Setiap akhir tahun, seperti pada hari Selasa (17/12), kerumunan orang, ribuan orang, yang berbeda keyakinan, yaitu umat Islam dan Hindu membaur dalam satu “perang” di Lombok Barat tepatnya di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar. Namun “perang” ini sangat unik, “perang” yang tidak menimbulkan korban jiwa, “perang” yang tidak menggunakan senjata tajam, bedil, tank, atau perlengkapan perang lainnya. “Perang” ini hanya menggunakan sebuah “senjata” yaitu ketupat. Inilah yang disebut “Perang Topat”. Sebuah tradisi yang telah dilakukan turun temurun antara umat Islam dan Hindu, yang justru menggambarkan keharmonisan, toleransi yang tinggi antar dua penganut keyakinan yang berbeda di Pulau Lombok. 

Acara yang berlangsung di Pura Lingsar tersebut dibuka langsung oleh Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr. H. Zaini Arony. Ada yang istimewa pada Perang Topat kali ini yaitu dengan kedatangan tamu dai Kota Surakarta yang ikut meramaikan acara.

“ Kita kedatangan tamu dari Solo pada Perang Topat ini,” kata Bupati Zaini di awal sambutan singkatnya. Perang Topat, katanya, merupakan momentum untuk memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan kita.

“Ini merupakan tradisi keagamaan yang selalu kita laksanakan tiap tahun sebagai wujud kebersamaan dan kerukunan umat,” kata bupati yang menambahkan bahwa budaya ini patut kita terus tingkatkan dan kembangkan dalam setiap tingkatan aspek kehidupan dalam masyarakat.

“Sekali lagi Lombok Barat sampai saat ini selama kurun waktu 5 tahun terakhir mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang menimbulkan perpecahan apalagi perkelahian antara elemen masyarakat menyangkut agama, etnis, biudaya dan suku bangsa,” harap bupati.

Dikatakan Ketua DPD Partai Golkar NTB ini, sesuai moto promosinya yaitu a culture of colurs, yakni rona budaya, semua dapat hidup berdampingan secara damai dan penuh persaudaraan di Kabupaten Lombok Barat Gumi Patut Patuh Patju.

“Jangan dilihat dari aspek seremonial semata tetapi bagaimana dalam tataran budaya dan sosial dalam rangka meningkatkan kerukunan maupun rasa persaudaraan kita,” kata bupati.

“Mari kita sambut dengan meningkatkan kerukunan dan persaudaraan. Jadikan kabupaten kita kabupaten yang penuh harmonis dalam kehidupan bermasyarakat,” ajak bupati.

Sebelumnya sejumlah iring-iringan kesenian seperti Baris Batek, gamelan tawak-tawak, dulang dsb lewat di depan bupati dan undangan. Hadir Ketua DPRD Lobar, H.Umar Said, sejumlah kepala SKPD, para tamu asing dan ribuan masyarakat Islam dan Hindu. (Humas Lobar)