Giri Menang, Selasa 21 Agustus 2018 – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla menyempatkan diri mengunjungi Camp pengungsian Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Selasa (21/8).
JK didampingi oleh Menteri PU-Pera, Menteri Sosial, dan Mendiknas RI. Bertolak langsung dari Bandara Internasional Lombok, JK langsung menyaksikan kondisi para pengungsi yang terdampak akibat gempa hebat tanggal 5 Agustus lalu.
JK meminta agar status bencana ini tidak diperdebatkan lagi walau kuat usulan agar pemerintah bersedia menjadikannya sebagai bencana nasional.
“Pemerintah masih kuat untuk menangani para korban,” ujar JK di hadapan para pengungsi.
Ia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir atas perhatian pemerintah.
“Bagi rumahnya yang rusak, pasti dibantu,” tambah JK dengan menyebut Rp. 50 juta untuk rusak berat, Rp. 25 juta untuk rusak sedang, dan Rp. 10 juta untuk rusak ringan.
Ia mewanti-wanti agar anggaran tersebut hanya dipergunakan untuk membangun rumah yang anti gempa.
“Rumah itu sudah teruji dengan gempa yang 8 skala richter,” pungkas JK.
Ketua Tim Ekonomi Wapres, Sofyan Wanandi di kesempatan yang sama menjamin bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam memulihkan kondisi di Pulau Lombok.
Mantan Aktivis 66 itu memastikan seluruh bahan baku pembangunan rumah sederhana anti gempa itu dijamin tersedia sehingga mempercepat pembangunan.
“BUMN dan pihak swasta kita minta untuk turun membantu,” pungkas Sofyan Wanandi.
Dalam kesempatan itu, JK didampingi juga oleh Gubernur NTB H. Zainul Madjdi dan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.
JK pun menyerahkan bantuan secara simbolis kepada masyarakat NTB yang diterimakan kepada Gubernur NTB.
Bantuan tersebut khusus untuk daerah yang terdampak gempa berupa 13 unit Dapur Umum Mobile dan santuan kematian ahli waris korban meninggal dunia akibat gempa.
Sampai dengan saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis angka sebelum terjadinya gempa ke 3 yang berkekuatan 6,9 Skala Richter pada tanggal 19 Agustus lalu.
Menurut catatan BNPB, gempa yang terjadi dua kali sebelumnya (29/08 dan 5/08) telah menelan korban paling sedikit 514 jiwa meninggal dunia, 1.054 orang luka-luka, 71.740 unit rumah rusak, dan 431.416 jiwa pengungsi serta dengan taksiran kerugian mencapai lebih dari 7,5 trilyun.
Catatan tersebut dikhawatirkan akan semakin bertambah mengingat dampak gempa terakhir juga menimpa Pulau Sumbawa.
Di Kabupaten Lobar (Lobar) sendiri, menurut catatan Posko Utama Kab. Lobar per jam 12.00 hari ini, korban gempa telah mencapai 45 orang meninggal dunia, 959 orang luka-luka, 220.747 orang mengungsi, dan 56.828 rumah rusak. Kerugian material ditaksir mencapai Rp. 896.851.000.000.