Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony memastikan jika Festival Senggigi 2014 berlangsung dari tanggal 24-27 September di Pantai Kerandangan senggigi. Festival tahunan ini bekerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, ASITA NTB, Dewan Kesenian dan Kebudayaan Lombok Barat yang didalamnya terdapat sejumlah Sanggar seni di 10 Kecamatan se-Lobar.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati saat digelarnya jumpa pers Festival Senggigi, senin (22/9) di Ruang Rapat Umar Maye, kantor Bupati Giri Menang, Gerung. Lebih dari 15 media cetak/elektronik hadir saat itu. Dipandu Kadis. Pariwisata Lombok Barat, Drs. Gde renjana, MBA dan budayawan Lombok Barat, Drs. HL. Anggawa Nuraksi.
Menurut Bupati, terselenggaranya Festival Senggigi sebagaimana tanggal tersebut diatas, barus bisa dilakukan sebulan kemudian dari jadwal semula 24 Agustus 2014. Hal ini mengingat banyaknya kesibukan Pemda terkait dengan agenda-agenda nasional yang perlu disukseskan termasuk Pileg, Pilpres, Hari Kemerdekaan RI dan sebagainya. “Kecuali itu diundurnya pelaksanaan Festival Senggigi, agar panitia juga bisa jauh lebih mempersiapkan diri sematang-matangnya agar kegiatan dapat terlaksana sebagaimana hajat bersama membangun pariwisata dan budaya Lombok Barat. Selain itu Festival senggigi bisa mewujudkan visi, misi dan tujuan lainnya tidak saja aspek apresiasi budaya, namun merupakan rangkaian atau kegiatan terintegrasi antara pariwisata, seni dan budaya di Lombok Barat,” tegas Bupati.
Thema Festival senggigi tahun ini yakni, “Harmoni Budayaku, Lestari Alamku Untukmu Lombok Baratku”. Bupati menegaskan, dengan berbagai bentuk kesenian dan tampilan budaya yang dimiliki Lombok Barat merupakan satu bentuk reformasi atau perubahan dalam pengembangan budaya, tanpa harus mengurangi keaslian dan kemurnian budaya itu sendiri. Disamping itu hajat lainnya masyarakat pelestari budaya diajak untuk lebih peduli dan mencintai lingkungannya. Bupati memberi contoh, bagaimana keterpanggilan masyarakat yang berbudaya untuk melestarikan lingkungan, tata karma, disiplin dan lain sebagainya. “Inilah yang kita ingin gali dalam diskusi-diskusi/seminar dalam Festival Senggigi nanti,” tandas Bupati.
Pada Festival Senggigi tersebut juga ditampilkan pameran kerajinan rakyat, kuliner rakyat, panggung gembira dan lainnya. Selain hal-hal yang bersifat atraktif juga dihajatkan agar ada nuansa edukatif bagaimana suatu budaya atau seni itu lahir dan kita jaga, pertahankan keluhuran dan kelestariannya. Pada festival kali ini juga Pemkab. Lobar memberikan apreasiasi khusus atas kepesertaan kabupaten/kota lainnya se-NTB, termasuk peserta dari Bali, Yogjakarta dan Kalimantan.
Bupati mengaku bangga, jika Festival Senggigi ini tahun depannya akan dijadikan sebagai even nasional, setelah melalui berbagai kajian dan penilaian dari Kementerian Pariwisata. Kementerian memberi penilaian khusus, jika setiap penyelenggaraan Festival Senggigi selalau terjadi peningkatan minat dari wisawatan untuk lebih banyak menyaksikan pagelaran Festival Senggigi ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
HL Anggawa, budayawan Lombok, Walifair Lombok Barat yang dipercaya sebagai sutradara tari kolosal Festival Senggigi tersebut menjelaskan, jika saatnya nanti ia akan menampilkan tari kolosal yang menggambarkan romantisnya Pantai selatan Lombok Barat di Sekotong dengan alamnya yang sejuk, airnya yang bersih, bening seakan bisa bercermin. Angin laut bertiup semilir sepoi basa. Dan pantai ini sangatlah cocok bagi muda-mudi yang tengah menjalin asmara dan wisatawanpun yang menghendaki suasana sepi, menenangkan pantas untuk berwisata ke tempat ini. Judul tari kolosal tersebut yakni “Teruna Semalam Di Pantai Sekotong”. (her)