Giri Menang – Sejuk dan dingin. Itulah dua kata sifat yang pantas diucapkan untuk sebuah desa yang berada di Kecamatan Narmada, Desa Suranadi. Suasana sejuk pagi dengan tiupan angin dari hutan Suranadi menyapa halus dan lembut Bupati dan hadirin saat peresmian Kantor Desa Suranadi Rabu (29/11) kemarin. Tak hanya alam, kedatangan Bupati Lombok Barat (Lobar), H. Zaini Arony juga disambut dua tarian indah yang dibawakan anak-anak sekolah yaitu Tari Pendet dan Tari Rudat. Dua tari ini seolah-seolah mewakili dua etnis dan agama babeda dari penduduk Desa Suranadi yaitu Sasak-Islam dan Bali-Hindu. Dengan mahirnya penari-penari dan perudat-perudat cilik itu menampilkan kelihaian dan kelemahlembutan gerakannya.
“Saya betul-betul merasakan kita mewujudkan kebersamaan” Ujar bupati yang kerap menghadiri undangan berbagai agama tersebut. Bupati juga sempat memanggil maju dua orang calon kepala desa yang berbeda agama yaitu Ahmad Khuldis dan Nyoman Adwisana. Menurut bupati, suasana kebersamaan akan berbeda dirasakan dalam suatu masyarakat yang hetorogen ketimbang homogen. Toleransi yang telah dibangun Umat Islam dan Hindu Suranadi bagi bupati merupakan kondisi yang membanggakan. Hal itu menurutnya karena masing-masing telah memahami esensi agamanya. “Islam artinya selamat dan saya yakin yang lain juga demikian,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Suranadi, Arep dalam laporan dan ucapan selamat datangnya, menyatakan rasa syukur atas kedatangan bupati. “Kalau tidak ada Pak Bupati ( Zaini Arony, red ), mungkin kita belum punya kantor desa” katanya. Dituturkannya, masyarakat Suranadi telah menanti kantor tersebut selama 10 tahun. Dia menyebut modal awal pembangunan Kantor Desa termegah di Lobar itu hanya Rp 10,7 juta – plus 200 zack semen. “Bapak bupatilah yang menyumbang 200 zack semen tersebut” ujar Arep bangga dan bersyukur Disebutkan Arep, total nilai dari bangunan tersebut sekarang Rp 313 juta.
Saat memasuki kawasan Suranadi, di pertigaan masuk ada tugu kecil berbentuk Ikan tuna dengan warna kuning. Arep pun menjelaskan asal muasalnya. “Ikan tuna merupakan Ikon Taman Suranadi, karena cukup dengan menepuk tangan bisa datang,” cerita Arep di hadapan bupati dan hadirin. Dijelaskan Arep mengapa warnanya kuning karena tahun 1960-an terjadi perang antara Tuna Suranadi dan Tuna Lingsar, meskipun tiga Tuna Suranadi mati berturut-turut namun akhirnya Tuna Suranadi menang dan warna kuning adalah warna kemenangan” ujarnya.
Arep selanjutnya mengatakan bahwa di Suranadi telah ditanam 17.000 pohon manggis. Menurutnya, ada beberapa kelebihan manggis. Pertama, bentuk pohonnya bagus, 2 cabang 2 cabang tiap bertambah tinggi. Hal itu menunjukkan penduduk Suranadi terdiri dari dua agama dan suku yaitu Islam – Sasak dan Hindu – Bali. Kedua, manggis buahnya hitam, isinya putih dan rasanya manis. “Begitulah penduduk Suranadi, seperti saya, warna kulit saya hitam namum berhati putih dan memiliki senyuman manis,” ujarnya diikuti riuh dan tepuk tangan hadirin. Ketiga, buahnya indah dan tahan lama, tapuknya seperti melati melambangkan keindahan masyarakat Suranadi. Keempat, pantatnya ada bintulan-bintulan yang menunjukan jumlah isi manggis. “Itu artinya masyarakat Suranadi itu jujur,” tambahnya.
Ada lagi keunikan yang dikatakan Arep, peletakan batu pertama oleh Bupati Zaini dulu jam 10 tanggal 10 bulan 10 tahun 2010. Pindah numpang Kantor Desa jam 11 tanggal 11 bulan 11 tahun 2011. Tak hanya itu, pemilihan kades juga nantinya akan dilakukan tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Menanggapi itu, bupati juga mengatakan akan meresmikan semua proyek di Lobar tanggal 12 bulan 12 tahun 2012.
Dalam kesempatan yang baik itu, bupati juga memberikan hak pakai bagi tanah pribadinya di sekitar Suranadi sebagai lapangan bola untuk dimanfaatkan para pemuda. “Saya akan sumbang untuk gawang dan bolanya,” ujar bupati diikuti kegembiraan hadirin terutama para pemuda. Hadir dalam acara itu beberapa anggota DPRD, sejumlah kepala SKPD, Camat Narmada Abdul Manan, Polsek Narmada, Posramil, tokoh agama, tokoh masyarakat, sejumlah siswa-siswi dari Yayasan Tegar Kelana pimpinan Surati,M.Pd dan sejumlah undangan lainnya. (Muhammad Busyairi/Dedy S-Humas)