Mushaf Al’qur’an Gumi Patut Patuh Patju, memang sudah diluncurkan dua tahun lalu. Namun, bukan berarti perhatian berbagai pihak redup begitu saja seiring berjalannya waktu. Buktinya, pemerintah pusat meminta agar hasil pemikiran Bupati Lombok Barat (Lobar) H Zaini Arony, itu dipamerkan dalam Musabbaqah Tilawatil Al-Qur’an (MTQ) 2014.
BUPATI Lobar H Zaini Arony tampak begitu bangga memperlihatkan Mushaf Al-qur’an Gumi Patut Patuh Patju, kepada para awak media. Dua eksemplar hasil pemikirannya itu bahkan diberikan kepada Pemimpin Redaksi Lombok Post Alfian Yusni yang berkunjung ke ruang kerjanya, kemarin. “Ini adalah ide brilian saya,” kata bupati.
Mushaf Al-qur’an Gumi Patut Patuh Patju, itu memiliki berbagai ornamen bermakna filosifis religius. Diantaranya, lawang kuri, yaitu ornamen berbentuk pintu pada cover mushaf. Nilai filosofinya adalah untuk meraih kemuliaan hendaknya melewati pintu ini yaitu Al-qur’an yang di dalamnya terdapat ajaran tauhid dan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, lumbung yang menandakan pusat kemakmuran masyarakat.
Penggunaan simbol lumbung pada bagian atas tiap halaman mempunyai makna bahwa bila isi kandungan Al-qur’an dipahami dan diamalkan dengan benar akan membawa umat pada kemakmuran.
Ada juga ornamen mandalika, tumbuhan liar dengan bunga indah. Bunga mandalika bisa diolah menjadi penyerap racun. Maknanya, Al-qur’an bisa menjadi obat bagi bermacam penyakit, baik penyakit fisik maupun kejiwaan.
Kemudian ornamen kembang laos. Ornamen ini biasanya dipakai sebagai ukiran di bagian bawah batu nisan. Ini mengisyaratkan agar manusia selalu ingat akan mati.
Ornamen pucuk pakis dan pucuk rebung juga ada dalam mushaf tersebut Namun itu merupakan pemanis dan pengisi ruang kosong. Selain itu, ornament motif songket subhanallah. Maknanya menganjurkan masyarakat unuk mengekspresikan kegembiraan atas ciptaan Allah SWT.
Terakhir adalah ornamen berugak. Ornamen ini digunakan untuk membingkai setiap halaman mushaf. Itu melambangkan keterbukaan masyarakat Sasak dalam menerima ,siapa saja yang datang dan terbuka dalam membahas masalah bersama.
Bupati Zaini mengatakan, Kabupaten Lobar merupakan daerah ketiga yang memiliki mushaf Al-qur’an dengan ciri khas daerah. Selain Yogyakarta dan Banten. Bahkan hasil karyanya itu sudah dibawa ke Masjdil Haram.
Hal itu menunjukkan bahwa Bupati Zaini Arony, adalah sosok yang mampu menyerap denyut nadi umat karena kepeduliannya terhadap masyarakat Lobar.
Ketua DPD Golkar NTB itu mengaku memang memiliki keinginan untuk membuat mushaf Al-qur’an berciri khas daerah sejak 2001. “Namun baru bisa menjadi kenyataan setelah saya menjadi bupati,” akunya.
Al-qur’an khas Gumi Patut Patuh Patju, ini sendiri nantinya akan diberikan kepada semua pondok pesantren, masjid, musholla, sekolah, kepala desa, kepala dusun, bahkan bila memungkinkan semua rumah tangga akan diberikan. Hal itu dimaksudkan agar kitab suci umat Islam itu nantinya bisa menjadi bagian kehidu pan masyarakat Lobar. “Nanti juga hotel-hotel akan saya minta untuk menyediakan Al-qur’an dengan ciri khas daerah ini,” terangnya.
Bupati Zaini menambahkan, pihaknya juga sudah diminta pemerintah pusat untuk memamerkan Mushaf Al-qur’an khas Lobar pada MTQ Nasional. Kegiatan itu rencananya akan digelar di Batam, pada Juni 2014. Ukuran mushaf yang akan dibawa nantinya mencapai satu meter sesuai yang diinginkan. ‘’Kita sudah diminta untuk itu. Tapi yang masih menjadi kendala adalah bagaimana cara membawanya,” tandas bupati.
Sumber: Lombok Post, Rabu 19 Maret 2014