Giri Menang – Puluhan santri/santriwati, guru maupun pengurus pondok pesantren di Lombok Barat (Lobar) mengikuti pembinaan yang berlangsung di Aula Utama Kantor Bupati Lobar. Kegiatan yang dipanitia Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Lobar ini berlangsung dua hari yaitu Senin-Selasa, 10-11 November 2014.
HL. Fadilah selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan ponpes ini melibatkan tidak kurang dari 70 ponpes yang ada di 10 kecamatan di Lobar. Hari pertama (Senin) diikuti oleh ponpes-ponpes yang ada di wilayah utara yaitu di Kecamatan Batulayar, Gunungsari, Narmada, Lingsar dan Labuapi. Hari kedua (Selasa) diikuti oeh ponpes-ponpes yang ada di wilayah selatan yaitu Kecamatan Kuripan, Kediri, Gerung, Lembar dan Sekotong.
“Materi hari ini (Selasa) akan disampaikan oeh Drs. H. Mahrum, MM, Kepala Bagian Kesra Lombok Barat,” ujar HL. Fadilah.
Drs. H. Mahrum, MM., saat menyampaikan materi mengatakan ponpes memiliki peran yang besar dalam kehidupan bangsa.
“Di dunia ini hanya ada dua profesi yaitu profesi guru dan profesi lain-lain, gurulah yang menciptakan profesi lain-lain itu,” ujar H. Mahrum. Oleh karena itu, katanya, ponpes memiliki tugas dan tangung jawab besar dalam membangun bangsa guna menciptakan profesi lain-lain.
Dikatakan Mahrum, today is yesterday dan yesterday is today yaitu bahwa apa-apa yang diraih hari ini merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan 10 atau 20 tahun yang lalu dan apa yang dilakukan hari ini baru bisa dirasakan dan bisa dilihat hasilnya 10 atau 20 tahun mendatang.
“Kita cukup prihatin bahwa hanya 14% saja warga Lombok Barat yang menjadi aparat pemerintah di Lombok Barat,” tutur Mahrum. Sehingga, katanya, acara pembinaan maupun pertemuan yang dilakukan penting agar ponpes-ponpes betul-betul bisa beradaptasi mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
“Apalagi satu setengah bulan lagi, 2015, kita akan memasuki AFTA (ASEAN Free Trade Area) atau MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), kalau tidak dipersiapkan kita hanya akan menjadi penonton di kampung halaman sendiri,” kata mantan Kabid Dikdas Dikbud Lobar ini.
Dikatakan H. Mahrum, Ponpes merupakan tempat pendidikan yang paling ideal. Karena, menurutnya, Ponpes mendasarkan pendidikan utamanya pada ilmu pengetahuan agama baru kemudian ilmu pengetahuan umum lainnya.
“Pondasi utama pendidikan adalah agama baru kemudian mengisi otak dengan ilmu pengetahuan,” ujarnya. Hal ini penting, karena, di zaman sekarang ini, atas nama demokrasi agama sering diabaikan, maka muncul seks bebas, pasangan sejenis baik itu gay maupun lesbian, dan sebagainya. Di sinilah menurutnya, ajaran agama itu sangat penting.
Dilanjutkannya, guru amat menentukan dalam pendidikan bahkan menentukan kualitas muridnya.
“The quality of education is not more than the quality of teachers,” kata H. Mahrum mengutip ungkapan Bahasa Inggris.
Dalam pada itu, H. Mahrum juga mengajak untuk mencontoh kemajuan positif negara lain seperti kedisiplinan negara Korea Selatan dan majunya akses kemajuan masyarakat Jepang.
“Mengenai disiplin, Korea Selatan adalah negara yang paling baik disiplinnya, sementara Jepang merupakan negara yang setiap lima menit setelah sebuah penemuan baru ditemukan, masyarakat Jepang sudah bisa mengaksesnya, bisa mengeahuinya,” tutur H. Mahrum.
Seusai acara masing-masing perwakilan ponpes akan diberikan bantuan mushaf Gumi Patut Patuh Patju sebanyak 10 buah. (Muhammad Busyairi-Humas Lobar)