Giri Menang, Rabu 14 November 2018 – Semangat masyarakat menggeliatkan roda ekonomi pasca bencana gempa bumi semakin terasa. Khususnya di kawasan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, denyutnya terasa walau di area pasar darurat.
Lebih dari 500 pedagang terpaksa beralih dari pasar lama yang permanen namun rusak ke pasar darurat, sekitar 300-an meter dari tempat semula.
Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Baznas) Pusat yang berinisiatif mendorong hal tersebut. Setelah di tahap awal membangunkan lapak darurat untuk 100 pedagang, kini Baznas pun menambah lagi dengan sekitar 75 lapak lagi. Sisanya dibangun secara mandiri oleh para pedagang dan sebagian lainnya dibantu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Barat (Lobar) yang menyediakan lebih dari 25 tenda.
“Kita sangat berterima kasih atas apa yang dilakukan oleh Baznas Pusat. Walau darurat, minimal sudah ada pasar,” ujar Kepala Disperindag Lobar, Agus Gunawan.
Ia mengaku, walau kondisi pasar darurat tersebut masih memprihatinkan, para pedagang sudah bisa beraktivitas dengan penuh rasa aman.
Saat ini, aku Agus, pasar tersebut masih perlu ditata agar lebih rapi dan tidak banjir akibat hujan yang sudah turun dua minggu terakhir.
Direktur Micro Finance Baznas Pusat, Noor Aziz mengaku pihaknya masih berkomitmen untuk terus mendukung kondisi pasar tersebut.
Ia mengaku untuk mengantisipasi banjir, pihaknya telah melakukan pengurugan lebih dari 100 dum truck tanah di beberapa titik lokasi agar genangan air tidak mengganggu aktivitas ekonomi.
“Tapi itu pun belum cukup. Kita masih perlu sentuhan ekstra saat musim hujan ini,” ujar Aziz.
Aziz menambahkan, selain masalah genangan air, pihaknya pun telah membantu peningkatan akses jalan menuju area pasar darurat.
“Saat ini pun kita sedang bangun jembatan agar akses menuju pasar bisa lebih mudah,” tambahnya.
Bagi Aziz, jembatan tersebut jauh lebih mereka prioritaskan walaupun menurutnya, suplay listrik dan sarana sanitasi juga sangat mendesak.
“Mudah-mudahan untuk listrik dan sanitasi, Pemda bisa menyiapkan untuk warga di pasar itu,” harap Aziz.
Selain pasar darurat, Baznas Pusat pun saat ini sudah menyiapkan program permodalan untuk usaha kecil.
“Kita sudah siapkan gulirkan program micro finance untuk membantu aspek modal,” ujar Aziz.
Dengan jumlah pinjaman antara 3-5 juta per orang yang bisa digulirkan, Aziz berharap mampu mengurangi ketergantungan para pedagang terhadap rentenir.
“Kami berharap proses peminjamannya maksimal setahun agar bisa digulirkan terus ke penerima yang lain,” terang alumni UIN Sunan Kalijaga itu.
Menurut Aziz, micro finance yang digulirkannya berbasis pada skema infaq dan shadaqah. Skema itu menurutnya membuat siapapun yang menerima manfaat merasa berkewajiban juga untuk membantu orang lain.
Paling sedikit 650 juta disiapkan untuk membantu kesulitan modal bagi pelaku usaha kecil di daerah terdampak gempa.
Menurut Aziz, anggaran tersebut hanya permulaan saja karena pihaknya akan terus melakukan evaluasi program.
“Selain itu, kami juga sedang menyiapkan program khusus untuk pesantren memandirikan perekonomian masyarakat dan para santrinya,” tambah Aziz.
SantriPreneurship akan digulirkan Baznas Pusat dengan menggandeng pesantren yang ingin mengembangkan sektor ekonomi.
“Mudah-mudahan program itu bisa tahun ini. Agar pesantren juga berperan dalam membangun sektor ekonomi,” pungkas Aziz. (Humas Lobar)