DISPAR LOBAR SOFT LAUNCHING MEKAKI MARATHON 2018

Giri Menang, Selasa 15 Mei 2018 – Even Mekaki Marathon yang sedianya digelar bulan April 2018 lalu dimundurkan hingga oktober mendatang. Hal ini dikarenakan adanya even pilkada di Lobar, NTB dan gelaran Asian Games di Jakarta sehingga para sponsor masih terfokus pada even nasional tersebut.
Untuk memastikan bahwa kegiatan Mekaki 2018 akan tetap berlangsung sesuai jadwal, Dinas Pariwisata Lombok Barat (Dispar Lobar) melaksanakan kegiatan soft launching. Kegiatan ini bertempat di ruang Media Centre Humas Lobar, Selasa (15/5).
Kepala Bagian Humas dan Protokol Lobar H. Saepul Akhkam dalam sambutannya menjelaskan, Mekaki Marathon 2017 memberikan efek positif bagi masyarakat. Kesadaran masyarakat Sekotong untuk berkembang dan membuka diri sudah terlihat. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan menunjukkan angka kunjungan wisatawan ke Sekotong makin tinggi. kita ternyata di sekotong tingkat kunjungan semakin tinggi. Begitu pula dengan investasi di wilayah selatan Lobar ini makin berkembang.
Sampai hari ini, ujar Akhkam, dari 36 villa di Sekotong, lebih dari separuhnya berinvestasi di Gili Gede. Ini menyebabkan Pemerintah Lobar memberikan perhatian kepada Sekotong.
“Untuk itu tahun 2018 ini pemerintah akan merevitalisasi Senggigi dan Gili Gede,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lobar, Ispan Junaidi menjelaskan, keunggulan sebuah destinasi pariwisata ada pada branding dan icon yang kuat. Sekotong dengan segala potensinya membutuhkan kekuatan itu.
“Berkat kerjasama dengan berbagai pihak, kita sudah mampu membuat branding di Mekaki Sekotong dan Jazz Festival di Senggigi,” ujarnya.
Ditambahkan, even seperti Mekaki Sekotong ini tidak hanya milik Lombok Barat, melainkan milik Lombok dan NTB. Untuk itu semua pihak diharapkan ikut mengangkat citra kegiatan ini agar bisa berlangsung lebih baik.
Diakui Ispan, kegiatan Mekaki Marathon sengaja dilaksanakan di Bulan April merupakan bulan-bulan low season (rendah kunjungan wisatawan). Tujuannya adalah untuk mendongkrak kunjungan di bulan-bulan sepi. Tujuan akhirnya adalah agar rata-rata kunjungan wisatawan tetap stabil. Kehadiran even-even berskala nasional dapat menstabilkan tingkat hunian hotel hingga lebih 60 persen. Ia mencontohkan, pada even MNEK beberapa hari lalu, kawasan Senggigi kekurangan kamar. “Kita minus kamar saat MNEK. Ini adalah dampak sebuah even,” jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan, dampak dari sebuah promosi itu baru bisa dirasakan setahun kemudian. Yang jelas, setelah dilakukannya promosi dan perhelatan even, maka di benak masyarakat maupun peserta yang tertanam adalah image tentang Sekotong dan Mekaki Marathon. Itu adalah hasil yang tidak terlihat. Sementara hasil yang nampak adalah semakin banyaknya wisatawan yang terpesona datang ke Sekotong dan tahu Sekotong secara nyata.
“Yang tadinya tahu lewat dunia maya sekarang lewat dunia nyata. Bahkan mereka nanti bisa ke 12 gili yang ada di sana,” tandas Ispan.
Sementara itu Ibu Juria Ambar Haruni, selaku event organizer Archiss Jakarta menjelaskan, pihaknya baru saja pulang dari Sekotong. Hal menarik yang dilihat adalah jalan yang sudah lebar dan pelaksanaan pelebaran jalan sudah menyeluruh hingga ke pantai Mekaki.
“Ini sebuah hal yang membuat kami  bersemangat dan punya satu tekad bahwa Mekaki 2018 harus disupport dan dilaksanakan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah melalui hasil diskusi maka diputuskan kegiatan Mekaki Marathon pada tanggal 7 Oktober 2018 mendatang. Dalam kegiatan tersebut pihaknya tidak sekedar menginginkan untuk dijadikan sebagai even lari semata, mmelainkan sebagai  momen untuk memperkenalkan Lobar sebagai obyek pariwisata ke seluruh dunia.
Hal senada disampaikan Mas Didit dari DnD Sport. Ia berharap agar para peserta lari nantinya dapat memanfaatkan kegiatan lari tersebut sambil berswa foto dengan masyarakkat setempat. Inilah perbedaan even tahun lalu dengan tahun ini.
“Sekarang kita ingin lebih banyak merangkul penduduk setempat,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakan, tahun lalu itu para peserta belum banyak yang tahu kondisi di Sekotong. Hal ini menyebabkan minimnya informasi tempat menginap dan obyek wisata di Sekotong. Untuk itu pada tahun ini dalam hal penginapan, panitia ingin bekerjasama dengan masyarakat setempat dan para penggiat pariwisata.
“Kita akan berikan alternatif kepada peserta untuk menginap di hotel, villa, homestay, atau mungkin di rumah penduduk,” jelasnya.
Adapun perbedaan dalam hal pentas di lokasi start, panitia kali ini akan memberikan banyak pertunjukan. Kalau dulu hanya satu pertunjukan, tapi sekarang akan diperbanyak. Ini dimaksudkan untuk menjadi penyemangat kepada pelari. “Panggung hiburan juga akan dibuat merakyat yang bisa memberikan suasana Lombok. Kami juga akan memperbanyak artis dari Lombok,” ujar Didit.
Mengenai teknis perndaftaran, akan dimulai pada akhir Juni, melalui online dan offline. Yang melalui online dapat membuka situswww.mekakimarathon.com. Ini ditujukan utuk peserta dari luar Lombok dan luar negeri agar bisa mendaftar di situs tersebut. “Kalau yang dari Lombok bisa lewat website maupun offline. Kami sedang persiapkan semuanya supaya mereka bisa mendaftar dengan baik,” pungkasnya. (HUMAS)

Pemkab Lobar Kutuk Terorisme

Gerung, InfoPublik – Sehubungan dengan kejadian biadab yang dilakukan terduga terorisme secara beruntun di Mako Brimob, Surabaya dan Sidoarjo yang menyebagkan korban jiwa, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mengutuk serta melawan segala bentuk tindakan terorisme tersebut.

Pernyataan sikap itu disampaikan Pjs. Bupati Lombok Barat (Lobar) H. L. Saswadi bersama semua Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan Tokoh Masyarakat di Loby Kantor Bupati Lobar, Selasa (15/5/2018).

“Kami Forkompimda Lombok Barat mengutuk serta melawan segala bentuk tindakan terorisme karena tidak sesuai dengan ajaran agama dan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya serempak.

Pernyataan tersebut akan di tanyangkan di berbagai media selama beberapahari guna memberikan semangat kepada masyarakat untuk tidak takut, serta selalu waspada terhadap tindakan terorisme.

Dalam kesempatan tersebut mengajak semua pihak untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, saling toleran, saling menghargai dan menjaga kerukunan umat beragama serta menciptakan perdamaian dan kondusifitas masyarakat.

Pernyataan sikap itu disampaikan setelah mengadakan rapat Forkompimda Lobar yang dihadiri, Pjs. Bupati Lombok barat, Dandim, Kapolres, Tokoh Masyarakat, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan unsur OPD Kabuapten Lombok Barat.

Dalam Rapat Forkompimda tersebut Pjs. Bupati Lobar juga mengajak untuk tidak menyebarkan berita dan informasi hoax, ujaran kebencian, foto-foto dan video yang menimbulkan ketakutan di masyarakat.

Disampaikan juga, menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H, akan ada beberapa kegiatan di Kabupaten Lobar yaitu Safari Ramadhan, pengamanan angkutan jalan dan stabilisasi harga bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Dijelaskan, Safari Ramadhan akan dimulai pada tanggal 21 hingga 30 Mei 2018 di 10 kecamatan. Akan menempatkan personil di lima Pos Pengamanan yaitu Pos Pengamanan Pelabuhan Lembar, Giri Menang Squere, Rumak, Narmada dan Senggigi. Pasar Murah di beberapa tempat guna menstabilisasi harga pokok di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1439 H. MC Lombok Barat/Rasidibragi

DISPERINDAG LOBAR GELAR PASAR MURAH JELANG RAMADHAN

Giri Menang, Senin 14 Mei 2018 – Dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) bekerja sama dengan sejumlah distributor kebutuhan pokok dan Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional NTB kembali menggelar pasar murah di beberapa tempat.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Lobar Syahrudin mengatakan, kegiatan pasar murah digelar untuk membantu warga kurang mampu memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau menjelang bulan puasa.

Sejak pukul 8 pagi tadi (14/5), warga sudah memadati Yayasan Pendidikan dan Sosial Ishlatul Insan yang merupakan lokasi pasar murah di Desa Dopang Kecamatan Gunungsari. Rencananya kegiatan serupa juga akan digelar di Kantor Ketahanan Pangan Lobar pada tanggal 21 mei dan beberapa lokasi lainnya.

“Pasar murah yang kami gelar hari ini merupakan yang pertama kali menjelang puasa. Pasar murah ini kita adakan di lokasi Desa Dopang karena ada permintaan dari desa dan warga setempat. Nanti menjelang Lebaran Idul Fitri juga akan digelar bersama dengan distributor,” katanya.

Di pasar murah ini beras dijual dengan harga Rp. 8.300/kg, gula pasir putih Rp. 12.000/kg dan gula pasir kuning Rp. 11.500/kg. Sedangkan minyak goreng kemasan merek Lavenia dijual Rp. 22.500/2 liter, mie instan Rp. 10.000 isi 5, kemudian satu buah kecap manis ukuran botol kecil seharga Rp. 5.000 dan sabun cuci cair Rp. 5.000/sachet.

Menurut dia, harga kebutuhan pokok di pasar murah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang berlaku di pasar karena langsung dijual oleh distributor dari Dinas Ketahanan Pangan Lobar, Bulog NTB, Indofood, Indomaret dan distributor lainnya.

Kegiatan pasar murah sendiri merupakan kegiatan rutin yang digelar Disperindag tiap tahunnya.
Syahrudin menjelaskan, stok beras di Bulog masih aman sehingga pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak melakukan aksi beli kebutuhan pokok secara berlebihan menjelang bulan puasa Ramadhan.

“Stok beras di Bulog masih aman. Begitu juga dengan kebutuhan pokok lainnya. Masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan aksi borong yang bisa memancing pedagang untuk menaikkan harga,” himbaunya.

Dalam kesempatan itu, Hasanah salah seorang pembeli mengaku sangat bersyukur dengan kegiatan pasar murah ini.

“Dengan diadakan pasar murah ini kami sangat bersyukur dan senang sekli karena bahan sembako yang dijual lebih murah harganya dibanding membeli di pasar. Apalagi menjelang bulan puasa seperti ini harga di took pasti lebih mahal,” katanya. (andy/humas)

TAUFIQ CANANGKAN KAMPUNG LELE DI LINGSAR

Giri Menang, Jum’at 11 Mei 2018 – Dusun Pondok Buak Desa Batu Kumbung Kec. Lingsar Lombok Barat (Lobar) dicanangkan Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Moh. Taufiq mewakili Pjs Bupati Lombok Barat sebagai Kampung Lele.

Pencanangan juga dihadiri Direktur Bank NTB Cabang Gerung Lalu Purnawan, Kepala Bappeda Lobar H. Baihaqi, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan, serta tokoh masyarakat setempat.

Di kampung lele ini, puluhan ribu bibit lele dibudidayakan di lahan seluas 20 are. Selain nilai ekonomis, pencanangan kampung lele ini juga diharapkan dapat menjadi obyek wisata lele pertama di Lobar yang dapat terus berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Taufiq berharap agar kampung lele dapat terus berkelanjutan dan dikembangkan. “Jangan setelah pencanangan terus bubar,” ujar Taufiq, Rabu (9/5/2018) lalu.

Selain dukungan Pemkab Lobar, secara optimal juga dibantu perbankan melalui dana KUR Bank NTB. Untuk sektor pertanian dan perikanan dengan suku bunga 7 persen.

Untuk itu, Taufiq berharap pada Bank NTB agar terus memberikan dukungan modal untuk para petani khususnya di bidang perikanan melalui dana KUR.

“Di tahun 2017 saja Bank NTB menyalurkan dana KUR dengan target 8 milliar untuk sektor satu dan dua, artinya di bidang pertanian dan perikanan dengan realisasi 8.462.750.000, atau capaiannya 105,78 persen. Sedangkan di tahun 2018 dana KUR kembali disalurkan lebih besar lagi untuk mendukung ekonomi masyarakat untuk kedua sektor itu bidang pertanian dan perikanan,” jelas Drs. Sinardi Direksi Bidang pemasaran Bank NTB.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan lokasi tempat budidaya ikan lele yang ada di kelompok Perikanan Sehati Dusun Pondok Buak Desa Batu Kumbung Lingsar. (dedy/humas)

KEMENPUPR TUNJUK LOBAR JADI LOKASI PILOT PROJECT PERTAMA PERTUKANGAN KONSTRUKSI NASIONAL

Giri Menang, Selasa 8 Mei 2018 – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI menjadikan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sebagai pilot project pelatihan dan uji kompetensi bagi ribuan tukang. Rencananya, Lobar juga akan dijadikan pilot project pertama pertukangan bidang konstruksi nasional. Selain itu banyaknya tukang terampil yang dimiliki Lobar menjadi alasan Kementerian PUPR RI memilih Lobar dibanding daerah lainnya.

Hal itu dikatakan Direktur Bina Investasi Infrastruktur Ditjen Bina Kontruksi Kementrian PUPR RI, Dr. Ir. H. Masrianto, MT dalam acara pembekalan uji kompetensi bagi seribu tukang konstruksi bersertifikat di Halaman Lombok City Center (LCC) Desa Grimak Kecamatan Narmada, Selasa (8/5/2018).

“Kegiatan ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan daya saing di bidang kontruksi dengan negara lain. Jika para tukang memiliki sertifikat uji kompetensi maka bisa bekerja di seluruh daerah bahkan kerja ke negara lain,” jelasnya.

Untuk itu Masrianto juga meminta Dinas PUPR Lobar mendata kembali para tukang agar lebih banyak lagi untuk diusulkan mendapatkan sertifikat.

“Silahkan tukangnya di data kembali agar bisa diusulkan pada tahun anggaran berikutnya,” katanya.

Pembekalan tukang bidang kontruksi ini sendiri ditargetkan dapat diikuti 1.200 peserta dari 10 kecamatan se-Kabupaten Lombok Barat. Diharapk, melalui kegiatan ini nantinya dapat meningkatkan kemampuan mutu dan kualitas pertukangan khususnya di bidang kontruksi bangunan. Tujuannya, sebagai terobosan pencepatan pembangunan tenaga kerja nasional, selain itu untuk dapat menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang kontruksi, memiliki keterampilan dan skil sesuai standar agar dapat bersaing secara nasional.

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Lobar H. Saswadi yang hadir membuka acara menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Barat bersama Kementerian PUPR RI dan Balai Jasa Kontruksi Wilayah IV Surabaya ini.

“Sertifikat pelatihan ini sangat penting karena mempunyai manfaat multidimensi, terutama meningkatkan kualitas diri menjadi lebih ahli. Begitu juga dalam rangka pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan pembangunan infrastruktur di mana semua sektor pembangunan pasti membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi baik,” ujarnya.

Jumlah tukang di Lobar dari berbagai kualifikasi saat ini berjumlah 3.160 orang dan baru 196 orang yang sudah bersertifikasi.

“Masih dibutuhkan sertifikat untuk ribuan tukang lagi. Dengan demikian, adanya pelatihan tukang ini diharapkan tukang dengan kompetensi tinggi dan bersertifikasi di Lobar secara bertahap dapat terpenuhi,” harapnya. (dedy/humas)

PEMBUKAAN MNEK DIPENUHI ATRAKSI MENDEBARKAN

Giri Menang, Sabtu 5 Mei 2018 – Pembukaan Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 ke 3 yang bertempat di Pelabuhan Lembar berlangsung sangat meriah, Sabtu (5/5). Gelaran besar yang melibatkan angkatan laut dari 36 negara itu tak hanya dimeriahkan tari-tarian, tetapi juga atraksi Sky Diving (terjun payung) dan atraksi aerobatik pesawat tempur angkatan laut RI.

Acara dimulai tepat pukul 08.00 wita, diawali tarian sambutan gendang beleq dari gabungan TNI-POLRI. Tari-tarian ini merupakan simbol sinergitas TNI-Polri dalam bertugas.

Usai tarian-tarian sambutan, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Staf Angkatan Laut Republik Indonesia, Ade Supandi, SE, M.Ap sekaligus membukat gelaran MNEK 2018.

Dalam sambutannya Ade Supandi mengatakan pada MNEK ketiga ini tema yang diangkat adalah kerjasama dalam menanggulangi bencana dan masalah kemanusiaan.

Kegiatan MNEK kali ini, lanjut Ade, adalah kegiatan latihan non perang (Non Combat). Kegiatan yang dilakukan adalah kerjasama dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Para peserta juga akan di bagi dua yaitu di Lombok dan Nusa Penida. Adapun kegiatan yang akan dilakukan para peserta adalah Medical Civic Program (MEDCAP) dan Engineering Civic Action Program (ENCAP), Harbour dan Sea Phase, City Parade, Maritime Exhibition, Culinary, Mataram Fun Run dan City Tour.

Ditambahkan, MNEK 2018 akan berlangsung selama 5 hari yang di mulai pada tanggal 4-9 Mei 2018. Para pesertanya antara lain angkatan laut Malaysia, Brunai. Singapura, Srilanka, Timor Leste, Kamboja. Bangladesh. Papua Nugini, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, USA, Canada, Mexico, Belanda, Perancis, Italia, dan China.

“Selamat menikmati keindahan Lombok. Mari bangun kebersamaan untuk membangun kedamaian di situasi sekarang ini,” pungkasnya.

Usai memberikan sambutan, Kasal didampingi Menteri Kominfo RI dan Gubernur NTB menandatangani prasasti.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan ratusan siswa SMP yang terbagi dalam sejumlah atraksi keseniah. Yang pertama adalah tari Patut Patuh Patju oleh puluhan anak SMP perempuan menggunakan kostum hijau, kuning dan oranye. Kemudian disusul dengan 18 remaja putra berpakaian adat sasak hitam putih membawa tombak. Mereka menunjukkan kebolehannya melakukan atraksi tari di depan para tamu undangan.

Usai kelompok tersebut, dilanjutkan dengan datangnya penari lain susul-menyusul. Tarian berikutnya dilakoni oleh puluhan penari lain dengan aneka warna pakaian. Masing-masing mereka membawa bendera negara-negara peserta MNEK. Tarian ini menggambarkan keragaman Indonesia dengan berbagi adat,budaya, suku, bangsa dan kemakmurannya sehingga menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi.

Setelah itu lanjut baris batek lingsar dg menggunakan pakaian putih mirip tentara angkata laut. Tak lama berselang, datang penari berikutnya di mana perempuannya membawa niru dan lelakinya membawa peralatan pertanian. Terakhir, puluhan penari membawa bendera besar berwarna biru. Tari ini melambangkan semangat gotong-royong dan persatuan dalam menghadapi berbagai masalah dalam negara.

Tanpa disadari saat penonton menyaksikan tari-tarian, ternyata di atas awan belasan penerjun sedang meluncur menuju ke lokasi acara. Begitu tari-tarian selesai, MC mengarahkan penonton untuk melihat atas. ternyata di tak jauh di angkasa belasan penerju sudah berjejer siap mendarat.

Tujuh orang penerjun pertama melayang di atas dengan aneka warna payung. Mereka menunjukkan kebolehannya mendarat di atas ponton yang ada di tengah air. Ketujuh penerjun ini bisa mendarat dengan mulus. Tak satupun yang tercebur.

Tak lama kemudian 8 penerjun lainnya terlihat akan mendarat pula. Empat penerjun di antaranya membawa bendera besar. Ada yang membawa bendera MNEK, bendera AL, bendera NTB dan terakhir bendera merah putih. Mereka akan mendarat di depan para tamu undangan, tepatnya di sekitar terop.

Adegan menegangkan terjadi. Para penonton deg-degan melihat atraksi ini karena menduga para penerjun akan gagal melaksanakan tugasnya. Namun ternyata para penerjun yang berasal dari gabungan pasukan katak dan marinir ini mampu melaksanakan tugasnya dengan sempurna. Tak ayal, para penonton bertepuk tangan kagum. KASAL, Menkominfo dan Gubernur NTB langsung menyalami mereka dan berpose bersama.

Usai atraksi ini, dilanjutkan dengan atraksi Skuadron 200. Atraksi ini menampilkan 6 pesawat Bonanza semi aerobatik. Pada atraksi aerobatik ini ditampilkan sejumlah formasi dibentuk seperi formasi Box Formation, Echelon, Finger Tip, Batlle Spread, Wall Formation dan Head To Head.

Usai atraksi dilanjutkan dengan inspeksi seluruh peserta ke tengah laut untuk melihat kapal-kapal perang yang berjejer perairan pantai Cemare. (Tim Humas)

SEKDA: APBD LOBAR NAIK TIDAK BIASA

Giri Menang, Jumat 4 Mei 2018 – Pemkab Lobar memiliki APBD sebesar Rp.1,7 Triliun. Namun kondisi tahun 2014 sampai 2018, peran dana perimbangan dan dana lain-lain yang sah dari pusat nilainya sebesar 85 persen. Prosentase ini, jika goyang sedikit saja dari pusat, bisa dipastikan akan berimbas pada desa-desa. Pendapat ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar, H. Moh. Taufiq saat membuka kegiatan Workshop Evaluasi Implementasi Sistim Tatakelola Keuangan Desa, Jumat (4/5) di Aula Utama kantor bupati Lobar di Giri Menang-Gerung.

Taufiq berhipotesa, APBD Lobar 2014 s/d 2018 mengalami kenaikan yang tidak lazim. Justru DAU tahun 2018 ini tidak mengalami kenaikan. Artinya, kondisi keuangan Lobar yang 85 persen tergantung dari dana pusat.

“Karena PAD Lobar hanya 15 persen saja,” paparnya di hadapan Anggota Komisi XI DPR RI, Kepala Perwakilan BPK NTB, Pimpinan BPKP, camat dan Kepala Desa se-Lobar serta sejumlah perwakilan SKPD Lingkup Pemkab Lobar.

Ditegaskan lagi, DAU Lobar tidak pernah ada dalam sejarah formasinya seperti ini. DAU memang pernah naik sebesar 5-12 persen bahkan pernah naik minus dua persen dan terakhir naik nol persen. Dibanding kondisi DAK, kata Sekda lebih parah. Pernah naik 1,7 persen, naik minus 8 persen, naik minus 10 persen. “Ini maknanya adalah, hipotesa saya mengatakan, kondisi keuangan negara tidak begitu bagus,” tegasnya.

Kendati begitu, sekda tetap bersyukur karena Dana Desa (DD) selalu meningkat tiap tahun. “Tapi bagaimanapun juga, masih ada negara yang memperhatikan daerah seperti kabupaten Lombok Barat ini,” tegasnya.

Usai memberikan arahan, dilanjutkan dengan sesi paparan materi oleh 4 orang pemateri. Mereka adalah Anggota Komisi XI DPR RI, H.Willgo Zainar, SE, MBA dengan judulmateri Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Desa.

Direktur Pengawas BPKP Pusat, Listianingsih. Iskandar Novianto (BPKP Pusat) dengan materi Pengawalan Keuangan Desa melalui Siskeudes dan dari Kepolisian, Beni Basir. (LPA/humas)

STUNTING DI LOBAR HARUS DISIKAPI SERIUS

Giri Menang, Kamis 3 Mei 2018 – Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Akibat lebih lanjut, otak anak kurang berkembang. Begitu pula fisiknya akan kerdil, prestasi sekolahnya buruk dan ujung-ujungnya akan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan ketika dewasa.

Di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) angka stunting ini terbilang cukup tinggi. Data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Lobar, Rachman Sahnan Putra dari 65 ribu balita di Lobar, sebanyak 32 persen mengalami stunting. Ini tentunya sebuah angka yang serius.

“Kalau ini dibiarkan, akan terjadi lost generation di Lobar. Karena anak yang mengalami stunting, lima belas tahun kemudian paling hebat ia akan jadi satpam karena keterbelakangan otaknya,” ujar Rahman.

Untuk itu pihaknya berupaya melakukan berbagai terobosan agar angka stunting ini bisa diturunkan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) mengusung tema stunting, TB dan Imunisasi di Senggigi selama 2 hari (3-4 Mei). Rakerkesda ini diadakan guna membahas rencana aksi apa saja yang akan dilakukan untuk melakukan percepatan penurunan stunting, TB dan pencapaian imunisasi.

“Sebenarnya dari pusat hanya 10 desa yang menjadi sasaran kegiatan ini. Tapi kami di Lobar akan mengintervensi dan garap semua desa ,” ujar Rahman.

Dijelaskannya, dalam menangani stunting ini dilakukan dengan intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik dilakukan dengan cara mengintervensi pada 1000 hari pertama kehidupan. Misalnya dengan memberikan penyuluhan tentang makanan bergizi selama kehamilan, pentingnya ASI, dan makanan tambahan untuk balita. Pengaruh intervensi spesifik ini adalah 30 persen dari penurunan angka stunting.

Sementara itu intervensi sensitif dilakukan dengan cara menggerakkan peran dari lintas sektoral. Misalnya, untuk sarana air bersih dan sanitasi, maka itu tugas dari Dinas PUPR. Untuk ketersediaan pangannya, maka tugas dari Dinas Ketahanan Pangan. Begitu pula dengan perilaku hidup sehat dan bersihnya, merupakan tugas Dinas Kesehatan untuk menanganinya.

“Ternyata pengaruh intervensi sensitif ini sangat kuat, yaitu 70 persen. Itu sebabnya kita perlu bersinergi dengan lintas sektoral menangani stunting ini,” terangnya.

Pejabat Sementara Bupati Lobar yang diwakili Asisten III Drs. H. Fathurrahim mengharapkan agar masalah stunting ini ditangani serius. Ia berharap agar semua pihak punya respek tinggi terhadap masalah ini.

“Tugas kita adalah memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat. Begitu pula masyarakat hendaknya punya kepedulian bersama,” pungkasnya.

Sementara itu dalam diskusi terkait stunting ini, kegiatan diskusi berlangsung dinamis. Diskusi membahasa rencana aksi yang akan dilaksanakan agar capaian target penurunan stunting sesuai harapan. Target secara nasional pada tahun 2019 nanti angka stunting tertinggi adalah 28 persen. Sementara di Lobar angka stuntingnya saat ini masih 32 persen. Ini artinya Lobar punya “hutang” untuk menurunkan stunting sebesar 4 persen dalam kurun waktu kurang 2 tahun. Itulah sebabnya perlu dilakukan terobosan-terobosan aksi percepatan penurunan angka stunting.

Namun progress penurunan angka stunting di Lobar dinilai sangat baik oleh pemerintah pusat. Buktinya tahun 2017 lalu Pemerintah Pusat menetapkan empat daerah termasuk Lombok Barat untuk dijadikan percontohan penurunan angka stunting. Ditunjuknya keempat wilayah tersebut karena pemerintah pusat menganggap komitmen dari kepala daerahnya dinilai sangat baik dalam menghadapi stunting. Tahun 2016 lalu Lombok Barat telah mampu menurunkan angka stunting sebanyak 16 poin yakni dari 49% menjadi 32%.(afgded/humas)

RSUD TRIPAT KEMBALI RAIH WTP

Giri Menang, Kamis 3 Mei 2018 – Rumas Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju (RSUD Tripat) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) kembali meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Predikat WTP diberikan oleh Tim Akuntan Publik melalui kegiatan Penyampaian Hasil Audit Keuangan RSUD Tripat tahun 2017 di Aula RSUD Tripat di Gerung, Kamis (3/5).

Raihan WTP bagi RSUD terbesar di Gumi Patut Patuh Patju ini merupakan predikat yang ke empat sejak 2014, 2015, 2016 dan 2017.

Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar, H. Moh. Taufiq yang berkesempatan hadir meminta pihak RSUD konsisten mempertahankan predikat tersebut.

“Kalau WTP tahun 2017 ini berarti kita raih WTP ke empat, tolong dipertahankan Pak direktur,” pesannya dihadapan Tim Akuntan Publik, Ketua FPNI Lobar, Dewan Pengurus RSUD Tripat dan tim dokter serta sejumlah pimpinan SKPD lingkup Pemkab Lobar.

Pada kesempatan itu, Taufiq menyatakan terima kasih kepada Direktur RSUD dan jajarannya, termasuk kepada dewan pengawas.

“Kepada dewan pengawas jangan bosan-bosan untuk mengkritisi kepada RSUD ini. Karena ini merupakan kebanggan kita ke depan,” harapnya bangga.

Di tempat yang sama, Direktur Akuntan Publik Independen, Alamsyah saat memaparkan audit Keuangan RSUD tahun buku 2017 menyatakan, jenis audit ini merupakan general audit tahunan.

Secara rinci Alamsyah mengaudit total aset yang dimiliki RSUD Tripat. Selain itu, Alamsyah juga memaparkan audit terhadap jumlah beban pelayanan, beban pegawai, beban umum dan administrasi, beban lain-lain sampai dengan rincian surplus (depsit) tahun 2016 dan 2017. Demikian juga dengan audit surplus tahun berjalan hingga penurunan dan kenaikan kas.

Sementara itu, Direktur RSUD Tripat, drg. H. Arbain menyatakan, inti dari pertemuan ini adalah, penyampaian hasil audit keuangan RSUD Tripat. Dirinya mengaku lega dan bangga atas raihan tersebut.

“Alhamdulillah, hasilnya kita kembali raih WTP,” ungkapnya. (LPAton/humas)

PERINGATAN HARDIKNAS

Giri Menang, Rabu 2 Mei 2018 – “Bagi kita selaku pemangku kepentingan utama di bidang pendidikan, tanggal 2 Mei merupakan hari yang sangat penuh dengan makna, inspirasi, dan motivasi dalam memajukan peradaban nasional kita melalui pengembangan sumber daya manusia. Mari kita mendorong warga kita yang masih buta huruf di usia produktif untuk mengikuti pendidikan kesetaraan,” kata Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Lalu Saswadi saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018 yang mengusung tema “Menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan” di Lapangan Mereje Gerung, Rabu (2/5/2018).

Pemkab Lobar sendiri menempatkan pendidikan dasar sebagai salah satu sasaran utama dalam pembangunan. Dalam RPJMD 2014-2019 Pemkab Lobar menetapkan aspek pendidikan ini sebagai indikator utama, yaitu bagaimana meningkatkan rata-rata lama sekolah. Untuk itu, Saswadi dalam kesempatan itu mengajak untuk terus meningkatkan angka partisipasi sekolah di tengah masyarakat.

Dikatakannya, tahun 2018 ini Pemkab Lobar menyiapkan anggaran yang cukup besar bagi 6.800 orang peserta didik untuk replacement pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C. Dengan begitu angka rata-rata lama sekolah di Lobar diharapkan mampu meningkat sehingga indikator IPM semakin membaik.

“Tidak hanya untuk pendidikan kesetaraan saja, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menaruh perhatian yang tinggi kepada para tenaga pendidik dan operator sekolah yang telah berjibaku membantu. Bila di tahun 2017 lalu kita menetapkan 1.263 orang untuk diberikan insentif daerah, maka tahun 2018 ini akan tambah lagi dengan 1.087 orang Guru Tidak Tetap dan Tenaga Operator di SD dan SMP,” ujarnya.

Minggu ini, para siswa SD akan menghadapi ujian nasional seterlah beberapa waktu sebelumnya ujian nasional tingkat SMP telah berakhir. Untuk diketahui tahun ini peserta ujian nasional berbasis computer (UNBK) telah melampaui 100 persen. Untuk sekolah penyelenggara di tingkat SMP dan MTs sudah mencapai 57 sekolah dengan 5.605 peserta. Sisanya penyelenggara ujian nasional yang berbasis kertas dan pensil dengan peserta sebanyak 6.274 siswa.

Selain peringatan Hardiknas, upacara bendera kali ini juga dirangkai dengan peringatan Hari Otonomi Daerah ke-22. Dalam kesempatan tersebut, Saswadi menyampaikan beberapa hal terkait peringatan Hari Otonomi Daerah.

“Selama kurun waktu itu, kita telah banyak mendapatkan pengalaman-pengalaman baik, namun juga yang kurang baik untuk bisa diperbaiki lagi. Penyerahan kewenangan dan kebebasan dalam menentukan arah pembangunan, Alhamdulillah semakin mempercepat laju pembangunan di seluruh daerah, termasuk Kabupaten Lombok Barat. Namun di balik itu, proses demokrasi dan perkembangan tekhnologi informasi yang semakin pesat, membuat kita semua harus semakin mawas diri,” jelasnya.

Menurutnya, pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan lantaran pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, tetapi juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun.

Ditambahkannya, peradaban yang unggul dan mulia dapat dicapai apabila masyarakat juga merupakan masyarakat yang baik (good society).

“Masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia adalah manusia yang berakhlak dan berwatak baik, manusia yang bermoral dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula. Itulah sebabnya, kita sungguh menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter bangsa dalam arti luas,” pungkasnya. (andy/humas)

1 264 265 266 267 268 421