Bupati Lombok Barat (Loba
H. Zaini Arony dalam sambutannya sebelum membuka raker menyampaikan bahwa salah satu isu pendidikan yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan saat ini adalah kurikulum yaitu dengan ditundanya penerapan Kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP 2006.
“Kepala sekolah jadi galau dan bingung karena tidak hanya menyangkut pendidikan politik tapi juga menyangkut politik pendidikan,” kata bupati yang juga mantan pejabat penting di Kemendikbud RI ini.
Pendidikan, kata bupati, artinya masa depan yaitu bagaimana supaya pendidikan mampu membuat asumsi-asumsi dan ekstrapolasi sejarah tentang masa depan bangsa ini.
Namun demikian, sambung bupati, bagaimanapun baik dan sempurnanya kurikulum dengan siswa/siswi selaku subjek sekaligus obyek pendidikan, tetap peran kepala sekolah dan guru yang akan bisa mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan.
“Jika kurikulum tidak bisa dilaksanakan dengan baik maka pedagogic, akademis dan psikologis pendidikan tidak bisa dilaksanakan, maka di sinilah peran kepala sekolah dan guru,” ujar bupati.
Yang menarik disampaikan bupati adalah dua istilah penting guru kepala dan kepala sekolah. Guru kepala, menurut bupati, menyangkut tugas kurikulum sedangkan kepala sekolah menyangkut hal yang bersifat managerial.
“Kalau kepala sekolah ikut proyek maka peran managerialnya menjadi terabaikan, maka perlu peran kepala sekolah direvitalisasi,” seru bupati.
Dalam pandangan bu
“Mengapa selain ada orang hebat, ada juga orang tidak hebat, mengapa selain ada orang sukses ada juga orang gagal, jawabannya karena ketidakmampuan untuk mengelola potensi yang dimiliki,” tutur bupati sambil mengajak semua untuk belajar dan berubah dengan sebuah peribahasa Bahasa Inggris “ If you don`t learn you don`t change if you don`t change you will die”. Hadir selain bupati, juga Wakil Bupati H. Fauzan Khalid, Sekda HM. Uzair dan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ramon Mohandas, Ph.D. (Muhammad Busyairi, Humas Lobar)