SENGGIGI, Diskominfotik; Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bekerja sama dengan TANOTO FOUNDATION dan Yayasan CIPTA, mengadakan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Da’i kesehatan dan tokoh Adat Kesehatan melalui Komunikasi Perubahan Prilaku untuk Percepatn Pencegahan Stunting di Kabupaten Lombok Barat. Senin sampai dengan Rabu,21,22,23 juni 2021. Lokakarya ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat,Dinas Kominfo Lobar, Para Da’i Kesehatan, Para Tokoh Adat Kesehatan,Perwakilan dari Tanoto Foundation dan Perwakilan dari Yayasan Cipta. Pendampingan edukasi kepada masyarakat Lombok Barat tentang pencegahan Stunting berdasarkan kajian dan informasi dari Kementerian Kesehatan RI, salah satunya Kabupaten Lombok Barat melakukan inovasi dengan membentuk Tim Da’I Kesehatan dan Tokoh Adat Kesehatan. Dalam sambutan singkatnya Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat menyampaikan,”Pencegahan Stunting di Kabupaten Lombok Barat saat ini cukup menggembirakan yakni menurun sekitar 19,3 %. Hal ini tentu akan mejadi salah satu motivasi kita untuk mencegah atau menurunkan angka Stunting di Kabupaten Lombok Barat. Keadaan saat ini di Indonesia Khususnya, sedang menghadapi lonjakan kasus Copid 19, hampir semua daerah di pulau Jawa masuk pada zona merah copid 19. Namun situasi ini jangan menjadikan kita kendor dalam menjalankan tugas-tugas kita dalam mencegah Stunting.” Ambaryati menambahkan.”Penyebab Stunting ini sangatlah kompleks, anatara lain : Pendidikan,Ekonomi,Lingkungan,Pernikahan Dini dll. Untuk ini dibutuhkan koordinasi dan kerjasama antar semua lini agar dapat menurunkan angka stunting di kabupaten Lombok Barat.” “Harapan kami adalah apa yang kita raih saat ini agar terus kita tingkatkan melalui koordinasi dan kerjasama dengan semua sthekeholder serta Para dai Kesehatan dan Tokoh Adat Kesehatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat.”ungkapnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama beberapa da’i kesehatan mengharapkan agar parameter yang disebut stunting agar lebih di perjelas agar dalam sosialisasi kepada masyarakat berjalan sesuai harapan.
Kepala Dianas Kesehatan melalui Kepala Bidang Kesehatan menyampaikan.” Beberapa ciri Stunting yang harus diketahui antara lain: Tubuh pendek, pertumbuhan gigi terganggu, tidak adanya kontak mata dengan lawan bicara, kecerdasannya rendah, cenderung Pendiam. Stunting ini secara langsung bisa disebabkan antara lain oleh Asupan makanan yang kurang baik sewaktu dalam kandungan maupun setelah lahir,sering sakit,berat badan bayi saat lahir kurang dari 2,500 gram, panjang badan bayi kurang dari 48 cm.” Paktor penyebab Stunting yang paling mempengaruhi adalahPerilaku Keluarga. Selanjutnya Dr.Ebi mengatakan cara mencegah Stunting yang epektif yaitu dengan meng-Intervensi pencegahan pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu : saat janin dalam kandungan 270 hari dan saat bayi lahir sampai dengan umur 2 tahun, 730 hari.” Pungkasnya.
Peranan Da’i Kesehatan dan tokoh adat Kesehatan dalam usaha mencegah stunting ini sangatlah strategis mengingat karakter masyarakat kita yang masih mendengar arahan maupun nasihat dari para tokoh masyarkat seperti tuan Guru,para Ustad maupun tokoh adat yang ada. Untuk itulah Lokakarya kali ini lebih menekankan kepada peningkatan kapasitas para Da’i dan tokoh Adat dalam menjalankan tugasnya ditengah-tengah masyarakat.(Diskominfotik, HLD)