beserta kementerian terkait mengungunjungi korban gempa di Kabupaten Lombok Utara, Senin (13/8/2018) lalu, kini Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi korban gempa di Lombok di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (21/8/2018).

Kunjungan Wapres didampingi Gubernur NTB, KH. Zainul Majdi, Menteri PU Basuki Hadimuljono dan Dirjen terkait, Menteri Sosial Idrus Marham dan Dirjen terkait, Menteri Pendidikan Nasional Muhajir Effendi dan Dirjen terkait dan para Kepala Biro Wapres dan rombongan lainnya.

Kedatangan orang nomor dua di Indonesia ini disambut warga masyarakat Desa Kekait di tenda pengungsian Desa Kekait. Kedatangan Wapres untuk mencairkan dana PKH dan bantuan santunan bagi korban meninggal dunia dan bantuan perumahan bagi warga yang rumahnya terkena rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan tersebut begitu dinantikan bagi para korban terdampak gempa.

Wapres Jusuf Kalla dalam tatap mukanya dengan warga masyarakat memberi motivasi untuk selalu tegar, tabah, ikhlas dan sabar menghadapi cobaan bencana gempabumi ini. “Jika kita bersabar dan kuat menghadapi cobaan pasti kita akan diberikan hikmah kemudahan dan keluar dari kesulitan yang kita hadapi,” ingat Wapres.

Wapres mengingatkan juga, bencana apappun pasti akan berlalu. Tidak baik meratapi bahkan bersedih berlarut-larut atas bencana yang menimpa. Masyarakat harus kuat dan bangkit setelah menghadapi bencana.

“Lombok harus bangkit kembali untuk menghadapi kehidupan yang lebih baik dan menyongsong hari-hari ke depan dengan penuh oftimisme. Kita tidak boleh bermalas-malasan. Dalam hal ini pemerintah tidak akan tinggal diam. Pemerintah akan tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat Lombok yang terkena dampak gempabumi ini,” kata Wapres. (her/KIM Gunungsari Berseri)

KE PENGUNGSIAN, FAUZAN TEMUI KORBAN PATAH TULANG

Giri Menang, 20 Agustus 2018 – Pasca gempa 6,9 Skala Richter yang kembali mengguncang Pulau Lombok dengan epicentrum sekitar Kabupaten Lombok Timur, Ahad Malam (19/08) lalu, Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid segera melakukan pengecekan ke beberapa tempat.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, H. M. Nadjib, Pos Komando Utama Tanggap Darurat Kab. Lobar di Aula Kantor Camat Lingsar, Senin (20/08), belum memperoleh data riil terhadap efek yang ditimbulkan gempa tersebut.

“Ada kecenderungan berubah. Rumah yang rusak sedang bisa jadi rusak berat karena gempa semalam,” tutur Nadjib sambil menyebutkan adanya satu orang meninggal di Kecamatan Kuripan yang belum diverifikasi pihaknya.

Sampai dengan hari ini, Posko mencatat 45 orang dinyatakan meninggal dunia sejak posko itu dioperasikan.

Dengan adanya gempa semalam, warga terdampak semakin membesar menjadi 267.566 orang. Sebanyak 220.747 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian di Lobar.

Kerusakan rumahpun semakin besar menjadi 56.828 rumah yang terklasifikasikan menjadi rusak berat menjadi 22.506, rusak sedang 14.854 rumah, dan rusak ringan sebanyak 19.468.

“Jumlah itu mungkin bertambah karena gempa semalam,” ujar Nadjib.

Bupati Lobar seusai mengunjungi Posko langsung meluncur ke 4 titik pengungsian di Kecamatan Batulayar.

Di Posko 2 Dusun Orong-Orong Desa Batulayar, Fauzan melakukan pengawasan langsung terhadap pembangunan WC Komunal.

WC tersebut bisa dimanfaatkan oleh 272 Kepala Keluarga yang mendiami puluhan tenda yang dibangun secara swadaya. Saat Fauzan, di Pos tersebut sedang dilakukan pembagian bantuan logistik.

“Kami membagi secara merata untuk menghindari saling cenburu,” tutur Ahmad Thahir, Ketua Remaja dusun yang dipercaya menjadi ketua pos oleh masyarakat setempat.

Kepala Desa Batulayar, H. M. Taufik mengaku di desanya terdapat 17 titik pengungsian. Seluruh bantuan yang ada dibagikan secara merata ke seluruh titik sesuai dengan besar kecilnya jumlah pengungsi.

Mengakhiri kunjungannya, Fauzan menyambangi pos pengungsian di Dusun Teloke Lauq. Rata-rata rumah di dusun ini mengalami kerusakan sehingga pemiliknya lebih memilih tinggal di pengungsian.

Di pos pengungsian itu, Fauzan sempat menemui seorang warga yang mengalami patah kaki tertimpa reruntuhan.

Warga tersebut bernama Sajirin (38) yang tinggal di pengungsian bersama anak istrinya. Kakinya mengalami patah, namun ia menolak untuk dioperasi ortopedis.

Kepada Fauzan, Sajirin hanya meminta dibantu tongkat atau alat bantu untuk ia bisa berjalan lagi.

Usai menemui Sajirin, Fauzan pun menemui Asrun (70). Kakek ini pun mengalami sakit parah namun harus tinggal di pengungsian. Ia menderita kanker yang cukup akut.

BAZNAS INISIASI PASAR DARURAT

Giri Menang, Minggu 19 Agustus 2018 – Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Baznas) Pusat berinisiatif untuk segera memulihkan roda perekonomian di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Tepatnya di wilayah Kecamatan Gunung Sari, Baznas membangun 100 los untuk pasar darurat yang akan menampung para pedagang korban gempa.

Pasar Gunung Sari yang semula menjadi tempat mereka berjualan mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa yang bertubi-tubi menghantam Pulau Lombok sejak tanggal 29 Juli lalu. Puncaknya akibat gempa 7,0 Skala Richter tanggal 5 Agustus 2018 membuat bangunan lantai dua dan los besar yang menampung paling sedikit 550 orang pedagang sudah tidak direkomendasikan untuk dipergunakan kembali. Strukrur bangunannya sudah sangat membahayakan.

Direktur Micro Finance Baznas Pusat, Noor Aziz menjelaskan, “Masyarakat akan cepat mandiri. Kalau efek kemandirian ekonominya cepat bangkit, maka semua sektor akan bangkit juga nantinya,” papar Aziz menjelaskan alasan dipilihnya pasar darurat.

Ia bersama timnya menyiapkan anggaran paling sedikit 70 juta guna membangun pasar darurat yang berisikan 100 los yang diberikan secara cuma-cuma kepada para pedagang.

“Ini murni dari Baznas Pusat,” tambah Aziz yang juga merencanakan akan menyediakan pelayanan micro finance (simpan pinjam, red) guna mengantisipasi maraknya rentener pasca gempa.

Terkait dengan besarnya jumlah pedagang dan minimnya los yang disiapkan, Kepala Pasar Gunung Sari Taufiq memiliki kiat.

“Hanya pedagang yang rumahnya hancur dan berjualan sembako yang diutamakan,” ujar Taufiq menyebut peruntukan pasar dari Baznas.

Sedangkan sisanya, Taufiq mempersilahkan para pedagang membangun sendiri dengan tata letak persis sama dengan kondisi sebelumnya.

“Yang kemarin di depan, sekarang pun dapat bagian di depan,” pungkas Taufiq.

Ia bersyukur Baznas memulai pembangunan pasar darurat. Namun ia pun khawatir lahan yang tersedia tidak cukup untuk seluruh pedagang. Untuk itu, ia berharap lahan untuk pasar bisa diperluas lagi dengan memanfaatkan area sekitar yang dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam palawija.

FAUZAN AMBIL BANTUAN DARI PANGKALAN AURI

Giri Menang, Sabtu 18 Agustus 2018 – Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud) Rembiga Mataram pagi tadi (18/08) mendapat kunjungan dari Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid.

Bupati yang memenangkan Pilkada 27 Juni 2018 itu berkunjung untuk menemui secara langsung Komandan Pangkalan, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo.

Kunjungan Fauzan dilakukannya dalam rangka meminta bantuan partisipasi AURI untuk meringankan beban warga Lobar yang terkena bencana gempa bumi 7,0 Skala Richter.

Seperti diketahui, Lobar pun merasakan dampak yang cukup parah. Setidaknya sampai berita ini dimuat, Pos Komando Tanggap Darurat di Aula Kantor Camat Lingsar telah merilis 44 orang meninggal dunia, 959 luka-luka, dan 220.904 mengungsi

Kerugian materil akibat gempa tersebut ditaksir mencapai lebih dari 265 milyar yang meliputi kerusakan yang menimpa 54.497 rumah dan 979 fasilitas umum.

Melihat besarnya jumlah pengungsi yang terpencar di banyak tempat, Fauzan Khalid meminta bantuan agar AURI bisa membantu.

Kedatangan Fauzan disambut hangat oleh Danlanud Rembiga, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo yang langsung mengajak Fauzan meninjau langsung gudang milik AURI.

“Ternyata banyak logistik yang dibutuhkan masyarakat di sini,” komentar Fauzan gembira.

Ia pun kemudian tanpa sungkan meminta sebagian dari logistik itu untuk diberikan kepada para pengungsi di wilayahnya.

“Apa saja yang bapak Bupati dan masyarakat Lobar butuhkan, langsung hubungi saya, tinggal ambil,” ujar Budi dengan ramah dan bersahabat.

Namun sebagai bentuk pertanggung jawabannya kepada para donatur, Budi meminta agar Fauzan memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar bersurat kepadanya.

Fauzan tanpa menunggu langsung mengiyakan permintaan itu. Saat itupun, Fauzan diperkenankan oleh Budi untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan warganya seperti logistik, terpal, selimut, dan tikar.

Update Data Korban Terdampak Gempa Lobar Setiap Hari Alami Perubahan

Lingsar, Diskominfo –  Secara umum pendataan terdampak gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang terjadi Minggu (5/8/2018) malam lalu hingga Sabtu (18/8/2018) sore pukul 19.00 Wita menunjukkan pergerakan jumlah korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan, luka sedang, jumlah pengungsi maupun sarana prasarana umum, pendidikan, kesehatan yang terdampak gempa.

Rekafitulasi data korban dan kerusakan lainnya akibat gempa bui yang terjadi di Lombok Barat beberapa waktu lalu menyebutkan, korban terdampak gempa sebanyak 267.723 jiwa, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 45 jiwa, luka-luka sebanyak 959 jiwa, pengungsi sebanyak 220.747 jiwa. Rumah rusak sebanyak 56.828 unit.

Rumah rusak terdiri dari rumah rusak berat sebanyak 22.506 unit, rumah rusak sedang 14.854 unit dan rumah rusak ringan sebanyak 19.468 unit. Sementara itu untuk fasilitas peribadatan sebanyak 461 unit, fasilitas kesehatan 50 unit, fasilitas pendidikan 175 unit, jembatan 7 buah dan kios 294 unit kios.

Kepala BPBD Kabupaten Lombok Barat HM. Najib ditemui Sabtu (18/8/2018) di Posko Tanggap darurat Bencana (TDB) Lobar di Kantor Camat Lingsar mencatat data yang ter update setiap hari merupakan data sementara yang sifatnya fluktuatif dan sewaktu-waktu bisa berubah. Karena hingga saat ini sampai seminggu ke depan, tim masih terus melakukan pendataan di lapangan dimana setiap hari tim diharuskan melaporkan perkembangan yang terjadi terutaa kaitannya denganjumlah korban terdampak gempa maupun rumah rusak yang ada di titik lokasi gempa.

Menurut Najib, Pemerintah Daerah saat ini bekerjasama dengan anggota tim penanggulangan bencana Lombok Barat yang sudah terbentuk juga akan tetap melakukan evaluasi setiap harinya untuk menyepakati kebutuhan-kebutuhan mendesakyang diperlukan pengungsi terdampak agar segera didistribusikan secepatnya.

“Bahkan kita sudah mengusulkan kebutuhan-kebutuhan emergency yang diperlukan ke Gubernur NTB melalui Kalaksa BPBD NTB. Jadi Kalaksan BPBD NTB meminta kita juga untuk menginventarisir kebutuhan-kebutuahan para krban terdampak gempa untuk segera kita mendapatkan logistik cadangan dari provinsi bila perlu dari pemerintah pusat,” tukas Najib.

Najib juga memperjelas upaya yang dilakukan Bupati Lombok Baat H. Fauzan Khalid untuk membangun Rumah Hunian Sementara (RHS) bagi para pengungsi yang dilengkapi dengan sarana prasarana memadai khususnya untuk kebutuhan sanitasi dan air bersih. (her/rasidibragi/MC Lobar)

Pemda Lobar Rancang Rumah Hunian Sementara Korban Terdampak Gempa

Lingsar-Rapat evaluasi harian pacsa gempa M 7,0 yang terjadi Minggu (5/8) malam lalu dilakukan di Pos Komando Tanggap Darurat Bencana (TDB) kantor Camat Lingsar, Sabtu (18/8/2018. Rapat tersebut dihadiri langsung Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dodik Gusnandi, Direktur Penilaian Kerusakan BNPB Tety Saragih, Kalaksa BPBD NTB HM. Rum, Kalaksa BPBD Lobar HM Najib, Kepala Dinas PUPR Lobar Made Arthadana.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menegaskan, bahwa kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh para pengungsi saat ini seperti air minum, terpal,  selimut agar segera bisa didistribusikan ke lokasi sasaran. Kebutuhan-kebuhan mendasar dan mendesak lainnya bisa diusulkan ke Pemerintah Provinsi NTB melalui Kalaksa BPBD NTB untuk disiapkan melalui bantuan cadangan. “Untuk itu kepada Kalasa BPBD Lobar agar segera menyusun rencana kebutuhan yang diperlukan bagi para pengungsi terdampak gempa  khususnya yang ada di Lombk Barat.

Bupati juga mengutarakan rencana Pemda Lombok Barat untuk merancang sekaligus membuatkan Rumah Hunian Sementara (RHS) bagi para pengungsi yang ditempatkan di satu lokasi atau titik terjadinya gempa yang nantinya akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya terutama sanitasi seperti penyediaan air bersih, MCKdan lainnya. “Untuk itu kami minta kepada Dinas PUPR untuk membuat formula rancang bangunan RHS yang memenuhi standar kelayakan untuk ditempati,” pinta Bupati.

Terhadap berbagai usulan tersebut baik  dari BNPB Pusat dan BPBD NTB menyarankan kepada pemerintah Kabupaten/Kota termasuk Lombok Barat untuk mengajukan surat permohonan kebutuhan di lapangan yang masih perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi. “Pemerintah pusat juga siap akan membantu, jika nantinya kebutuhan cadangan  di tingkat provinsi maupun kabupaten kota sudah tidak ada,” kata Sekretaris Utama BNPB Dodik Kusnandi.

Sementara itu Direktur Penilaian Kerusakan BNPB Tety Saragih mempertegas soal upaya pendaaan atau verifikasi rumah rusak berat terdampak gempa yang menjadi prioritas utama percepatan rekonstruksi sebagaimana diarahkan Presiden RI Joko Widodo.

Namun persoalannya menurut Tety dalam rentang waktu yang sangat limit yakni seminggu ke depan sebelum masa tanggap darurat berakhir 25 Agustus 2018, tenaga vervikator yang ditugaskan untuk mendata dan memperivikasi rumah rusak berat harus bekerja ekstra keras. Pasalnya dari 54 ribu lebih  rumah yang rusak di Lombok Barat setidaknya harus diperifikasi rata-rata 10 ribuan rumah per hari.

“Satu orang verifikator harus menyelesaikan tahapan perivikasinya sebanyak 30 unit rumah rusak dalam sehari.  Idealnya seperti itu dengan tenaga verifikator saat ini khususnya di Lombok Barat sebanyak 340 orang harus bekerja cepat untuk menuntaskan kerja pendataan rumah rusak berat ini dalam waktu yang sangat mepet,” jelasnya.

1 81 82 83 84 85 242