GIRI MENANG-Keterbatasan alat tangkap nelayan menjadi faktor berkurangnya hasil tangkapan nelayan saat ini. Sehingga setahun silam, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar Hasbullah berinisiatif mencoba memberikan bantuan kapal penangkap ikan.

Adanya program bantuan kapal berkapasitas 30 gross ton (GT) dengan ABK (anak buah kapal) 15-20 orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan itu menjadi penunjang tangkapan nelayan serta terjaganya stabilitas perairan wilayah Indonesia.

Nahkoda kapal INKA MINA 39, Suliyan merasakan sekali dampak pemberian bantuan kapal tersebut. Kapal bermesin jenis marine engine buatan Cina ini bisa membawa hasil tangkapan maksimal 30 ton. Sehingga dalam sekali tangkap,mereka bisa langsung menaruh ikan yang beratnya berton-ton.

Hal ini tentunya merupakan suatu prestasi, dimana selama ini nelayan paling banyak bisa membawa ikan beratnya 200 kilogram dengan kapal tradisional. “Kami para ABKnya dari nelayan tradisional, sehingga memerlukan pembelajaran juga,” ujar Suliyan pada Lombok Post, kemarin.

la menceritakan, dirinya bersama para ABK bisa melaut selama 2 minggu dan istirahat seminggu untuk cek kondisi kapal. Tapi untuk hasil tangkapan, mereka langsung membawa ke dermaga tempat para pengepul menunggu ikan segar tersebut.

Dulunya saat masih menggunakan kapal tradisional, kadang mereka hanya mendapat hasil tangkapan sehari sementara seminggu kosong tak ada hasil. Para nelayan pun sadar kerap boros dalam penggunaan bahan bakar.

“Kami bersyukur setelah ada kapal penangkap ikan ini meningkatkan pendapatan. Dalam dua minggu kami dapat mendapatkan ikan beratnya hampir 11 ton,” ceritanya.

Meski begitu, hingga kini Lobar menurutnya, belum memiliki tempat penyimpanan ikan kostorik. Ini juga masih menjadi kendala para nelayan, sebab pengusaha besar bisa mempermainkan harga di nelayan.

Sementara itu, Kepala DKP Lobar Hasbullah menjelaskan bantuan kapal itu sudah diserahkan kepada nelayan di Dusun Montong, Desa Meninting, Kecamatan Batulayar. Serah terimanya dilakukan sekitar setahun silam.

Peralatan lengkap kapal menjadi modal bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapannya.”Dengan kapal yang besar mereka akan mampu menjangkau laut lebih jauh lagi sehingga hasil tangkapan juga lebih banyak”,tandasnya.

Selama ini nelayan hanya menggunakan kapal yang sangat kecil. Sehingga jarak tempuh mereka hanya bekisar kiloan meter dari bibir pantai dan tak akan berani ke laut yang lebih luas lagi. Penangkapan ikan pun hanya dilakukan pada daerah-daerah yang sudah sering kali dilewati dan dilakukan penangkapan. Sementara populasi ikan belum sempat berkembang dengan pesat.

“Dengan jangkauan yang lebih jauh lagi, ikan yang berada ditengah laut bisa ditangkap. Karena bagaimanapun ikan itu tidak boleh ditangkap secara keseluruhan agar mereka tidak habis. Jika sebelumnya itu, nelayan hanya melakukan penangkapan ditempat itu-itu saja, kini mereka bisa lebih leluasa melakukan penangkapan sesuai batas luar yang telah diberikan,” ungkapnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 4 Nopember 2013