sambut HUT NTB ke 61, PMI Lobar Gelar Donor Darah Massal

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Ahad 17 November 2019 – Menyambut ulang tahun Provinsi Nusa Tenggara Barat ke-61, Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Barat akan menggelar Donor Darah Massal, Kamis Tanggal 5 Desember 2019 di Halaman Unit Donor Darah PMI Lombok Barat di Jalan Bung Hatta 3 B Mataram.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris PMI Lombok Barat, Ahmad Mustarudin Efendi saat disambangi di UDD PMI Lombok Barat, Sabtu (16/11/2019).

“Acara itu adalah kerjasama kita dengan pihak TNI AL yang memperingati HUT armadanya. Kita juga merangkainya dengan HUT UDD kita yang ke 30, ” terang pria tambun yang biasa dipanggil Ame itu.

Ame menuturkan, acara donor massal ini akan diisi juga dengan penyerahan penghargaan oleh Bupati Lombok barat selaku Ketua PMI Lombok Barat.

“Beliau akan memberikan penghargaan kepada para pendonor aktif,” terang Ame.

Selain kepada pendonor aktif yang mendonorkan darahnya sampai 175 kali, Ketua PMI Lombok Barat juga akan memberikan penghargaan kepada pendonor yang aktif mensosialisasikan donor darah dan instansi aktif serta rumah sakit mitra PMI.

“Untuk instansi aktif, kita mencatat Bank Indonesia dan PLN sebagai instansi aktif yang mendorong karyawannya sebagai pendonor,” terang Ame.

Donor darah massal ini juga, terang Ame ditujukan untuk mengenalkan unit donor darah yang dipunyai PMI Lombok Barat dan mengurangi jumlah pendonor pengganti.

Kita ingin mengurangi jumlah pendonor pengganti. Idealnya secara nasional itu 5 persen. Kita sekarang masih ada di angka 16 persen,” terang Ame.

Pendonor pengganti, kata Ame, adalah pendonor yang tidak masuk dalam 100.141 data donor di PMI Lombok Barat.

“Rata-rata mereka adalah keluarga pasien yang golongan darahnya sama. Tapi kita biasanya tetap mencarikan pendonor supaya bisa mencukupi kebutuhan pasien itu,” terang Ame menyebutkan ada 24.355 orang pendonornya ada di Lombok Barat.

Kegiatan yang rencana berlangsung dari jam 08.00 pagi sampai malam itu mentargetkan 500 orang bisa mendonorkan darahnya.

Di tempat terpisah, Bupati Lombok Barat selaku Ketua PMI Lombok Barat mengharapkan, kegiatan ini bisa dihadiri oleh sebanyak-banyaknya orang.

“Kita harap bisa melampaui target. Kalau bisa melampaui angka delapan ratusan pendonor seperti yang pernah kita capai beberapa waktu lalu,” kata Fauzan.

Menurut Fauzan, stok darah di Rumah Sakit sangat dibutuhkan untuk tetap tersedia.

“Untuk itu kita tetap meminta agar para pendonor ini bisa mensosialisasikan penting dan manfaatnya mendonorkan darah,” pinta Fauzan.

 

Tahap ke Dua Mutasi Beberapa Posisi Masih Misteri

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Sebanyak delapan pimpinan tinggi pratama Pemkab Lombok Barat (Lobar) mengalami mutasi atau pergeseran tugas, Jum’at (15/11) kemarin. Tercatat ini merupakan mutasi susulan dari mutasi pertama yang dilakukan bulan Agustus lalu.

Disampaikan Bupati Lobar H Fauzan Khalid bahwa mutasi ini adalah ujung dari proses job fit atau assessment yang dilakukan terhadap sekitar 17 pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkup Kabupaten Lobar. Di samping dalam rangka melakukan pengisian terhadap beberapa jabatan strategis, peristiwa hari ini juga harusnya menjadi proses penyegaran atau refreshment organisasi.

“Jadi disamping tujuan kita penyegaran, kita juga harapkan ada peningkatan dari sisi sinergi dan koordinasi sehingga bisa meningkatkan hasil yang kita inginkan demi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lombok Barat,” harap bupati.

Beberapa pejabat yang dimutasi antara lain adalah H. Mahyudin yang sebelumnya menjabat sebagai kepala BPKAD kini menempati jabatan baru sebagai Asisten Bidang Administrasi Umum dan Kesejahteraan pada Sekretariat Daerah. Selanjutnya, drg. Ni Made Ambaryati bergeser dari kepala Dinas Sosial menjadi kepala Dinas Kesehatan. Kemudian, H. Subandi yang sebelumnya merupakan kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kini menempati jabatan batu sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

H. Rachman Sahnan Putra yang sebelumnya adalah kepala Dinas Kesehatan didapuk sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan. H. Moh. Najib yang sebelumnya menjabat sebagai kepala BPBD, dipercaya menempati jabatan baru sebagai Kepala Dinas Perhubungan menggantikan H. Akhamad Saikhu yang digeser menjadi kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).

Sementara itu H. Fauzan Husniadi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Pemadam Kebakaran kini beralih menjadi Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Dan yang terakhir, Mahnan yang sebelum merupakan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kali ini menempati jabatan baru sebagai Kepala BPBD.

Selain memutasi delapan pimpinan tinggi pratama, dalam acara mutasi kali ini Pemkab Lobar juga mengangkat 13 pejabat fungsional, yang terdiri dari 12 guru dan 1 tenaga kesehatan.

Dengan hasil mutasi ini, dipastikan beberapa posisi strategis pimpinan masih menjadi misteri.

Di kesempatan yang sama, Bupati H. Fauzan Khalid juga menyampaikan kebijakan terkait penyederhanaan eselon yang sedang diuji oleh KemenPAN-RB sesuai arahan Presiden Republik Indonesia.

Diakui bupati bahwa pesan dari KemenPAN terkait pengkajian penyederhanaan eselon ini baru diterimanya pagi tadi, dan hasil kajiannya nanti harus sudah diserahkan makasimal sampai minggu ke-4 bulan Desember.

Hal tersebut (penyederhanaan eselon) tentunya masih membutuhkan proses dan pertimbangan panjang serta harus matang untuk dipraktikkan sampai ke daerah-daerah. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan melakukan penyesuaian segera setelah kepastian regulasi, prosedur, dan pemetaan jabatan tersebut dituntaskan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian PAN-RB dan Kementerian Dalam Negeri.

Terkait hal ini, Bupati menghimbau semua pimpinan agar tidak merisaukan masalah ini.

“Jabatan struktural maupun fungsional bagi kita seharusnya bukan menimbulkan masalah, bukan menimbulkan kegundahan,” ujarnya.

Bupati berpendapat justru dengan lebih banyaknya jabatan fungsional dan semakin sedikitnya jabatan struktural, menjadikan fungsi-fungsi dari tugas dan kewajiban sebagai ASN bisa dijalankan dengan lebih maksimal dan menghasilkan hasil yang baik.

 

Ayo Roasting dan Ngopi di Svarga Hotel Senggigi Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Identik dengan Hotel berlabel “Halal”, Svarga Hotel yang berada di kawasan Kerandangan Senggigi lebih memilih kopi dari pada minuman beralkohol.

Hotel berbintang empat ini akan menyelenggarakan kompetisi bagi para barista di tanggal 21 Desember 2019 nanti.

“Kita tidak menjual minuman yang beralkohol untuk mewujudkan konsep Halal Tourism yang sudah menjadi trademark pariwisata di NTB,” terang Zulfadli, Manajer Operasional Hotel dengan 51 kamar itu.

Itu mengapa, imbuh Zul, pihaknya lebih memilih kopi untuk menjadi menu minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya dan akan menjadikannya sebagai atraksi dalam bentuk kompetisi roasting.

Kompetisi bagi para peracik kopi itu sendiri akan diikuti oleh paling sedikit tiga puluh barista.

“Saya kira, bisa lebih banyak lagi. Bisa tembus lima puluh barista,” terang Zul.

Menurut Zul, hampir semua hotel dan restaurant di kawasan Senggigi sesungguhnya memiliki barista dan menyediakan kopi sebagai menu wajibnya.

“Kompetisi ini bisa menjadi ajang kumpul-kumpul para barista, mereka kan punya asosiasi juga,” terang Zul dengan mengutamakan kopi lokal sebagai menu utama yang dilombakan.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid mengaku antusias dengan rencana pihak Svarga Hotel untuk menyelenggarakan kompetisi roasting kopi.

“Kopi adalah salah satu kekayaan alam Indonesia. Tidak ada daerah di Indonesia yang tidak memiliki kopi yang khas,” ujar Fauzan saat mengunjungi dan mencicipi kopi di Restaurant Hotel berbintang empat itu.

Menurut Fauzan, kegiatan kompetisi roasting kopi yang diselenggarakan oleh manajemen Svarga Hotel juga mendukung program kepariwisataan di Lombok Barat.

“Bulan Desember ini adalah fix season, jadi kompetisi kopi ini akan menjadi atraksi tersendiri buat para wisatawan,” terang Fauzan memastikan bahwa pihaknya melalui Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Pariwisata akan mendukung penuh kegiatan itu.

Di Lombok Barat sendiri, menurut Fauzan, sangat kuat dengan tradisi minum kopi. Untuk para petaninya, kata Fauzan, banyak berkembang di kawasan Hutan Sesaot Narmada, Hutan Pusuk, dan di Gunung Sasak Kuripan.

“Bahkan untuk Gunung Sasak, di akhir tahun ini akan kita tanami di 200-an hektar lahan. Kita masih berharap kopi masih bisa berkembang lagi di kawasan lain,” ujar Fauzan.

Hotel Svarga yang akan menyelenggarakan kompetisi ini sendiri memiliki berbagai varian nama dan kelas kamar.

Menurut Manajer Pemasaran Hotel Svarga, ada kamar yang bernama Mavwa dengan 16 kamar, lalu Naima 9 kamar, Qadma ada 7 kamar, dan Varda 10 kamar.

“Varda ini yang President Suite. Kami sangat merekomendasikan kelas kamar ini,” terang Yodi.

Harga yang ditetapkan oleh manajemen paling rendah seharga Rp. 750 ribu dan paling tinggi seharga Rp. 2,2 juta untuk president suite.

Dikes Lobar Optimalkan Program Kesehatan Mata

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 16 November 2019 – Sebanyak 132 orang menjalani operasi katarak gratis di Rumah Sakit Awet Muda (RSAM) Narmada, Sabtu (16/11). Kegiatan yang digelar Pemkab Lombok Barat dalam rangka memperingati Hari Penglihatan Sedunia dan Hari Kesehatan Nasional ke-55 ini juga melibatkan Dinas Kesehatan NTB, dan Fred Hollows Foundatiaon (FHF) yakni organisasi bantuan nirlaba yang berbasis di Australia. Yayasan yang berfokus pada perawatan dan pencegahan kebutaan dan masalah penglihatan lainnya ini beroperasi di Australia, Pasifik, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika.

“Sektor kesehatan memberikan keberhasilan peningkatan IPM kita. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas perjuangan seluruh aparat Dinas Kesehatan dan jajarannya berjuang bahu membahu dari ujung selatan hingga ujung utara,” kata Asisten 3 Setda Lobar H. Mahyudin mewakili bupati.

“Tidak cukup kita bekerja di ujung saja dengan mengobati seperti operasi ini saja, tapi kita harus bekerja dengan memberikan edukasi sejak dini,” sambungnya.

Dalam kegiatan bakti sosial tadi juga dilakukan penyerahan kacamata gratis kepada para siswa SD secara simbolis oleh Asisten 3 Mahyudin.

Terkait Program Kesehatan Mata, Pemkab Lombok Barat melalui Dinas Kesehatan sebelumnya juga telah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti pelatihan dokter dan perawat Puskesmas pada 13 Puskesmas, kegiatan skrining dan layanan refraksi mata 63.129 siswa SD/SMP sederajat, dan pemberian kaca mata gratis kepada 335 murid.

Untuk mendekatkan akses masyarakat mendapatkan layanan kesehatan mata dan kaca mata, awal tahun 2019 Dinas Kesehatan juga telah membentuk Vision Center di Puskesmas Gunungsari. Rencananya akan dibentuk tiga Vision Center lagi yaitu di wilayah Sekotong, Lingsar dan Dasan Tapen.

Di Puskesmas Gunungsari, pelaksanaan vision center atau poli mata sebenarnya sudah berjalan melalui program pelayanan masyarakat yang dinamakan ‘progran indera’. Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Gunungsari, Akmal Rosamali di sela-sela kegiatan Baksos.

“Sejak juli kemarin, untuk kegiatan mata ini kita semakin fokus untuk penanganan masyarakat terutama anak-anak usia sekolah yang berkaitan dengan refraksi (kelainan yang membuat mata tidak dapat melihat dengan jelas, red),” jelasnya.

“Di luar itu kami juga aktif melakukan penjaringan atau skrining mata untuk anak-anak usia sekolah. Saat ini hampir seluruh SD/SMP di wilayah kerja kami sudah sebagian besar kita jangkau,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya juga menerima rujukan horisontal yang artinya dapat menerima rujukan dari puskesmas lain yang belum mampu melayani pemeriksaan mata.

“Hampir setiap hari ada pemesanan kacamata. Harapan kita harus 100 persen anak-anak kita harus terlayani untuk mensukseskan program belajar mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, kendala yang sering dihadapi anak-anak adalah masalah jarak pandang. Kebanyakan diakibatkan karena penggunaan gadget berlebihan.

Hingga Oktober 2019, Puskesmas Gunungsari sudah melayani 118 pasien umum, dan 78 siswa sudah menerima kacamata gratis. Dalam operasional, Puskesmas Gunungsari juga bekerjasama dengan FHF untuk kasus mata, Gapopin (organisasi optik) untuk penyediaan kacamata, Rumah Sakit Mata, dan BPJS.

Bangun Kualitas Data Statistik Sektoral, Pemkab Lobar dan BPS NTB Tanda Tangani MoU

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Jum’at 15 November 2019 – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menandatangani MoU yang isinya membangun kualitas data statistik sektoral menuju Satu Data Indonesia. Penandatanganan dilakukan usai gelaran rapat koordinasi antara BPS NTB dengan Perangkat Daerah Lobar di Kantor Bupati Lobar, Jum’at (15/11).

Rapat koordinasi ini dilakukan dengan keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Tujuan Perpres tersebut untuk memperoleh data yang akurat, mutakhir, dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, keberadaan satu data Indonesia juga agar mudah diakses antarinstansi pemerintah pusat dan instansi pemerintah daerah.

Di level nasional, data menjadi milik masing-masing kementerian/lembaga, sehingga menjadi sulit untuk disatukan datanya. Hal itu disampaikan Kepala BPS Provinsi NTB Suntono usai penandatanganan.

“Ketika keluar Perpres nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia melalui portal Satu Data Indonesia, setiap web yang ada di kementerian atau lembaga itu bisa kita buat agar bisa komunikasi antar sistem. Kalau data kita sudah akurat dan dapat dipertanggung jawabkan serta mudah diakses kemudian dibagi antar instansi pusat, dan daerah,” katanya.

Menurut Suntono, proyek Satu Data Indonesia tujuannya adalah agar di tingkat atas itu interoperabilitas datanya jalan, tetapi secara simultan memperbaiki prosesnya dari bawah sehingga menghasilkan data yang akurat dan berkualitas.

Pentingnya kualitas data itu tidak bisa datangnya begitu saja tanpa memberikan edukasi, pendampingan, dan pembinaan terkait dengan penyelenggara statistik di sektor yang ada di daerah.

“Untuk kali ini kami mengambil sampel di tiga kabupaten/kota, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Kota Bima. Saya sudah coba jajaki ternyata di tiga kabupaten/kota ini menjadi lotus proyek dan memiliki spirit di atas rata-rata dibanding kabupaten/kota yang lain,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri mendukung kebijakan satu data Indonesia untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Bupati H. Fauzan Khalid berharap dengan adanya satu data tidak akan ada lagi sajian data yang berbeda-beda seperti dulu.

“Saya berterima kasih kepada BPS Provinsi NTB yang telah memilih Kabupaten Lombok Barat sebagai objek dari proyek perubahan data sehingga data yang akurat sangat penting,” kata bupati.

Menurut Fauzan, semua permasalahan yang ada di daerah basisnya adalah pada data, seperti data masyarakat penerima Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Masyarakat kita ribut-ribut di lapangan itu adalah masalah persoalan data yang salah,” akunya.

Lanjut Fauzan menceritakan, waktu Pemilu tahun 2004 lalu, data itu diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) murni dan tidak ada keterlibatan lembaga lain di luar KPU. Tapi kemudian karena KPU memiliki keterbatasan, maka KPU kerja sama dengan BPS didalam bekerja untuk membantu menghasilkan data yang akurat.

“Mudahan kedepan proyek perubahan yang dilakukan oleh BPS Provinsi NTB dan semua Perangkat Daerah juga harus konsisten untuk interoperabilitas data menuju satu data untuk Lombok Barat,” harapnya.

Buat Aplikasi, Dokter Sekotong Terima Penghargaan dari Menteri

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Kamis 14 November 2019 – Sebanyak 140 orang tenaga kesehatan teladan puskesmas se-Indonesia menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, Selasa (12/11) lalu di Jakarta. Pemberian penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2019 ini merupakan bentuk apresiasi bagi para tenaga kesehatan atas pengabdian dan kerja kerasnya.

Salah satu putra terbaik Lombok Barat, dr. Sapto Sutardi berhasil meraih penghargaan tingkat nasional itu. Dokter umum yang bertugas di UPT BLUD Puskesmas Sekotong sejak 2017 itu mendapat juara 1 (satu) Inovasi Pelayanan Kesehatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Di tingkat Nasional.

Dokter kelahiran Gerung ini membuat inovasi berupa aplikasi yang dinamakan “dr. Sapto Anthro”. Aplikasi berbasis android ini memiliki fungsi untuk menilai status gizi dengan cepat, tepat, dan akurat (usia 0-19 tahun). Aplikasi ini mengacu pada WHO Child Growth Standards dengan metode LMS.

Aplikasi ini sebenarnya merupakan pengembangan dari aplikasi yang dibuatnya saat masih berstatus mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unram. Selanjutnya dikembangkan untuk menjaring kasus gizi buruk terutama untuk kaitannya dengan kasus stunting.

Pengujian aplikasi ini sebelumnya telah dilakukan kepada petugas gizi dan ibu rumah tangga. Pengujian objektif menunjukkan, petugas jika menggunakan aplikasi ini, 7 kali lebih cepat, dan kesalahan perhitungan 0%. Dengan menggunakan aplikasi ini terjadi peningkatan temuan kasus gizi buruk dua kali lipat dari tahun sebelumnya melalui pelibatan masyarakat dengan aplikasi, dan meningkatkan dua kali lipat kecepatan perbaikan gizi oleh dokter dan petugas gizi. Karena masyarakat dapat terlibat langsung dalam screening awal kasus stuting atau gizi kurang dan gizi buruk.

“Saya sangat senang karena bisa memberikan yang terbaik kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Kabupaten Lombok Barat dalam menurunkan angka stunting dan gizi buruk. Semoga kedepannya aplikasi ini bukan hanya dikembangkan di Kabupaten Lombok Barat saja, tapi dapat digunakan secara nasional,” ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat H. Rachman Sahan Putra saat ditemui pagi tadi (14/11) mengaku bangga dengan prestasi yang diukir dr. Sapto.

“Pada prinsipnya kita sangat mendukung implementasi software dr. Saptoanthro ini dalam rangka mempermudah penentuan status gizi balita. Namun demikian perlu ada pengkajian empiris lebih lanjut tentang validitas hasilnya dan ada langkah-langkah pembelajaran kepada masyarakat tentang penggunaan software tersebut,” kata Rachman.

“Sedangkan terkait dengan harapan dr. Sapto utk diangkat jadi PNS, kita sangat mendukung dan berupaya untuk memperjuangkannya. Apalagi dr. Sapto telah menjadi aset daerah yang telah menunjukkan prestasi luar biasa. Namun demikian tetap harus melalui proses rekrutmen PNS sesuai ketentuan yang berlaku,” sambungnya.

 

Yuk Intip Produksi Gula Aren Tradisional Pusuk

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Kamis 14 November 2019 – Bagi anda atau keluarga yang ingin berwisata ke Kabupaten Lombok Barat (Lobar), tak ada salahnya mengunjungi wisata Desa Pusuk Lestari dengan potensi alam yang dimiliki. Seperti diketahui gula aren Pusuk Lestari merupakan salah satu produk hasil perkebunan masyarakat yang diolah masih dengan secara tradisional sehingga menghasilkan pemanis alami dan pemekatan nira aren (enau).

H. Samsuddin (38) salah satu pengrajin gula aren saat dikunjungi tim Humas Lombok Barat di Dusun Kedongdong Atas, Rabu (13/11) kemarin, berkenan menerima kedatangan kami untuk melihat langsung proses produksi gula aren tersebut. Mulai dari pergi menyadep hingga jadi gula aren. Untuk sampai ke lokasi produksi, kami menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer dari jalan raya melewati jalan rabat yang cukup terjal.

“Pertama-tama, sebelum mengambil air dari pohon aren (enau) selama dua minggu atau bahkan sampai sebulan dilakukan proses pemukulan. Setelah dipukul, dilanjutkan dengan dipotong lengan bunga aren, didiamkan minimal selama dua hari. Hal itu kita lakukan untuk melihat apakah air pohon aren (enau) itu banyak atau tidak,” ceritanya.

Untuk mengambil air aren ia menggunakan jerigen atau bisa juga menggunakan wadah yang terbuat dari bambu. Setiap harinya Samsuddin biasanya berangkat sekitar pukul delapan pagi dan sore hari sekitar jam empat sore untuk mengambil air aren (nyadep).

“Saya nyadep setiap hari di delapan pohon aren dengan menghasilkan 30 liter perhari dan diolah menjadi gula aren mendapatkan empat bongkah gula aren dengan varian harga antara 25 sampai 35 ribu sehingga menghasilkan kisaran 280-300 ribu perhari,” akunya.

Selain beberapa rangkaian proses nyadep tersebut, ia juga menceritakan bahwa ada beberapa yang tidak boleh dilanggar oleh para petani aren.

“Ada mitos yang beredar di masyarakat bagi para petani yang mengambil air aren (nyadep), maka tidak boleh berbicara yang kotor dan bagi perempuan yang sedang menstruasi juga tidak boleh ikut serta dalam proses pengolahan air aren ini. Seorang petani aren juga tidak boleh pelit ketika orang lain meminta hasil sadepannya. Jika mitos ini dilanggar maka, air aren akan cepat mengering,” cerita Samsuddin

Usai mengambil air aren, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan alat penyaring dan kadang menggunakan kain. Proses terakhir pemasakan dilakukan dalam wajan yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan gula aren terus diaduk selama enam jam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya.

“Setelah kita masak di wajan besar, kemudian dimasukan ke dalam cetakan sehingga jadilah gula aren atau gula batok yang manis,” terangnya.

Samsuddin sendiri merupakan salah satu anggota kelompok petani aren ‘Jaya Berkah’. Selain kelompok petani Jaya Berkah, dua kelompok lainnya di Dusun Kedondong Atas yakni Karya Berkah, dan Maju Bersama diakomodir kelompok Karya Mandiri untuk memaksimalkan produksinya.

“Saya juga berterima kasih kepada kelompok Karya Mandiri yang telah membantu dalam memasarkan gula aren kami,” ucapnya.

Sementara Itu Owner Karya Mandiri Muhammad Rizani menuturkan, permintaan gula aren sangat banyak baik di dalam maupun di luar daerah. Bahkan hari ini juga sudah mengirim sampel varian olahan gula aren ke Brazil.

“Saat ini kita berada di Dusun Kedongdong Atas, dimana kita dari Karya Mandiri membina para petani aren di sini. Karena kapasitas produksi kami yang ada di Karya Mandiri sangat terbatas per bulannya hanya 400 kilogram, kemudian banyak permintaan maka kita melakukan pengembangan kepada para petani melalui pembinaan dan pelatihan sesuai dengan standarisasi yang laku dipasaran,” terangnya.

Lanjut dikatakan Rizani, setelah dibina maka tercetuslah beberapa Usaha Kecil Menengah (UKM) terutama di Dusun Kedongdong Atas ada tiga kelompok termasuk Kelompok Jaya Berkah.

“Masyarakat kita di Desa Pusuk Lestari sekitar 90 persen pekerjaan sehari-harinya sebagai petani penyadep air nira ini,” terangnya.

Rizani berharap kedepan bagaimana pemerintah lebih memperhatikan terutama Desa Pusuk Lestari yang potensi arennya yang luar biasa sangat banyak.

“Kemarin sudah kita data, dari luas wilayah Desa Pusuk Lestari 674 Hektar dan paling banyak potensi alamnya adalah pohon aren sekitar 30 ribu pohon aren dan yang produktif 6-7 ribu dengan penghasilan para petani rata-rata 5 liter perhari,” tutupnya.

Calon Sekda Lombok Barat Mulai di “Job Fit” Kan

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Kamis 14 November 2019 – Untuk mengantisipai kekosongan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Barat, pemerintah daerah setempat melalui Badan Kepegawaian Daerah dan Pengembangan SDM (BKDPSDM) sejak awal sudah melakukan banyak persiapan. Persiapan diawali dengan penjaringan calon hingga kegiatan job fit. Kegiatan ini digelar untuk mempersiapkan pengganti sekda aktif, H. Moh. Taufiq yang dalam hitungan bulan akan menempuh purna tugas.

“Job fit atau uji kompetensi JPT Pratama hari ini (Rabu, 13 November, red) bisa dilaksanakan,” papar Kepala BKDPSDM Lombok Barat, Suparlan di ruang kerjanya, Rabu (13/11/2019).

Dijelaskan mantan Camat Batulayar ini, job fit calon Sekda Lombok Barat diikuti oleh 4 orang calon. Mereka masing-masing, M. Ilham (Asisten 1), Lale Prayatni (Asisten 2), H. Baihaqi (Kepala Bappeda) dan Subandi (Kadis Kelautan dan Perikanan). Ke 4 calon sekda ini kata Suparlan, rata-rata sudah memenuhi persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Selain wawancara, peserta sudah memenuhi syarat lain seperti makalah yang berisi tupoksi seputar tugas dan jabatan yang sedang dijabat sekarang.

Dengan telah dilakukan job fit ini lanjut Suparlan, maka akan muncul seorang calon sekda. Calon inilah yang akan menggantikan sekda non aktif karena sudah purna tugas.

Di luar itu, pihak BKDPSDM juga menggelar panitia seleksi (pansel) namun tidak ada yang mendaftarkan diri. Kendati begitu, tetap ditindaklanjuti dengan menggelar evaluasi dan rotasi kepada pejabat yang ada. Rencananya, rotasi dan mutasi pejabat eselon 2 akan digelar beberapa pekan ini. Sedangkan untuk pejabat eselon 3 dan 4 akan digelar kemudian setelah kegiatan mutasi pejabat eselon 2.

Hal lain yang disinggung Suparlan adalah, seputar penerimaan Calon PNS di lingkup pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Hal ini kata dia, tidak menemui kendala yang berarti. Saat ini, pihaknya sedang melakukan validasi data, termasuk soal hal-hal teknis menyangkut kesiapan tenaga operator dan komputerisasi.

“Sejak awal penerimaan CPNS tidak ada kendala, cuma kendalanya soal teknis saja,” katanya di ruang kerjanya bersama sejumlah stafnya.

Untuk mengantisipasi hal ini, lanjut dia, masalah sarana komputer, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak SMK dan SMP. Saat digelar test akademik, sesuai ketentuan menggunakan perangkat komputer, semua pelamar tidak menemukan kendala. Jika saja lampu PLN mati, sudah disiapkan perangkat genset untuk mengantisipasi gangguan PLN.

Dijelaskan, sejak penerimaan CPNS beberapa hari yang lalu, hingga hari ini (Rabu, 13/11, red) calon pelamar yang masuk mendaftarkan diri baru 3 orang. Pihak BKDPSDM sudah siap dengan tenaga operator yang ada.

Disebutkan Suparlan, quota CPNS untuk Lombok Barat yang diberikan pusat sebanyak 105 orang. Dirinci, 138 jatah untuk tenaga pendidik, 58 untuk tenaga kesehatan dan sisanya 9 orang, jatah untuk tenaga teknis.

 

Pusuk Lestari, Lebih dari Sekedar Tuak Manis dan Monyet

Bagi yang hendak ke Kabupaten Lombok Utara (KLU) baik untuk berwisata atau mengunjungi sanak saudara, jalan raya Pusuk adalah yang paling banyak dipilih pengguna jalan. Selain lebih dekat dari Kota Mataram dibanding alternatif lain jalan raya Senggigi, wilayah yang kaya oksigen karena lebatnya pepohonan tropis ini merupakan salah satu wilayah di Pulau Lombok yang terkenal sebagai penghasil air nira atau yang oleh masyarakat setempat disebut tuak manis. Selain itu, daerah ini juga banyak ditemukan monyet-monyet yang menarik wisatawan.

Menggali potensi ini, Desa Pusuk Lestari Lombok Barat (Lobar) sedang bersiap menuju desa wisata berbasis industri lokal. Untuk ini, Humas Lobar mewawancarai Kepala Desa Pusuk Lestari H. Junaidi, Selasa (12/11).

Membuka cerita tentang rencana desanya, Junaidi menyebut Desa Pusuk Lestari telah ditetapkan menjadi Desa Wisata oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat. Penetapan ini, tuturnya, menuntut kerja keras sehingga bukan hanya sebutan sebagai desa wisata tetapi juga the real desa wisata yang mampu mengundang wisatawan lokal, domestik, dan internasional.

Junaidi pun melirik potensi desanya sebagai penghasil air nira dan memiliki banyak monyet. Menurutnya, 90 persen dari sekitar 800 KK warga Pusuk Lestari adalah petani. Sekitar 400 KK di antaranya bekerja mengambil air nira atau tuak manis (nyadep). Aktivitas nyadep tersebut akan dijadikan salah satu dari aktivitas pariwisata Desa Pusuk Lestari.

“Bagaimana supaya terkemas menjadi wisata berbasis industri aren, yaitu cara memproses air nira menjadi gula batok, gula semut, gula meriket, termasuk gula cair,” ujar Kades Junaidi.

Untuk aktivitas pengolahan air nira menjadi bermacam bentuk ini, selain oleh sebagian besar masyarakat menggunakan cara tradisional, Pusuk Lestari juga dibantu oleh salah satu warganya melalui UD Karya Mandiri dengan brand King Aren yang diketuai Muhammad Rizani.

Aktivitas ini dilakukan agar wisatawan tidak hanya merasakan nikmatnya minum tuak manis tapi juga mengikuti bagaimana proses nyadep.

“Sudah disiapkan tempatnya sebagai aktivitas masyarakat yang tinggal di perbatasan Lombok Barat dan KLU,” ujar Junaidi.

Terkait dengan monyet, H Junaidi juga akan berupaya mengubah cara memberikan makanan buat monyet dari di pinggir jalan yang beresiko mengganggu lalu lintas ke satu lokasi khusus.

“Kami sudah menyiapkan tempat untuk memberikan makanan monyet itu”. Tempat yang disiapkan, sambung Junaidi, berada dua atau tiga ratus meter dari pinggir jalan yaitu masuk ke wilayah hutan.
Selain itu, Pusuk Lestari juga telah menyediakan jalur sepeda gunung sepanjang sekitar 1.400 meter di sekitar hutan Pusuk.

“Dan itu akan kami jual untuk mendukung paket desa di wilayah desa perbatasan,” ujar Junaidi.

Dengan cara demikian, sebut Junaidi, wisatawan tidak hanya sekedar menikmati kopi, tapi juga bagaimana menikmati proses pembuatan kopi, pembuatan gula baik yang tradisional maupun dengan mesin, dan cara nyadep.

“Cara unik masyarakat kami untuk membikin gula, (juga) cara modern masyarakat kami membikin gula itu, sudah kami siapkan,” ujar Junaidi.
Dari cerita Junaidi, masing-masing KK yang berprofesi menyadep tuak manis mampu menghasilkan minimal 10 liter perhari atau sekitar 4.000 liter per hari. Menurut Junaidi, peminat tuak manis bukan hanya mereka ekonomi menengah ke bawah tetapi juga menengah ke atas karena dipercaya bagus bagi kesehatan. Keluhan karena tuak manis menggunakan botol bekas ke depan akan ditanggulangi, lanjut Junaidi. Caranya dengan menyediakan paket minum tuak manis yang masih alami di dalam bumbung-nya.

“Yang alami (baru) turun langsung dari pohonnya,” tegas Junaidi.

Desa Pusuk Lestari memiliki empat dusun yaitu Batu Penyu, Kedondong Bawak, Kedondong Atas dan Dusun Pusuk. Masing-masing dusun selain mengandalkan tuak manis, juga memiliki potensi wisata lainnya.

Dusun Batu Penyu, misalnya, memiliki daya tarik berupa air terjun musiman dan pohon-pohon langka gaharu. Kedondong Bawak, kata Junaidi, akan dibuat agrowisata meskipun bersifat musiman seperti ketika musim durian dengan menjual paket durian.

“Misalnya lima puluh ribu (rupiah) makan durian sepuasnya,” ujar Junaidi menyampaikan idenya.

Selain tuak manis, Pusuk Lestari juga memiliki andalan yang bisa dikonsumsi lainnya seperti kue bantal (tekel), umbi-umbian, buah-buahan seperti durian, nangka, dan belinjo. Selain itu, khusus di Kedondong Atas memproduki Krepek Gadung yang sudah menjadi penghasilan tetap beberapa warga. Produk-produk yang dihasilkan selain didistribusi melalui warung-warung di Pusuk dan beberapa supermarket, produk gula semut misalnya, telah dikirim ke luar daerah seperti ke Bima dan Sumbawa. HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT

Lobar Sambuk Kapolres Baru

Giri Menang, Selasa 12 November 2019 – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid apresiasi kinerja AKBP Heri Wahyudi selama menjabat sebagai Kapolres Lombok Barat (Lobar). Apresiasi disampaikan bupati saat acara Pisah Sambut Kapolres lama AKBP Heri Wahyudi dengan Kapolres baru AKBP Bagus Satriyo Wibowo di pendopo Bupati Lobar, Senin (11/11/2019).

Disampaikan bupati bahwa AKBP Heri Wahyudi merupakan pribadi yang tidak mudah marah dan sangat humoris namun tetap mampu mengemban tanggung jawab dengan baik.

“Beliau ini adalah sosok yang sangat humoris, sangat-sangat humoris, hampir tidak pernah serius namun hasil yang kita dapatkan dari komunikasi, dari koordinasi dan dari apa yang kita programkan alhamdulillah semua jalan,” kenang bupati.

Selain itu bupati juga menyebutkan bahwa AKBP Heri Wahyudi merupakan sosok yang sangat peduli terhadap budaya dan hal-hal yang berkaitan dengan sosial di masyarakat, sehingga telah banyak mendapat apresiasi maupun prestasi selama dia menjabat.

Di kesempatan yang sama bupati juga menyambut serta menyampaikan harapan kepada kapolres baru yakni AKBP Bagus Satriyo Wibowo.

“Saya ucapkan selamat datang kepada bapak AKBP Bagus Satriyo Wibowo dan selamat bergabung di Forkofimda Lombok Barat,” sambut bupati.

“Dari sisi nama ini saja sangat menjanjikan untuk memberikan, paling tidak mempertahankan prestasi yang telah ditorehkan oleh pak Heri Wahyudi,” sambungnya.

Di acara tersebut AKBP Heri Wahyudi yang didampingi istri dalam sambutannya menyampaikan banyak terimakasih kepada pemerintah daerah Lombok Barat dan semua pihak yang telah membantu mewujudkan Lobar yang kondusif.

“Walapun bisa dikatakan berat, tapi sukur Alhamdulillah sampai detik ini bisa dikatan kita masih kondusif, dan hal ini tentunya tercipta atas kebersamaan kita semua, terus terang ini menjadi kesan tersendiri bagi saya, baik kebersamaan dengan masyarakat maupun kebersamaan dengan anggota” tutur AKBP yang telah menjabat sebagai kapolres lobar semenjak Desember 2017 ini.

Tak lupa AKBP Heri memberikan sedikit pesan kepada kapolres baru tentang keadaan Lobar. Dikatakannya bahwa Lobar ini merupakan kabupaten yang unik dan religi.

“Lombok Barat ini kabupaten yang religi pak Bagus, disini banyak sekali pondok pesantren dan banyak sekali tuan gurunya. Jadi, tugas berat pak Bagus nantinya untuk menghampiri satu per satu tuan guru dan pondok pesantren yang ada,” katanya.

Hal tersebut disampaikan AKBP Heri tentunya karena mengingat peran dari kalangan tuan guru dalam pembangunan Lobar menjadi kabupaten yang kondusif.

Tak lupa Ajun Komisaris Besar Polisi ini menyampaikan permintaan maaf sekaligus berpamitan kepada seluruh hadirin dan masyarakat Lobar. Seperti yang diketahui AKBP Heri Wahyudi nantinya akan beralih jabatan menjadi Wadir Intelkam di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rasa terimakasih dan penghargaan juga diungkapkan Kapolres Lobar yang baru yakni AKBP Bagus Satriyo Wibowo atas sambutan hangat dari bupati Lobar dan seluruh jajaran.

Dalam sambutannya, didampingi sang istri, mantan kapolres Bima ini mengawali dengan memperkenalkan diri. Diakuinya ia lahir dan besar di Lombok Barat, karena tahun 1979 (tahun kelahirannya) Mataram masih merupakan bagian dari Lombok Barat.

“Kalau dari nama, sepertinya saya orang jawa, tapi sebenarnya saya orang Lombok Barat,” akunya.

“Saya lahir besar di Lombok Barat, saya lahir di dekat Epicentrum, kalau dulu tahun 79 itu masih Lombok Barat, berarti saya merasa orang Lombok Barat,” sambungnya bangga.

Setelah lulus dari akademi kepolisian dan mendaftar masuk akabri dari NTB, penempatan pertama AKBP Bagus adalah di Kalimantan Barat selama 7 tahun, lalu setelah bersekolah beliau ditugaskan ke Sulawesi Tenggara selama kurang lebih 6 tahun. Dan sebelum menjabat sebagai kapolres Bima, bapak beranak tiga ini sempat pulang bertugas di Polda NTB sebagai Kasubdit 2 Dikrimum, lalu sebagai kasubdit 3 Dikrimsus.

Di akhir sambutan, AKBP Bagus menyatakan tekadnya untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Lombok Barat dan berharap bisa diterima dengan baik juga sebagai masyarakat Lombok Barat itu sendiri.

“Saya agak sedikit khawatir, dengan begitu banyak prestasi yang ditorehkan bang Heri (sapaan bagi AKBP Heri Wahyudi) saya khawatir tidak bisa menyamai beliau, apalagi sampai melebihi beliau, namun insyaallah dengan dukungan bapak ibu sekalian saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Lombok Barat,” tukasnya.

Selain dihadiri oleh jajaran pemkab Lobar, acara pisah sambut ini juga dihadiri oleh ketua DPRD Lobar, Ketua MUI Lobar, ketua KUB Lobar, Dandim 1606, Kapolres Kota Mataram, perwakilan dari Danlanud Kota Mataram serta perwakilan dari Danlanal Kota Mataram dan perwakilan dari Forum Wartawan (Forta)Lombok Barat.

1 7 8 9 10 11 47