Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan menggelar Forest Tracking, pada 2 April 2014. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 7000-an orang. Mereka tidak hanya berasal dari NTB, tapi juga dari luar daerah dan mancanegara. Kepala Dinas Kehutanan Lobar H Lalu Syaiful Arifin di Giri Menang, kemarin nienyebutkan, sejumlah peserta dari 17 negara sudah mendaftarkan diri. ‘Mereka ada yang berasal dari Australia, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Amerika Serikat. ‘’Sebenarnya ada 30-an negara yang tertarik ikut kegiatan bemuansa lingkungan ini. Tapi yang sudah pasti 17 negara,” katanya.
Dikatakan, pihaknya sudah membahas berbagai persiapan kegiatan dengan pihak-pihak terkait. Baik dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemkab Lobar. Maupun dengan instansi vertikal di bawah Kementerian Kehutanan, seperti Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Dodokan Moyosari.
Jarak tempuh Fores Tracking tahun ini sepanjang lima kilometer (km) dengan jarak tempuh normal dua jam. Pelepasan peserta dimulai dari Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi, Narmada dan berakhir di sumber mata air Ranget, Sesaot, Narmada. Sepanjang perjalanan, para peserta akan menyusuri hulu Sungai Jangkok, yang merupakan daerah aliran sungai (DAS).
Sepanjang perjalanan para peserta diwajibkan untuk menaham satu batang pohon. Oleh sebab itu, panitia sudah menyiapkan sebanyak 10.000 batang berbagai jenis bibit pohon penghijauan. Bibit pohon itu juga akan dibagikan kepada masyarakat untuk ditanam di sekitar pekarangannya yang masih kosong. “Bagi peserta yang tidak menanam pohon akan didiskualifikasi,” katanya.
Upaya penghijauan itu, sambung pria ramah ini, sesuai dengan tema kegiatan, yakni ‘’Cegah Bencana, Sayangi DAS Menuju Lobar Lestari”. Isu lingkungan ini juga ditawarkan untuk menarik minat peserta dari luar negeri yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Panitia pusat juga sangat mengapresiasi kelestarian kawasan hutan di Lobar, terutama di Suranadi dan Sesaot. Pasalnya, lokasinya dekat dengan perkotaan, namun kondisinya masih terpeliharadan dijadikan sebagai obyek rekreasi dan edukasi bagi masyarakat. Tidak hanya di NTB, tapi luar daerah dan intemasional.
Tidak itu saja, kawasan DAS di Sesaot juga relatif bersih dari sampah plastik. Tidak seperti anggapan kebanyakan orang, terutama di wilayah perkotaan bahwa sampah yang ada di kali datang dari hulu. “Itu tidak benar. Makanya kita minta para peserta memungut sampah di sepanjang hulu DAS Jankong, kalau mereka menemukan,” ujamya.
Syaiful memperkirakan, kegiatan forest tracking akan memiliki multiflier effect. Baik dari sisi ekonomi maupun kelestarian lingkungan. Pasalnya, kegiatan ini akan mampu menjadi sarana promosi pariwisata. Teriebih Pemkab Lobar tengah memprogramkan green tourism .
Oleh sebab itu, kegiatan ini rencananya akan dihadiri Menteri Kehutanan, Gubenur NTB, Bupati Lobar, Kepala BPK RI dan Kepala Perwakilan BPK di setiap provinsi. (vval)
Sumber : Koran Lombok Post, Selasa, 14 Maret 2014