Agar Kurban Kian Berkah, Begini Kiatnya

Berkurban memiliki pahala dan keutamaan yang besar. Karena itu, tuntunan berkurban disandingkan dengan perintah shalat seperti tertuang di surah al-Kautsar ayat 2. Sebuah hadis menyebut pula, berkurban sangat dicintai Allah SWT. Dan, hewan yang dikurbankan kelak akan menjadi saksi dan bukti ketulusan di hadapan-Nya.

Guru besar ilmu hadis Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Prof Abdurrahman al-Barr, mengatakan atas dasar keistimewaan itu pula lah berkurban tak sekadar menyembelih hewan lalu selesai dan gugur kesunatannya. Lebih dari itu, di balik anjuran berkurban terdapat sejumlah etika yang penting dipenuhi. Itu agar kurban yang ditunaikan lebih bermakna dan tentunya potensial diterima oleh Allah.

Dalam takaran dan kacamata manusia, tentunya. Beberapa etika di antaranya berkorelasi langsung dengan teknis dan prosedur penyembelihan, yaitu meliputi waktu, tata cara, dan fikih pemotongan. Tetapi, sebagian lain adalah dasar moral etika berkurban yang tidak berkaitan langsung dengan prosesi atau teknis kurban.

Pembahasan kali ini mencoba fokus pada jenis etika yang kedua. Apa sajakah adab dan etika berkurban yang perlu diperhatikan?

Prof Abdurrahman memaparkan bahasan ini dalam makalahnya yang berjudul “Al-Udhhiyah Fadhluha wa Ahkamuha”. Menurut dia, poin pertama yang mutlak harus ditekankan oleh mereka yang hendak berkurban ialah meluruskan niat. Akibat inkonsistensi niat, pahala berkurban terancam sia-sia.

Motif utama pekurban seyogianya bukan perkara duniawi seperti menarik pujian atau simpati. Melainkan, sudah semestinya kurban yang ditunaikan murni ditujukan untuk-Nya. Sebab, hakikat dan esensi berkurban ialah tercapainya ketakwaan dalam diri seseorang. “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. al-Hajj [22]: 37).

Abdurrahman mengemukakan, agar pekurban tidak memotong kuku atau mencukur rambutnya ketika memasuki tanggal 10 Dzulhijjah, seperti yang dianjurkan dalam hadis Muslim dari Ummu Salamah. Rasulullah menganjurkan agar orang yang ingin berkurban tidak mengambil sedikit pun dari rambut atau kukunya. Hikmah di balik tuntunan ini, antara lain, agar pembebasan dirinya dari api neraka bisa lebih sempurna. Pandangan lain mengatakan, larangan adalah bentuk pengilhaman ritual oleh para jamaah haji.

Guna menyempurnakan ibadah kurban, Rasulullah menganjurkan agar daging hewan kurban didistribusikan kepada sesama. Anjuran berbagi akan menjadikan ibadah ini semakin bermakna. Mengingat tak sedikit dari masyarakat yang jarang mengonsumsi dan merasakan kenikmatan daging. Cara pembagiannya, sepertiga bagi keluarga, sepertiga untuk disimpan, dan sepertiganya lagi dibagi ke sesama.

Abdurrahman menerangkan, para pekurban dianjurkan untuk menyembelih sendiri hewan kurbannya atau menyaksikan langsung proses penyembelihan. Rasulullah, seperti hadis az-Zuhri dari Aisyah RA, melakukan pemotongan hewan kurban sendiri. Nabi kerap pula memerintahkan isteri dan puteri-puterinya supaya melihat proses pengurbanan hewan.

Soal jenis hewan dan sumber harta, Abdurrahman menegaskan bahwa binatang yang dikurbankan mesti berupa hewan berkualitas dan tidak ada kekurangan, seperti cacat di salah satu bagian tubuhnya.

Abu Amamah bin Sahal mengatakan, para sahabat di Madinah selalu berkurban dengan hewan yang sehat dan gemuk. Sebagaimana teladan Rasul kala mengurbankan dua domba yang bermutu tinggi.

Demikian juga dengan sumber hartanya. Uang yang dipergunakan untuk membeli kurban mesti berasal dari sumber nafkah yang halal. Ini lantaran Allah adalah Mahabaik dan tidak akan menerima sedekah atau ibadah apa pun kecuali yang dihasilkan dari muasal yang halal dan baik pula.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/13/09/26/mtptwj-agar-kurban-kian-berkah-begini-kiatnya

Wakili NTB LKS Tingkat Nasional

GIRI MENANG-Meraih juara pertama dalam LKS (Lomba Keterampilan Siswa) SMK tingkat provinsi NTB 2013, bidang agronomi, budidaya tanaman, tidak pernah terbayang sebelumnya dalam benak Andi Nugraha, siswa SMKN 1 Kuripan. Karena ajang tahunan itu baru kali pertama diikuti remaja asal Cianjur, Jawa Barat ini. Belum lagi, ia harus menyaingi siswa se-Lombok Barat untuk dapat bertanding di tingkat provinsi. Sementara, di ajang LKS Provinsi ia juga harus mengalahkan siswa-siswa terbaik kiriman seluruh kabupaten di Nusa Tenggara Barat.

Gak nyangka bakalan dapat juara”,kata remaja kelahiran 28 Januari 1995 ini.

Karena prestasi tersebut, Andi, sapaan akrabnya, berhak mewakili NTB dalam ajang LKS SMK tingkat nasional di Jakarta, 21 September ini. Hal tersebut benar-benar membuat remaja yang kini duduk di bangku kelas XII ini sangat senang. Dia bisa meneruskan perjuangan kakak-kakak kelasnya untuk mempertahankan juara dari tahun ke tahun di tingkat provinsi.

“Bisa membagakan sekolah juga”,tutur siswa jurusan ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura) ini. Selain itu, pecinta sepak bola ini juga bisa membuktikan bahwa jurusan ATPH bisa mengukir prestasi. Meski, jurusan ini termasuk minim peminat.

Awal mula, putra dari Ayi Ma’mun dan Ani Nuraini ini memilih merantau dari Jawa ke Gumi Sasak, adalah karena menimbang ayah dan ibunya yang hanya seorang petani dan ibu rumah tangga. Menurutnya, orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah lanjutan. Setelah menyelesaikan sekolah di SMPN 1 Cikolong Kulon, Cianjur, Jawa Barat, ia diajak kakaknya yang alumni SMKN 1 Kuripan untuk bersekolah di SMK tersebut. “Tanpa harus menempuh bangku kuliah. Kita bisa bekerja langsung”, katanya.

Dikatakan, mayoritas penduduk NTB adalah petani, ia pun memilih jurusan ATPH ini. Karena kaya akan hasil pertanian, lowongan kerja, menurut Andi, juga luas dan sangat dibutuhkan.

“Kakak yang ngajak disini juga langsung kerja di tempat prakerin (praktik kerja industri, red)”,tuturnya.

Sumber: Lombok Post, Jum’at 20 September 2013

BPTP Bina KWT Kembangkan M-KRPL

GIRI MENANG-Para ibu rumah tangga (IRT) di NTB belum banyak dibina untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman bernilai ekonomis. Untuk mengoptimalkan ptensi itu, Balai Pengkajian teknologi Pertanian (BPTP) NTB memulai pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRLPL) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar). salah satunya di Dusun Dasan Belo, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar.

“KWT (Kelompok Wanita Tani) di sini terbilang maju, bahkan memulai kegiatan pengembangan tanaman seperti sayur-mayur mampu menyedot puluhan anggota,” ujar penanggungjawab program M-KRPL M. Nazam di sela-sela acara temu lapang dengan stakeholder dan kelompok tani, kemarin.

Temu lapang bertujuan untuk mensosialisasikan hasil kegiatan BPTP kepada masyarakat. Sementara itu, tujuan M-KRPL ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan rumah tangga dalam budidaya tanaman sayuran dan membantu mengurangi biaya rumah tangga.

“Terlebih lagi hasil M-KRPL bia dijual lagi untuk menambah penghasilan ibu rumah tangga,” jelasnya.

Untuk wilayah NTB sendiri jumlah kelompok binaan BPTP sebanyak 24 KWT dan kelompok tani di 24 desa yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Sedangkan di Lobar baru 2 kelompok yakni di Kecamatan Lembar dan Kecamatan Kuripan. “Program kita, satu tahun satu kelompok,” paparnya.

Kedepan, pemanfaatan pekarangan seperti ini akan banyak dikembangkan di masyarakat karena begitu besar manfaat yang diperoleh.

Sementara itu, Ketua KWT Karya Wanita Tani Dusun Dasan Belo, Kecamatan Lembar, Siti Hardiana menyatakan KWT di kampungnya terbentuk pada tahun ini. Mereka mengembangkan 14 macam sayuran sejak Juni 2013 lalu, dan sekarang sudah bisa dipanen sebagian. “Selain dari bantuan BPTP, warga juga secara swadaya mencari bibit-bibit sayuran,” ujarnya.

 

Sumber : Koran Lombok Post, Kamis 19 September 2013

KIM jadi Filter Informasi yang menyesatkan

Kelompok Informasi Masyarakat atau yang dikenal dengan singkatan KIM diharapkan dapat menjadi filter informasi yang berkembang di masyarakat sehingga informasi yang diterima benar-benar bermanfaat.  Demikian dikemukakkan Camat Gerung Mahnan, SSTP, MH ketika membuka Sosialisasi dan Pembentukan KIM di Aula Kantor Camat Gerung (18/09). (lebih…)

Lahirkan Informasi Partisipatif, PPID Lobar Tunggu Pengukuhan

Di era globalisasi, informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional. Hak memperoleh informasi merupakan Hak Azazi manusia (HAM) dan keterbukaan Informasi Publik merupakan salah satu cirri penting Negara demokrasi yang menjunjung tinggi Negara demokrasi. (lebih…)

1475 Poktan Teregistrasi

GIRI MENANG-Sebanyak 1475 kelompok tani (poktan) di Lombok Barat (Lobar) telah mengantongi SK register. Pemberian registrasi kepada poktan dilakukan kemarin.oleh Bupati H Zaini Arony di halaman kantor Bapeluh setempat.

Acara yang menyedot kehadiran sekitar 2.000 lebih petanim, wanita tani dan penyuluh di Lobar itu berlangsung sederhana. Di kesempatan itu. para petani secara tersirat juga menyatakan dukungannya agar bupati bisa melanjutkan kembali pembangunan di Lobar untuk lima tahun ke depan.

Menanggapi hal itu, Bupati H Zaini Arony yang didaulat memberi sambutan mengakui jika waktu lima tahun yang diberikan untuk menahkodai Lobar belum cukup untuk memberi hasil yang maksimal. Meski telah berhasil membawa perubahan khususnya di sektor pertanian, Zaini butuh tambahan waktu untuk menyempurnakan dan melanjutkan program yang telah bergulir.

Kandidat petahana itu mengungkapkan Lobar hingga saat ini mampu mempertahankan rekor surplus beras. Jika di 2009 jumlah produksi padi hanya 148 ton, di 2012 mengalami kenaikan menjadi 171 ton. Ini berkat kerja keras semua pihak. Baik dari penyuluh yang bekerja serta gencarya pembukaan lahan baru,” ujamya.

Alumni Universitas Negeri Malang ilu juga mcnyambut baik adanya program registrasi kelompok tani. Hal ini menurutnya, sangat penting agar bantuan atau pengembangan pada kelompok tani oleh pemerintah bisa dilakukan secara terarah.

Di 2014 mendatang kami akan membangun pasar khusus agro yang disebut sasaka agro. Nantinya seluruh produksi tani bisa dipasarkan disini”, kata bupati.

Sementara itu. Kepala Bapeluh H Najib dalam laporannya mengatakan, salah satu misi pihaknya dalam mengawal pembangunan pertanian adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas andal. berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. Salah satu wujud implementasi dari misi tersebut adalah melakukan pembinaan dan pcngembangan poktan di semua sektor.

‘’Untuk bisa melakukan pembinaan yang baik terarah dan terukur maka registrasi kelompok merupakan keniscayaan,” ujarnya.

Dalam rangka menunjang kegiatan di bidang penyuluhan. bapeluh juga telah berhasil menuangkan dua kebijakan yang sangat penting dan fundamental. Yakni Perbup No 33 tahun 2013 tentang Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Penyuluhan dan SK Bupati Lobar No 1183/27/Bapeluh/VI/2013 tentang Penetapan Register Kelompok Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

‘’Kami juga mengucapkan terimakasih ke bupati atas perhatian yang diberikan kepada penyuluh THL yang selama dua tahun terakhir telah memberikan tambahan honor selama dua bulan,” bebernya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 3 September 2013

Jumat Deklarasi Pemilukada Damai

GIRI MENANG-Masa kampanye masing-masing pasangan calon (paslon) Bupati-Wakíl Bupati Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan dimulai 6 September mendatang. Namun sebelum masa kampanye dimulai, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lobar terlebih dahulu akan mengundang masing-masing paslon untuk melaksanakan deklarasi pemi­lukada damai pada Jumat, 5 September mendatang.

Di kesempatan itu, para calon akan menyatakan komitmennya mendukung pemilukada damai. Pembacaan LHKPN (laporan harta kekayaan penyelenggara negara) dari KPK juga akan dilakukan. “Kalau tidak ada halangan salah satu unsur pimpinan KPK akan hadir,” kata Ketua KPU Lobar Suhaimi Syamsuri usai rakor persiapan deklarasi pemilukada damai di aula kantor KPU kemarin.

Deklarasi pemilukada damai akan dilaksanakan di lapangan Bencingah Agung pukul 14 Wita. KPU akan membatasi jumlah pendukung paslon. Secara resmi mereka mengundang 200 peserta dari empat paslon atau masing-masing paslon maksimal membawa 50 orang termasuk di dalamnya pengikut dan pendukung.

Sekadara informasi, empat pasangan calon rencananya akan memulai masa kampanye tanggal 6-19 September atau hanya 14 hari. Masing-masing paslon akan diberikan kesempatan untuk melakukan kampanye di lima zona yang sudah ditentukan KPU Lobar yakni zona 1 meliputi Kecamatan Sekotong-Lembar,zona 2 Gerung-Kuripan, zona 3 Kediri-Labuapi, zona 4 Gunungsari- Batulayar dan zona 5 Narmada-Lingsar. “Kita sudah atur waktu untuk kampanye dan masing-masing paslon ada yang mendapatkan jadwal pagi dan siang,” ujarnya.

Dalam melakukan kampanye lanjut Suhaimi, masing-masing paslon atau tim sukses (timses) harus melaporkan titik keberangkatan dan titik kembalinya serta jumlah massa yang akan diikutkan dalam kampanye kepada aparat keamanan. Seperti kepolisian agar pengamanan dan pengawalan bisa dilakukan.

Selain itu KPU juga sudah berkoordinasi dengan aparat kepoli­sian bahwa setiap masa pendukung paslon tidak diperkenankan untuk melakukan konvoi dijalan raya. Pasalnya konvoi selain bisa mengganggu arus lalu lintas juga bisa memancing kericuhan antar pendukung. “Pokoknya jika ada yang melakukan kampa­nye diluar ketentuan dan jadwal akan ditindak tegas,” tegasnya.

Sementara itu, sehari setelah deklarasi pemilukada damai atau awal masa kampanye yakni tanggal 6 September akan dilaksanakan pemaparan visi misi seluruh Paslon dalam paripuma istimewa DPRD Lobar. “Karena acaranya hari Jumat dan jam masuk kantor anggota dewan mulai pukul: 09.00 Wita, maka acaranya dilaksanakan selesai Salat Jumat,” ujar Ketua DPRD Lobar H Umar Said.

Karena merupakan rapat paripurna istimewa dan terbuka bagi umum, maka DPRD tidak bisa membatasi hadirin yang hadir namun tentunya disesuaikan dengan daya tampung gedung. “Kalau bisa hadirin yang masuk ruangan dibatasi agar pengamanan dari kepolisian bisa dimaksimalkan,” tandas Kabag Ops Polres Lobar Kompol Erwin Suwondo.

Erwin juga mengingatkan KPU agar dalam setiap acara yang mengundang masa pendukung paslon, pantia memberikan nama-nama undangan. Tujuannya agar saat memasuki acara bisa dibatasi jumlahnya sehingga kejadian seperti acara pencabutan nomor urut tidak terulang.

“Minimal panitia mendampingi kita di pintu masuk lebih- lebih pada saat debat kandidat,” cetusnya.

Sumber: Lombok Post, Selasa 3 September 2013

Lestarikan Hutan Dengan Kopi Lombok

Kelestarian kawasan hutan yang ada di Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat tidak hanya untuk menjaga ketersediaan air untuk masyarakat. Tapi juga mampu menjadi sumber daya pendukung usaha tani berbagai jenis tanaman perkebunan. Salah satunya kopi.

Beberapa unit mesin berdiri kokoh di areal halaman rumah Tirtawan, di Dusun Praba, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Semuanya dipakai untuk menghasilkan produk Kopi Lombok. Sebagian besar alat produksi itu merupakan bantuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ada juga bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi NTB.

Jarak Dusun Praba dari Kota Mataram sekitar 40 kilometer arah utara. Untuk mencapainya daerah pelosok itu, wartawan Lombok Post, harus menyusuri kawasan perkebunan dengan jalan yang belum beraspal alias masih tanah.

Ditemui dirumahnya, Tirtawan langsung menyiapkan suguhan kopi mumi Lombok. Memang sungguh nikmat. Cita rasa begitu mantap. Aromanya juga begitu khas. Wajar bila hasil produksi bapak tiga anak ini bersama dengan warga lainnya cukup diminati sejumlah pasar modem di Mataram. Bahkan, hotel berbintang dan café di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.

Pria kelahiran Dusun Praba, 14 Maret 1963 ini mengaku memulai usaha produksi kopi bubuk murni sejak 2005. Bisnis itu dirintis bersama 18 anggota masyarakat di dusunnya. Mereka semua tergabung dalam Kelompok Tani Mule Paice. Tirtawan sendiri bertindak sebagai ketua.

Usaha produksi kopi coba dilakukan Tir­tawan karena merasa memiliki keahlian. Ia mendapatkan ilmu itu dari pelatihan di Tim-banuh, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, pada 2005. Kegiatan tersebut digelar oleh Dinas Perkebunan NTB.

Sebelum berproduksi, Tirtawan mengajukan permohonan bantuan alat ke Dinas Perkebunan. Permintaan itu pun dikabulkan. Satu unit mesin sangrai tiba dirumahnya pada 200. Kapasitasnya 12 kilogram per 45 menit. Namun, setelah memperoleh alat tersebut, bukannya produksi berhasil. Tapi terjadinya kevakuman selama hampir dua tahun. Pasalnya, tidak ada yang bisa mengoperasikan. ‘’Kami tidak dapat pen­getahuan bagaimana cara mengoperasikan, makanya gak bisa dipakai,” terangnya.

Kemudian pada akhir 2009, lanjut Tir­tawan, seorang peneliti dari LIPI mendatangi rumahnya. Ia menawarkan bantuan berupa pelatihan dan pembinaan cara memproduksi kopi bubuk menggunakan mesin modern. Termasuk pakai mesin sangrai bantuan Dinas Perkebunan NTB.

Awalnya, Tirtawan mengaku, menghindari tawaran tersebut karena dirasanya akan percurna dan sama seperti pengalaman sebelumnya. Selama 10 hari berlalu, peneliti tersebut tetap berapaya memberikan pemahaman. Akhimya, hati pria tamatan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Bodak, Kabupaten Lombok Tengah ini luluh. Ajakan untuk menciptakan kopi bubuk diterima.

Peneliti itu memperbaiki mesin sangrai dan memberikan beberapa alat produksi. ‘’Dia bilang kalau anda dan warga dusun ingin maju maka harus mau diajari,” kata Tirtawan mengulang kalimat peneliti dari LIPI yang dating ke rumahnya lima tahun lalu.

Usai memberikan pembinaan disertai alat produksi. Peneliti LIPI tersebut pulang meninggalkan Tirtawan. Namun, ilmu yang ditanamkan dilanjutkan oleh beberapa orang warga Dusun Praba yang dilatihnya. Usaha memproduksi kopi bubuk mumi pun dimulai.

Sebanyak 10 kilogram biji kopi diolah menjadi bubuk. Dimulai dari proses sortasi. Biji beras yang berwarna hitam dipisahkan karena bisa merusak cita rasa. Setelah itu dilakukan proses pencucian terhadap biji beras kopi  yang berkualitas atau berwarna coklat kehijau-hijauan. Baru kemudian dijemur agar kadar airnya berkurang.

Biji kopi yang sudah kering dimasukkan ke mesin sangrai. Lalu dilanjutkan ke kipas pendingin. Proses selanjutnya dihancurkan di mesin penumbuk. Setelah itu baru dikemas dalam wadah kotak. ‘’Awal produksi kemasannya masih sederhana sekali, kalau sekarang sudah agak lumayan,” terang Tirtawan.

Kopi bubuk mumi merek Kopi Lombok dalam kemasan 150 gram kemudian dipas- arkan. Ketika itu area pemasaran masih terbatas di sejumlah toko di kawasan perdagangan Narmada. Langkah awal yang dilakukan Tirtawan dan rekan-rekannya tidak berbuah manis. Produknya kurang begitu diminati.

Meskipun demikian, ia tidak patah arang. Bersama rekan-rekannya, Tirtawan mencoba menganalisa kendala sehingga kopi bubuk yang diciptakannya kurang laku. Berbagai informasi dari konsumen diserap. Ada yang menilai cita rasa belum pas di lidah. Aroma dan wama juga kurang menarik. ‘’Dari infor-masi itu saya mencoba mengubah mekanisme produksi. Konsultasi dengan peneliti dari LIPI dan dinas juga dilakukan,” katanya.

Setelah berbagai upaya dilakukan Tirtawan akhirnya mampu menciptakan kopi bubuk dengan kualitas yang diinginkan penikmat kopi. petani di pinggir kawasan hutan itu saat ini sudah masuk ke beberapa hotel bintang dan café di kawasan Senggigi. Mereka memperoleh komoditas itu melalui agen yang menjadi mitra.

Tirtawan memiliki mitra yang ikut mempro- mosikan produknya. Ada dari kalangan peda gang dan pegawai negeri sipil (PNS). Sejumlah instansi pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB juga ikut membantu memasarkan usahanya.

Misbah menyebutkan, ada beberapa jenis Kopi Lombok yang diproduksinya, yakni Kopi Lombok 3 in 1 atau kopi, gula dicampur jahe. Kemudian Kopi Lombok 2 in 1 atau kopi plus gula. Selain itu, kopi bubuk mumi kemasan 150 gram dengan kisaran harga di pasaran Rp 25 ribu.

Produk yang dihasilkan Tirtawan juga sudah merambah sejumlah pasar modern seperti Ruby Supermarket, MGM, Mataram Mall dan Supermarket Jembatan Baru. Sekarang produksi sudah menghabiskan sebanyak 100 kilogram biji kopi kering per minggu. Bahan baku tersebut sebagian besar berasal dari petani di Desa Batu Mekar dan sekitamya.

Untuk saat ini, Tirtawan mengaku belum mengalami kesulitan dari sisi ketersediaan bahan baku. Pasalnya, permintaan sesuai dengan volume produksi.

Kopi Lombok saat ini terbilang sudah dikenal masyarakat. Semua itu juga tidak lepas dari upaya Tirtawan untuk mendapat-kan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tidak itu saja, sertifikat organik pun diraih. Kedua pengakuan itu diterima ketika mengikuti Agrinek Kopi Tambora di Mataram Mall pada 2012 lalu.

Beralasan memang pemerintah menilai Kopi Bubuk Lombok sebagai komoditas organik. Pasalnya, Kelompok Petani Paice selaku produsen benar-benar menerapkan usaha tani berbasis ramah lingkungan. Tidak ada pemakaian pupuk organik maupun pestisida untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman mereka.

Tirtawan yang lahir di kawasan pinggir hutan ini mengaku, nenek moyang mereka adalah para petani kopi. Mereka membudidayakan tanaman perkebunan itu secara alami tanpa ada sentuhan teknologi apa pun dan peng- gunaan bahan kimia.

Sumber: Lombok Post, Sabtu 31 Agustus 2013

Pengumuman Hari Libur Pilkada

Berdasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tanggara Barat Nomor.270-514 Tahun 2013 Tentang Penetapan Hari Pemungutan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat Sebagai Hari Yang Diliburkan di Kabupaten Lombok Barat, maka dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Barat secara demokratis berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, dengan ini disampaikan : (lebih…)

1 2