Gerung, Diskominfotik – Lombok Barat terus bergerak cepat dalam melakukan berbagai inovasi. Terbaru Inovasi dari Lombok Barat yang masuk dalam 99 besar nominasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB RI adalah “Si Peka Bu Siska” atau Sistim Pemantauan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Keluarga (Si Peka Bu Siska). Inovasi ini dihadirkan oleh Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar.
Ditemui saat acara gladi bersih dan persiapan penilaian prsentasi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB RI Selasa, 6 Juli 2022, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat DR H.Baehaqi mengatakan bahwa “Si Peka Bu Siska” ini merupakan inovasi Lombok Barat dalam bidang kesehatan. Sistem pemantauan ini sangat penting bagi perkembangan bayi baru lahir. Ia mengatakan sejak diterpakan sistem pemantuan ini jumlah kematian bayi menjadi menurun. Hal ini menjadi inovasi yang baik dan penting dalam mendukung program bayi sehat untuk mencegah stunting. “Tentu inovasi ini sangat baik dan Pemerintah Daerah menjadikan ini sebagai inovasi yang penting dalam menjaga kesehatan bayi baru lahir” ujarnya.
Selain itu Sekda Lombok Barat DR.H. Baehaqi mengatakan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh inovasi ini. Hal ini terlihat dari sejumlah regulasi dan anggaran yang dikeluarkan untuk melaksanakan program ini. Yang membanggakan adalah bahwa program ini menjadi percontohan di NTB dan Indonesia. “Pemerintah Daerah mendukung penuh inovasi ini sebagai salah satu terobosan dan inovasi untuk mengurangi dan menekan stunting di Lombok Barat “ujarnya.
Saat diwawancarai oleh Tim Liputan Diskominfotik Lobar, Kepala Dikes Lobar, Arief Suryawirawan, SSi, Apt., MPH. mengungkapkan, Si Peka Bu Siska sudah menjadi inovasi Lobar dan dijadikan langkah baku pada pelayanan bayi baru lahir di Lobar. Tujuan inovasi ini guna mempercepat penemuan maslah pada kesehatan neonatal (bayi baru lahir usia 0-28 hari) dengan memberdayakan keluarga untuk mempercepat akses ke pelayanan kesehatan, membangun sistem rujukan neonatal komplikasi sejak tingkat rumah tangga, serta menurunkan risiko kematian bayi baru lahir. Sistem ini bermanfaat meningkatkan kepedulian ibu dan keluarga untuk memantau kesehatan bayi secara kontinyu. Di era pandemi Covid-19, bayi tetap dapat di pantau kesehatanya tanpa sering dibawa ke fasilitas kesehatan bila tidak dalam kondisi gawat darurat untuk menghindari transmisi virus Corona. Dengan meningkatnya penemuan kasus komplikasi oleh masyarakat secara dini, inovasi ini berpotensi menyelamatkan 13. 400 bayi baru lahir per tahun dari risiko kematian di Lobar.
“Sistem ini memungkinkan pemantauan 24 jam oleh ibu selama 30 hari pertama kehidupan. Pelaksanaannya dengan bantuan format seerhana disertai dengan gambar dan uraian tentang kondisi bayinya secara komprehensif dengan mengacu pada informasi yang terdapat di buku KIA”, ujarnya.
Mantan Sekretaris Dikes Lobar ini menambahkan, di tahap awal sistem ini telah diuji cobakan di dua desa (Kuripan dan Gerung Utara) pada akhir tahun 2019. Evaluasi sampai dengan Juni 2022 sebanyak 77.3% neonatal (Bayi yang baru lahir 0-28 hari) mampu dipantau melalui inovasi ini dengan tingkat kepatuhan 82.7%. Inovsi ini dapat mencegah kerterlambatan identifikasi risiko dan masalah kesehatan sejak dini di tingkat keluarga sehingga dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Pada Indikator outcome terjadi trend penurunanan kasus komplikasi bayi baru lahir dari 1.405 kasus (68.2%) pada tahun 2019 menjadi 1.309 kasus (63.9%) pada tahun 2020 dan 1.228 kasus (62.3%) pada tahun 2021. “Pada indikator dampak, terjadi penurunan jumlah kematian bayi dari 54 kasus pada tahun 2019 menjadi 42 kasus pada tahun 2021. Prevalensi stunting juga menurun dari 33.3% tahun 2019 menjadi 22.5% pada tahun 2021 dn menurun menjadi 20.37% pada Februari 2022” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Keberhasilan inovasi ini telah diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan (KemenKes) RI dan formatnya diadopsi sebagai lampiran Buku KIA versi baru. Hal ini berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia. Sementara di propinsi NTB, Dikes propinsi NTB mendukung pencetakan format buku inkiuntuk didistribusikan ke seluruh Kabupaten/Kota di NTB. Dengan diadopsinya inovasi ini oleh KemenKes RI maka keberlanjutan implementasinya akan dipertahankan bahkan direplikasi di seluruh wilayah Indonesia.
“Tentunya inovasi ini akan menjadi salah satu trobosan penting dan kebanggaan Lobar di tingkat Nasional”, jelasnya.
Proses penilaian akan dilakukan pada hari kamis, 7 Juli 2022 melalui virtual atau zoom meeting. Rencananya Bupati Lobar H. Fauzan Khalid di dampingi Sekda, para Asisten dan kepala OPD terkait, akan mempersentasikan inovasi ini kepada tim penilai drai Kemen PANRB RI secara virtual. Selanjutnya penilaian kompetisi ini akan dilaksanakan melalui presentasi dan wawancara antara tim penilai dari Kemen PANRB RI dengan unsur terkait dari Pemkab Lobar. Hasil penilaian besok akan menentukan masuk tidaknya Si Peka Bu Siska nominasi 45 besar nasional dan berhak atas dana insentif senilai 6 Miliar Rupiah dalam bentuk anggaran pembangunan kesehatan. (Diskominfotik/Dewa Adnyana/Fery/Juan/Windi)