Giri Menang, Senin 13 Juli 2020. Bupati Lombok Barat, H.Fauzan Khalid meminta, pembinaan bagi Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil Mikro (UKM) di wilayahnya terus ditingkatkan. Karena dia beralasan, sejak sebelum gempa dan covid-19, pihaknya sudah konsen untuk memperhatikan IKM dan UKM.
Bahkan bupati dengan tegas berkomitmen, karena sudah menempatkan pariwisata sebagai core industri yang ada, maka diharapkan, 60-70 persen kebutuhan dari industri pariwisata, bisa diatasi oleh UKM dan produk lokal lainnya.
“Alhamdulillah ini kami sudah memulai dan memang sejak gempa. Menyusul sekarang Covid-19, cita-cita ini sedikit terhambat,” papar bupati melalui pertemuan yang digelar secara virtual di Ruang Rapat Jayengrana, Senin (13/7), dengan tema Government Rountable Series: Covid-19, New, Next, Post “NTB, Akselerasi Pemulihan Ekonomi”.
Pertemuan yang difasilitasi Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah ini, membahas seputar Akselerasi Pemulihan Ekonomi di NTB. Selain menghadirkan peserta vidcon dari pusat, peserta lainnya adalah, Wali Kota Mataram (H.Akhyar Abduh), Bupati Lombok Utara (H.Najmul Akhyar), Bupati Sumbawa Barat (H.W.Musyafrin), dan Kepala BI Perwakilan NTB. Mereka mewakili daerah masing masing dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Bupati Fauzan saat diberikan kesempatan memaparkan di antaranya kebutuhan telur, daging, sayur mayur, dan kebutuhan lain yang ada di hotel, merupakan hasil dari produk lokal, termasuk sandal dan kebutuhan lain di Hotel.
Tahun ini lanjutnya, sebenarnya sudah bergerak ke komuditas sayur. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan industri pariwisata. Namun bupati lebih berharap, IKM dan UKM ini bisa maju, harus diawali dari pemerintah daerah.
“Ini sudah kita jalankan. Kalau ada tamu, jangan harap ada sajian dan menu di luar hasil produk Kabupaten Lombok Barat, karena kita seperti mewajibkan itu,” kata bupati didampingi Sekda, Dr H.Baehaqi, Asisten I H. Agus Gunawan, Asisten III H. Mahyudin, Kepala BAPPEDA Rusditah dan Kepala BPKAD H.Fauzan Husniadi.
Hal lain yang disinggung bupati adalah produksi garam. Petani garam di Sekotong misalnya. Mereka tidak lagi teriak karena penjualan hasil produksi garam jalan di tempat. Hasil produksi garam sudah bisa dibeli oleh PDAM. Selain itu seluruh ASN di Lombok Barat menggunakan hasil produk garam khusus Lombok Barat.
“PDAM mengambil rata-rata lima belas ton garam dari petani garam Lombok Barat. Ini yang terus kita bina, namun kondisi fiskal kita pasca gempa, dan covid, cita-cita ini agak sedikit terhambat,” sesal bupati seraya ingin, hasil pertanian, perkebunan, peternakan agar ada nilai tambah yang didapat oleh petani.

Sumber : Humas Lobar