Jakarta, Diskominfotik
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus meraih prestasi membanggakan. Setelah menerima penghargaan Pelestarian Bahasa Daerah, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yaitu Bupati Lombok Barat kali ini meraih penghargaan atas komitmennya dalam pembiayaan maupun pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum untuk pelayanan kepada masyarakat dari Perpamsi (Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia) pada ajang IWWEF (International Water and Wastewater Expo and Forum). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya kepada Wakil Bupati Lombok Barat Hj. Nurul Adha yang mewakili Bupati Lombok Barat dalam acara yang diselenggarakan Jakarta International Convention Center (JICC) di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025.

Wakil Bupati Lombok Barat UNA (Ummi Nurul Adha) yang mewakili Bupati Lobar menyampaikan apresiasi kepada Perpamsi yang telah memberikan penghargaan. Hal ini tentu menambah semangat seluruh janaran Pemerintah Daerah dalam membangun Kabupaten Lombok Barat. Selain itu hal ini tentu membanggakan semua masyarakat Lombok Barat. Ia berharaps penghargaan ini menjadi motivasi yang kuat bagi semua pihak dalam membangun Lobar untuk mewujudkan Lombok Barat yang maju, mandiri dan berkeadilan serta sejahtera dari desa. “Kami berharap agar hal ini dapat menguatkan motivasi dan semangat dalam membangun Lobar,”Harapnya.

Wabup UNA mengatakan Pemerintah Daerah akan terus menguatkan komitmen untuk membangun Lombok Barat. Ia meminta semua jajarannya bekerja maksimal dan berbasis data. Hal ini agar kinerja yang dilaksanakan oleh semua jajarannnya dapat terukur dengan jelas dan baik. Ia berharap semua jajarannya dapat bergerak cepat untuk mewujudkan perubahan di Lombok Barat. “Tentu untuk menjawab harapan masyarakat kita harus bekerja keras dan disiplin untuk melakukan perubahan di Lombok Barat,”ujarnya.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam sambutannya AHY mengatakan menegaskan bahwa air tidak boleh lagi dipandang sebagai sekadar isu pembangunan, melainkan telah menjadi isu strategis dan keamanan global. “Kadang kita merasa tidak akan pernah kekurangan air, sampai kita benar-benar tidak menemukan air bersih. Sama seperti udara, ketika bisa bernapas dengan normal, kita tak pernah menghargainya. Tapi saat polusi datang, baru kita sadar pentingnya. Sayangnya, sering kali sudah terlambat,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini AHY mengutip Laporan United Nations World Water Development Report 2024, yang menyebutkan bahwa 2,2 miliar orang di dunia belum memiliki akses air minum aman, dan 3,5 miliar tidak memiliki akses sanitasi layak. Ia juga mengungkapkan bahwa sejak tahun 2000, telah terjadi 1.600 konflik atau insiden terkait air di dunia. “Pertanyaannya adalah, apakah sumber daya alam yang kita miliki, termasuk air, mampu menghidupi jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah? Inilah saatnya diplomasi air menjadi prioritas,” tegas AHY.

Sementara itu Ketua Umum Ketua Umum PERPAMSI Arif Wisnu Cahyono mengungkapkan bahwa perhelatan besar dua tahunan ini, IWWEF merupakan penyelenggaraan ke-10. Ia menegaskan Air merupakan kebutuhan penting setiap orang, mudah-mudahan negara lebih memperhatikannya dengan membuat UU Terkait Air Minum, setidaknya seperti negara tetangga Malaysia yang sudah lama punya.
“Urgensi sekali sektor air minum ini memiliki payung hukum lebih tinggi sekarang masih Perataruan Mendagri, Peraturan Menteri PU, Peraturan Menkes dan lainnya,” tuturnya.

(Diskominfotik/LBNN/Tim IKP)