Giri Menang – Hari pertama Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadis Dikbud), Ispan Junaidi, M.Ed., melakukan kunjungan memantau beberapa sekolah yang melaksanakan UN. Bila Wakil Bupati (Wabup), Fauzan Khalid, M.Si., memantau SMPN 1 Gunungsari, bupati memantau SMPN 1 Gerung, SMPN 5 Gerung, SMPN 4 Gerung dan SMPN 1 Narmada.

Pada sekolah terakhir yang disebutkan tersebut, Bupati Zaini diterima Kepala Sekolah (Kasek) SMPN 1Narmada, Badri, S.Pd., dan beberapa orang guru, yang selanjutnya meninjau beberapa bangunan sekolah.

“SMP ini adalah SMP terbesar dan terbanyak muridnya di Lombok Barat,” ujar Ispan. Dalam pembicaraan sambil jalan memantau SMPN 1 Narmada tersebut, bergantian Kadis Ispan dan Kasek Badri menyampaikan tentang SMPN 1 Narmada.

“Jumlah total siswa 1439 orang,” kata Badri. Jumlah rombongan belajar (rombel) 42 namun sekolah hanya memiliki 33 lokal sehingga 9 rombel masuk siang.

Disampaikan, jumlah peserta ujian 485 orang terdiri dari 22 kelas untuk SMPN 1 Narmada dan 2 kelas titipan dari SMP Muhammadiyah dan MTs Al-Kamal NW Tebupiling Narmada.

“Semua ikut ujian kecuali satu pelajar dari SMP Muhammadiyah karena meninggal dunia,” kata Badri.

Ruslan Nedi, seorang wartawan dan sekaligus salah seorang guru SMPN 1 Narmada menyampaikan kepada bupati bahwa SMPN 1 Narmada dibuka tahun 1959. Terkait dengan perpustakaan yang ada di lantai dua, Ruslan berharap agar dipindah ke lantai bawah saja karena terbukti telah menurunkan kunjungan perpustakaan dari para siswa/i SMPN 1 Narmada.

Butuh Tambahan Lahan

Dalam pembicaraan santai, singkat namun penting tersebut, terungkap juga bahwa SMPN 1 Narmada masih kekurangan lahan untuk menambah gedung lokal. Ada tanah kosong di utara sekolah sekitar 4.700 m2 namun pemiliknya tidak mau menjualnya hanya mau bila ditukar dengan tanah yang lain. Bupati Zaini dalam hal ini, meminta Kadis Ispan dana Camat Narmada, Abdul Manan, untuk mencarikan tanah Pemda yang kira-kira bisa menjadi penukar tanah tersebut.

Untuk sementara, Badri berencana untuk membatasi siswa/i yang masuk sehingga bisa masuk pagi semua. (Muhammad Busyairi-Humas)