Komisi A dan B DPRD Kabupaten Lampung Selatan (KLS), Senin (18/2) pagi tadi melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Rombongan dengan kapasitas 30 orang itu, tiba di Lobar sekitar pukul 10.00. Mereka diterima langsung oleh Asisten I Pemkab.Lobar, H.MS.Udin di Aula Utama kantor Bupati di Giri Menang.
Ketua rombongan, Siti Farida saat memberikan paparan menjelaskan, tujuan dari kunker ini, tiada lain untuk berbagi rasa di bidang pariwisata. Karena mereka mendapatkan informasi bahwa, di kabupaten Lobar, pembangunan di bidang pariwisata merupakan sektor yang cukup diandalkan. Di sektor ini, pemkab Lobar mampu meraup pendapatan. Dengan demikian, daerah KLS yang memiliki topografi yang hampir mirip dengan Lobar itu, terinspirasi untuk mengunjungi Lobar. “Kami dapat informasi bahwa, di Lobar ini penduduknya 92 persen Muslim, namun mampu membangun pariwisata yang cukup potensial”, jelas ketua DPRD KLS dari Partai Demokrat ini.
Diharapkan Siti Farida, pada saat nanti, pemkab Lobar bisa memberikan informasi aktual terkait pembangunan pariwisata. Dan sudah tentu, informasi dan kiat-kiat khusus tersebut akan diadopsi, kemudian diterapkan di KLS. “Kami seluruh rombongan sangat mengharapkan informasi, kiat-kiat apa yang diterapkan” harap wanita berjilbab itu.
Di tempat yang sama, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, H.MS. Udin memaparkan, memang ada kiat-kiat yang diterapkan terkait pengembangan destinasi wisata di Lobar. Awalnya, dengan menekan emosional masyarakat. Mereka para pemimpin masyarakat diajak berdiskusi, musyawarah bersama para Kyai, tuan guru yang ada. Titik tekan yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut adalah, memberikan pemahaman terhadap keberadaan hotel, destinasi wisata serta para turis yang datang. Karena sesungguhnya menurut MS.Udin, awalnya, pertemuan ini ada yang pro dan kontra. Namun secara pelan dan pasti, pemkab Lobar melakukan kiat lain. Setiap perhelatan akbar terkait dengan penyelenggaraan kerohanian, maka para tamu yang nota bene alim ulama, diinapkan di salah satu hotel berbintang. “Jadi, mereka tahu, hotel itu seperti apa dan bule itu seperti apa” jelas Udian.
Lebih lanjut dipaparkan mantan dosen di salah satu perguruan tinggi Muslim di Mataram itu, di Lobar memang telah ada radius pengalokasian para turis. Salah satunya adalah di Gili Nanggu, dan triple gili di KLU. Dengan memberikan radius dan wilayah bagi turis asing, maka masalah pariwisata di Lobar bisa diterima masyarakat, termasuk menata sarana akomodasi, konsumsi serta kebutuhan lainnya.
Pertemuan yang berdurasi sekitar satu jam itu, kemudian dilanjutkan dengan barter cenderamata kedua kabupaten. Sebagai akhir dari pertemuan tersebut, Siti Farida dan seluruh keluarga besar Komisi A dasn B KLS akan siap menungu jika pemkab Lobar berkesempatan melakukan kumnker ke wilayah KLS. “Silahkan, kami sudah siap menunggu kapanpun” demikian Siti Farida (L.Pangkat Ali)