Gerung, Diskominfotik. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Pemkab Lombok Barat menggelar Workshop Pemberdayaan Masyarakat Bidang Pencarian dan Pertolongan. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Lombok Barat, Senin, 14 Juli 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi V DPR RI H. Abdul Hadi, Asisten III Setda Lombok Barat H. Fauzan Husniadi, Perwakilan Forkopimda, Kepala Kantor SAR Kelas A Mataram, serta kepala OPD terkait lingkup Pemkab Lobar.

Dalam sambutan tertulis Bupati Lombok Barat yang dibacakan oleh Asisten III, disampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Workshop ini dinilai sebagai wujud nyata pembinaan masyarakat oleh Basarnas sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.

“Kita tahu, sebagai bentuk tanggung jawab bersama, Basarnas dan Pemda Lobar harus saling membekali diri dalam upaya mitigasi bencana dan kemampuan evakuasi mandiri,” ungkapnya.

Bupati juga menekankan pentingnya empat pilar utama dalam pelaksanaan operasi SAR, yakni prosedur kinerja yang mantap, fasilitas yang memadai, SDM yang profesional, serta kekompakan dan kerja sama antar pihak yang terlibat. Untuk mewujudkan pilar tersebut, berbagai strategi dan program, termasuk literasi SAR bagi masyarakat, terus digalakkan. Hal ini untuk memperkuat mitigasi bencana kepada masyarakat. “Basarnas memiliki keterbatasan dalam hal SDM dan sarana prasarana, oleh karena itu diperlukan peran serta aktif masyarakat yang mampu melaksanakan evakuasi secara mandiri ketika terjadi situasi darurat,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI, H. Abdul Hadi, S.E., MM. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini tengah menjadi sorotan dunia. Hal tersebut tidak hanya karena potensi pariwisata, namun juga karena NTB merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana seperti gempa bumi, banjir, dan tanah longsor. Karena harus didukung oleh mitigasi bencana yang baik. “Bencana memang tidak bisa diprediksi kapan terjadi, namun bisa kita antisipasi dan minimalisir dampaknya. Dalam hal ini, SAR memiliki peran yang sangat vital sebagai garda terdepan dalam pencarian dan pertolongan korban bencana,” jelasnya.

Ia juga menyoroti keterbatasan personel SAR di wilayah NTB, yang hanya berjumlah sekitar 130 orang. Oleh karena itu, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang sangat penting agar masyarakat mampu bersinergi dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam situasi darurat.

Semetara itu Kepala Seksi Sumber Daya Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Mataram, I Wayan Swena, S.H., dalam laporannya menyampaikan bahwa workshop ini diikuti oleh sekitar 80 peserta. Mereka berasal dari berbagai elemen potensi pencarian dan pertolongan di wilayah Lombok Barat. Diharapkan workshop ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang SAR dan mitigasi bencana. “Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat di bidang pencarian dan pertolongan yang efektif dan sistematis, sehingga terbentuk kelompok masyarakat yang siap melakukan evakuasi mandiri saat kondisi darurat,” ujarnya.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Para peserta nampak sangat antusias mengikuti kegiatan workshop ini.

Fotografer: Juan | Penulis: Ria, Windi

#lombokbarat #lobar #sejahteradaridesa #kerjanyata #lazadha