BANYAK POHON TUMBANG DAN RUMAH RUSAK AKIBAT PUTING BELIUNG

Giri Menang, Kamis 24 Januari 2019 – Pusaran besar puting beliung telah mengakibatkan banyak pohon bertumbangan di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat.

Angin kencang sebelum gerimis itu terjadi sekitar pukul 15.30 WITA, Kamis (24/1). Suasana mencekam akibat angin itu berlangsung cukup lama, sehingga membuat banyak warga menjadi panik.

Hasil pantauan dan laporan melalui aplikasi Whatsapp Group di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, pohon yang tumbang terjadi tidak hanya di satu titik lokasi, namun di hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Sepanjang jalan di Kelurahan Dasan Geres, misalnya, setelah sehari sebelumnya dihajar angin serupa, kali ini pun kembali didera hal serupa.

Kelurahan yang berada di Pusat Pemerintahan itu kembali tertimpa musibah angin puting beliung. Beberapa baliho dan media reklame outdoor milik Pemkab Lombok Barat dan swasta pun bertumbangan tidak kuat menahan deru angin.

Beberapa pohon di sepanjang Jalan Soekarno Hatta pun mengalami hal yang sama. Jalan protokol itu pun terpaksa ditutup sementara sehingga banyak pegawai harus putar arah mencari jalan pulang melalui bypass.
Di beberapa wilayah lainnya pun terpantau mengalami hal yang sama. Pohon besar di depan Pasar Kuripan juga tumbang dan membuat Camat Kuripan Banu Harli berjibaku bergotong royong dengan warga sekitar untuk membersihkannya.

Demikian pula nasib pohon-pohon besar di wilayah Kecamatan Gunung Sari. Pohon yang persis berada di seberang bekas pasar tumbang dan menghambat arus lalu lintas menuju dan dari Kabupaten Lombok Utara.

Pihak Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Pol PP, personil Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perumahan dan Permukiman di beberapa titik lokasi itu diterjunkan untuk melakukan pembersihan sementara. Mereka berrjibaku dengan derasnya hujan agar pohon-pohon tersebut tidak menghambat mobilitas warga.

Dari pantauan lapangan juga, angin kencang itu tidak hanya menumbangkan pepohonan dan baliho. Di Desa Kediri Selatan, kekuatan angin itu telah merusak paling sedikit dua rumah.

Atap rumah milik Muhammad Hazrin (45 tahun) lepas dari tembok dan dindingnya. Atap dari spandek itu teronggok jatuh di samping halaman rumahnya karena dihempas angin bertubi-tubi. Saat ini rumah milik tenaga honorer Pemkab Lombok Barat itu terbuka dan tidak lagi bisa melindungi pemiliknya dari deras hujan yang datang kemudian.

Demikian pula dengan rumah warga lainnya, yaitu Huban (47 tahun). Warga Dusun Sedayu Selatan itu pun harus merelakan atap rumahnya yang terbuat dari genteng jatuh berhamburan.

“Saya berharap semoga pemerintah mau meringankan beban saya. Mohon untuk sementara saya bisa dibantu tenda supaya saya bisa tidur dengan 4 orang anak saya,” ujar Hazrin lirih dan diiyakan juga oleh Huban.

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Administrasi Umum dan Kesra H. Fathurrahim pun mengaku terrenyuh dengan keadaan tersebut. Fathurrahim dengan cepat mengkoordinasikan laporan tersebut.

“Tolong tim Tagana Dinsos diatensi bantuan paket sembako untuk yang kena puting beliung di Sedayu Selatan,” pinta Fathurrahim melalui group WA tersebut.

Di group yang sama, Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Hj. Ambaryati pun menimpali.

“Tagana sedang mendata di lapangan. Ada beberapa tempat (yang mengalami hal yang sama, red),” akunya. (Humad Lobar)

BANYAK POHON TUMBANG DAN RUMAH RUSAK AKIBAT PUTING BELIUNG

BAZNAS MICROFINANCE DESA DILUNCURKAN DI LOMBOK

Giri Menang, Kamis 24 Januari 2019 – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui BAZNAS Microfinance meluncurkan BAZNAS Microfinance Desa (BMD) di Lombok. Peluncuran dilakukan di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), dan dihadiri langsung oleh Bupati H. Fauzan Khalid, Rabu (23/1). Hadir dalam peluncuran BMD tersebut antara lain, Gubernur NTB yang diwakili oleh Kepala Dinas Koperasi Dan UKM, Kepala Dinas Perindag Lobar, Ketua BAZNAS NTB dan Lobar, serta para mitra penerima manfaat BMD Gunung Sari.

Direktur BMD, Noor Aziz mengatakan peluncuran BMD ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS untuk terus mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok dengan menumbuhkembangkan usaha kecil masyarakat, terutama pelaku usaha mikro melalui penguatan permodalan dan penguatan ekonomi masyarakat.

“Total anggaran pembiayaan dari BMD untuk tahap awalnya mengalokasikan sebesar Rp. 600 juta dan sudah membiayai 200 mitra lebih dengan anggaran Rp. 400 juta lebih yang sudah tersalurkan kepada masyarakat untuk memberikan layanan permodalan dan pengembangan usaha,” katanya.

Pada dasarnya BMD Gunung Sari yang diluncurkan BAZNAS kali ini merupakan kelanjutan dari paket program pengembangan Pasar Darurat Gunung Sari yang telah memfasilitasi lebih dari 500 pedagang.

BMD Gunungsari sendiri telah beroperasi sejak November 2018. Tercatat sudah lebih dari 200 pelaku usaha mikro yang telah dibiayai melalui BMD dengan total Pembiayaan lebih dari 400juta. BMD juga telah mengoperasikan program Santripreneur melalui kerjasama dengan Pesantren Nurul Hakim Kediri, Lobar.

Dalam kesempatan itu, Bupati H. Fauzan Khalid dalam sambutannya menyampaikan rasa terimaksih kepada BAZNAS atas peluncuran program BMD di Lombok. Fauzan optimis program ini dapat membantu masyarakat dengan dibukanya akses pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro, pemberian pelayanan pengembangan usaha serta dukungan peningkatan kapasitas usaha pruduktif.

“Program Mikrofinance ini sangat diperlukan untuk memerangi rentenir yang telah menjerat para pengusaha mikro di masyarakat seperti bank subuh,” katanya.

BMD sendiri merupakan lembaga keuangan mikro nirlaba dengan menggunakan skema percampuran antara dana infaq dan zakat. Dalam hal ini, Dana Infaq merupakan dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan bergulir, yaitu pembiayaan yang harus dikembalikan oleh mitra kepada BMD sesuai jumlah dana yang diterima.

Adapun Dana Zakat digunakan untuk membiayai Modal investasi, yaitu pembiayaan modal untuk memperkuat sarana usaha (produksi/distribusi) maupun aset yang merupakan hak mereka sebagai penerima zakat. Oleh karena itu, BMD merupakan Keuangan Mikro Non Profit. Selain permodalan, BMD juga memfasilitasi peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan juga layanan pengembangan usaha.

Sementara itu, Komisioner BAZNAS Pusat, Emmy Hamidyah berharap, program BMD yang juga merupakan program lanjutan pasca gempa beberapa waktu lalu ini masyarakat dapat makmur dan bangkit kembali.

“Waktu gempa terjadi, BAZNAS sudah ada. Kita ikut membantu masyarakat melakukan evakuasi,” ungkapnya.

Sejak diguncang gempa 7.0 SR beberapa bulan yang lalu, BAZNAS terus mendorong dan mendukung Kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok. Berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pembangunan Huntara (Hunian Sementara), sekolah, tempat ibadah, layanan kesehatan, pasar darurat, dan beberapa program lain. Hingga saat ini, BAZNAS terus melanjutkan penguatan ekonomi masyarakat, baik melalui penguatan permodalan dan fasilitasi akses-akses ekonomi lainnya. (Humas Lobar)

BAZNAS MICROFINANCE DESA DILUNCURKAN DI LOMBOK

DUA KEPALA DAERAH SULAWESI UTARA PELAJARI DESA LINGSAR

Giri Menang, Rabu 23 Januari 2019 – Predikat Desa Lingsar sebagai Juara Lomba Desa tingkat Nasional dan berbagai raihan prestasi lainnya masih menjadi magnet bagi daerah lain. Kemarin (22/1), Walikota Kotamobagu dan Bupati Bolaang Mongondow bersama rombongan mengunjungi Desa Lingsar. Dua kepala daerah dari Provinsi Sulawesi Utara sengaja datang untuk study komparasi dan belajar tentang pelayanan berbasis online ke masyarakat, termasuk pengembangan budaya serta inovasi-inovasi yang dilakukan Desa Lingsar. Rombongan berjumlah 85 orang yang terdiri dari kepala dinas, camat, kepala desa dan lurah ini diterima langsung oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid di Aula Kantor Desa Lingsar.

“Kota Kotamobagu masih muda, baru berumur 11 tahun dan masih butuh belajar. Mudah-mudahan apa yang kita dapatkan di sini bisa kita implementasikan di Kotamobagu,” kata Walikota Kotamobagu Hj. Tatong Bara.

Senada dengan Hj. Tatong Bara, Bupati Bolaang Mongondow Hj. Yasti Soepredjo Mokoagow berharap kunjungan perdananya ke Lombok Barat dapat menjadikan daerahnya berprestasi seperti Desa Lingsar. Mantan anggota DPR RI dua priode itu juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati Lombok Barat atas penerimaannya.

Bupati H. Fauzan Khalid sendiri sangat mengapresiasi kedatangan dua kepala daerah beserta rombongan. Dalam penerimaannya, Fauzan memaparkan kondisi Lombok Barat serta raihan prestasi yang ada.

“Lombok Barat juga masih banyak kekurangan, namun Alhamdulilkah Desa Lingsar pernah juara satu Nasional termasuk Desa Montong Are di Kecamatan Kediri juara satu nasional untuk lomba PKK,” paparnya.

“Kita juga butuh belajar. Di antara kita pasti ada kelemahan dan kelebihan. Kelebihan itulah kita ambil untuk kemajuan daerah kita,” lanjutnya menambahkan.

Fauzan juga mengakui, kedua kepala daerah yang merupakan tokoh perempuan di Sulawesi Utara ini patut dijadikan teladan. Diketahui dari 15 kepala daerah di Sulawesi Utara, enam dijabat oleh kaum perempuan. Fauzan berharap NTB dapat melahirkan lenih banyak kepala daerah dari kaum hawa. (ded/humas)

DUA KEPALA DAERAH SULAWESI UTARA PELAJARI DESA LINGSAR

KEBUT MULAI BANGUN, FAUZAN MINTA PERTEMUAN INFORMAL

Giri Menang, Selasa 22 Januari 2019 – Kepastian dimulainya mega proyek Bendungan Meninting sudah menunjukkan titik terang. Salah satu dari 222 Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58/2017 itu disosialisasikan langsung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1 kepada warga yang terdampak pembangunan Bendungan yang ditaksir membutuhkan biaya lebih dari 1,4 Trilyun itu.

Bersama Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid beserta jajaran utamanya, BWS NT1 bertemu dengan sedikitnya 50-an orang warga dari tiga desa yang tanahnya menjadi bidang utama area pembangunan bendungan di Aula Kantor Camat Lingsar, Selasa (22/1).

“Per tanggal 31 Desember 2018 lalu, BWS sudah mengikat kontrak dengan konsultan untuk melakukan kegiatan,” ujar perwakilan BWS NT1, I Ketut Kariharta.

Kariharta mengaku, pihaknya sudah kehilangan waktu kerja setidaknya dua bulan. Untuk itu harapnya, warga dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bisa mempermudah pihaknya dalam proses penggunaan lahan hanya untuk 2 bulan kalender kerja.

“Belajar dari pengalaman proses pembangunan Bendungan Beringin Sila di Sumbawa, warga bersama Pemkab Sumbawa bersedia membuat pernyataan kesediaan. Ada 40 hektar lahan di sana yang belum dibayarkan, tapi warga bersedia lahannya digunakan. Toh kalau apraisal sudah selesai bekerja, pasti dibayarkan (ganti ruginya, red),” Kariharta.

BWS, tambah Kariharta, telah menetapkan Zona Prioritas untuk pengerjaan awal, seperti pembuatan jalan masuk, pembangunan area perkantoran dan gudang alat. Menurut Kariharta, pihak badan Pertanahan Nasional (BPN) pun sudah menuntaskan penyusunan 382 peta bidang di 93 hektar lebih lahan milik masyarakat.

Mengenai pembayarannya, Kariharta memastikan bisa dilakukan pada pertengahan April setelah proses appraisal atau penilaian harga.

Untuk tahap awal yang mendesak, sekitar 6 hektar lahan warga berupa kebun yang masuk dalam zona prioritas dan harus siap dalam waktu dekat.

“Sesuai dengan rencana kerja kami, beri kami untuk masuk ke wilayah meninting untuk perencanaan tiga bulan ke depan,” pinta Kariharta dengan memastikan anggaran sebesar Rp. 200,35 milyar telah tersedia dan siap dicairkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Kementerian Keuangan.

Keinginan pihak BWS ternyata tidak langsung diiyakan oleh warga. Walaupun bersedia dan mendukung penuh program pemerintah pusat, warga berharap agar pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebelum menyerahkan lahan.

“Dalam pelaksanaan jangan sampai ada hati yang terluka. Paling pas adalah permintaan masyarakat dibayar dulu baru bisa bekerja,” ujar salah satu warga disambut dukungan warga lain.

Hal senada juga disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat, Jumarti.

“Sangat pas sebenarnya, tuntaskan dulu pembayaran. Jangan menunda-nunda. Kita memang perlu bertemu informal untuk memastikan harga per meter per segi atau per arenya. Jangan sampai masyarakat dirugikan, tapi juga jangan sampai proyek ini tidak berjalan,” kata Jumarti yang juga memiliki lahan yang terkena imbas proyek.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid meminta pertemuan secara informal dengan lebih dari 30 Kepala Keluarga di 3 desa. Mereka adalah pemilik lahan di zona prioritas yang seluas 6 hektar tersebut. Tiga desa itu adalah Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunung Sari, Desa Dasan Geria dan Desa Gegerung di Kecamatan Lingsar.

“Saya pun tidak berani melanjutkan kalau masyarakat tidak membolehkannya,” tegasnya sambil meminta pertemuan informal itu dilakukan dalam dua hari ini.

Namun Bupati berharap agar masyarakat tetap mendukung pembangunan bendungan itu. Ia menilai keberadaan bendungan tersebut akan membantu kesejahteraan masyarakat Lombok Barat.

Bendungan ini diprediksi akan mampu menampung 9,91 juta m3 air yang akan menjadi air baku irigasi pertanian di Kabupaten Lombok Barat, bahkan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Tengah.

Untuk pertanian, bendungan ini akan mampu mengairi antara 2.600 sampai 4.500 hektar lahan persawahan. Sebagai sumber air baku minum untuk PDAM, bendungan ini diperkirakan mampu menghasilkan 150 meter kubik air per detik. Sedangkan untuk listrik dengan pembangkit tenaga mikro hidrolik, akan mampu menghasilkan 2×0,4 mega watt.

“Di masa mendatang, dengan lokasinya yang strategis dan panorama indah, bisa menjadi destinasi wisata. Dan yang paling merasakan manfaatnya secara langsung adalah warga sekitar bendungan,” terang Fauzan. (Humas Lobar)

KEBUT MULAI BANGUN, FAUZAN MINTA PERTEMUAN INFORMAL

396 FASILITATOR LOMBOK BARAT IKUTI SOSIALISASI JUKNIS OPERASI TERITORIAL

Giri Menang, Senin 21 Januari 2019 – Setelah sebelumnya dilepas Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid beberapa waktu lalu, pagi tadi (21/1) seluruh fasilitator untuk wilayah Kabupaten Lombok Barat mengikuti sosialisasi petunjuk teknis operasi teritorial. Sosialisasi petunjuk teknis ini bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan termasuk pentingnya pengelolaan administrasi.

Kegiatan yang digelar di Aula Kantor Bupati Lombok Barat ini dibuka langsung oleh Bupati H. Fauzan Khalid. Bupati berharap melalui sosialisasi ini diharapakan para fasilitator nantinya dapat bekerja dengan efektif sehingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga pasca gempa dapat dipercepat. Bupati mengingatkan agar para fasilitator dapat memperhatikan keadaan di lapangan termasuk kondisi masyarakat saat ini.

“Fasilitator saat menemui masyarakat nanti agar jangan terlalu reaktif. Karena posisi masyarakat masih dalam kondisi down. Saya harap para fasilitator juga memperhatikan hal-hal berifat administrasi. Jangan sampai kita dituntut dengan persoalan hokum karena persoalan bermula dari hal-hal sepele dan administrasi,” tegas bupati.

Para fasilitator yang terdiri dari 105 anggota TNI dan 291 warga sipil ini nantinya akan melaksanakan kegiatan pembuatan Hunian Sementara (Huntara) untuk empat dusun yang ada di Desa Taman Sari, Kecamatan Gunungsari.

Terkait kasus korupsi dana bantuan masjid akibat gempa beberapa waktu lalu, Fauzan kembali mengingatkan masyarakat agar lebih meingkatkan kebersamaan dan keamanan.

“Jangan sampai ada tuduhan pungli apalagi melakukan pemotongan kepada masyarakat. Belum lama ini kita dengar ada pemotongan bantuan rehap masjid. Itu jangan sampai dilakukan. Mari kita saling jaga dan jangan tambah rasa malu kita gara-gara pungli,” tegasnya.

Sementara itu Dandim 1606/Lombok Barat yang diwakili oleh Kapten infantri AA Rai Budiana selaku Perwira Seksi Teritorial siap mengajak seluruh fasilitator bekerja dengan tulus dan ikhlas untuk masyarakat Lombok Barat. (Humas Lobar)

396 FASILITATOR LOMBOK BARAT IKUTI SOSIALISASI JUKNIS OPERASI TERITORIAL

KAPAN BENDUNGAN MENINTING DI-GROUND BREAKING?

Giri Menang, Jum’at 18 Januari 2019 – Mega proyek Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat rencananya akan segera dimulai. Percepatan grundbreking bendungan yang rencananya akan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 1,4 Trilyun itu sudah sesuai dengan tahapan yang dilakukan.

Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat pun berkomitmen untuk mempercepat proses pembangunan salah satu dari belasan proyek strategis nasional tersebut.

“Groundbreking itu sendiri merupakan tahapan dari satu prosess pembangunan. Ground breking baru bisa dilakukan jika hal pertama bisa dilalui, yaitu penanda tanganan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitment (PPK). Setelah itu bisa di lakukan,” ujar I Ketut Kariharta dari pihak BWS NTB saat mengadakan Rapat Pemantapan bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Ruang Rapat Pendopo Bupati, Jum’at (18/1).

Mega Proyek yang dianggarkan multi-years ini rencananya membutuhkan lahan seluas 115,6 Hektar. Dari total keseluruhan lahan itu, sebagian besarnya atau 94,6 hektar harus melalui pembebas lahan karena dimiliki oleh masyarakat. Total luas tersebut terpilah menjadi 380 bidang.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid berharap untuk segera bisa mempertemukan pihak BWS dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan seluruh masyarakat sekitar yang lahannya akan terdampak langsung karena berada di lokasi pembangunan bendungan.

“Karena lokasi berdekatan dengan kampung, maka undang masyarakat, camat, para Kepala Desa dan Kepala Dusun. Nanti saya yang menyampaikan ke masyarakat,” janji Fauzan.

Fauzan berharap agar proses pembebasan lahan milik masyarakat bisa segera dilakukan. Untuk tahap awal, pihak BPN dan Pemerintah Provinsi NTB diharapkan segera menyusun Peta Bidldang dan memberikan kalkulasi jumlah bangunan dan tanaman milik warga yang harus diberikan ganti rugi.

Pihak Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri, aku Bupati, telah menyiapkan anggaran sekitar Rp. 1,3 milyar lebih untuk appraisal. Appraisal itulah yang nantinya akan menghitung besaran nilai ganti rugi yang akan diterima oleh masyarakat.

“Ganti rugi tanah bisa dilakukan setelah appraisal bekerja. Harapannya bisa bulan Maret atau April sudah bisa kita tahu nilainya,” harap Bupati.

Dari total 115,6 hektar lahan yang dibutuhkan, pada tahap awal ini paling tidak 43,8 hektar harus sudah bisa diselesaikan untuk mengawali ground breaking. Luasan itu dibutuhkan untuk akses jalan, kantor, tempat alat berat, dan timbunan material. Proyek yang akan menjadi mata air bagi desa-desa di Kecamatan Gunung Sari dan Lingsar, bahkan sampai Kota Mataram itu direncanakan tuntas di tahun 2023. (Humas Lobar)

KAPAN BENDUNGAN MENINTING DI-GROUND BREAKING?

PENYANDANG DISABILITAS DI LOMBOK BARAT TUNTUT AKSES INFRASTRUKTUR

Giri Menang, Jum’at 18 Januari 2019 – Ingin mendengar masukan dari para penyandang disabilitas, Dinas Perhubungan melalui Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Lombok Barat bertemu dengan paling sedikit 20-an orang penyandang disabilitas tubuh. Mereka pun diikuti oleh beberapa pengurus dari organisasi Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) NTB.

Melalui Program Gender Equality and Social Inclusion (Gesi) yang merupakan rangkaian kegiatan dari Kemitraan Antara Indonesia dengan Pemerintah Australia untuk Infrastruktur (KIAT), FLLAJ Lombok Barat menggelar pertemuan khusus untuk sosial inklusi di Aula Rapat FLLAJ di Kantor Dinas Perhubungan Lombok Barat, Jum’at (18/1).

Menurut Ketua HWDI NTB Sri Sukarni, masih banyak pihak yang belum memberikan perhatian bagi para penyandang disabilitas.

“Bahkan, Pemda pun ketika membangun gedung atau jalan, mungkin tidak sempat memikirkan bahwa ada kelompok disabilitas yang berkepentingan untuk mengaksesnya. Mereka memberikan kursi roda, tapi tidak memberikan aksesnya. Trotoar di jalan pun, tingginya tidak memperhitungkan kondisi warga difable. Trotoarnya terlalu tinggi, mestinya dibangun dengan menyesuaikan juga,” keluh Sri Sukarni yang mengaktifkan kembali HWDI NTB di tahun 2017 pasca vacum cukup lama.

HWDI, tambah Sri Sukarni, sangat berkepentingan memperjuangkan hak-hak warga seperti dirinya.

“Jadi ke depan, Pemda memberikan hak yang sama bagi penyandang disabilitas, termasuk jasa parkir. Terkait dengan SIM (Surat Izin Mengemudi, red) D, kami pun sudah mendapat respons dari Polda,” tutur Sri.

Pihaknya, aku Sri Sukarni, ingin sekali agar pandangan dan kebutuhan warga disabilitas diakomodir oleh Pemerintah Daerah.

“Kami ingin juga terlibat dalam musrenbang, sehingga kami bisa bersuara saat perencanaan dan kondisi infrastruktur bisa menyesuaikan dengan kondisi kami,” harapnya.

Di kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Lombok Barat, H. Ahmad Syaikhu membenarkan bahwa sebagian besar infrastruktur pemerintahan sekalipun, belum banyak yang memberikan akses ramah kepada para penyandang disabilitas. Namun pihaknya, kata dia, berkomitmen untuk meneruskan masukan dari HWDI kepada seluruh pemangku kepentingan.

“Itu mengapa kita menyelenggarakan sosialisasi terkait dengan apa yang kita lakukan. Kita juga ingin mendengar masukan dan informasi dari apa yang menjadi kebutuhan mereka,” ujar Saikhu.

Pihaknya, aku Saikhu, akan mengkoordinasikan hal itu lewat focal point dengan OPD di Lombok Barat yang terkait dengan infrastruktur jalan dan jembatan.

Menurut Data dari Dinas Sosial Lombok Barat, sampai dengan Tahun 2018 lalu terdapat 2.425 orang penyandang disabilitas di Lombok Barat. Dari total angka itu, 327 orangnya mengalami disabilitas tubuh, sisanya ada yang disabilitas netra, rungu, wicara, ganda, dan grahita. (Humas Lobar)

PENYANDANG DISABILITAS DI LOMBOK BARAT TUNTUT AKSES INFRASTRUKTUR

TARGET PAD LOMBOK BARAT TAHUN 2019 NAIK

Giri Menang, Jum’at 18 Januari 2019 – Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menetapkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih tinggi dari tahun lalu, yakni Rp. 279.2 miliar. Lebih tinggi Rp. 24.8 miliar dari tahun sebelumnya. Bagi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), kenaikan tersebut lantaran dalam melakukan perekrutan PAD, pengelolaannya dinilai cukup maksimal. Hal itu disampaikan Plt Kepala Bapenda Lobar, H. Dar Sapardi dalam gelaran Rapat Pimpinan (Rapim) II di Aula Kantor Bupati, Kamis (17/1).

“Kendati naik sebesar Rp. 24,8 miliar, namun tidak bisa dialokasikan ke beberapa OPD penghasil PAD,” jelas Dar Sapardi.

Dia beralasan, potensi OPD penghasil PAD sudah maksimal, sehingga kenaikan Rp. 24,8 milyar ini hanya bisa dialokasikan ke tiga OPD saja yakni, Bapenda dengan kenaikan target PAD sebesar Rp. 15,4 milIar, Dinas Kesehatan naik Rp. 2,4 miiyar, dan RSUD Patut Patuh Patju sebesar Rp. 6,7 miliar.

“Masing-masing OPD penghasil PAD sudah menyampaikan potensinya sudah maksimal dan tidak bisa dinaikkan lagi targetnya,” tambahnya.

Beberapa strategi dan terobosan akan dilakukan untuk mencapai target PAD 2019. Mulai dari perlengkapan regulasi berupa Perda terkait tarif pajak daerah. Tarif ini sejak tahun 2011 tidak pernah dilakukan penyesuaian. Karena target ini naik cukup signifikan, maka pihak Bapenda mengajukan revisi Perda. Harapannya, dalam waktu dekat akan dibahas di ranah legislatif.

Terobosan lain yang dilakukan adalah menyusun draf peraturan bupati tentang harga pasar terendah. Tujuannya untuk menentukan nilai perolehan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

“Karena setiap transaksi jual beli di lapangan, para pihak harus melaporkannya jual beli itu hanya sesuai nilai jual (NJOP). Sedangkan harga NJOP kita sangat rendah, semoga dengan Perbup yang akan disusun bisa meningkatkan terutama pajak sektor BPHTB,” terangnya.

Selain itu juga dilakukan kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) kaitannya dengan persertifikatan individual, kelompok maupun prona.

“Alhamdulillah dengan target Rp.16,7 milyar BPHTB bisa mencapai seratus persen lebih,” papar Dar seraya berharap target PAD 2019 bisa dicapai.

Kerjasama lain juga dilakukan Dinas Perijinan, terkait dengan status tanah dari lahan kosong menjadi bangunan. Informasi terkait status tanah ini sangat penting, melihat adanya perumahan-perumahan yang sudah menjamur di wilayah Lobar.

Menanggapi hal tersebut, Sekda Lobar H. M. Taufiq memberikan apresiasi. Namun dia menekankan OPD yang menghasilkan PAD agar melakukan kreasi, jangan sampai dari tahun ke tahun nilainya itu itu saja.

“Jadikan ini sebagai pertemuan rutin di OPD untuk mengevaluasi PAD ini. Saya berasumsi, semoga pencapaian PAD ini seratus persen,” katanya di hadapan Bupati H. Fauzan Khalid, serta seluruh pimpinan OPD peserta rapim.

Selain presentase kinerja sejumlah pimpinan OPD, agenda dalam rapim ini diisi dengan penandatanganan Pakta Integritas bagi pimpinan OPD. Penandatanganan secara simbolis dilakukan oleh Bupati, Sekda, para Asisten, Staf Ahli Bidang Administrasi Umum, dan Kepala Inspektorat Lobar. (LPA/humas)

LOMBOK BARAT KOMITMEN TINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

Giri Menang, Kamis 17 Januari 2019 – Kabupaten Lombok Barat memiliki catatan-catatan pengalaman pada tahun 2018 lalu. Banyak catatan manis dalam bentuk prestasi, namun juga ada catatan pahit yang harus dievaluasi. Catatan-catatan tersebut telah menjadi “muhasabah” dan refleksi di setiap akhir tahun. Lombok Barat tidak hanya ingin bangga dengan torehan prestasi, namun juga berkomitmen untuk bisa mengisi kekurangan tahun lalu. Hal itu ditegaskan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid dalam Apel Paripurna yang digelar di Lapangan Kantor Bupati, Kamis (17/1).

“Memasuki tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat berkomitmen agar roda pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik di Lombok Barat semakin efektif, efisien dan berkualitas. Untuk itu saya tekankan agar Aparatur Sipil Negera se-Lombok Barat terus meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. Serta meningkatkan disiplin dalam bekerja, baik disiplin dalam hal kehadiran maupun disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan dan dalam hal berpakaian,” tegas bupati di hadapan ratusan peserta Apel Paripurna.

Untuk diketahui, berdasarkan refleksi dan muhasabah tersebut bupati kemudian meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada untuk kembali menekankan komitmen membawa Lombok Barat menuju arah lebih baik lagi. Sebagai langkah awal, seluruh OPD selama satu minggu terakhir secara bergiliran menggelar ekspose program di hadapan bupati dan sekda. Tujuannya agar seluruh program dari masing-masing OPD dapat bersinergi dan sinkron sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat diraih dengan lebih efektif.

Sebagai bentuk komitmen, seluruh OPD mulai dari tingkat pimpinan hingga staff akan menandatangani Pakta Integritas. Menurut bupati, Pakta Integritas sangat diperlukan sebagai komitmen bersama untuk bertanggung jawab dalam menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bupati berharap dengan adanya Pakta Integritas akan mampu mempercepat upaya mewujudkan citra birokrasi yang bersih dan baik, sehingga mendapatkan kepercayaan publik setinggi-tingginya.

“Melalui Pakta Integritas ini para ASN di samping dituntut melakukan inovasi dan bekerja sesuai aturan, juga dituntut bekerja dengan komitmen harus memperhitungkan standar operasional prosedur, kepuasan publik, keterserapan anggaran, dan capaian target. Salah satu komitmen yang harus dimiliki adalah upaya untuk peningkatan zona pelayanan publik dari zona merah ke zona hijau,” pungkas bupati. (nang/humas)

KODAM IX UDAYANA GELAR OPERASI TERITORIAL DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Selasa 15 Januari 2019 – Prajurit TNI dari Kodam IX/Udayana menggelar Operasi Teritorial guna membantu pemerintah daerah dalam penanganan pengungsi, percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang terdampak gempa di wilayah NTB.

Danrem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani upacara pembukaan Operasi Teritorial TNI Tahun 2019 mengatakan, khusus untuk wilayah Kabupaten Lombok Barat kegiatan pembuatan rumah Hunian Sementara (Huntara) akan dilaksanakan di empat dusun di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari. Keempat dusun tersebut antara lain Dusun Medas Munawarah, Dusun Medas Bentaur, Dusun Medas Bawak Bagek, dan Dusun Medas Pintu Air. Selama tiga bulan ke depan, masing-masing dusun akan dibangunkan sebanyak 10 unit Huntara.

“Sasaran dalam kegiatan Operasi Teritorial kita libatkan masyarakat yang ada di Provinsi NTB dengan percepatan rehabilitasi dan rekontruksi rumah warga masyarakat yang terkena dampak bencana alam gempa bumi, memberikan penyuluh/sosialisasi atau pembinaan tenaga fasilitator baik TNI maupun masyarakat untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana alam gempa bumi NTB untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Upacara pembukaan Operasi Teritorial 2019 dan pemberangkatan fasilitator terpadu wilayah NTB sendiri digelar di Lapangan Umum Gunungsari, Selasa (15/1). Pembukaan ditandai dengan pemukulan Gendang oleh Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, dan Danrem 162/Wira Bhakti, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani.

Bertindak selaku pemimpin upacara, Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah dalam kesempatan itu menyampaikan amanat Panglima Kodam IX/Udayana Benny Susianto.

Gubernur mengatakan, kegiatan Opster TNI melalui Bhakti TNI TA 2019 dilaksanakan berupa kegiatan fisik dan non fisik. Untuk kegiatan fisik, diarahkan dalam rangka pembuatan rumah Huntara dan sumur bor di wilayah NTB. Sedangkan kegiatan non fisik dilaksanakan dengan memberikan pembekalan, penyuluhan dan bhakti sosial bagi warga masyarakat terdampak bencana gempa bumi.

“Kegiatan ini dapat mencapai hasil yang maksimal, sejalan dengan semangat yang terkandung dalam tema Operasi Teritorial TNI TA 2019 Kodam IX/Udayana, yaitu melalui Operasi Teritorial Kita Tingkatkan Proses Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Guna Menjaga Stabilitas Nasional Dalam Rangka Pemberdayaan Wilayah Pertahanan,” tegasnya.

Acara juga dirangkai dengan peninjauan lokasi sebagai sasaran Opster TNI TA. 2019 Kodam IX/Udayana sekaligus melepas 500 Banbinsa fasilitator TNI/Polri dan 1000 fasilitator sipil yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gubernur NTB secara simbolis juga menyerahkan bantuan alat operasi teritorial kepada para fasilitator. (andy/humas)

1 242 243 244 245 246 422