Sosialisasi ini dihadiri oleh Ketua TP PKK Lombok Barat Hj. Khaeratun Fauzan Khalid, Perwakilan UNICEF NTB Fajri Misrianthi, Kepala Dinas P2KBP3A Ramdhan Hariyanto, diikuti TP – PKK Secara virtual oleh TP-PKK Kecamatan se Lombok Barat dan Nutrition Officer UNICEF Perwakilan NT/NTB Ha’i Raga Lawa.
Ketua TP-PKK Lombok Barat Hj. Khaeratun Fauzan Khalid dalam materinya menyampaikan bahwa stunting adalah ketidak seimbangan antara umur dengan berat badan dan tinggi badan atau dengan kata lain ketidak seimbangan tumbuh kembang anak.
“Stunting dapat dikenali secara mandiri oleh orang tua dengan menggunakan pita LiLA (Lingkar Lengan Atas atau melalui Puskesmas-Puskesmas yang ada di Lombok Barat.” Jelasnya.
Menurut Hj. Khaeratun persentase stunting untuk Kabupaten Lombok Barat secara keseluruhan sebesar 22, 31%, dengan rincian Kecamatan Sekotong adalah 23,25 %, Kecamatan Lembar 28,33%, Kecamatan Gerung 24,093%, Kecamatan Labuapi 20,42%, Kecamatan Kediri 21,89%, Kecamatan Kuripan 25,38%, Kecamatan Narmada 24,85%, Kecamatan Lingsar 19,17%, Kecamatan Gunung Sari 19,97%, dan Kecamatan Batu Layar 22,54%.
“Persentase stunting di Lombok Barat telah menurun, untuk kecamatan-kecamatan dengan jumlah stunting tinggi akan diberikan perhatian lebih.” Ungkapnya.
Untuk mencegah terjadinya stunting diperlukan adanya pemahaman oleh masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat mulai dari hamil, bayi dan balita, dan remaja-remaja perempuan yang nantinya akan melahirkan generasi muda selanjutnya.
“Saya berharap untuk ibu ketua TP PKK Kecamatan untuk terus memantau melalui posyandu-posyandu yang ada di desa-desa serta terus mensosialiasikan pola asuh masyarakat agar stunting atau gizi buruk dapat segera diatasi.” Harapnya.
Sedangkan Nutrition Officer UNICEF Perwakilan NT/NTB. Ha’I Raga Lawa sebagai pemateri kedua secara virtual menyampaikan bahwa Proses terjadinya stunting pada anak tidaklah secara tiba-tiba melainkan prosesnya sejak masih dalam kandungan atau baru lahir telah terlihat tanda-tanda terjadinya stunting.
beberapa jenis kurang gizi diantaranya yaitu Wasting (gizi kurang dan gizi buruk), stunting (pendek dan sangat pendek) dan Underweight (berat badan kurang).
“Balita dengan kekurangan gizi akut tiga kali lebih beri
Menurut Ha’I Raga Lawa, screening yang baik bagi anak-anak yang kurang gizi dengan menggunakan pita LiLA karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi akan tetapi pita LiLA tidak dapat digunakan untuk anak di bawah enam bulan.
Indikator pada pita LiLA menunjukkan tingkat gizi pada anak-anak yaitu merah menandakan bahwa anak tersebut mengalami kurang gizi akut parah, jika indikator warna menunjukkan warna jingga, anak sedang mengalami kurang gizi akut sedang, warna kuning menunjukkan bahwa anak tersebut beresiko mengalami kurang gizi akut dan harus dibawa ke rumah sakit agar dapat dilakukan pencegahan, dan yang terakhir jika warna hijau menunjukkan bahwa gizi anak tersebut mencukupi.
“Saat ini tersedia juga layanan informasi gizi melalui aplikasi Whatsapp atau yang biasa dikenal dengan chatbot melalui nomor 0811-500-9000 dan menggunakan keyword GIZI.” Jelasnya. (Diskominfotik/Dhea/Fiyan)