BUPATI BUKA PELATIHAN IMAM DAN KHATIB

Giri Menang, Senin 12 Novembe 2018 – Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid membuka acara Pelatihan Imam dan Khatib tahun 2018. Kegiatan ini diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lobar bertempat di Aula Kantor Kemenag Lobar, Senin (12/11).

Ketua MUI Lobar, TGH. Abdullah Mustafa menjelaskan, saat ini masih banyak pesan dalam khotib yang tidak tersampaikan kepada jamaah. Apalagi yang berkhotbah pakai bahasa Arab, terkadang yang khatib maupun jamaah sama-sama tidak mengerti isi khutbah yang disampaikan.

“Untuk itu perlu terus ditingkatkan kapasitas imam dan khatib,” ujarnya di hadapan para peserta yang berjumlah 100 orang ini.

Meski demikian, ia bersyukur saat ini sudah banyak generasi muda yang sudah sekolah dan ikut aktif dalam kegiatan jum’atan.

“Syukurlah banyak generasi muda yang selama ini kurang ambil bagian dalam aktivitas jum’atan, sekarang sudah mulai aktif. Terutama yang sudah sekolah di madrasah,” jelasnya.

Terkait pelatihan imam dan khatib ini, Bupati Fauzan Khalid minta agar ke depannya kegiatan ini memakai sistem zonase. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak da’i yang bisa ikut pelatihan ini.

“Para da’i kita sangat banyak. Kedepannya hendaknya pakai zonase. Kalau bisa dibagi 3, Utara, tengah dan selatan,” pintanya.

Kepada para peserta, bupati juga berpesan agar dalam berkhutbah, sang khatib mengisinya dengan materi yang sesuai dengan konteks kekinian. Termasuk juga bahasa yang dipakai khatib hendaknya menyesuaikan dengan tingkat intelektual masyarakat.

“Khotbah di kampung jangan banyak pakai istilah bahasa Inggris dan Arab. Orang Ndak ngerti. Jadi, sesuaikan dengan kondisi,” ujarnya.

Masih terkait materi khutbah, bupati minta agar salah satu materinya berupa bahaya hoax. Materi ini menurutnya sangat penting agar jangan sampai masyarakat terlalu cepat percaya dan jangan ikut jadi bagian hoax. Sebab banyak konflik di masyarakat yang berawal dari hoax.

Ia juga mengingatkan, bahwa hoax di media sosial lebih berbahaya dari sekedar hoax dalam bentuk kata-kata lisan. Kalau sekedar kata-kata mungkin cepat bisa dilupakan. Tapi kalau sudah masuk media sosial, sampai 100 tahun pun akan bisa dibuka.

“Bayangkan bagaimana besar dosanya orang yang memfitnah dan menggibah lewat media sosial. Saya harap tuan guru bisa jadi bagian dalam menghilangkan hoax ini,” pintanya.

Yang tak kalah pentingnya, Fauzan juga mengingatkan para khatib terkait gaya, baik gaya tubuh maupun gaya bicara.

“Ini sangat penting diperhatikan agar jamaah tidak ngantuk,” pungkasnya.

Sekretaris Umum MUI Lobar, Ustad Marliadi, S.Ag, MA menjelaskan, tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kualitas imam dan khatib. Selain itu ditujukan pula guna menyatukan persepsi tentang ke-NKRI-an dalam prinsip kehidupan.

Khatib dan mubaligh, lanjutnya, merupakan sosok yang mencerdaskan umat. Oleh karena itu diharapkan mereka tidak larut dan hanyut dalam euphoria terkait demokrasi akhir-akhir ini.

“Kita tetap berkomitmen menjadikan khatib dan mubaligh sebagai pencerah umat dalam mencintai negara,” katanya.

Kedepannya Marliadi berencana memberikan pelatihan untuk mubalighah juga.
“Saat ini kita sangat minim dai perempuan. Ini juga harus disentuh karena mereka punya komunitas yang besar juga,” kata Marliadi.

Untuk itu ia harapkan support dari Pemkab Lobar. Bahkan tidak hanya itu, ia juga berharap MUI harus ada di semua kegiatan Pemkab.
Misalnya di sektor pariwisata, karena saat ini ada program wisata halal maka MUI juga harus hadir di sana.

“Begitu pula dengan sektor lainnya seperti kesehatan, kehutanan dan lainnya,” jelas pimpinan Ponpes Tarbiyah Ikhlas Jembatan Kembar Timur ini. (afgan/humas)

GAUNGKAN LOMBOK BANGKIT MELALUI SEPEDA NUSANTARA 2018

Giri Menang, Minggu 11 November 2018 – Rangkaian Sepeda Nusantara 2018 kali ini digulirkan di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB, pada Minggu (11/11). Sekitar 4.000 peserta antusias mengikuti kegiatan yang merupakan program Ayo Olahraga! milik Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) tersebut.

Terpilihnya Kabupaten Lombok Barat mendapat apresiasi tinggi dari Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid. Sebelumnya Lombok Barat juga ditunjuk Kemenpora sebagai daerah singgah Kirab Pemuda Nusantara 2018.

Fauzan berharap melalui banyaknya event yang diselenggarakan di Lombok Barat semakin mempercepat kebangkitan Lombok Barat khususnya di industri pariwisata.

“Alhamdulillah setelah sekian kalinya kita menunjukkan kepada dunia, Lombok Barat-NTB sudah siap bangkit menyongsong masa depan lebih baik pasca gempa beberapa bulan lalu. Sepeda Nusantara menunjukkan masyarakat kita sudah ‘move on’ untuk melihat masa depan yang lebih baik dan lebih cerah. Mudah-mudahan semua usaha kita bisa memasyarakatkan olahraga. Semoga kita juga tetap sehat dan dapat membawa masyarakat ke arah lebih baik,” kata Fauzan.

Setelah event Pesona Senggigi, Mekaki Maratahon dan Sepeda Nusantara, Pemkab Lombok Barat selanjutnya akan menggelar beberapa event besar lagi. Perang Topat yang akan digelar di Pura Lingsar pada 22 November mendatang merupakan salah satu budaya yang menunjukkan toleransi antar umat beragama di Lombok. Perang Topat juga dirangkai dengan berbagai atraksi seperti Presean, Pentas Tari Tradisional dan pertunjukan lainnya.

Sebagai penutup tahun, Pemkab Lobar juga akan menggelar event musik Senggigi Jazz Festival yang akan diisi dengan penampilan musisi nasional dan internasional.

Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemepora RI Putu Raka Pariyana mewakili Kemenpora Imam Nahrawi mengaku bangga dengan antusias masyarakat Lombok Barat. Putu Raka mengaku dirinya tidak menyangka animo masyarakat sebesar ini.

“Kemarin saya menghadiri event di Singaraja yang diikuti 2500 orang. Itu juga digabung dengan beberapa event. Di sini lebih luar biasa pesertanya 4000 orang. Selamat atas suksesnya acara ini. Mudahan tahun depan kita sudah anggarkan untuk 150 titik dan Lombok bisa mendapatkan lebih banyak lagi,” ujarnya.

Jarak yang ditempuh dalam Sepeda Nusantara kali ini mencapai 10 kilometer dengan rute yang cukup menantang. Mengambil start dan finish di depan Hotel Montana Senggigi, peserta melewati Pasar Seni Senggigi, kemudian menghadapi menanjak dengan view Pantai Senggigi usai melewati Hotel Sheraton. Peserta kemudian melintasi Pantai Kerandangan dan memutar di depan Hotel Holiday Inn. Hingga finish, semua peserta melalui jalanan yang naik turun.

Tiba di lokasi finish, para peserta kemudian dihibur atraksi Presean dan pembagian door prize dengan hadiah utama sepeda motor. (jw/humas)

LAPANGAN BECEK, SEMANGAT APEL TETAP JALAN

Giri Menang, Sabtu 10 November 2018. Kondisi lapangan yang basah dan becek tidak mempengaruhi semangat para ASN Pemkab Lombok Barat serta pelajar mengikuti apel bendera dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan ke-73 yang dirangkai dengan Hari Kesehatan ke-54 dan HUT Korpri ke-47 di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Sabtu (10/11).

Kendati becek akibat hujan yang turun semalam, namun sejak pukul 07.00 Wita tampak seluruh peserta sudah siap memasuki lapangan upacara.

Suasana jadi penuh khidmat, manakala Komandan Distrik Militer (Dandim) 1060/Lobar, Letkol. Czi. Djoko selaku Inspektur Upacara sudah menaiki podium.

Satu demi satu agenda upacara dilalui. Seluruh petugas apel bisa melaksanakan tugas dengan baik. Dari petugas pengibar bendera, pembaca panca prasetia Korpri serta petugas non formal lainnya.

Letkol. Czi. Djoko selaku Inspektur Upacara berpesan, hari pahlawan harus menjadi energi dan semangat baru dalam megisi kemerdekaan. Selaku ASN yang tergabung dalam Korpri harus mewujudkan semangat pembangunan khususnya di Lombok Barat.

Sementara dari sisi pembangunan kesehatan, Letkol. Czi. Djoko selaku Inspektur Upacara menyebut sejumlah para pahlawan di bidang kesehatan. “Selamat hari pahlawan ke 73, hari Korpri ke 47 dan hari kesehatan ke 54,” sebutnya.

Sebagai akhir dari kegiatan apel, dilanjutkan dengan pemberian bingkisan kepada 3 orang veteran asal Lobar. Mereka adalah H. Margono, Sutrisno dan Tohri. (Humas Lobar)

PUPUK JIWA KEPEMIMPINAN, SISWA SMP SE-LOMBOK BARAT IKUTI KEMAH PENGUATAN KARAKTER

Giri Menang, Sabtu 10 November 2018 – Jiwa kepemimpinan harus ditumbuhkan, dipupuk, dan dikembangkan sejak dini. Jiwa kepemimpinan akan mudah diasah bila seseorang memiliki karakter yang kuat.

Hal itu diungkapan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid saat membuka Kemah Penguatan Karakter bagi siswa SMP se-Kabupaten Lombok Barat (Lobar) Tahun 2018 di Hutan Wisata Suranadi, Kec. Narmada, Jum’at (9/11).

Kegiatan yang ditandai dengan dengan pemotongan pita api unggun ini digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar ini sesuai dengan salah satu program pokok nawacita yakni pembentukan karakter bangsa.

“Salah satunya adalah pembentukan karakter untuk anak-anak kita, siswa-siswi kita yang menjadi harapan bagi kita semua untuk bisa membawa bangsa dan negara ini, daerah ini lebih maju dan lebih sejahtera lagi,” kata bupati.

“Karakter sebuah pola tindakan dan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter sehingga harus mampu memilah mana hal baik dan buruk. Tentu, harapannya mereka semakin pandai dalam bersosialisasi, pemberani dan mudah bergaul dengan orang lain di sekitarnya,” tambahnya.

Fauzan berharap para peserta nantinya dapat menularkan pengetahuan yang didapat kepada siswa lain.

“Pengaruhi mereka menjadi orang baik, pengaruhi mereka menjadi orang yang sadar akan bahaya narkoba, pengaruhi mereka dengan cara berpikir mereka, cara bertindak mereka,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikbud Lobar Hendrayadi menjelaskan Kemah Penguatan Karakter ini dilaksanakan selama tiga hari dan diisi dengan berbagai materi tentang pembentukan karakter, penanggulangan narkoba, penanggulangan HIV AIDS dan lain-lain.

“Dengan diadakannya kegiatan semacam ini bisa memupuk silaturrahim untuk siswa kita. Saling mengenal dengan siswa yang lain, tidak hanya mengenal diri sendiri di sekolah masing-masing, tetapi para siswa juga dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai ajang berlatih, menggali ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya,” terangnya.

Hendra berharap dengan kegiatan ini bisa menguatkan karakter seluruh siswa sekaligus mengikat seluruh siswa dalam satu ikatan untuk memajukan Kabupaten Lombok Barat.

Ditempat yang sama, Wulan salah satu peserta kemah mengakui tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang harus dikuasai oleh seorang pelajar, tapi juga penguatan karakter yang kuat untuk melangkah kedepan.

“Pendidikan yang baik tidak hanya terlepas dari peran tenaga pendidik, tetapi juga peran serta masyarakat dan warga di lingkungan sekolah. Selain itu, semua pihak juga harus turut mendukung dan ikut mempengaruhi pembentukan karakteristik siswa yang baik,” ungkapnya.

Kegiatan ini sendiri diikuti 100 peserta dari seluruh SMP se-Lobar dengan diwakili oleh pengurus OSIS masing-masing dan diikuti oleh 15 guru selaku pendamping sekaligus selaku peserta. (andy/humas)

DINAS SOSIAL LOMBOK BARAT LATIH TAGANA MUDA

Giri Menang, Jum’at 9 November 2018 – Sebanyak Tiga Puluh Taruna Siaga Bencana (Tagana) Muda nampak serius menempa fisik di Pantai Kerandangan Senggigi Batulayar Lombok Barat (Lobar) Jum’at (9/11).

Dari baris berbaris sampai proses rescue (penyelamatan) mereka lakukan sebagai latihan buat mereka terjun saat terjadi bencana. Mereka dilatih oleh beberapa instruktur, di antaranya dari Palang Merah Indonesia, staff Dinas Sosial Lobar, bahkan juga melibatkan Badan SAR Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Mereka juga mendapat kegiatan mentorial dari anggota Tagana senior.

Para Tagana Muda tersebut dilatih selama empat hari. Dua hari di kelas dan Dua hari lapangan.

Pelatihan teoritik mereka dapatkan di Hotel Montana Senggigi dari tanggal 7-8 November dengan materi kebijakan pengurangan resiko bencana, teknik penyelamatan di darat dan laut, teknik pertolongan pertama,dan materi layanan psiko sosial.

Berikutnya, mereka memperoleh pelatihan lapangan yang dipusatkan di Pantai Kerandangan Senggigi dari hari ini (Jum’at, 9/11) sampai penutupannya esok hari (Sabtu, 10/11).

Pada pelatihan lapangan, mereka dilatih mengelola dapur umum, pembuatan shelter, memberikan layanan psiko sosial, dan water rescue.

Salah seorang instruktur yang juga staff di Dinas Sosial Lobar, Mulyadi memastikan bahwa tiga puluh orang tersebut akan semakin memperkuat personalia Tagana di Lobar.

“Saat ini kita sudah memiliki 55 orang Tagana terlatih Se-Kab. Lobar. Dengan pelatihan mencapai 32 jam pelatihan, tiga puluh orang ini insya Allah siap untuk ikut membantu,” terang Mulyadi.

Untuk tahun ini, tambah Mulyadi, perekrutan Tagana dikonsentrasikan hanya dari empat kecamatan yang minim personil namun rawan bencana. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Narmada, Lingsar, Gunung Sari, dan Batulayar.

“Kemarin pun mereka sudah kita aktifkan sebagai relawan. Kita kan terkena kewajiban verifikasi sasaran penerima Jadup (Jaminan Hidup, red) untuk warga yang kena gempa,” terang Mulyadi.

Bagi Mulyadi, sejak awal para Tagana Muda tersebut telah teruji inisiatif dan motivasinya dalam membantu pihak Dinas Sosial.

“Tapi terus kita pantau dan evaluasi. Ke depannya, mereka akan dijenjangkan sesuai klasifikasi peran, fungsi, dan tugas serta kluster. Yang harus mereka fahami adalah tiga gugus tugas, yaitu perlindungan, pengungsian, dan logistik,” kata Mulyadi menjelaskan.

Tagana ini memiliki posisi sangat penting saat terjadi bencana. Imbalan atas jasa mereka sayangnya terbilang sangat kecil. Mereka hanya bisa memperoleh uang lelah dari APBD Lobar sebesar Rp. 300 ribu/bulan/orang serta tambahan dari APBN sebesar Rp. 250 ribu/orang/bulan.

“Tapi mereka masih bisa memperoleh uang pengerahan sebesar Rp. 100 ribu/orang/hari saat ditugaskan ketika ada bencana,” pungkas Mulyadi.

Oleh karena mereka berasal dari warga biasa, para Tagana ini berperan besar dalam mitigasi bencana dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi resiko bencana.

Salah seorang Tagana yang terbilang senior di Lobar, Farhan menuturkan peran mereka kala bencana terjadi.

“Kami ini relawan yang siap dipanggil kapan saja. Sering kita bertemu dengan teman lainnya, langsung di lokasi kejadian. Kita sudah tahu tugas masing-masing,” ujarnya.

Tagana yang terlibat sejak tahun 2009 itu mengaku banyak hal membahagiakan yang ingin ia tularkan kepada para yuniornya.

“Di samping memperbanyak teman dan sahabat, ada kebahagiaan tersendiri ketika kita bisa membantu sesama yang dalam kesusahan,” pungkas Farhan. (Humas Lobar)

KADES SE-LOMBOK BARAT IKUTI BURSA INOVASI DESA 2018

Giri Menang, Rabu 7 November 2018 – Seratusan Kepala Desa se-Lombok Barat dan aparaturnya menghadiri Bursa Inovasi Desa Kabupaten Lombok Barat 2018, Rabu (7/11). Dalam forum tersebut para kepala desa melakukan proses belajar dan berdiskusi untuk mereplikasi inovasi yang sesuai dengan potensi desanya masing-masing.

Salah satu Kepala Desa yakni Sukadin yang merupakan Kepala Desa Kuranji Dalang mengakui kegiatan Bursa Inovasi Desa sangat luar biasa dan dapat menjadi inovasi untuk membangun desa.

“Ini menjadi tolak ukur kita untuk peningkatan kualitas pembangunan di desa. Dengan kita berinovasi dan berkreasi untuk desa ke depan kita punya target, misalnya seperti desa kami di Desa Kuranji Dalang untuk mengembangkan ekowisata dengan potensi desa memiliki kesenian dan budayanya yang luar biasa,” ungkapnya.

Bursa Inovasi Desa (BID) sendiri merupakan program dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia sebagai sarana untuk memberikan solusi bagi Pemerintah Desa (Pedes) memecahkan masalah dan rencana pembangunan yang ada di desa.

Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kab. Lombok Barat (Lobar) kegiatan ini digelar selama satu hari di di Gor Mini Gerung.

Kepala Dinas PMD Lobar L. Edy Sadikin menjelaskan, kegiatan ini menjual kreasi dan inovasi yang sudah dilakukan oleh desa yang ada di Indonesia untuk bisa dicontoh desa-desa yang ada di wilayah Lombok Barat sesuai potensi yang ada di masing-masing desa.

“Terlebih saat ini adanya alokasi dana desa (ADD) bisa memicu desa untuk berinovasi sehingga tujuan dari Pemdes itu sendiri bisa dirasakan masyarakat,” kata saat membuka kegiatan.

“Dari kegiatan ini para Kades bakal menerima petunjuk terkait inovasi apa saja yang bisa dilakukan di desanya masing masing. Di antaranya beberapa poin menu bursa inovasi yang bisa dilakukan meliputi bidang infrastruktur, kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal dan bidang pengembangan sumber daya manusia. Harapan kita melalui Bursa Inovasi Desa, apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan kepala desa yang sudah berhasil melalui tiga bursa inovasi itu bisa kita lakukan di wilayah kita terutama yang bernilai produktif sehingga bisa menghasilkan kemajuan untuk desanya masing-masing,” tambahnya.

Sementara itu mewakili Bupati, Asisten III Setda Lobar H. Fathurrahim menyampaiakn apresiasinya dan menyambut baik adannya kegiatan tersebut. Menurutnya, sudah saatnya Pemdes bisa berdikari, berkreasi dan berinovasi yang tujuannya untuk desa itu sendiri.

“Dengan diadakan Bursa Inovasi Desa hari ini tentu mulai sekarang kepala desa kita harus punya mindset dan punya pemikiran untuk mampu membaca potensi-potensi yang ada di desa, sehingga bisa memunculkan hal yang baru di desa sebagai inovasi,” katanya.

Ia menambahkan, Kepala desa merupakan Leader dan yang akan memberikan warna di desa. Untuk itu, kepala desa bisa benar-benar memilah apa yang bakal dilakukan untuk memajukan serta membangun desanya supaya lebih baik lagi.

“Manfaatkan semua potensi yang ada yang telah dikelola di desa dengan baik sehingga desa maju mandiri. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri akan terus mensupport kemajuan Pemerintah Desa,” tegasnya. (andy/humas)

Hasil SKD Seleksi CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018

Seleksi Kompetensi Dasar Penerimaan CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018 telah selesai dilaksanakan, SKD yang dilaksanakan di Grand Imperial Balroom Jl. Panji Tilar Ampenan sejak tanggal 1 November 2018 sampai dengan tanggal 4 November 2018 dibagi menjadi 16 sesi. Proses SKD yang yang difasilitasi oleh UPT Kanreg X BKN diikuti oleh 7.355 peserta dengan tingkat kehadiran peserta  sebesar 97,82% atau sekitar 7.195 orang peserta, peserta yang tidak hadir sebanyak 160 orang.

Dari empat hari pelaksanaan tersebut dihasilkan sebanyak 87 orang yang bisa memenuhi Passing Grade (Ambang Batas Kelulusan), yaitu dari Formasi K2 sebanyak 5 orang, Formasi Penyandang Disabilitas sebanyak 1 orang dan dari Formasi Umum sebanyak 81 orang.

Berikut ini Hasil Seleksi Kompetensi Dasar per sesi :

Kamis/1-11-2018 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
Jum’at/2-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4
Sabtu/3-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5
Minggu/4-11-2018 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3

Sumber : http://bkdpsdm.lombokbaratkab.go.id/berita-hasil-skd-seleksi-cpnsd-kabupaten-lombok-barat-tahun-2018.html

 

Ralat Berita “Hasil SKD Seleksi CPNSD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2018”

AMANKAN SENGGIGI, PEMKAB LOMBOK BARAT ANTISIPASI BANJIR

Menghadapi musim hujan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sangat menaruh perhatian atas dampak hujan berlebihan di kawasan wisata Pantai Senggigi.

Beberapa titik di kawasan ini hampir selalu menjadi langganan banjir sehingga mengganggu aktivitas pariwisata. Padahal, kawasan ini adalah salah satu primadona kunjungan bagi para wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, Pemkab Lobar mengajak pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB dan Balai Wilayah Jalan (BWJ) NTB untuk ikut memperhatikan hal tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lobar, I Made Arthadana menegaskan semua pihak bersama masyarakat harusnya peduli dengan bergotong royong melakukan pembersihan saluran air.

“Gotong royong atau bersih-bersih saluran air adalah program jangka pendek dari pengendalian banjir di kawasan ini,” sebut Made.

Namun secara luas, gotong royong dan pembersihan itu harus dilanjutkan dengan penanganan yang lebih baku. Untuk itu tambah Made, pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan dan pengendalian wilayah Senggigi yang dibaginya dalam 6 spot.

Di awali dari kali Meninting sampai dengan Gerbang kawasan ia nyatakan sebagsi spot 1. Spot 2 berlanjut sampai area Hotel Jayakarta yang setiap tahunnya mengalami genangan cukup parah. Berikutnya berlanjut ke spot 3 di Makam Batulayar, dan spot 4 di Pura Batu Bolong. Spot berikutnya berlanjut ke arah Hollyday Inn dan spot terakhir berada di kawasan Hollyday Inn dan sekitarnya.

Dari enam spot yang direncanakan itu, ada dua titik spot yang menjadi sasaran utama, karena merupakan langganan banjir rutin bila musim penghujan tiba. Spot tersebut adalah spot 2 dan 5.

Menurut Made, dua spot itu (kawasan Meninting dan Hotel Jayakarta, serta Pura Batu Bolong ke Senggigi, red) merupakan inti dari pengendalian banjir.

Made meminta Pemda dan institusi teknis tersebut (BWS dan BWJ, red) berjibaku dalam mengendalikan banjir tahun ini.

Secara khusus, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta agar dua spot tersebut diprioritaskan dalam penanganan.

“Terutama soal drainase di bahu jalan dan yang ada di area Senggigi,” pinta Fauzan.

Menurut Fauzan, seluruh area itu harus dikerjakan bersama-sama berdasarkan kewenangan masing-masing, yaitu Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten.

“Dengan mengantisipasi banjir itu, kita ingin membangkitkan pariwisata yang sempat sepi akibat gempa kemaren,” pungkas Fauzan.

Persoalan tersebut dibahas secara bersama di Ruang Rapat Dinas PUPR Lobar, Selasa (6/11). Hadir pada pembahasan itu Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Kepala Dinas PUPR I Made Arthadana dan jajarannya dan diikuti juga oleh perwakilan BWS dan BWJ Wilayah NTB.

RIBUAN POKMAS DI LOMBOK BARAT SIAP BANGUN RUMAHNYA

Giri Menang, Senin 5 November 2018 – Dalam rangka mempercepat kesiapan tahap rehab/rekon untuk pembangunan rumah rusak berat di Lombok Barat (Lobar), Bupati Lobar H. Fauzan Khalid meminta Tim Teknis Daerah segera memfasilitasi pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) kepada para warga yang rumahnya rusak.

“Bentuk saja Pokmas sesuai data verifikasi. Pokmas tidak boleh menunggu, nanti kita lagi yang disalahkan,” ujar Fauzan saat makan bersama dengan puluhan anggota Tim Teknis yang direkrut oleh Kementerian PUPR di Aula Kantor Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lobar di Gerung, Senin (5/11).

Fauzan pun tidak menampik dengan lambannya pembangunan rumah berbasis Rumah Instan Sehat Sederhana (Risha) karena terbatasnya penyedia panel atau aplikator.

Ia lalu menuturkan jalannya rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Gubernur NTB hari kemaren, Ahad (4/11).

“Pak Wapres meminta agar bulan Maret ini selesai, tapi kemampuan panel terbatas,” tutur Fauzan menyebutkan bahwa Wapres meminta bisa dibangun 400 unit rumah setiap hari.

Walau pesimis, Fauzan tetap mengarahkan agar jajarannya di Tim Teknis Daerah bisa menyiapkan segala hal yang diperlukan, terutama pengorganisasian masyarakat melalui Pokmas.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perkim yang sekaligus sebagai Ketua Koordinator Tim Teknis Daerah, Lalu Ratnawi mengaku pihaknya sudah memfasilitasi pembentukan lebih dari 1.500 pokmas.

“Saat ini data rill kita baru 599 pokmas. kita belum rekap pokmas yang sudah kita bentuk 500-an lebih di Gunung Sari dan 500-an lainnya yang tersebar di banyak kecamatan lainnya,” aku Ratnawi.

Menurut catatannya, 599 pokmas tersebut mengakomodir 6.066 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat. Saat ini, tambahnya, sebanyak 124,67 milyar lebih sudah ada di rekening pokmas yang sebagian besarnya sudah dibelanjakan untuk membangun rumah.

Sampai dengan minggu lalu menurut Ratnawi, paling sedikit 59 rumah sedang dalam masa pembangunan.

“Target kita, akhir bulan ini sudah bisa serah terima kunci,” kata Ratnawi penuh optimis.

Kendala utama yang ditemukannya di lapangan adalah lambannya ketersediaan panel untuk Risha. Untuk itu, ia berharap 17 aplikator penyedia panel saat ini bisa bertambah lagi.

Selain masalah panel, ia pun mengeluhkan sikap warga pemilik rumah yang ia temukan di beberapa dusun yang malah pasif dan tidak membantu.

“Untuk gali pondasi (rumah milik mereka sendiri) saja, mereka seperti ogah-ogahan. Mereka malah menonton sambil minum kopi. Untung ada rekan-rekan TNI yang membantu,” keluh Ratnawi sambil tersenyum.

Ia meyakinkan, bila semua pokmas bergotong royong, akan mempercepat proses pembangunan rumah anggota pokmas itu sendiri.

“Kecuali mungkin janda dan lansia, mereka wajar hanya berpangku tangan,” tuturnya.

Untuk Kabupaten Lombok Barat, dari 72.222 rumah rusak, terdapat 13.942 rumah yang rusak berat dan menjadi prioritas untuk dikerjakan. Sampai dengan saat ini, 124.670.000.000 anggaran dari APBN sudah masuk ke rekening dan menjadi hak masyarakat untuk membiayai kerusakan rumahnya akibat bencana gempa bumi beberapa waktu yang lalu.

FAUZAN DORONG PERCEPAT PEMBANGUNAN RUMAH

Giri Menang, Senin 5 November 2018 – Imbas kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Mataram kemarin (Ahad, 4/11) membuat Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid ikut bergegas. Fauzan merasa gerah juga dengan sinyalemen bahwa Lobar dianggap lamban dalam pembangunan rumah bagi para warga yang terdampak bencana gempa bumi.

“Harus segera diproses. Pembentukan Pokmas (Kelompok Masyarakat, red) tidak boleh menunggu. Percepat tidak usah menunggu panel. Nanti kita lagi yang disalahkan,” ujar Fauzan saat bertemu dengan puluhan tenaga teknis rekrutan Kemeterian PUPR di Ruang Rapat Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Lobar, Senin (5/11).

Fauzan menyindir pihak-pihak yang menyatakan siap untuk menuntaskan pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dengan segera.

Seperti dikabarkan beberapa media, Wakil Presiden Jusuf Kalla mendesak agar pembangunan Risha bisa tuntas Bulan Maret 2019 nanti.

“Di depan Wapres, baik Kadin maupun BNPB bilang siap, nyatanya? (tidak, red),” terang Fauzan.

Kondisi di lapangan, menurut Fauzan, belum siap untuk bisa mempercepat pembangunan Risha.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perkim Lobar H. Lalu Winengan mengatakan lambannya pengerjaan tersebut karena minimnya aplikator atau penyedia panel Risha.

“Mereka hari ini, baru rencana untuk bisa memproduksi 75 unit/ hari. Nyatanya (hari ini, red) 20 unit saja belum bisa,” rungut Winengan.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kuswara dari Litbang Kementerian PUPR.

“Kapasitas produksi panel sangat terbatas. Sekarang baru ada 17 aplikator atau 17 titik workshop dengan kemampuan produksi paling banyak untuk 6 unit,” ujar Kuswara.

17 aplikator penyedia panel Risha itu tersebar di seluruh Provinsi NTB. Ia lalu membandingkan lebih dari 72 ribu rumah rusak berat SE-NTB yang harus dilayani oleh 17 aplikator itu.

Kuswara pun pesimis target yang ditetapkan Wakil Presiden bisa terpenuhi.

“Kita harus kerja sangat-sangat keras untuk bisa memenuhi target tersebut,” aku Kuswara.

Banyak kendala yang ia temukan sehingga produksi panel Risha sangat lamban. Menurutnya, di samping karena minim sumber daya manusia (SDM), bahan baku yang terbatas, alat produksi yang rusak, Kuswara juga menegaskan faktor hujan menjadi kendala lain untuk menpercepat produksi panel.

Untuk itu pihaknya mendorong agar aplikator-aplikator lokal bisa membantu produksi panel untuk Risha tersebut.

“Tidak ada kualifikasi khusus. Yang penting mau berinvestasi untuk alat cetak, bahan baku, dan penyediaan SDM. Kita siap melatih untuk membuatnya,” harap Kuswara.

Selain mendorong aplikator lokal, Kuswara juga berharap agar masyarakat bisa menggunakan rumah konvensional anti gempa asal sesuai dengan juklak-juknisnya.

Kuswara memastikan struktur rumah konvensional harus anti gempa di mana teknis utamanya ada pada dimensi pembetonan.

“Kalau mengandalkan Risha dengan produksi yang lamban, target (bulan Maret, red) untuk Risha tidak akan terpenuhi,” pungkas Kuswara menyampaikan nada pesimisnya.

1 255 256 257 258 259 429