Giri Menang, Rabu 22 Agustus 2018 – Bupati Lobar H Fauzan Khalid pagi tadi melaksanakan shalat Ied di Sandik dan langsung bertindak selaku Khotib. Sementara itu imam adalah TGH Fathul Aziz Kapek Gunungsari.

Dalam khotbahnya, Bupati Fauzan mengatakan, Idul Adha awalnya bermula dari sejarah yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya.

“Nabi Ibrahim setiap idul adha ratusan lembu yang dikorbankan baik dalam bentuk kambing dan sapi. Kemurahan hati Nabi Ibrahim membuat banyak orang kagum,” kata Bupati.

Dilanjutkannya, namun Allah ingin memberikan contoh kepada kita bahwa keikhlasan Nabi itu lebih dari sekedar mengorbankan hewan, tapi juga siap mengorbankan putranya.

Karena keikhlasan beliau yang merasa bahwa Allah punya hak penuh atas dirinya dan anaknya tercinta. Itu sebabnya Nabi Ibrahim siap melaksanakan perintah Allah untuk mengorbankan putranya, yang kemudian diganti oleh Allah dengan kambing.

“Saya mengajak mari kita mencontoh apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, apa yang kita alami saat ini tidaklah seberapa dibanding ujian Allah dibanding kepada Nabi Ibrahim. Musibah ini juga belum seberapa dibanding nikmat Allah yang diberikan kepada kita.

“Untuk itu saya mengajak marilah kita mengambil pelajaran dari musibah yang telah ditimpakan kepada kita,” ujarnya.

Ditambahkan, kita bisa ambil dua pelajaran dari musibah ini yaitu Allah sudah menegur kita. Allah menyayangi kita makanya kita ditegur. Oleh karena itu wajib kita lakukan muhasabah. Sejauh mana kita sudah ingat Allah, mencontoh nabi, dan meneladani Nabi Ibrahim.

Dan lebih dari itu, lanjutnya, jangan-jangan musibah ini adalah teguran karena kita lupakan Allah juga kita banyak eksploitasi alam ini. Memang gempa adalah pergeseran kerak bumi yang secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku kita. Tapi yakinlah kosmos alam ini diciptakan terintegrasi.

“Tidak ada yang berdiri sendiri. Bisa jadi kerusakan sedikit yang kita lakukan mengganggu kosmos alam ini sehingga berdampak pada pergeseran bumi,” jelasnya.

Fauzan melanjutkan, bisa jadi hubungan antara sesama manusia memiliki pengaruh terhadap alam ini. Bisa saja orang mengatakan ini tidak memiliki hubungan dengan gempa.
Tapi karena manusia yang seharusnya menjaga harmonisasi alam ini, sehingga terjadilah bencana.

Namun demikian Fauzan mengingatkan, bahwa tidak ada artinya musibah ini kalau tidak membuat kita bermuhasabah dan mendorong kita memperbaiki diri.

Hikmah kedua, lanjut Fauzan, Allah SWT ingin supaya kita lebih kuat dan maju. Karena itu seyogyanya gempa ini bisa membangkitkan optimisme.

“Kita adalah makhluk mulia dan kuat yang diciptakan Allah. Oleh karena itu gempa ini adalah kecil kalau kita punya harapan,” ujarnya.

Bupati meminta masyarakat untuk tetap punya optimisme dan harapan. Allah menguji kita bukan untuk kita lemah, tapi untuk kita jadi kuat. Ia juga berharap agar kita jangan berputus asa terhadap Rahmat Allah karena berputus asa itu bagian dari merendahkan kemahakuasaan Allah.

“Mari musibah ini kita kembalikan kepada Allah, kita muhasabah, perbaiki diri dan menggantungkan harapan Kepada Allah,” pungkasnya. (afgan/humas)