Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lobar, H. Ahmad Taufiq Fatoni saat menghadiri rapat di Hotel Aruna Sengigi (16/5).
“Dari segi rapid test, bisa kami selesaikan, tapi dalam kondisi saat ini kaitannya dengan kasus yang naik di Batulayar ini belum selesai,” ujar Fatoni. Dikatakannya, 24 orang dari Batulayar dan santri Temboro setelah dilakukan rapid test ditemukan 16 orang orang yang reaktif. Disampaikan dr Fatony, Dinas Kesehatan akan mencari tahu kasus di Batulayar apakah pihak keluarga utamanya orangtua juga terpapar karena orang tuanya rata-rata adalah jamaah tabligh.
“Ini yang menjadi perhatian besar kami ke Batulayar karena di Batulayar sendiri jamaah tablignya besar, yang berangkat ke Gowa itu hanya 28 orang, yang tidak berangkat sekitar 30 orang, takutnya salah satu atau sebagian santri ini ayahnya adalah yang 30 orang ini,” jelas Fatoni
Dipaparkan Fatoni, setelah menyasar para santri, Dinas Kesehatan akan fokus lagi ke orangtua santri dan keluarga.
“Tugas kami di Batulayar ini lumayan banyak, perhatian yang khusus kami dari (dinas, red) kesehatan untuk wilayah Batulayar ini”, ungkap Fatoni.
Selain Batulayar, Fatoni juga menyebut Kecamatan Narmada khususnya Desa Kramajaya kasus Covid-19 juga menjadi naik yaitu 8 orang yang positif, menjadikannya perhatian kedua setelah Batulayar.
“Kemudian kasus di Narmada menjadi perhatian khusus kedua dan daerah Jeranjang menjadi perhatian khusus ketiga”, ungkap Fatoni. Daerah Jeranjang, katanya, berada di perhatian ketiga karena ada 7 orang yang ditemukan positif Covid-19 di sana.
Sumber : Humas Lobar