Giri Menang, 26 April 2019 – Sekitar seratus pohon mati yang tersebar di seluruh ruas jalan di wilayah Kabupaten Lombok Barat sudah ditebang oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Lombok Barat. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Bidang Pertamanan Saefullah saat menghadiri Rapat Bulanan Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) yang membahas tindak lanjut aduan masyarakat di Aula Rapat Dinas Perhubungan Lombok Barat di Gerung, Jum’at (26/4).
“Kami sudah mendeteksi di seluruh ruas jalan. Ada 314 pohon yang mati dan membahayakan pengguna jalan. Sampai kemarin sudah seratus pohon yang sudah dipotong, tinggal empat pohon yang sangat mendesak untuk segera dipotong. Kami pastikan dipotong dalam waktu dekat,” terang Saifullah.
Saefullah menambahkan bahwa pihaknya juga menerima permohonan dari desa yang ingin memanfaatkan pohon-pohon yang mati di ruas jalan di wilayahnya.
“Baru Desa Golong yang mengajukan surat permohonan untuk menebang sendiri pohon-pohon mati di ruas jalan Desa Golong sampai Desa Keru. Kami mempersilahkan,” terang Saefullah menyebutkan sekitar 35 pohon miring yang harus ditebang di ruas jalan tersebut. Mereka, aku Saefullah, ingin memanfaatkan kayu untuk pembangunan masjid atau kantor desa.
Di Lombok Barat, menurut data yang dimiliki Saefullah, paling sedikit terdapat 16.000-an pohon yang tumbuh menjadi pohon pelindung seluruh ruas jalan di Lombok Barat.
“Sebanyak 1.800-an tumbuh miring dan harus dirapikan. 314 mati,” pungkas Saefullah menyayangkan minimnya anggaran yang hanya 25 juta untuk merapikan seluruh pohon sepanjang ruas jalan di Lombok Barat.
Selain masalah pohon mati, FLLAJ Lombok Barat juga menggelar rapat guna membahas tindak lanjut aduan masyarakat lainnya yang diterima FLLAJ Lombok Barat selama Bulan Maret dan April ini.
“Ada dua puluh tujuh aduan selama dua bulan ini, baik yang disampaikan langsung, maupun melalui media sosial. Kita himpun, kita bahas, dan kita tindak lanjuti semua sesuai dengan tugas fungsi leading sektornya,” terang Ketua Pokja FLLAJ, Dayu Sidemen.
Untuk bulan April yang akan ditindak lanjuti dalam rapat bulanan FLLAJ, ada sebelas aduan dan terbanyak adalah masalah infrastruktur jalan yang rusak akibat tingginya volume hujan selama Bulan April ini. Salah satunya, aku Dayu Sidemen, adalah ruas jalan penghubung antara Desa Sesaot dan Desa Pakuan yang mengalami kerusakan lebih dari lima puluh meter dan diadukan melalui akun facebook.
Di kesempatan terpisah, Kepala Desa Sesaot Yuni Hariseni mengatakan,
“dulu jalan ini juga pernah rusak, tapi tidak separah sekarang. Karena hujan yang lebat kemarin itu, jadi longsor. Ini membutuhkan penangan besar karena di bawah juga ada cerukan dalam dan saluran air,” terang perempuan satu-satunya yang menjadi Kepala Desa di Lombok Barat.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUTR Lombok Barat, Hambali mengakui hal tersebut. Pihaknya, aku Hambali, sudah melihat langsung kerusakan jalan yang dimaksud.
“Kita sudah mengecek langsung ke lokasi, bahkan sudah menyusun berapa kerugiannya. Biaya untuk merehabilitasi jalan tersebut, paling sedikit lima ratus lima puluh juta,” terang Hambali.
Hambali mengaku saat ini kesulitan untuk mendapatkan sumber pembiayaan untuk perbaikan jalan tersebut.
“Kami serahkan ke pak Kadis bagaimana membicarakan dengan pimpinan tentang kondisi jalan tersebut dan pembiayaan di APBD P,” terang Hambali.
Hambali pun mengaku sudah melakukan pengecekan seluruh jalan yang menjadi bahan aduan masyarakat.
“Termasuk yang di Sekotong Tengah dan Cendi Manik. Kami sudah cek langsung, ukur, dan membuat RAB-nya. Tinggal kami teruskan ke pimpinan,” pungkasnya mengaku anggaran perbaikan jalan dari APBD hanya seratusan juta yang tidak cukup untuk menangani seluruh keluhan masyarakat. (Humas Lombok Barat)