KE PENGUNGSIAN, FAUZAN TEMUI KORBAN PATAH TULANG

Giri Menang, 20 Agustus 2018 – Pasca gempa 6,9 Skala Richter yang kembali mengguncang Pulau Lombok dengan epicentrum sekitar Kabupaten Lombok Timur, Ahad Malam (19/08) lalu, Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid segera melakukan pengecekan ke beberapa tempat.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar, H. M. Nadjib, Pos Komando Utama Tanggap Darurat Kab. Lobar di Aula Kantor Camat Lingsar, Senin (20/08), belum memperoleh data riil terhadap efek yang ditimbulkan gempa tersebut.

“Ada kecenderungan berubah. Rumah yang rusak sedang bisa jadi rusak berat karena gempa semalam,” tutur Nadjib sambil menyebutkan adanya satu orang meninggal di Kecamatan Kuripan yang belum diverifikasi pihaknya.

Sampai dengan hari ini, Posko mencatat 45 orang dinyatakan meninggal dunia sejak posko itu dioperasikan.

Dengan adanya gempa semalam, warga terdampak semakin membesar menjadi 267.566 orang. Sebanyak 220.747 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian di Lobar.

Kerusakan rumahpun semakin besar menjadi 56.828 rumah yang terklasifikasikan menjadi rusak berat menjadi 22.506, rusak sedang 14.854 rumah, dan rusak ringan sebanyak 19.468.

“Jumlah itu mungkin bertambah karena gempa semalam,” ujar Nadjib.

Bupati Lobar seusai mengunjungi Posko langsung meluncur ke 4 titik pengungsian di Kecamatan Batulayar.

Di Posko 2 Dusun Orong-Orong Desa Batulayar, Fauzan melakukan pengawasan langsung terhadap pembangunan WC Komunal.

WC tersebut bisa dimanfaatkan oleh 272 Kepala Keluarga yang mendiami puluhan tenda yang dibangun secara swadaya. Saat Fauzan, di Pos tersebut sedang dilakukan pembagian bantuan logistik.

“Kami membagi secara merata untuk menghindari saling cenburu,” tutur Ahmad Thahir, Ketua Remaja dusun yang dipercaya menjadi ketua pos oleh masyarakat setempat.

Kepala Desa Batulayar, H. M. Taufik mengaku di desanya terdapat 17 titik pengungsian. Seluruh bantuan yang ada dibagikan secara merata ke seluruh titik sesuai dengan besar kecilnya jumlah pengungsi.

Mengakhiri kunjungannya, Fauzan menyambangi pos pengungsian di Dusun Teloke Lauq. Rata-rata rumah di dusun ini mengalami kerusakan sehingga pemiliknya lebih memilih tinggal di pengungsian.

Di pos pengungsian itu, Fauzan sempat menemui seorang warga yang mengalami patah kaki tertimpa reruntuhan.

Warga tersebut bernama Sajirin (38) yang tinggal di pengungsian bersama anak istrinya. Kakinya mengalami patah, namun ia menolak untuk dioperasi ortopedis.

Kepada Fauzan, Sajirin hanya meminta dibantu tongkat atau alat bantu untuk ia bisa berjalan lagi.

Usai menemui Sajirin, Fauzan pun menemui Asrun (70). Kakek ini pun mengalami sakit parah namun harus tinggal di pengungsian. Ia menderita kanker yang cukup akut.

BAZNAS INISIASI PASAR DARURAT

Giri Menang, Minggu 19 Agustus 2018 – Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Baznas) Pusat berinisiatif untuk segera memulihkan roda perekonomian di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Lombok Barat (Lobar).

Tepatnya di wilayah Kecamatan Gunung Sari, Baznas membangun 100 los untuk pasar darurat yang akan menampung para pedagang korban gempa.

Pasar Gunung Sari yang semula menjadi tempat mereka berjualan mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa yang bertubi-tubi menghantam Pulau Lombok sejak tanggal 29 Juli lalu. Puncaknya akibat gempa 7,0 Skala Richter tanggal 5 Agustus 2018 membuat bangunan lantai dua dan los besar yang menampung paling sedikit 550 orang pedagang sudah tidak direkomendasikan untuk dipergunakan kembali. Strukrur bangunannya sudah sangat membahayakan.

Direktur Micro Finance Baznas Pusat, Noor Aziz menjelaskan, “Masyarakat akan cepat mandiri. Kalau efek kemandirian ekonominya cepat bangkit, maka semua sektor akan bangkit juga nantinya,” papar Aziz menjelaskan alasan dipilihnya pasar darurat.

Ia bersama timnya menyiapkan anggaran paling sedikit 70 juta guna membangun pasar darurat yang berisikan 100 los yang diberikan secara cuma-cuma kepada para pedagang.

“Ini murni dari Baznas Pusat,” tambah Aziz yang juga merencanakan akan menyediakan pelayanan micro finance (simpan pinjam, red) guna mengantisipasi maraknya rentener pasca gempa.

Terkait dengan besarnya jumlah pedagang dan minimnya los yang disiapkan, Kepala Pasar Gunung Sari Taufiq memiliki kiat.

“Hanya pedagang yang rumahnya hancur dan berjualan sembako yang diutamakan,” ujar Taufiq menyebut peruntukan pasar dari Baznas.

Sedangkan sisanya, Taufiq mempersilahkan para pedagang membangun sendiri dengan tata letak persis sama dengan kondisi sebelumnya.

“Yang kemarin di depan, sekarang pun dapat bagian di depan,” pungkas Taufiq.

Ia bersyukur Baznas memulai pembangunan pasar darurat. Namun ia pun khawatir lahan yang tersedia tidak cukup untuk seluruh pedagang. Untuk itu, ia berharap lahan untuk pasar bisa diperluas lagi dengan memanfaatkan area sekitar yang dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam palawija.

FAUZAN AMBIL BANTUAN DARI PANGKALAN AURI

Giri Menang, Sabtu 18 Agustus 2018 – Pangkalan Angkatan Udara Republik Indonesia (Lanud) Rembiga Mataram pagi tadi (18/08) mendapat kunjungan dari Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid.

Bupati yang memenangkan Pilkada 27 Juni 2018 itu berkunjung untuk menemui secara langsung Komandan Pangkalan, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo.

Kunjungan Fauzan dilakukannya dalam rangka meminta bantuan partisipasi AURI untuk meringankan beban warga Lobar yang terkena bencana gempa bumi 7,0 Skala Richter.

Seperti diketahui, Lobar pun merasakan dampak yang cukup parah. Setidaknya sampai berita ini dimuat, Pos Komando Tanggap Darurat di Aula Kantor Camat Lingsar telah merilis 44 orang meninggal dunia, 959 luka-luka, dan 220.904 mengungsi

Kerugian materil akibat gempa tersebut ditaksir mencapai lebih dari 265 milyar yang meliputi kerusakan yang menimpa 54.497 rumah dan 979 fasilitas umum.

Melihat besarnya jumlah pengungsi yang terpencar di banyak tempat, Fauzan Khalid meminta bantuan agar AURI bisa membantu.

Kedatangan Fauzan disambut hangat oleh Danlanud Rembiga, Kolonel (Pnb) Budi Handoyo yang langsung mengajak Fauzan meninjau langsung gudang milik AURI.

“Ternyata banyak logistik yang dibutuhkan masyarakat di sini,” komentar Fauzan gembira.

Ia pun kemudian tanpa sungkan meminta sebagian dari logistik itu untuk diberikan kepada para pengungsi di wilayahnya.

“Apa saja yang bapak Bupati dan masyarakat Lobar butuhkan, langsung hubungi saya, tinggal ambil,” ujar Budi dengan ramah dan bersahabat.

Namun sebagai bentuk pertanggung jawabannya kepada para donatur, Budi meminta agar Fauzan memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lobar bersurat kepadanya.

Fauzan tanpa menunggu langsung mengiyakan permintaan itu. Saat itupun, Fauzan diperkenankan oleh Budi untuk membawa barang-barang yang dibutuhkan warganya seperti logistik, terpal, selimut, dan tikar.

Update Data Korban Terdampak Gempa Lobar Setiap Hari Alami Perubahan

Lingsar, Diskominfo –  Secara umum pendataan terdampak gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang terjadi Minggu (5/8/2018) malam lalu hingga Sabtu (18/8/2018) sore pukul 19.00 Wita menunjukkan pergerakan jumlah korban meninggal dunia, luka berat, luka ringan, luka sedang, jumlah pengungsi maupun sarana prasarana umum, pendidikan, kesehatan yang terdampak gempa.

Rekafitulasi data korban dan kerusakan lainnya akibat gempa bui yang terjadi di Lombok Barat beberapa waktu lalu menyebutkan, korban terdampak gempa sebanyak 267.723 jiwa, jumlah korban meninggal dunia sebanyak 45 jiwa, luka-luka sebanyak 959 jiwa, pengungsi sebanyak 220.747 jiwa. Rumah rusak sebanyak 56.828 unit.

Rumah rusak terdiri dari rumah rusak berat sebanyak 22.506 unit, rumah rusak sedang 14.854 unit dan rumah rusak ringan sebanyak 19.468 unit. Sementara itu untuk fasilitas peribadatan sebanyak 461 unit, fasilitas kesehatan 50 unit, fasilitas pendidikan 175 unit, jembatan 7 buah dan kios 294 unit kios.

Kepala BPBD Kabupaten Lombok Barat HM. Najib ditemui Sabtu (18/8/2018) di Posko Tanggap darurat Bencana (TDB) Lobar di Kantor Camat Lingsar mencatat data yang ter update setiap hari merupakan data sementara yang sifatnya fluktuatif dan sewaktu-waktu bisa berubah. Karena hingga saat ini sampai seminggu ke depan, tim masih terus melakukan pendataan di lapangan dimana setiap hari tim diharuskan melaporkan perkembangan yang terjadi terutaa kaitannya denganjumlah korban terdampak gempa maupun rumah rusak yang ada di titik lokasi gempa.

Menurut Najib, Pemerintah Daerah saat ini bekerjasama dengan anggota tim penanggulangan bencana Lombok Barat yang sudah terbentuk juga akan tetap melakukan evaluasi setiap harinya untuk menyepakati kebutuhan-kebutuhan mendesakyang diperlukan pengungsi terdampak agar segera didistribusikan secepatnya.

“Bahkan kita sudah mengusulkan kebutuhan-kebutuhan emergency yang diperlukan ke Gubernur NTB melalui Kalaksa BPBD NTB. Jadi Kalaksan BPBD NTB meminta kita juga untuk menginventarisir kebutuhan-kebutuahan para krban terdampak gempa untuk segera kita mendapatkan logistik cadangan dari provinsi bila perlu dari pemerintah pusat,” tukas Najib.

Najib juga memperjelas upaya yang dilakukan Bupati Lombok Baat H. Fauzan Khalid untuk membangun Rumah Hunian Sementara (RHS) bagi para pengungsi yang dilengkapi dengan sarana prasarana memadai khususnya untuk kebutuhan sanitasi dan air bersih. (her/rasidibragi/MC Lobar)

Pemda Lobar Rancang Rumah Hunian Sementara Korban Terdampak Gempa

Lingsar-Rapat evaluasi harian pacsa gempa M 7,0 yang terjadi Minggu (5/8) malam lalu dilakukan di Pos Komando Tanggap Darurat Bencana (TDB) kantor Camat Lingsar, Sabtu (18/8/2018. Rapat tersebut dihadiri langsung Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dodik Gusnandi, Direktur Penilaian Kerusakan BNPB Tety Saragih, Kalaksa BPBD NTB HM. Rum, Kalaksa BPBD Lobar HM Najib, Kepala Dinas PUPR Lobar Made Arthadana.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menegaskan, bahwa kebutuhan mendesak yang diperlukan oleh para pengungsi saat ini seperti air minum, terpal,  selimut agar segera bisa didistribusikan ke lokasi sasaran. Kebutuhan-kebuhan mendasar dan mendesak lainnya bisa diusulkan ke Pemerintah Provinsi NTB melalui Kalaksa BPBD NTB untuk disiapkan melalui bantuan cadangan. “Untuk itu kepada Kalasa BPBD Lobar agar segera menyusun rencana kebutuhan yang diperlukan bagi para pengungsi terdampak gempa  khususnya yang ada di Lombk Barat.

Bupati juga mengutarakan rencana Pemda Lombok Barat untuk merancang sekaligus membuatkan Rumah Hunian Sementara (RHS) bagi para pengungsi yang ditempatkan di satu lokasi atau titik terjadinya gempa yang nantinya akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya terutama sanitasi seperti penyediaan air bersih, MCKdan lainnya. “Untuk itu kami minta kepada Dinas PUPR untuk membuat formula rancang bangunan RHS yang memenuhi standar kelayakan untuk ditempati,” pinta Bupati.

Terhadap berbagai usulan tersebut baik  dari BNPB Pusat dan BPBD NTB menyarankan kepada pemerintah Kabupaten/Kota termasuk Lombok Barat untuk mengajukan surat permohonan kebutuhan di lapangan yang masih perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi. “Pemerintah pusat juga siap akan membantu, jika nantinya kebutuhan cadangan  di tingkat provinsi maupun kabupaten kota sudah tidak ada,” kata Sekretaris Utama BNPB Dodik Kusnandi.

Sementara itu Direktur Penilaian Kerusakan BNPB Tety Saragih mempertegas soal upaya pendaaan atau verifikasi rumah rusak berat terdampak gempa yang menjadi prioritas utama percepatan rekonstruksi sebagaimana diarahkan Presiden RI Joko Widodo.

Namun persoalannya menurut Tety dalam rentang waktu yang sangat limit yakni seminggu ke depan sebelum masa tanggap darurat berakhir 25 Agustus 2018, tenaga vervikator yang ditugaskan untuk mendata dan memperivikasi rumah rusak berat harus bekerja ekstra keras. Pasalnya dari 54 ribu lebih  rumah yang rusak di Lombok Barat setidaknya harus diperifikasi rata-rata 10 ribuan rumah per hari.

“Satu orang verifikator harus menyelesaikan tahapan perivikasinya sebanyak 30 unit rumah rusak dalam sehari.  Idealnya seperti itu dengan tenaga verifikator saat ini khususnya di Lombok Barat sebanyak 340 orang harus bekerja cepat untuk menuntaskan kerja pendataan rumah rusak berat ini dalam waktu yang sangat mepet,” jelasnya.

Masyarakat Lombok Barat Kuat Hadapi Bencana

Gerung, Diskominfo – Momentum Hari Kemdedekaan Republik Indonesia bagi Kabupaten Lombok Barat yang sebagian warganya mengalami musibah gempa bumi dimaknai sebagai perjuangan dan tahan uji. Masyarakat Lombok Barat sangat kuat menghadapi bencana. Demikian diungkapkan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid ketika ditanya wartawan seusai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari  Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia di Bencingan Agung Kantor Bupati tersebut, Jumat (17/8/2018).

Momentum hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini menjadikan masyarakat lebih tanah uji dalam mengisi kemerdekaan yang dicita-citakan para pejuang kemerdekaan. 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia telah menunjukan kemajuan diberbagai bidang pembangunan termasuk di Kabuapten Lombok Barat. Walaupun Lombok Barat dilanda bencana gempa bumi yang meluluhlantahkan rumah-rumah warganya, namun warga masyarakat lombok barat tetap kuat menghadapinya.

“mudah-mudahan lebih dewasa, lebih bisa maju lagi, lebih bisa menjaga persatuan dan kesatuan untuk bersama bergerak. konteknya pada saat sekarang kita ditimpa gempa, saya kira bangsa Indonesia terbukti kuat, kuat menghadapi bencana ini untuk kembali bangkit menyongsong masa depan yang lebih cerah.” ungkapnya.

Fauzan Khalid berharap kepada masyarakat yang tertimpa musibah gempa bumi dengan momontum Hari Kemerdekaan RI ke 73 Tahun 2018 ini berupaya bangkit kembali bersama pemerintah mengisi kemerdekaan dengan lebih baik.

Ditempat yang sama Ketua DPRD Lombok Barat Imam Kafali juga memaknai hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 Tahun 2018 ini penuh cobaan dan ujian. Karenanya pelaksanaan peringatan HUT Kemerdekaan dilaksanakan dengan sederhana tidak sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Saat ini lebih pemerintah fokus untuk menangani korban bencana gempa bumi yang melanda masyarakat Lombok Barat.

“dilakukan sedehrana, tidak ada lomba-lomba dan kegiatan menyemarakkan lainnya, walaupun sebelumnya telah diprogramkan.” Ungkapnya.

Imam Kafali berjanji tahun tahun mendatang akan menyemarakkan Hari Kemderdekaan dengan lebih baik, lebih banyak kegiatan yang meningkatkan semangat untuk mengisi kemerdekaan. Lebih-lebih akan berlangsungnya Pemilihan Umum Presiden-Wakil Presiden dan Pemilihan Umum Legislatif. Diskominfo/rasidibragi

Upacara Hut Ri Tetap Hidmat Ditengah Bencana Gempa Bumi Melanda Lombok Barat

Gerung, Diskominfo – Upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 tanggal 17 Agustus 2018 di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat berjalan hidmat walau Kabuapten Lombok Barat sedang dilanda gempa bumi 7,0 SR dan 6,2 SR beberapa waktu lalu.  Pelaksanaan upacara sejak sejak ditekannya tombol sirene sebagai peringatan detik detik peringatan HUT RI ke 73 hingga pengibaran bendera merah putih berjalan sebagaimana yang direncanakan. Seluruh peserta upacara mengikuti setiap rangkaian acara diikuti dengan hidmat, rapi dan teratur sehingga acara berjalan lancar.

Pengamatan di lapangan menggarbarkan peringatan HUT RI tahun ini dilaksanakan dengan sederhana namun penuh dengan rasa dan makna perjuangan kemerdekaan Republik Indonesai. Inspektur upacara yaitu Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid memberikan perintah dengan lantang terhadap petugas-petugas upacara.

Demikian juga Ketua DPRD Lombok Barat H. Imam Kafali  yang mengucapkan teks Proklamasi Kemerdekaan dibacakan dengan lantang.

“Proklamasi, kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia,” demikian kutipan teks proklamasi yang dibacakann Imam Kafali.

Inspektur upacara ketika mengheningkan cipta diucapkan dengan penuh haru diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan hidmad dan menundukkan kepala sembari berdoa untuk mengenang para pahlawan proklamasi kemerdekaan.

“untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa, mengheningkan cipta mulai,” Ucap Fauzan Khalid.

Sementara yang tidak kalah memukau adalah penampilan dari Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih atau yang dikenal dengan nama Paskibra. Sejak pasukan tersebut melangkahkan kakinya dengan gegap gempita telah menarik perhatian peserta upacara. Terlebih ketika membuat formasi barisan berbentuk angka 73 sebagai tanda peringatan HUT RI ke 73.  Anggota Paskibra melaksanakan kegiatannya dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan standar dan pedoman yang diberikan.

Ketika bendera dikibarkan yang diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, seluruh peserta upacara baik yang dilapangan maupun di balkon Bencingan Agung Kantor Bupati Lombok Barat mengangkat tangannya, pertanda memberikan pengharomatan kepada bendera sang merah putih.

Seluruh rangkaian upacara HUT Kemerdekaan RI ke 73 di Kabupaten Lombok Barat telah selesai dengan hidmad dan semarak. Meninggalkan makna perjuangan terlebih lagi saat sebagian masyarakat Kabupaten Lombok Barat menderita rumahnya runtuh, rubuh, rata dengan tanah. Tidak kurang dari 54.497 rumah rusak, 979 unit fasilitas umum rusak, 959 luka-luka, 45 orang meninggal dunia dan 220.904 orang mengungsi akibat gempa itu. Kominfo/rasidibragi

PANGDAM TURUNKAN 3 PLETON BERSIHKAN PUING

Giri Menang, Sabtu 18 Agustus 2018 – Panglima Kodam IX Udayana, Mayjen TNI Beny Susianto, S.IK didampingi oleh Asisten teritorial Kolonel Kadek Subawa dan Asisten Operasional Kolonel Yana mendadak berkunjung ke Dusun Dasan Geria Selatan, Desa Dasan Geria Kecamatan Lingsar Lombok Barat (Lobar), Sabtu (18/8).

Beny berkunjung untuk menyaksikan langsung kerusakan di dusun yang berpenduduk lebih dari 580 jiwa.

Bila disaksikan dari jalan raya, dusun ini nampak tidak banyak mengalami kerusakan. Namun ketika Beny bersama anak buahnya diajak masuk kampung, Beny pun terperangah. Nampak banyak rumah hancur tidak berbentuk. 151 rumah rusak berat, sisanya rusak sedang.

Dengan didampingi Camat Lingsar Rusditah dan Mayor R. Sugondo dari Dandim 1606 Lobar, Beny menemui warga yang sudah mulai membersihkan puing-puing rumahnya.

“Kita akan bantu dengan menurunkan 3 pleton untuk membantu warga,” ungkap Beny.

Tiga pleton yang dimaksud adalah satu pleton dari Marinir, satu pleton dari Brimob Detasemen A Polri yang bermarkas di Bima, dan satu pleton perbantuan dari Satuan 615 Divisi 2 Komando Strategis AD (Kostrad) Malang.

Sambil menyaksikan warga yang bergotong royong, Beny meminta agar rumah-rumah tersebut segera didata dan diverifikasi tingkat kerusakannya.

“TNI tidak bisa bekerja maksimal sehingga masyrakat harus bekerja sama dengan TNI. TNI akan membantu melakukan perusakan dan pembersihan,” janji Beny menjelaskan bahwa pemerintah pasti membantu warga sesuai prosedur.

Desa Dasan Geria ini terdampak cukup parah. Khususnya dua dusun, yaitu Dusun Dasan Geria Selatan dan Dusun Murpeji. Secara keseluruhan rumah di Desa Dasan Geria, rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 844 rumah.

Kepala Desa Dasan Geria, M. Nawa Kumtaresa menyambut baik uluran tangan TNI.

“Kita sudah siap lahan untuk membuang material bangunan. Semoga proses pembersihan ini bisa cepat,” pungkas Nawa yang mentargetkan proses bisa berlangsung selama seminggu. (HUMAS LOBAR)

LOBAR OPTIMIS BISA TUNTASKAN VERIFIKASI KERUSAKAN

Giri Menang, 18 Agustus 2018 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) optimis mencapai target dalam memverifikasi rumah-rumah warga yang terkena imbas bencana gempa bumi 7,0 Skala Richter yang terjadi beberapa waktu lalu.

Melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) I Made Arthadana, Pemkab Lobar memastikan sedang melakukan verifikasi secara marathon terhadap seluruh rumah warga yang rusak, termasuk bangunan sekolah, kantor, dan fasilitas kesehatan.

“Kita sudah memverifikasi 1.237 rumah per hari Jum’at (17/08) kemaren. Nanti malam pun lebih dari 900 an rumah sudah tuntas dinilai karena tuntas diverifikasi,” ujar Made sesaat setelah mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi di Posko Utama Tanggap Darurat Bencana di Aula Kantor Camat Lingsar, Sabtu (18/08).

Pemkab Lobar sendiri ditargetkan harus memverifikasi 2000 rumah rusak sampai dengan tanggal 22 Agustus 2018.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Penilaian Kerusakan BNPB, Etty Saragih,

“Bila perlu targetnya ditambah, sebanyak 5000 rumah,” ujar Etty tegas.

BNPB melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB telah merekrut tenaga verifikator sebanyak lebih dari 200-an orang dari berbagai latar belakang ilmu. Made Arthadana memastikan 147 orang dari mereka memenuhi kualifikasi keahlian bangunan.

“Kalau per orang (verifikator, red) bisa memverifikasi 30 rumah per hari, maka target tersebut bisa dicapai,” ujar Etty.

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Made mengaku hal tersebut bisa dilakukan secara bersama-sama oleh pihaknya juga. Namun melihat besarnya jumlah rumah yang harus diverifikasi, Made meminta tambahan waktu dari masa tanggap darurat yang akan berakhir 25 Agustus nanti.

“Kita bisa total memverifikasi bila alokasi waktunya sekitar 25 hari kerja dari tanggal ditetapkan,” ujar Made sambil mengusulkan agar pihak BPBD bisa mengajukan permohonan tambahan waktu.

Sesuai data dari Posko Utama, paling tidak 54.479 rumah rusak dengan kualifikasi 21.237 rusak berat, 14.547 rusak sedang, dan 18.713 rusak ringan.

Made Arthadana memastikan bahwa 678 rumah rusak berat yang telah diverifikasi dan telah menerima kucuran dana dari Pemerintah sebesar Rp. 50 juta/rumah di rekening masing-masing pemilik rumah.
Pencairannya memiliki prosedur tersendiri. Pemilik bisa mencairkan hanya apabila telah direkomendasikan oleh Kepala Daerah.

Sisanya yang 88 rusak sedang dan 471 rusak ringan dalam proses pencetakan rekening oleh bank yang ditunjuk.

“Kita pasti akan terus menambah sampai lebih dari target yang ditetapkan,” pungkas Made optimis.

Kehadiran Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi di Lobar adalah untuk memastikan pendataan rumah rusak segera dilakukan. Ia memastikan data itu untuk disampaikan oleh pihaknya saat Presiden Joko Widodo datang kembali ke Lombok untuk melaunching 10.000 rumah sederhana yang akan dibangun untuk para warga terdampak bencana gempa.

Dody bersama rombongan ditemui oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, Kepala Pelaksana BPBD Lobar H. M. Nadjib, dan Kepala Dinas PU-PR Lobar I Made Arthadana.

NARMADA SULIT BUANG MATERIAL GEMPA

Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Kerusakan akibat gempa yang melanda tanggal 5 dan 9 Agustus 2018 lalu menyisakan banyaknya bangunan yang rusak.

Tercatat menurut data terbaru Pos Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) per hari ini (17/8), sebanyak 54.497 rumah rusak dengan kategori rusak berat 21.237 unit, rusak sedang sebanyak 14.547 unit, dan rusak ringan 18.713 unit.

Besarnya tingkat kerusakan terutama untuk rusak berat dan sedang, akhir-akhir ini menjadi materi pokok perencanaan oleh Pos Utama untuk segera dibersihkan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Lobar ditugaskan membantu Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) untuk menyediakan alat berat yang akan dipergunakan untuk membersihkan puing-puing bangunan tersebut.

Untuk itu, dalam Rapat Evaluasi (15/8) kemarin, Sekretaris Daerah Lobar selaku Kepala BPBD Lobar, H. Moh. Taufiq mengarahkan untuk segera mendapatkan lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi area pembuangan material afkiran rumah-rumah yang hancur itu.

“Segera buat perencanaan lokasi sehingga alat berat bila sudah siap bisa langsung dikerahkan. Sesudah itu kita langsung pada tahap penyiapan Hunian Sementara (Huntara),” ujar Taufiq kepada seluruh Koordinator Wilayah di 4 kecamatan terdampak gempa.

Sehari setelah rapat tersebut, Pos Utama mencatat satu kecamatan yang kesulitan menemukan lahan tersebut.

“Kecamatan Narmada kesulitan mendapatkan tempat pembuangan puing-puing,” ujar Koordinator Tanggap Darurat wilayah Kecamatan Narmada, H. Isnanto Karyawan.

Pria yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris DPRD Lobar mengaku sudah menghubungi seluruh Kepala Desa se Kecamatan itu untuk mencari area yang dimaksud.

Mendengar hal itu, Taufiq tetap ingin mempercepat pembersihan puing-puing dengan mendahulukan kecamatan yang telah siap lahan.

Untuk diketahui, jumlah rumah rusak berat di Kecamatan Narmada sebanyak 1.793 dan rusak sedang sebanyak 3.026.

Kerusakan rumah terbanyak justru terjadi di Kecamatan Gunung Sari, yaitu sebanyak 10.893 rumah rusak berat, 2.366 rusak sedang, dan 2.437 rumah rusak ringan.

Sampai dengan hari ini (17/08) Pos Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kab. Lobar mencatat 44 orang meninggal dunia, 258 orang luka berat, dan 701 orang mengalami luka ringan.

Sejak rilis terakhirnya (15/8), Pos Utama memperbaharui data dengan adanya tambahan korban jiwa. Mereka rata-rata terdata setelah diverifikasi oleh pos wilayah yang memastikan mereka meninggal akibat gempa.

Empat nama terakhir yang terlaporkan adalah Qadariyah dari Desa Jati Sela Gunung Sari, Made Raditya dari Desa Golong Narmada, Muhammad Juni dari Desa Suka Makmur Gerung, dan Rinaseh dari Desa Sigerongan Lingsar. Mereka menambah jumlah korban jiwa dari 40 menjadi 44 orang hanya dalam kurun waktu 2 hari.

Banyak pihak mulai khawatir dengan kondisi pengungsian yang semakin mengkhawatirkan. Terutama dengan mulainya turun hujan dan suhu yang semakin dingin di malam hari.

Hal ini harus menjadi perhatian Pemkab Lobar, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada 220.904 orang pengungsi yang terpencar di seluruh kantong pengungsian. Jangan sampai ada jatuh korban jiwa lagi justru karena minimnya pelayanan kesehatan bagi para pengungsi.

1 256 257 258 259 260 422