Audiensi Bali Fokus dengan Bupati
Giri Menang – Kamis (27/2), Bali Fokus, sebuah NGO (non-governmental organization/LSM) internasional yang bergerak di bidang lingkungan, mengadakan audiensi dengan Bupati Lombok Barat (Lobar), DR. H. Zaini Arony dan beberapa orang kepala SKPD terkait dengan lingkungan, di antaranya Kepala BLH Mahyudin, MH, Kadislutkan Ir. H. Subandi, Staf Ahli Nyoman Sembah, Staf Ahli H. L. Surapati, Staf Ahli H. Joko Wiratno, Kadikes H. Rahman Sachnan Putra, M.Kes, Kabag Humas dan Protokol Drs. Chandra Prayuda. Acara berlangsung di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Bupati Lobar. Tema pokok yang dibahas adalah mengenai bahaya merkuri. Dari Bali Fokus sendiri hadir penasehat senior Bali Fokus yang membidangi ASGM, Ir. Yuyun Ismawati, M.Sc didampingi Krisna Zaki.
ASGM, sebagaimana dipaparkan Yuyun, merupakan singkatan dari Artisanal and Small-scale Gold Mining yang dalam bahasa Indonesianya disebut Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) atau dulunya disebut PETI (Penambangan Emas Tanpa Ijin). Dipaparkan Yuyun, dalam setiap PESK sudah dipastikan menggunakan merkuri padahal merkuri ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Yaitu bisa menyebabkan kelumpuhan baik langsung bagi yang terkena maupun keturuannya terutama melalui ibu-ibu yang hamil.
“Merkuri kalau sudah ke tubuh beredar ke mana-mana sehingga bisa menimbulkan kesemutan, tekanan darah tinggi, dada sesak (ISPA),” ujar Yuyun. Sehingga, lanjutnya, banyak macam obat yang harus dikonsumsi kalau sudah terkena merkuri karena sangat komplikatif. Merkuri, ujarnya, merupakan tantangan lokal namun merupakan masalah global.
Dijelaskannya, 10 Oktober 2013, 139 negara sepakat mengadopsi perjanjian baru tentang merkuri, melalui Minamata Convention on Mercury, di Kumamoto, Jepang. Saat ini, 94 negara, termasuk Indonesia, telah menandatangani dan sedang mempersiapkan ratifikasi. Perjanjian baru ini mengatur perdagangan dan peredaran merkuri, pengelolaan merkuri di PESK, pengelolaan limbah merkuri dan penyimpana stok merkuri serta remediasi lahan tercemar merkuri.
“Merkuri ada di 77 negara dan Indonesia yang paling parah,” kata Yuyun.
Diakui Yuyun, kedatangannya ke Lombok Barat untuk beraudiensi dengan bupati karena Lombok Barat yang dipimpin Bupati Zaini sangat peduli dengan bahaya limbah beracun termasuk merkuri. “Dari hasil diskusi saya dengan Pak Sembah (Drh. Nyoman Sembah, mantan kepala BLH Lobar), saya tahu Lombok Barat adalah best practice (praktek terbaik) dalam penanganan limbah lingkungan, “ ujar putri dari mantan bupati Bima berdarah Sunda ini.
Sebagaimana diketahui, Lombok Barat memiliki wilayah yang memiliki kandungan emas yaitu di Sekotong. Dan di sana banyak terdapat penambangan liar (illegal) yang selain telah banyak menelan korban jiwa karena tertimbun juga tidak menyadari bahaya merkuri.
Bupati Lombok Barat dalam kata-kata penerimaannya memaparkan mengenai keadaan tambang liar di Sekotong. “Tahun 2010 terdapat lebih dari 5000 penambang emas liar di Sekotong, 5 sampai 6 orang meninggal tiap bulan,” ujar Bupati Zaini. Dikatakan bupati, sosialisai dari pemerintah awalnya tidak pernah digubris.
“Kita ingin menyelamatkan alam dan masyarakat,” ujar Bupati mengisyaratkan keinginannya agar masyarakat bisa menikmati emas dengan cara sehat dan juga tidak merusak lingkungan.
Dengan alasan itulah, dikatakan bupati, dikeluarkan peraturan mengenai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) di Sekotong yaitu seluas 867 hektar dan pembentukan 45 koperasi tambang di Sekotong. Dengan cara demikian, kata Bupati, bisa meredam atau mengontrol aksi penambangan liar yang memiliki dampak negatif.
“Menjamurnya tambang liar karena backing dari cukong-cukong,” kata Bupati selanjutnya menambahkan pemerintah dianggap berpihak pada perusahaan-perusahaan tambang.
Pada bagian akhir paparannya, Yuyun memberikan beberapa rekomendasi berupa rencana aksi lokal (local action plan) di antaranya target penurunan atau penghapusan merkuri, pelarangan perdagangan dan penggunaan merkuri, pengurangan emisi dan lepasan hg ke lingkungan, pembersihan lahan tercemar, serta kesepakan implementasi. Bupati Zaini menyambut baik kedatangan Bali Fokus dan merencanakan untuk membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bali Fokus pada HUT Lobar ke-56 tanggal 17 April mendatang. (Muhammad Busyairi – Humas)