Giri Menang, 25 November 2017 – Dengan lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok guru sepakat untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru bersatu membentuk satu-satunya organisasi profesi guru, untuk kemudian membangun kekuatan bersama antar anggota agar kuat dan berwibawa mengawal mutu pendidikan dan memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan.
Hal itu disampaikan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid saat memimpin upacara bendera peringatan Hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-72 di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Sabtu (25/11). Upacara bendera sendiri diikuti ratusan guru, pelajar se-Lombok Barat dan jajaran Kepala SKPD Lombok Barat.
Peringatan hari PGRI tahun ini mengambil tema membangkitkan kesadaran kolektif guru dalam meningkatkan disiplin dan etis kerja untuk penguatan pendidikan karakter.
Dikatakan bupati, meski saat ini ada upaya mendorong kembali situasi seperti sebelum lahirnya PGRI, namun ia optimis PGRI akan tetap kokoh menjaga persatuan dan kesatuan guru Republik Indonesia.
“Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah bahwa Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 telah menetapkan hari lahir PGRI pada tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN),” tegasnya.
Hal tersebut diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Baginya, penetapan ini bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan sebuah pengakuan bahwa sejarah perjuangan PGRI merupakan perjuangan sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru, lanjutnya.
Tidak lupa, dalam kesempatan itu atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, bupati mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas penetapan guru sebagai profesi sehingga kesejahteraan dan kualitas guru mendapat perhatian yang baik. (alok/humas)