Giri Menang – Membuka Musyawarah Cabang (Muscab) Palang Merah Indonesia (PMI) ke-12 Kabupaten Lombok Barat (Lobar) di Lesehan Dini Gerimax Narmada Sabtu (22/3), Bupati Lobar, DR. H. Zaini Arony, berjanji untuk membangunkan gedung kantor permanen untuk PMI di wilayah Lobar. Hal ini karena kantor PMI sekarang yang di Mataram, seperti disampaikan, Drs. L. Fadlullah Mustafa, panitia Muscab PMI Lobar, berada di tanah yang tidak jelas kepemilikannya apakah tanah Lombok Barat atau Kota Mataram. Bupati Zaini tidak menjanjikan tahun ini (2014) karena sudah banyak rencana pembangunan tahun ini.
“Tagih saya kalau panjang umur tahun 2015 (untuk pembangunan gedung kantor permanen PMI di Lobar),” ujar Bupati meminta diingatkan kalau dia lupa membangun kantor PMI.
Diakui Bupati, kehadirannya dalam musyawarah cabang PMI adalah yang pertama kali secara formal. Bila pada masa kepengurusan Kusnandar Angrat (alm) dulu, Bupati lebih sering konsultasi personal dengan almarhum.
“Selamat kepada seluruh insan PMI Lobar yang hari ini melaksanakan pemilihan pengurus,” ujar Zaini. Ketua DPD Partai Golkar NTB ini berharap agar selain pengurus baru, PMI Lobar juga bisa menghasilkan program-program yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
PMI, dikatakan bupati, lahir secara resmi sebulan setelah proklamasi yaitu 17 September 1945. Namun, organisasi Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
PMI, kata Zaini, selalu menjadi garda terdepan bila ada bencana alam. “Kalau kita ingat PMI, kita ingat bencana alam, longsor, tsunami, karena PMI selalu terdepan yang utama memberi bantuan,” ujar Mantan Kadis Dikbud Prov. NTB ini.
Dikatakan bupati, dalam menjalankan tugasnya, PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.
Kemanusiaan yaitu PMI selalu terdepan dalam tindakan penyelamatan bahkan lebih dahulu daripada dinas sosial, dinas pendidikan, dsb. “Bagaimana kita tolong menolong, kasih sayang kita lakukan. PMI Lombok Barat selalu terdepan,” kata Bupati. Kesamaan, kata bupati, bermakna bahwa PMI dalam memberikan pertolongan, tidak mengenal suku, agama, golongan, dan sebagainya, namun diperlakukan sama.
“Kemanusiaan dan kesamaan menjadi prinsip yang harus dipegang,” kata Ketua Perbakin NTB ini.
Selanjutnya, Kesukarelaan yang berarti harus suka rela. Jangan bertanya “Mana upahnya?”, kata Bupati. Prinsip keempat adalah kemandirian yang berarti PMI harus mandiri sebagai pelaksana. Bukan dalam arti tidak perlu bantuan, tidak perlu bersinergi, tetapi PMI yang menjadi eksekutor dan inisiator.
Prinsip selanjutnya yang disebutkan bupati yaitu kesatuan. Ini bermakna, semua kita terpanggil untuk menanggulangi bencana. Bupati mencontohkan, dalam Tsunami Aceh tahun 2004, 49 negara turut membantu Aceh. Bahkan, kata bupati, ada satu provinsi yang mendirikan sekolah di Aceh sehingga sekolah itu dinamai dengan nama provinsi yang mendirikan sekolah itu.
Berikutnya, Kenetralan. Netral, kata bupati, terutama dalam politik. “Jangan sampai ada pengurus PMI yang jadi pengurus partai,” ujar bupati. Dikatakan bupati, bersikap politik itu boleh tapi tidak menggerakkan massa. Karean kalau diartikan netral tidak boleh bersikap politik, nanti PNS yang wajib netral malah tidak memilih alias golput.
Prinsip terakhir adalah Kesemestaan yang berarti menyeluruh. PMI tidak hanya membantu yang senegara tapi juga manusia di seluruh dunia.
“Bila ketujuh prinsip ini telah dilakukan oleh PMI, maka apa yang menjadi tujuan PMI akan tercapai,” kata Doktor Manajemen Pendidikan alumnus Universitas Negeri Jakarta ini.
Masih terkait dengan kegiatan PMI, Bupati Zaini menyampaikan dua amanat penting Keputusan Presiden No 25 Tahun 1950 yang merupakan landasan hukum berdirinya PMI bahwa PMI menjalankan kegiatan transfusi darah dan kebencanaan. Transfusi darah dimaksudkan untuk menyelenggarakan dan mengumpulkan darah dari para pendonor yang sangat bermanfaat menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa manusia. Begitu pula dalam bidang kebencanaan dimaksudkan bahwa PMI selalu hadir dalam setiap bencana alam dan harus tertangani dalam waktu 6 jam.
Untuk itu bupati berharap, agar PMI Kabupaten Lombok Barat terus melangkah maju bersinergi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan termasuk terlibat mengambil bagian dalam Hari Ulang Tahun Lobar ke-56 tanggal 17 April mendatang.
Di sela-sela sambutannya, bupati juga menyebutkan bahwa di Lombok Barat telah dibangun 198 km jalan, jauh melebihi target 100 km. “Hampir seluruh jalan utama termasuk poros desa sudah dihotmix,” kata bupati. Selain itu, pembangunan gedung kantor juga terus dilakukan. Bila sebelumnya 7 SKPD bergedung di luar Lombok Barat seperti BKD, Dinas PU, Dinas Pertambangan, Pol PP dan Dinas Perijinan, sekarang tinggal Dinas Perijinan saja yang masih berkantor di luar Lombok Barat (Mataram).
Sementara itu, ketua panitia, Drs.H.L.Fadlullah Mustafa dalam laporannya menyampaikan bahwa Musyawarah Cabang PMI dalam memilih pengurus dilakukan sekali dalam 5 tahun. Hal ini sesuai dengan pasal 36 ayat 2 dari AD/ART PMI. Dan Muscab kali ini adalah untuk memilih pengurus periode 2014-2019. Peserta Muscab yang hadir yaitu 10 orang pengurus ranting dari 10 kecamatan di Lobar, 1 orang relawan, 1 orang perwakilan dari pengurus PMI Lobar dan 1 orang perwakilan dari pengurus PMI Provinsi NTB.
Bupati menyampaikan, dalam memilih ketua hendaknya harus memenuhi syarat yaitu punya waktu, punya kemauan dan punya kemampuan. “Yaitu yang sudah tahu PMI, yang sudah berpengalaman,” kata bupati dengan member contoh salah satunya Pak Fadlullah.
Bupati juga mengatakan akan mendukung penuh kegiatan PMI selain dengan akan mendirikan gedung permanen. Tapi syaratnya harus merasa cukup dan berlapang dada. Karena kalau tidak, berapapun yang diberi kalau tidak merasa cukup pasti akan merasa kurang. Dalam poin ini, bupati menganalogikannya saat sering diminta member nasehat perkawinan.
“Kalau sudah menikah jangan lagi mencari yang ganteng atau yang cantik, karena kalau sudah menikah cantik atau ganteng itu cuma ada di angan-angan. Kecantikan dan kegantengan saat itu hanya ada di istri atau suami,” kata bupati yang pada intinya menekankan pada sikap puas dan bersyukur pada yang sudah ada.
Pada bagian akhir sambutannya, bupati menyampaikan kebanggaan kepada PMI Lobar. Karena PMI Lobar masuk kategori tipe B, di mana hal ini merupakan satu-satunya PMI di NTB yang capable sebagai Pembina unit donor darah PMI. Kebutuhan darah untuk NTB saat ini mencapai 1500 kantong dan kita masih kekurangan 200 kantong. Untuk Rumah Sakit Patut Patuh Patju baru mampu mengumpulkan 175 kantong darah. (liputan Muhammad Busyairi-Humas)