Bupati: Think Globally, Act Locally!!!

Giri Menang, Rabu 4 Desember 2019 – Sebagai salah satu daerah wisata terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB), Senggigi dituntut memberikan pelayanan maksimal bagi para pengunjung yang datang, setiap pengunjung atau wisatawan selayaknya mendapatkan penghormatan, keramahan serta pelayanan yang maksimal baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.

Dalam agama Islam yang notabene merupakan agama mayoritas di Lombok maupun Indonesia, menghormati dan memuliakan tamu merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh tuan rumah.

Hal tersebut disampaikan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan Kantor Desa Senggigi yang dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pagi tadi, Rabu (4/12/2019) di kantor Desa Senggigi.

Dalam kesempatan ini juga Bupati mengingatkan, dengan banyaknya wisatawan yang masuk ke Senggigi masyarakat diharapkan selalu bisa berpegang teguh pada ajaran agama dan adat istiadat.

“Industri pariwisata merupakan industri yang paling memiliki banyak multi efek, terutama yang positif. Kalau yang negatif itu tergantung kita, masyarakat kita tidak boleh terpengaruh, harus berpegang kuat pada ajaran agama dan adat istiadat,” himbau bupati.

Menurut Bupati, cara berfikir seperti inilah yang harus ditanamkan pada masyarakat. Ia juga menuturkan bahwa masyarakat sering salah kaprah tentang makna modern yaitu mengikuti cara hidup orang luar.

“Itu salah, yang benar modern itu adalah Think Globally, Act Locally!!!” tegasnya.

Artinya lanjut bupati, “Cara berfikir mendunia namun sikap kita harus tetap sesuai dengan ajaran agama dan adat istiadat! Jangan kebalik jadi cara berfikir kampungan tapi tingkah laku ikut-ikutan bule!”

Dengan disertai oleh acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, acara pelaksanaan pembangunan kantor desa Senggigi diharapkan bupati mendapat berkah Allah SWT yang nanti pada akhirnya bisa memberikan pelayanan yang tebaik bagi masyarakat se-Desa Senggigi dan semua pihak yang memiliki kepentingan lansung maupun tidak lansung dengan pemerintah desa Senggigi.

Kantor Desa Senggigi yang sedang dibangun ulang ini direncanakan akan dibangun dengan luas 23 × 18 meter persegi dengan kisaran biaya Rp. 500 juta.

Turut hadir dalam acara Peletakan Batu Pertama ini adalah: camat Batulayar, kepala desa Senggigi, beberapa pengusaha serta tokoh masyarakat dan warga setempat.

“Coffee Talk” Jelang Kompetisi Barista di Hotel Svarga Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Selasa 3 Desember 2019 – Hotel Svarga yang berada di Kawasan Senggigi Lombok Barat nampak sangat serius menyiapkan diri dengan “brand” kopi sebagai salah satu jualan utamanya. Hotel berbintang empat itu akan menggelar Kompetisi “Barista” Kopi di tanggal 21 Desember nanti. Sebagai bentuk keseriusannya, hotel yang memastikan dirinya sebagai “hotel halal” dengan tidak menyajikan minuman beralkohol tersebut akan menggelar “Coffee Talk” atau “diskusi tentang kopi” yang akan digelar pada hari Kamis, 12 Desember 2019.

Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Operasional Hotel Svarga Zulfadli saat menyambangi Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di ruang kerja Bupati Lombok Barat di Gerung, Selasa (2/12/2019).

“Sebagai pra acara kompetisi, kami akan menggelar diskusi ringan tentang kopi. Coffee Talk itu akan di hadiri oleh para barista yang ada di hotel-hotel di Senggigi. Kita akan bertukar pendapat tentang penyajian kopi sebagai menu minuman utama untuk breakfast di hotel-hotel,” ujar Zulfadli.

Zul, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa dalam acara “Coffee Talk” tersebut, direncanakan pihaknya bisa terselenggara setiap bulan sekali.

“Kami menyiapkan panggung di Svarga Hotel untuk semua pihak. Kita berdiskusi tentang kopi atau apa saja yang akan memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan wisata halal di NTB,” terang Zul.

Menurut Zul, banyak aspek positif yang bisa didiskusikan untuk pembangunan kepariwisataan di Pulau Lombok, terutama untuk memperkuat brand image NTB (Nusa Tenggara Barat, red) sebagai Pusat Pariwisata Halal Dunia.

Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid di kesempatan yang sama sangat mengapresiasi kegiatan tersebut yang dilakukan oleh pihak manajemen Hotel Svarga. Kata dia, di samping untuk menghidupkan aspek promosi kepariwisataan di Lombok Barat khususnya di Senggigi, Coffee Talk itu juga akan membuka kesempatan kepada usaha kecil/mikro dan menengah untuk mempresentasikan produknya di hadapan para pelaku bisnis perhotelan.

“Lombok Barat ini memiliki banyak potensi kopi yang sudah branded. Tinggal bagaimana mereka bisa mempromosikan usahanya kepada calon pembeli yang lebih eksklusif seperti untuk kebutuhan di hotel-hotel,” ujar Bupati.

Sedikitnya, terang Fauzan, ada beberapa jenis varian kopi yang sudah berkembang di Lombok Barat dengan harga yang relatif bersaing di pasaran. Selain Kopi Berkah yang ada di Desa Kekait, terdapat juga Kopi Tradisional di Prabe Batu Mekar Lingsar, Kopi Nyot di Pusuk Lestari, dan Kopi Gula Aren di Desa Langko Lingsar.

“Mereka bisa diberikan kesempatan tidak hanya untuk mendisplay barang, tapi juga mempresentasikan sisi keunggulan produknya sehingga bisa dimanfaatkan oleh kalangan perhotelan di Senggigi,” ujar Fauzan Khalid.

Coffee Talk yang akan diselenggarakan di tanggal 12 Desember 2019 ini, oleh Hotel Svarga Senggigi juga dijadikan sebagai pemanasan untuk kegiatan utamanya berupa Kompetisi Membuat Kopi di tanggal 21 Desember 2019 nanti. Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, kegiatan tersebut menjadi angin segar untuk mempromosikan kepariwisataan di Senggigi.

“Saat peak season di Bulan Desember ini, kompetisi tersebut menjadi alternative atraksi pasca kita menyelenggarakan Perang Topat yang akan diselenggarakan di tanggal 11 Desember nanti,” tutup Bupati Lombok Barat.

Hari Bhakti PU ke 74, Tiga Pesan Bupati, Salah Satunya Intervensi Keberkahan

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Selasa 3 Desember 2019 – Setiap 3 Desember diperingati sebagai Hari Bhakti Pekerjaan Umum secara nasional termasuk tahun 2019 ini. Di Lombok Barat (Lobar), bertempat di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), dengan Bupati Lobar H. Fauzan Khalid yang bertindak sebagai pemimpin upacara, Hari Bhakti PU diperingati.

Bupati Fauzan dalam amanatnya menyampaikan tiga pesan utama, salah satunya perlunya kebersamaan antar insan PU dalam mengemban tugas. Hal ini penting, pesan bupati, untuk memaksimalkan hasil pembangunan.

“Kita semua selalu harus tetap menjaga kebersamaan internal kita,” ajak bupati.

Menurutnya, pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa orang saja, tidak akan sebagus dengan hasil yang dikerjakan oleh banyak orang. Untuk itu, pesan bupati, segala ikhtiar di PU hendaknya diawali dengan aspek kebersamaan. Hal ini penting, karena kadang kita tidak menyadari bahwa mengerjakan sesuatu secara bersamaan akan menghadirkan intervensi dalam bentuk keberkahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

“Sengaja saya sampaikan Bapak Ibu sekalian, karena kita tidak hanya mementingkan jumlah, tidak hanya mementingkan kualitas, kita juga mementingkan intervensi keberkahan. Salah satu caranya adalah menjaga kebersamaan, menjaga soliditas, atau bahasa agamanya menjaga silaturrahim,” tegas bupati.
Pesan lain yang disampaikan bupati adalah perlunya mengutamakan kualitas dan ketepatan waktu. Aspek kualitas ini penting, kata bupati, sebagai bahan evaluasi terlebih di era saat ini masyarakat dengan mudah bisa melihat dan mengakses hasil pembangunan karena didukung oleh kemajuan informasi dan teknologi.

Meskipun diakui bupati, kualitas pembangunan oleh Dinas PUTR sudah menanjak satu tingkat lebih baik. Terbukti belum lama Kab. Lombok Barat diterima sebagai anggota Construction Strategic Transparency (CoST). Lombok Barat merupakan satu-satunya kabupaten dari lebih dari 400 kabupaten di Indonesia yang menjadi anggota CoST yang merupakan organisasi internasional untuk transparansi infrastruktur dan beranggotakan 19 negara. Lombok Barat adalah anggota yang ke-19.

Keanggotaan ini karena Lombok Barat dinilai bagus dalam mengembangkan infrastruktur. Misalnya, untuk 3 tahun terakhir ini, dengan pembiayaan yang bersumber dari Hibah PRIM dengan hasil kinerja 100%, Lombok Barat dijadikan sebagai Pusat Pembelajaran Nasional dalam Penyelenggaraan Jalan Daerah. Selain menjadi anggota CoST, Dinas PUTR juga meraih Predikat Kepatuhan Tinggi dari Ombudsman RI dengan raihan nilai sempurna yaitu 100 untuk bidang Pelayanan Publik Tata Ruang. Hal itu, sambung bupati, harus dijadikan sebagai motivasi di dalam bekerja untuk terus memberikan yang terbaik dan kebanggaan masyarakat Kab. Lombok Barat.

Penghargaan tersebut, sebut bupati, harus dijaga dengan mempertahankan kualitas pembangunan infrastruktur khususnya jalan.

“Kuantitas tentunya penting, tetapi kuantitas tidak boleh mengorbankan, tidak boleh mengabaikan aspek kualitas,” tekan bupati.

Kepada Dinas PUTR, bupati tetap mengingatkan, di dalam merencanakan dan melaksanakan setiap pembangunan aspek kualitas tidak boleh diabaikan apalagi ditinggalkan. Termasuk dari sisi aspek ketepatan waktu dalam mengerjakan setiap proyek pembangunan yang harus juga dikedepankan.

Pesan penting lainnya bupati yaitu aspek konektivitas. Aspek ini penting karena untuk mencapai pertumbuhan ekonomi harus juga mempertimbangkan keterbatasan fiskal daerah.

“Kita harus memilih mana yang harus didahulukan, mana yang harus dibelakangkan,” ujar bupati.

Menurutnya, kita harus pintar memilih aspek prioritas dan harus mempertimbangkan aspek konektivitas pembangunan ekonomi demi mendorong kesejahteraan masyarakat. Aspek konektivitas dan prioritas ini mencakup infrastruktur jalan, pembangunan sanitasi, air bersih, dan lain-lain.

“Gedung kita bagus bukan untuk kepentingan kita semata-mata tetapi juga demi kenyamanan masyarakat kita untuk minta dilayani di kantor kita,”ujar bupati menyinggung salah satunya bagusnya bangunan Dinas PUTR Lobar.
Dikatakan bupati, tema Hari Bhakti PU ke-74 Tahun 2019 ini adalah “Sigap Membangun Negeri Untuk Indonesia Maju”. Tema tersebut sangat positif karena menyiratkan semangat agar selalu menggariskan diri dalam bekerja sesuai khittah dan sui generis atau tujuan bernegara, yaitu “membangun” negeri.

Sebelum amanat bupati, dibacakan juga sejarah asal muasal peringatan Hari Bhakti PU. Dikutip dari http://sda.pu.go.id/, peringatan ini berawal dari gugurnya dan hilangnya 7 Pemuda Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dalam pertempuran melawan penjajah Belanda. Peristiwa tersebut terjadi 3 Desember 1945 di Bandung, tepatnya di Gedung Departement Van Verkeer En Waterstaat (Gedung Sate sekarang). Para pemuda yang merupakan pegawai PU itu ditugaskan untuk memelihara dan menjaga keamanan, dan menjaga ketertiban Gedung Sate serta kekayaan milik negara yang ada di dalamnya. Hari itu sekitar pukul 11.00.WIB, Gedung Sate diserbu pasukan Sekutu dan Belanda dari segala penjuru. Setelah melakukan perlawanan sengit selama 4 jam, akhirnya dari 21 orang pemuda diketahui 7 orang hilang dan dinyatakan telah gugur, seorang lagi luka ringan. Ketujuh pemuda yang hilang dan tidak diketahui makamnya hingga saat sekarang itu adalah Didi Hadianto kamarga, Muchtaruddin, Rana, Subengat, Suhodo, Rio Susilo dan Surjono.

Pada tanggal 3 Desember 1951, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja pada waktu itu, Ir Ukar Bratakusuma pada Kabinet Sukiman memberikan Surat Tanda Penghargaan yang menyatakan menghormati ke-7 pegawai tersebut sebagai “Pemuda yang Berjasa.” Setelah itu dibuatkan pula “Batu Prasasti” sebagai Tanda Penghargaan yang ditempatkan di dinding Hall Gedung Sate. Sejak itu dan berdasarkan Keputusan menteri koordinator Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Nomor: 58/KPTS/MENKO/1965 tanggal 27 Nopember 1965, ditetapkan tanggal 3 Desember sebagai Hari Bhakti Pekerjaan Umum dengan maksud untuk menggugah semangat heroisme, rasa solidaritas dan kekeluargaan di kalangan pegawai, buruh, dan karyawan PU.

“Sejarah ini perlu kita camkan untuk menjadi modal kita di dalam bekerja dan mengabdi terhadap bangsa dan negara khususnya di bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,” ujar bupati mengingatkan.

Peringatan puncak Hari Bhakti PU ini juga dirangkai dengan peresmian pemanfaatan instalasi air bersih SPAM program PAMSIMAS 2019 di 4 desa, yaitu Desa Kekeri di Kecamatan Gunungsari, Desa Badrain- Desa Golong- Desa Keru di Kecamatan Narmada. Semua kepala desa dan unsur pengurus Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) SPAM masing-masing desa hadir pada upacara ini.

Selesai upacara, Bupati Fauzan juga menyerahkan piagam kepada staf sumber daya air (SDA) Dinas PUTR Lombok Barat yaitu Gatot Sumardjoyo (wilayah Kediri), Harman (wilayah Narmada), dan Abdul Halim (wilayah Gunungsari).

“Dirgahayu Dinas Pekerjaan umum dan Tata Ruang yang ke-74, semoga hari jadi ini memberikan motivasi dan dorongan yang kuat untuk bisa memberikan yang terbaik bagi bangsa menuju masyarakat sejahtera yang bisa menikmati infrastruktur yang layak,” tutup bupati.

Upacara ini juga diikuti oleh Wakil Ketua DPRD Lobar, Sekretaris Daerah, HM Taufiq, Kepala Dinas PUTR I Made Arthadana, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah Lobar lainnya.

Eratkan Kebersamaan Antar Pkerja Sosial, Dinsos Lobar Gelar Jambore

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Senin 2 Desember 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berjanji akan terus memperhatikan kesejahteraan para pekerja sosial yang ada di Lobar. Petugas dengan resiko pekerjaan cukup tinggi seperti petugas pemadam kebakaran, petugas di Badan Penanggulangan Bencana, dan Tagana juga akan lebih mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

“Pemerintah akan memikirkan kesejahteraan para pekerja sosial sesuai kemampuan keuangan daerah atau fiskal yang ada. Termasuk kedepan kita pikirkan petugas yang beresiko akan diasuransikan, seperti BPBD, Pemadam dan Tagana,” kata Bupati H. Fauzan Khalid saat kegiatan Jambore SDM Kesejahteraan Sosial bagi Pekerja Sosial se-Lombok Barat, Minggu (1/12).

Kegiatan yang diinisiasi Dinas Sosial Lobar di Taman Hutan Raya Nuraksa (tahura nuraksa) Desa Pakuan, Kecamatan Narmada ini digelar selama dua hari dan diikuti
350 orang pekerja sosial mulai dari Penerima Keluarga Harapan (PKH), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Penyuluh Sosial, Tenaga Kesejahtraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pemuda Pelopor, serta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se-Lobar. Kegiatan ini juga dihadiri Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Ketua Komisi IV DPRD Lombok Barat H. Jumarti, Kepala Perangkat Daerah dan Camat Narmada.

Jambore SDM Kesejahtraan Sosial ini menjadi ajang menyambung silaturrahmi bagi petugas pekerja sosial yang datang dari semua unit kerja. Dalam kegiatan, para peserta juga membacakan ikrar untuk ikhlas dalam membantu masyarakat Lombok Barat keluar dari kemiskinan.

Jambore ini mendapat apresaisi dari Bupati H. Fauzan Khalid. Hadir di tengah-tengah ratusan peserta dan masyarakat, Fauzan menyebut jambore ini adalah kali pertama diselenggarakan oleh Dinas Sosial bagi pekerja sosial se-Lobar.

Kegiatan semacam ini sebenarnya sudah pernah digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk kepala sekolah dan guru. Sedangkan Dinas Kesehatan juga pernah menggelar kegiatan yang sama dengan mengumpulkan ribuan kader Posyandu dan tenaga kesehatan lainnya.

“Saya apresiasi kegiatan ini. Kegiatan semacam ini sebagai ajang pertemuan dan dapat meningkatkan motivasi kerja kepada seluruh petugas pekerja sosial. Kita dorong agar kegiatan serupa bisa tetap diselenggarakan di tahun-tahun mendatang,” kata Fauzan.

Kunjungan Kerja Bupati Lobar ke Kalamintan Selatan, Optimalkan Tata Kelola Koperasi dan Pertambangan

Banjar Masin. HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Di hari kedua kunjungan kerjanya di Kalimantan Selatan, Bupati H. Fauzan Khalid bersama Kepala Dinas Koperasi dan UMKM H. Fajar Taufik, Kepala Dinas Tenaga Kerja H. Rusditah, camat, Kepala Bagian Pemerintahan, Kepala Bagian Hukum, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol, mengunjungi Kabupaten Banjar. Di sini rombongan bermaksud untuk menambah wawasan terkait penataan kelembagaan koperasi dan UMKM sektor pertambangan.

Kamis (28/11) pagi, rombongan langsung menuju Koperasi Unit Desa (KUD) Barakat Usaha Bersama di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Koperasi ini terbilang luar biasa karena mampu mengelola asset yang sangat besar. Tidak main-main, luas tambang yang dikelola seluas 8 hektar.

“Sesuai potensi alam, usaha yang kita kerjakan sejak tahun 2008 adalah tambang batuan. Kita didukung oleh pemerintah dengan diberikan lahan seluas 8 hektar ini,” jelas Ketua KUD Barakat Usaha Bersama H. Fathul Muin.

Koperasi yang beranggotakan 680 orang ini mengelola usaha di bidang penambangan batu gunung. Saat ini, KUD Barakat Usaha Bersama mampu memproduksi batuan sekitar 600 m3 per hari.

Untuk tenaga kerja, lanjutnya, ada 32 karyawan yang bekerja di tambang yang 60 persen merupakan anggota koperasi. Sedangkan tenaga ahli yang keahliannya tidak dimiliki oleh anggota, dapat direkrut dari luar anggota.

Bupati H. Fauzan Khalid dan rombongan juga berkesempatan meninjau lokasi tambang yang tidak jauh dari kantor KUD Barakat Usaha Bersama. Melihat konsistensi koperasi ini, bupati berharap kunjungannya dapat diaplikasikan di Lombok Barat.

“Koperasi ini sudah berjalan 11 tahun, itu luar biasa. Kebersamaan, soliditas, dan tingkat bertahan koperasi ini sangat luar biasa. Kami ingin belajar, karena sedang merintis. Di wilayah Sekotong, Lombok Barat itu ada tambang rakyat untuk emas,” ujar Fauzan.

Di Lombok Barat, ada 503 koperasi. Namun hanya 148 koperasi yangmasih aktif. Sedangkan di wilayah Sekotong sendiri ada 70 koperasi tambang, tapi 61 koperasi tidak aktif. Sedangkan lima koperasi baru mau mulai mengaktifkan lagi.

Usai kunjungan lapangan, rombongan kemudian menuju Kantor Bupati Banjar. Di sana, rombongan diterima Sekda Kabupaten Banjar, H. M. Hilman.

“Tadi kita sudah keliling ke koperasi di Kabupaten Banjar ditemani Kadis Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Banjar. Kita berdiskusi langsung dengan pelaku koperasi. Kami yakin itu juga hasil dari kontribusi Pemkab Banjar, sehingga koperasi berjalan dengan baik,” kata Bupati Fauzan.

Sementara itu, Sekda Banjar H. M. Hilman mengapresiasi kunjungan Bupati Lombok Barat dan rombongan. Dijelaskannya, peran Pemkab Banjar untuk eksistensi koperasi dan UMKM sangat tinggi, termask dalam hal mempermudah izin pendirian koperasi UMKM melalui Kecamatan yang diatur dalam Perbup No. 40 Tahun 2015 dan Perbup No 46 Tahun 2016. Selanjutnya, melalui keputusan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan-Selatan tentang Penyetujuan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Komoditas Batuan.

Hilman juga menyampaikan beberapa Inovasi yang dilakukan jajarannya yang dinamakan Smart Koperasi Banjar. Inovasi ini bergerak di bidang simpan pinjam yang dapat menata administrasi pembukuan, kemajuan pekerjaan dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku sehingga Rencana Anggaran Tahunan (RAT) dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat waktu.

“Kita ketahui bersama bahwa keberadaan koperasi saat ini sangat membantu permasalahan dalam bidang pembangunan di daerah terutama untuk masyarakat,” jelas Hilman.

Di Kabupaten Banjar sendiri ada 161 unit koperasi yang aktif, sedangkan yang tidak aktif berjumlah 87 unit.

Terkait pengelolaan industri pariwisata di Lombok Barat, Hilman berharap dapat melakukan kunjungan balasan untuk menambah wawasannya dalam rangka mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Banjar.

Kunjungan Kerja Bupati ke Kalimantan Selatan, Optimalkan Tata Kelola Koperasi dan UMKM di Sektor Pariwisata

HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT.  Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid selama tiga hari, Rabu-Jum’at (27-29/11) melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dalam kunjungannya, Fauzan diampingi Kepala Dinas Koperasi dan UMKM H. Fajar Taufik, Kepala Dinas Tenaga Kerja H. Rusditah, camat, Kepala Bagian Pemerintahan, Kepala Bagian Hukum, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka studi komparasi tentang pengelolaan dan pengoptimalan peran Koperasi dan UMKM, terutama untuk mendukung sektor pariwisata.

Fauzan dan rombongan tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada pukul 11.30 Wita. Siangnya, rombongan menuju Kantor Walikota Banjarmasin. Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina didampingi beberapa Kepala Perangkat Daerah.

Bupati Fauzan Khalid menjelaskan, penyumbang pendapatan terbesar di Lombok Barat berasal dari sektor pariwisata. Namun, pariwisata tidak bisa berjalan sendiri dan harus didukung oleh kemajuan di sektor lainnya seperti Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM).

“Irisan kecil di pariwisata adalah usaha kecil yang bergerak di sektor usaha makanan, kerajinan, dan UKM lain yang mendukung pariwisata itu. Semoga di kota banjarmasin ini kita dapat belajar banyak bagaimana menata dan mengelola, agar di satu titik kelihatan tertib, rapi, dan pengguna jalan tidak terganggu disatu sisi tidak merugikan,” kata Bupati Fauzan soal kunjungannya ke kota seribu sungai itu, Rabu (27/11).

Menurut Fauzan, hasil dari kunjugan ini nantinya akan diadposi di Lombok Barat, khususnya yang menyangkut tata kelola UKM dalam mengembangkan titik-titik destinasi pariwisata terutama Senggigi, dan beberapa tempat lainnya.

Agar lebih efektif, dalam kunjungannya, bupati juga membawa serta para camat. Nantinya, para camat selaku pimpinan wilayah dapat turun langsung melakukan pembinaan ke UKM yang ada di wiliyah masing-masing, dan setiap kecamatan memiliki hasil olahan unggulan.

Dalam sambutannya, Walikota Ibnu Sina mengaku bangga atas kunjungan Bupati H. Fauzan Khalid dan rombongan.

“Terima kasih kepada Bupati Lombok Barat bersama jajarannya telah datang ke kota Banjarmasin. Saya berharap dengan pertemuan ini dapat memberikan kesan positif dan dapat bertukar fikiran melalui pertemuan ini,” ungkapnya.

Usai bertemu Walikota, rombongan juga mengunjungi salah satu kampung yang menjadi salah satu tujuan wisata di kota itu. Kampung ini dinamakan Kampung Pejabat, singkatan dari Kampung Pengolah Jamu Loktabat. Lokasinya berada di Kota Banjarbaru, tepatnya berada di Jalan R O Ulin Gang Baru RT 06 RW 02 Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru.

Memasuki kawasan kampung pejabat, pengunjung disuguhkan pemandangan yang asri dan menyejukkan. Ada juga bola-bola warna warni tampak tergantung dekat dengan gerbang utama saat memasuki kawasan kampung pejabat. Kawasan ini juga dipenuhi jejeran tanaman obat dan rempah dalam pot yang tersusun rapi di masing-masing halaman rumah warga. Keunikan-keunikan yang ada di Kampung Pejabat membuat masyarakat berdatangan untuk berfoto. Atau sekadar mengobati rasa penasaran.

Kampung Pejabat sendiri lahir dari ide dan inisiatif warga di sana. Nama Kampung Pejabat tercetus karena mayoritas warga di sana berprofesi sebagai pengolah dan penjual jamu. Dari 78 kepala keluarga, 33 diantaranya bekerja sebagai penjual jamu.

“Dari tahun 1972 membuka hutan, orang-orang dari Solo buat usaha pengolahan dan penjualan jamu,” terang Septi salah seorang penjual jamu.

Warga kebanyakan pendatang dari Solo, Jawa Tengah yang mengadu nasib ke Banjarbaru. Penghasilan sebagai penjual jamu cukup menjanjikan, sehingga usaha pengolahan jamu masih terus berjalan hingga saat ini.

Tahun 2019, 20 Ribu Bidang Tanah di Lombok Barat Bersertifikat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Sabtu 30 November 2019 – Sebanyak 1.500 masyarakat Lombok Barat (Lobar) memadati Lapangan Kantor Camat Gunungsari dalam acara penyerahan sertifikat Pendaftara Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang digelar Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lobar, Sabtu (30/11/2019).

Bupati Lobar, H Fauzan Khalid yang hadir dalam acara pagi tadi menyampaikan rasa terimakasih atas kinerja BPN melalui program PTSL.

“Atas nama pemerintah Kabupaten Lombok Barat, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Pertanahan Nasional yang telah mensertifikatkan secara gratis 20 ribu sertifikat melalui program PTSL hak milik tanah masyarakat kami yang ada di Kabupaten Lombok Barat ini,” tuturnya.

Seperti diketahui, program PTSL ini sudah dilakukan sejak 2017 dan dimulai di Kecamatan Narmada. Kemudian pada tahun 2018 beralih ke Kecamatan Narmada-Lingsar, dan tahun ini (2019) dilaksanakan di Kecamatan Gunungsari dan beberapa desa di Batulayar dan Gerung. Tahun depan rencananya program ini akan menyasar 30 ribu sertifikat dengan prioritas wilayah Gerung, termasuk masyarakat luar wilayah Gerung yang belum mendapat sertifikat.

Disampaikan bupati, bahwa hadirnya sertifikat tanah itu sangat penting sekali bagi masyarakat. Selain sebagai jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum untuk kepemilikan tanah, adanya sertifikat juga tentunya dapat menghindarkan masyarakat dari permasalahan, konflik, atau sengketa tanah. Dari sisi ekonomi juga sertifikat bisa sangat berguna, misalkan sebagai jaminan untuk pinjaman di bank atau lembaga keuangan lainnya.

Dengan terbitnya sertifikat melalui PTSL dan program lainnya dilaporkan jika di tahun 2019 sampai bulan ini, nilai sertifikat yang dijaminkan di per-bankan dan dipakai oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan usahanya adalah Rp. 1,3 triliun. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yakni Rp. 1,1 triliun. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kehadiran sertifikat dalam mendorong perekonomian masyarakat.

Di tempat yang sama, Kepala BPN Lobar I Made Aria Sanjaya melaporkan jika tahun anggaran 2019 ini BPN Lobar sudah mencapai target mensertifikasi 20.000 bidang tanah.

“Target PTSL tahun anggaran 2019 adalah 20.000 bidang tanah yang dilaksanakan di 18 desa di tiga kecamatan dengan rincian 15 desa di Kecamatan Gunungsari, dua desa di Kecamatan Batulayar, dan satu desa di Kecamatan Gerung. Dan dari target tersebut telah diselesaikan dengan tuntas 20.000 sertifikat yang akan kita bagikan sekarang ini,” terang Made Arya.

Lebih jauh Made Arya menjelaskan, dengan tuntasnya target 20.000 bidang tanah yang telah tersertifikasi di tahun anggaran 2019 ini, maka dari keseluruhan bidang tanah yang berjumlah 267.000 bidang di Lobar, total sejumlah 198.399 atau 76 persen sudah berserfikat.

“Adapun sisanya nanti akan kita terbitkan sertifikat pada tahun anggaran berikutnya, baik melalui kegiatan PTSL ataupun kegiatan rutin lainnya. Dan kami sudah mempunyai target pada tahun 2022 seluruh bidang tanah yang ada di Lobar akan sudah tersertifikatkan semua,” ungkapnya.

Turut hadir pada kegiatan PTSL tadi diantaranya, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB, Ketua DPRD Lobar, Kapolres Lobar, Perwakilan Polres Mataram
Perwakilan Kodim 1606/Lobar, Kepala BPN se-Pulau Lombok serta beberapa camat dan kepala desa di Lombok Barat.

Dinas Pertanian Kota Denpasar Studi Tiru Ke Lombok Barat

Giri Menang, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT.  29 November 2019-Dalam upaya meningkatkan kapasitas daya pegawainya, jajaran Dinas Pertanian Kota Denpasar melakukan Studi Tiru di Kantor UPTD Pertanian, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Jum’at (29/11). Studi Tiru merupakan sebuah konsep belajar yang dilakukan pada suatu institusi yang dianggap lebih kompeten dalam suatu hal dengan maksud peningkatan mutu, perluasan usaha, perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru, perbaikan dan peraturan perundangan.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra dan rombongan, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Narmada, I Ketut Wetrana, beserta Koordinator Penyuluh dan seluruh staf.

Dalam sambutannya, Kadis Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra menyampaikan maksud dan tujuan ingin belajar dan meniru upaya peningkatan pemberdayaan petani dan peningkatan kelas kemampuan kelompok tani di UPTD Pertanian Kecamatan Narmada.

“Kita memilih lokasi di Kabupaten Lombok Barat bukan tanpa alasan, karena sebagai sentra peternakan sapi di Indonesia. Terdapat 217 kelompok tani ternak di wilayah UPTD Pertanian Kecamatan Narmada,” katanya.

Menurut dia, dari 217 kelompok tani ternak ini, ada 60 kelompok tani ternak yang mengembangkan usaha di bidang peternakan sapi, kambing, maupun unggas dengan jumlah populasi ternak sapi sebanyak 9.803 ekor, kambing 1.732 ekor dan unggas 126.287 ekor.

Sementara itu koordinator penyuluh UPTD Pertanian Kecamatan Narmada M. Ilham mengatakan kegiatan peningkatan pemberdayaan petani tidak terlepas dari peran penyuluh yang berada di masing-masing Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP), sehingga pembinaan terhadap petani melalui kelompok tani harus selalu ditingkatkan.

“Kita mendorong peningkatan kelas kelompok tani, maka dengan penilaian kelas kelompok tani ini menjadi salah satu bentuk pembinaan untuk memotivasi petani agar lebih berprestasi dalam mencapai kelas kemampuan yang lebih tinggi,” jelasnya.

Di samping itu, kata dia, dengan penilaian kelas akan diketahui kelemahan-kelemahan kelompok tani yang dinilai sehingga memudahkan untuk melakukan pembinaan.

“Semoga UPTD Pertanian Kecamatan Narmada benar-benar bisa berbagi ilmu dan pengalaman yang bermanfaat untuk peserta Studi Tiru,” harapnya.

Lombok Barat dinilai menjadi Badan Publik Informatif Terbaik tahun 2019

Mataram, Diskominfo – Kabupaten Lombok Barat kembali dianugrahi sebagai Badan Publik Informatif terbaik tahun 2019 untuk katagori Badan Publik Kabupaten/Kota se NTB. Lombok Barat memperoleh nilai tertinggi dengan score nilai 97,00 bersaing dengan Kota Mataram dengan pringkat yang sama dengan score 93,48. Sementara Kabuapten lainnya di NTB mendapat pringkat sebagai Badan Publik Menuju Informatif, masing-masing Sumbawa Barat, Lombok Tengah dan Kota Bima dengan nilai masing-masing 87,98. 83,76. 81,66. Kabupaten Lombok Barat kembali meraih “Anugrah Keterbukaan Informasi Publik 2019” untuk katagori Badan Publik Kabupaten/Kota se NTB

Penghargaan sebagai Badan Publik Informastif diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Moh. Taufiq dari Wakil Gubernur NTB Hj. Siti Rohmi Djlalilah pada Anunggarah Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan Komsi Informasi (KI) Provinsi NTB di Hotel Lombok Raya Mataram (28/11/2019).

Lombok Barat telah secara konsisten dalam menginplementasikan Undang Undang 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, diharapkan memberikan dampak pada pemerintahan Lombok Barat yang baik, yang bersih dan pemerintahan yang berwibawa sesuai tuntututan reformasi.

“kami telah dengan konsisten menjalankan pemerintahan yang terbuka menurut undang-undang, mudahan menjadikan pemerintahan Lombok Barat semakin baik sebagaimana tuntutan reformasi” ungkap Sekda Lombok Barat H. Moh. Taufiq sesaat setelah menerima anugrah.

Dikatakan wujud konsistensi keterbukaan itu juga tidak saja di tingkat Badan Publik Utama di Kabupaten, tetapi juga di Tingkat Layanan Dasar seperti Sekolah, Puskesmas dan Desa dimana sebulan yang lalu juga menerima penghargaan Desa Benderang Informasi Publik (DBIP) pada kegiatan Gebyar DBIP Provinsi NTB.

Ketua KI NTB Hendriyadi dalam laporannya pada acara Anugrah Keterbukaan Informasi Publik mengatakan tahun ini telah menyelesaikan kegaitan monitoring dan evaluasi (monev) serta  memberikan Anugrah sebagai bentuk apresiasi dan motivasi bagi Badan Publik untuk menginplementasikan keterbukaan informasi publik dengan baik.

Menurut Hendiyadi tingkat partisipasi mengikuti monev keterbukaan informasi dari 94 Badan Publik di NTB hanya 59 Badan Publik (63,44%) mengikuti tahapan sampai akhir atau sebanyak 36 Badan Publik tidak mengikuti monev terdiri dari Sembilan  OPD, Sembilan Instansi Vertikal, 1 kabupaten/kota, 15 Partai Politik. 2 BUMD.

Sementara kualitas keterbukaan informasi public dari tahun 2018 sampai 2019, kualitas tertinggi Badan Publik informatif dari 4 menjadi 6. Menuju informative dari 3 menjadi 9 Badan Publik. Kemudian yang cukup informatik naik dari 14 menjadi 15 dan yang kurang informatik turun dari 15 menjadi 14 serta yang tidak informatik turun dari 22 menjadi 12 Badan Publik pada tahun 2019. Rata kualitas keterbukaan informasi public di NTB disimpulkan naik dari 49,05 poin  menjadi  64,78 poin.

“jadi peningkatannya signifikan lima belasan persen. Harapan kita kedepan agar semua OPD dapat menjadi Badan Publik level tertinggi yaitu Informatik seperti yang sudah dicapai oleh Provinsi NTB di Tingkat Nasional,”  ungkap hendriyadi bangga.

Wakil Gubernur Hj. Siti Rohmi Djalilah dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada yang telah mendapatkan Anugrah Keterbukaan Informasi Publik. Dikatakan keterbukaan informasi bagi kita merupakan kebutuhan dan keharusan, bukan merupakan suatu yang ditakutkan asal kita jujur dalam menyampakan kepada masyarakat atau stagholder.

“keterbukaan informasi ini kebutuhan bukan hanya kewajiban juga kebutuhan kita untuk bisa apapun yang kita komunikasian dengan masyaraakt, kita eksekusi ke masyarakat sesuai dengan tujuannya,” ungkapnya.

Wakil Gubernur berharap anugarah keterbukaan informasi public dapat menjadi semangat dalam menginplementasikan keterbukaan informasi menjadi lebih lagi. Kominfo Lobar/rasidibragi/her

Dulu Terburuk, Sekarang Lombok Barat Terbaik

Jakarta, HUMAS PROTOKOL LOMBOK BARAT. Rabu 27 November 2019 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah mengentaskan diri dari status zona merah (kondisi buruk, red) dalam kepatuhan terhadap standar pelayanan publik untuk level Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Setelah tahun lalu ditetapkan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan NTB sebagai Kabupaten Terburuk dalam pelayanan publik, maka kini Lombok Barat melejit menjadi terbaik di Provinsi NTB, bahkan menduduki posisi ketiga terbaik secara nasional dengan nilai skor mencapai 98,30. Pemkab Lombok Barat hanya kurang skor dari Kabupaten Mojokerto di ranking satu dengan skor 99,63 dan di posisi kedua Kabupaten Lamandau dengan perolehan skor 98,60.

Hal itu didapatkan berdasarkan survey oleh Ombudsman RI pada periode Bulan April-Agustus 2019 yang dilakukan secara independen terhadap 7 Kementerian/ Lembaga, 6 Provinsi dan 215 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Untuk diketahui, tahun lalu Lombok Barat berada pada zona merah dengan nilai 44,68 dan hanya mampu menempati urutan ke-162 secara nasional yang berarti lompatan yang dilakukan Lombok Barat tahun ini sangat fantastis.

Penegasan tersebut didapatkan saat Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Moh. Taufiq menerima Anugerah Pelayanan Publik pada acara yang diselenggarakan oleh Ombudsman Republik Indonesia di Hotel JS Luwansa Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019).
H. Moh. Taufiq saat dihubungi via telpon memastikan bahwa zona hijau (terbaik, red) adalah kerja keras seluruh aparatur dan Perangkat Daerah pasca hasil survey tahun lalu berada pada zona paling bontot di NTB.

“Raihan penghargaan ini merupakan wujud dari implementasi visi kita. Kita melakukan perbaikan menyeluruh terhadap seluruh komponen yang dituntut dalam pelayanan publik,” terang Taufiq.

Kedepan, kata Taufiq, kepatuhan terhadap standar pelayanan publik akan dilakukan secara paralel dengan Reformasi Birokrasi , Sistem Pengawasan Intern Pemerintahan, pembentukan mental kerja melalui Sekolah Perjumpaan, penetapan Zona Integritas, dan Whistleblower System di mana system bisa menghimpun dan menindak lanjuti aduan masyarakat. Taufiq berkeyakinan bahwa mental aparatur di Lombok Barat bisa berubah menjadi pelayan masyarakat yang berintegritas serta mengedepankan ketaatan pada hukum.

Di kesempatan terpisah, Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTB, Adhar Hakim melalui pesan WhatsApp menyatakan bahwa observasi kepatuhan ini adalah tools untuk melihat kesiapan Pemerintah Daerah dalam membangun proses pelayanan yang sesuai dengan undang-undang.

“Karena itu, sebaiknya capaian ini harus dilihat sebagai langkah awal perbaikan pelayanan kepada publik agar mudah terkontrol bagi capaian kepuasan publik atas pelayanan yang diberikan. Saya sampaikan ucapan selamat kepada Pemda Lombok Barat atas capaiannya. Semoga pelayanan publiknya semakin membaik,” tegas Adhar.

Senada dengan Adhar, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh jajarannya atas capaian anugerah tersebut. Namun baginya, capaian tersebut adalah juga merupakan tolok ukur kewajiban pemerintah selaku pelayan masyarakat.

“Perubahan dari zona merah menjadi zona hijau sesungguhnya bukan prestasi, namun menjadi sebuah kewajiban. Kita harus berkomitmen terhadap indikasi pelayanan publik yang baik di mana ke depan jangan sampai ada komplain atau pengaduan masyarakat. Kalaupun ada, segera ditindak lanjuti,” tegas Fauzan.

Dalam melakukan penilaian saat survey, Ombudsman menetapkan 18 indikator penilaian, yaitu sistem mekanisme prosedur, tarif biaya, syarat-syarat, maklumat layanan, produk layanan, sistem informasi pelayan publik seperti web, brosur, running text, atau videotron. Berikutnya ada tidak ruang tunggu yang nyaman, loket atau meja layanan, toilet, kartu identitas petugas, sarana pengaduan, mekanisme pengaduan, dan petugas pengaduan. Hal tersebut ditambah lagi dengan harus ada visi misi dan motto, sarana yang membantu untuk penyandang difabel, sarana ramah ibu dan anak, serta indeks kepuasan masyarakat.

Seluruh indikator tersebut adalah cara mengukur efektivitas dan kepuasan masyarakat sebagai sasaran pelayanan. Oleh karena pentingnya indikator yang dipergunakan oleh Ombudsman, maka dalam arahannya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Mahfudz MD menyampaikan agar hal itu dipandu oleh seluruh entitas dalam pemerintahan.

Mahfudz MD pun menyitir latar belakang mengapa Ombudsman layak diperhitungkan oleh seluruh entitas dalam pemerintahan.

“Ombudsman adalah anak kandung reformasi yang dilatar belakangi oleh birokrasi yang koruptif. Untuk itu Ombudsman harus dipandang sebagai institusi yang membantu pemerintah,” tegas Mahfudz MD.

Untuk itu, imbuhnya, seluruh entitas pemerintahan harus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat.

“Jika ada kesewenangan pemerintah kepada warga, maka warga lapor kepada Ombudsman dan Ombudsman akan memanggil pemerintah untuk penyelesaiannya,” kata Mahfudz MD.

Dalam acara tersebut, hadir Ketua Ombudsman RI Amzulian Rivai, Menko Polhukam Mahfudz MD, Duta Besar Kerajaan Belanda H.E Lambert Grijns, dan beberapa jajaran pejabat kementerian, lembaga, dan Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/ Kota se-Indonesia.

1 197 198 199 200 201 421