Pakan ternak bernutrisi dan alami adalah harapan para petani peternak untuk mendapatkan kualitas produksi ternak yang didambakan dan tentunya memenuhi target pasar. Hanya saja yang masih menjadi kendala petani peternak saat ini ketersediaan akan pakan ternak yang alami atau organik tersebut sangatlah langka. Kecuali petani peternak tidak memiliki kemampuan sumberdaya untuk mengolah atau memproduksi pakan organik juga ketersediaan pakan yang semakin berkurang bahkan terbatas.
Untuk mendapatkan pakan ternak seperti rumput, atau dedaunan lainnya, sebagaimana dituturkan Mursalim, Ketua kelompok Peternak Beriuk Melet, Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, setidaknya untuk memperolehnya harus ke luar dengan menempuh perjalanan puluhan kilometer.
Namun kendala tersebut saat ini, sudah bisa diatasi oleh anggota kelompok. Setelah mendapatkan pelatihan pembuatan pakan ternak organik yang difasilitasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja Transmigrasi Lombok Barat, dengan instruktur dari Rumah Potong Hewan (RPH), Banyumulek, petani peternak sudah tidak merasakan terkendala lagi dengan pakan ternak.
Mursalim bersama sejumlah anggotanya membuat pakan ternak sendiri dengan bahan-bahan yang begitu mudah didapatkan. Bahan-bahan tersebut diantaranya, limbah jagung, FML, limbah ajinomoto dan garam . Tidak lupa hasil fermentasi jerami yang disiram air kelapa dan air ragi tave yang diendapkan selama tiga hari.
“Sedangkan bahan-bahan fermentasi dari jagung, garam, FML dan limbah ajinomoto yang diendapkan dalam satu galon pelastik . Setelah itu dicampur dengan fermentasi jerami. Berikutnya harus menunggu selama 20 hari kemudian untuk selanjutnya siap dijadikan makanan ternak. Sebanyak tiga kali sehari, pagi, siang dan sore hari ternak kita kasi makan,” terang Mursalim diamini anggotanya.
Guna memenuhi kebutuhan nutrisi lainnya, kata Mursalim ia juga memberikan makanan tambahan lainnya seperti rumput lokal, dedaunan, bungkil pisang dan lain sebagainya. “Makanan tambahan ini juga perlu diberikan untuk memastikan nutrisi ternak bisa terpenuhi. Karena bagaimanapun juga semua ini akan mampu meningkatkan pertumbuhan ternak, kualitas daging dan beratnyapun otomatis akan bertambah,” ujarnya.
Mursalim mengaku senang dengan keterampilan dirinya bersama anggota peternak lainnya yang sudah bisa membuat pakan ternak sendiri. Sejauh ini pengalaman membuat pakan ternak berbahan organik ternyata sangat disukai ternaknya khususnya sapi. “Semula sapi-sapi kami ini susah diberi makan dengan pakan baru olahan seperti ini. Namun secara terus-menerus kita biasakan dan sekarang telah menjadi biasa. Pertumbuhan sapi pun semakin membaik,” kata Mursalim yang harus menyiapkan pakan buatan ini bagi 20 ekor sapi di kelompoknya. (Hernawardi).