Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony membuka rapat kerja (raker) kepala sekolah (kasek) Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tingkat Kabupaten Lobar di Aula Utama, Rabu (28/1). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar, H. Ilham, S.Pd., M.Pd. dalam laporannya menyampaikan sasaran raker kasek ini meliputi 563 orang. Terdiri dari 12 Kepala TK Negeri, 339 Kepala SD Negeri, 41 Kepala SMP Negeri, 14 orang Kepala SMA Negeri, 14 Kepala SMK Negeri, 63 Pengawas TK/SD, 13 Pengawas Mapel SMP, 12 Pengawas Mapel SMA, 11 Pengawas maple SMK, 21 Penilik, 9 Kasi dan 14 UPT/UPTD. “Tujuan rapat kerja ini pertama menyatukan visi dan misi dalam meningkatkan pendidikan di Kabupaten Lombok Barat, kedua, memberikan informasi-informasi terbaru tentang perkembangan pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Lombok Barat terutama Kurikulum 2013,” ujar Ilham.
Beberapa narasumber yang mengisi raker tersebut yaitu Bupati Lobar, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ramon Mohandas, Ph.D., Kepala Kantor Aset Daerah, dan lain-lain. Adapun materi-materi yang akan disampaikan yaitu implementasi Kurikulum 2013 dan 2006, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pengelolaan Aset Daerah. Hasil yang diharapkan yaitu terwujudnya kesamaan visi dan misi menuju pendidikan yang unggul.
H. Zaini Arony dalam sambutannya sebelum membuka raker menyampaikan bahwa salah satu isu pendidikan yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan saat ini adalah kurikulum yaitu dengan ditundanya penerapan Kurikulum 2013 dan kembali ke KTSP 2006.
“Kepala sekolah jadi galau dan bingung karena tidak hanya menyangkut pendidikan politik tapi juga menyangkut politik pendidikan,” kata bupati yang juga mantan pejabat penting di Kemendikbud RI ini.
Pendidikan, kata bupati, artinya masa depan yaitu bagaimana supaya pendidikan mampu membuat asumsi-asumsi dan ekstrapolasi sejarah tentang masa depan bangsa ini.
“Pendidikan, selain guru dan siswa, juga perlu adanya kurikulum, yaitu perangkat perjalanan pembelajaran dengan tujuan akhir mewujudkan tujuan pendidikan yang berkualitas,” tegas bupati.
Namun demikian, sambung bupati, bagaimanapun baik dan sempurnanya kurikulum dengan siswa/siswi selaku subjek sekaligus obyek pendidikan, tetap peran kepala sekolah dan guru yang akan bisa mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan.
“Jika kurikulum tidak bisa dilaksanakan dengan baik maka pedagogic, akademis dan psikologis pendidikan tidak bisa dilaksanakan, maka di sinilah peran kepala sekolah dan guru,” ujar bupati.
Yang menarik disampaikan bupati adalah dua istilah penting guru kepala dan kepala sekolah. Guru kepala, menurut bupati, menyangkut tugas kurikulum sedangkan kepala sekolah menyangkut hal yang bersifat managerial.
“Kalau kepala sekolah ikut proyek maka peran managerialnya menjadi terabaikan, maka perlu peran kepala sekolah direvitalisasi,” seru bupati.
Dalam pandangan bupati, tujuan akhir sebuah pendidikan adalah kualitas pendidik dan peserta didik lebih baik. Dan itu akan terwujud apabila peserta didik tidak hanya belajar di sekolah tetapi juga di keluarga dan masyarakat. Bahkan bupati membagi waktu sehari semalam bagi seorang anak itu menjadi 8 jam di sekolah, 8 jam di keluarga dan 8 jam di masyarakat. Oleh karena itu, baik pendidik, maupun keluarga, harus mampu memberikan motivasi bagi peserta didik untuk betul-betul mau belajar dan menggali potensinya terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 ini.
“Mengapa selain ada orang hebat, ada juga orang tidak hebat, mengapa selain ada orang sukses ada juga orang gagal, jawabannya karena ketidakmampuan untuk mengelola potensi yang dimiliki,” tutur bupati sambil mengajak semua untuk belajar dan berubah dengan sebuah peribahasa Bahasa Inggris “ If you don`t learn you don`t change if you don`t change you will die”. Hadir selain bupati, juga Wakil Bupati H. Fauzan Khalid, Sekda HM. Uzair dan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ramon Mohandas, Ph.D. (Muhammad Busyairi, Humas Lobar)