Giri Menang, Senin 24 Juli 2017– Pagi yang cerah dan tenang di Dusun Arum Manis Desa Sandik Kecamatan Batulayar Lombok Barat mendadak berubah menjadi ribut dan heboh dengan teriakan minta tolong. Tidak berselang lama, asap hitam pun membumbung tinggi ke angkasa di tengah perkampungan padat penduduk itu.
Rumah salah seorang warga bernama Amaq Nafsiah terbakar. Istrinya yang bernama Rohaniah tidak sempat meneliti kompor dan tabung gas ketika akan memasak untuk kebutuhan makan mereka hari itu.
Api yang membesar di kompornya membuat sang istri panik dan keluar rumah meminta tolong tatangga yang saat itu sudah mulai beraktivitas.
Salah seorang tetangganya berinisiatif untuk menelpon Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) pada jam 10.45 WITA hari ini (24/7). Kesigapan pasukan penjinak api Lobar itu teruji. Hanya dalam kisaran 15 menit, dua unit kendaraan taktis penyemprot air pun sampai di lokasi yang berada di tengah perkampungan dan membuat 12 orang pasukan biru itu hanya mampu menguraikan selang ke rumah yang terbakar.
Kepala DPK Lobar Fauzan Husniadi menceritakan, jarak tempuh dari Posko Utama di Gerung ke titik lokasi cukup jauh, namun pihaknya mampu mencatatkan respons time dalam 15 menit.
Cukup dalam sepuluh menit, si jago merah pun berhasil dipadamkan. Api telah berhasil ditaklukkan SKPD yang belum genap berumur satu tahun itu. Kesigapan DPK telah mampu melokalisir api agar tidak merembet ke rumah-rumah lainnya.
Namun sayang, karena material rumah yang mudah terbakar membuat api meluluh lantakkan rumah bertingkat itu.
Fauzan pun mengingatkan agar setiap warga selalu memiliki kewaspadaan yang tinggi. “Masyarakat belum banyak tahu cara menjinakkan api di tahap awal. Belum lagi karena panik,” ujar Fauzan Husniadi di sela-sela meninjau bekas reruntuhan bangunan.
Melihat kondisi rata-rata kebakaran yang terjadi, Kepala DPK itu kerap menggandeng warga dan lembaga lain untuk melakukan pelatihan sigap bencana kebakaran.
Hal tersebut bagi Fauzan menjadi jalan keluar dari persoalan keterbatasan armada. DPK sendiri berupaya untuk meningkatkan layanannya ke publik dengan menginisiasi posko pemadam kebakaran di beberapa titik wilayah, namun tetap harus memperhatikan rasio jumlah armada yg dimiliki dan dibutuhkan.
“Saat ini kami akan tetap lanjutkan program pelatihan dan pemberdayaan sampai terbentuknya relawan di setiap dusun dan desa,” ujar Fauzan sambil memprioritaskan juga program sosialisasi untuk membuat masyarakat waspada terhadap hal-hal yang memicu kebakaran.
Kerugian akibat kebakaran yang menimpa Amaq Nafsiah dan keluarga ditaksirnya mencapai 100an juta rupiah.
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” pungkas mantan Sekretaris Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD, sekarang Bapenda, Red) itu.
Kejadian tersebut semakin menambah deretan peristiwa kebakaran yang terjadi. Untuk Tahun 2016 saja, paling tidak ada 18 kejadian yang menelan kerugian lebih dari 2,2 miliar rupiah. Sampai dengan kejadian di rumah Amaq Nafsiah, belum genap tutup buku tahun 2017, sudah terjadi 14 peristiwa, meningkat tajam dari semester awal tahun lalu. (Humas Lombok Barat)