Gelar Pelatihan dan membuat Silase Komplit
Giri Menang – Program Bumi Sejuta Sapi (BSS) dalam mewujudkan swasembada daging nasional, tentu memerlukan komitmen seluruh stakeholders terkait peternakan. BPPTK LIPI Yogyakarta, sebagai salah satu lembaga riset pun terpanggil melakukan penelitian dan pengembangan potensi lokal di daerah ini.
Potensi pakan hijauan di Lombok Barat sangat sulit untuk dikembangkan. Karena hampir semua lahan yang tersedia dipakai untuk tanaman pangan.
Di sisi lain, limbah tanaman pangan tidak termanfaatkan dengan baik. LIPI pun tergerak memanfaatkan limbah tanaman pangan tersebut dengan sebuah teknologi mutakhir.
Mereka bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Lobar melakukan pelatihan pembuatan silase komplit di sentra peternakan Gerung.
Diketahui, silase merupakan teknologi pengawetan pakan dengan cara fermentasi anaerob (tanpa oksigen). Sedangkan probiomin adalah pakan tambahan yang diformulasi dari bahan organik untuk meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan dan kualitas daging ternak.
Para peneliti pun diterjunkan ke beberapa sentra peternakan di Lobar untuk menyosialisasikan teknologi pengawetan pakan hijauan dengan cara teknologi silase komplit. Metode ini secara kualitas telah diuji terhadap peningkatan performa ternak. Para peternak lokal juga dilatih meningkatkan motivasi dan skill mereka dalam mengolah pakan sehingga kelangkaan serta kerawanan pakan di sentra bisa teratasi.
Kepala UPT BPPTK LIPI Hardi Julendra menyatakan, program BSS telah disikapi dengan baik oleh SKPD di daerah. Ini dibuktikan dengan meningkatnya populasi ternak. Namun hal itu perlu diiringi dengan program penyediaan pakan berkelanjutan.
Ahmad Sofyan, Koordinator kegiatan LIPI Yogyakarta menambahkan, pihaknya juga bekerjasama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Banyumulek dalam pengembangan silase komplit dan introduksi imbuhan pakan organik dalam mendukung peningkatan kualitas hasil ternak. Probiomin yang dihasilkan menurutnya telah teruju secara laboratorium mampu meningkatkan pertumbuhan dan kualitas daging yang dibuktikan dari kolesterol daging yang lebih rendah. Konsumen pun kini tidak perlu khawatir untuk makan daging.
Sumber : Baiq Farida – Lombok Post, tanggal 31 Oktober 2012