Bahaya Tidur Menggunakan Kipas Angin

Pernah tidur menggunakan kipas angin? Jika jawabanya sering ada baiknya kamu mulai sekarang tidak usah lagi tidur menggunakan kipas angin sebab tidur mengunakan kipas angin bisa membuat kamu mati lho. Ketika tiddur dimalam hari dengan cuaca yang panas kebanyak orang akan tidur menggunakan kipas angin namun mereka semua tidak tahu jika tidur dengan kipas angin menyala terus biasa berbahaya untuk kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian. Nah pastinya kamu ingin tahu seperti apa bahaya tidur menggunaka kipas angin, simak berikut ini:

1. Kekurangan Oksigen ‘ Bahaya pertama dari tidur menggunakan kipas angin adalah kita bisa kekurangan oksigen hal ini terjadi terutama bagi kamu yang suka mengarahkan kipas langsung kemuka. Udara kipas yang tidak bergerak membuat sirkulasi udara segar disekitar ruangan tidak terjadi apa lagi ruangan kamar kamu tidak memiliki fentilasi yang baik.

2. Penurunan suhu tubuh secara drastis. Tidur menggunakan kipas angin bisa menurunkan suhu tubuh secara drastis tentunya ini tidak baik untuk kesehatan. Selain itu, tekanan darah dan sistem pernafasan akan terganggu. Akibatnya bisa fatal pada jantung dan paru – paru yang merupakan organ yang penting bagi kehidupan manusia.

3. Kekurangan air dan hipotermia. Tidur menggunkan kipas angin secara lama juga bisa menyebabkan tubuh kekurangan air dan mengalami hiportermia.

4. Menyebabkan kematian. Ketika tidur menggunakan kipas angin pada ruangan yang buruk ventilasinya dapat menyebabkan kematian, sebab akan terjadi peningkatan kejenuhan konsentrasi karbon dioksida dan penurunan konsentrasi oksigen. Nah itulah beberapa bahaya buruk yang akan kamu alami ketika kamu tidur menggunakan kipas angin. Setalah tahu apa bahayanya apa kamu masih mau tidur menggunakn kipas angin?

Sumber : http://palingseru.com/22707/bahaya-tidur-menggunakan-kipas-angin

Hari Menanam Pohon Nasional

Hari Menanam Pohon Nasional kabupaten lombok barat, dipusatkan di desa Gerebegan kecamatan Lembar. Pembukaan dan penanaman secara simbolis oleh bupati diwakili asisten II Drs. H. Halawi Mustafa, kegiatan menanam 11 ribu pohon yang diikuti oleh Pejabat, TNI/POLRI, PGRI, siswa SD sampai SMA, masyarakat dan tokoh pemuda. (lebih…)

Ini Dampaknya Jika Anak yang Hiperaktif Tak Segera Ditangani

Jakarta, Gangguan perilaku berupa ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) atau hiperaktif terkadang membuat orang tua pusing dan terganggu akibat tingkah laku si anak yang tak bisa diam. Nah, kondisi seperti ini, jika tak ditangani dengan segera bisa mempengaruhi kehidupan anak nantinya.

“Kalau nggak ditangani, efek paling parah yaitu akan timbul ancaman kecerdasan dalam jangka panjang. Nantinya dia akan jadi orang dewasa yang tidak produktif,” kata ketua divisi tumbuh kembang anak bidang ilmu kesehatan anak FK UNAIR/RSU DR Soetomo Surabaya, Dr.dr. Ahmad Suryawan SpA(K) saat berbincang dengan detikHealth beberapa waktu lalu dan ditulis pada Rabu (27/11/2013).

Sedangkan dampak paling ringan jika anak hiperaktif tidak segera di-treatment yakni si anak akan memiliki hubungan dengan orang lain yang tidak terlalu bagus. Oleh karena itu, selain dengan bantuan dokter anak, orang tua perlu melakukan beberapa treatment pada anak. Antara lain jangan menjadi orang tua yang pendiam. Sebaiknya, semua kegiatan harus diverbalkan.
“Kemudian mulailah meregulasi hal-hal yang sifatnya menyibukkan anak seperti peralatan teknologi zaman sekarang, itu cukup mendiamkan anak kita dengan menyibukkan dia dengan hp-nya, tabletnya. Itu penggunaannya harus bijak supaya anak kita tidak memgalami gangguan perilaku sosial dengan adanya peralatan itu,” papar pria yang kerap disapa dr Wawan ini.

Lebih lanjut, dr Wawan mengatakan perlu bagi orang tua untuk memberi kegiatan yang bervariasi pada anak. Jangan lupa pula terus berusaha berinteraksi dan terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari si kecil. “Jangan hanya jadi penyuruh,tapi juga terlibat kegiatan aktif bersama mereka terutama empat tahun pertamanya,” ujar dr Wawan.

“Tidak ada alasan orang tua sibuk, orang tua harus punya cara yang smart. Ketika kita punya waktu, manfaatkan seefektif mungkin. Matikan handphone Anda, tinggalkan sejenak pekerjaan Anda. Atau orang tua bisa mencari orang yang bisa menggantikan dirinya melakukan suatu kegiatan bersama anaknya, misalnya sang nenek,” terang dr Wawan.

Diakui dr Wawan, memang ada beberapa kelemahan orang tua zaman sekarang yang kerap disibukkan dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, mereka harus membentuk orang lain agar bisa menggantikan perannya untuk bermain dengan anak untuk sementara waktu.

“Berarti harus punya pengasuh yang mau bermain dengan anak kita . Jadi tujuan utama pengasuh juga bisa bermain dengan anak kita, bukan hanya membuatkan makan terus menidurkan. Tapi tetap paling penting orang tua harus meluangkan waktu untuk anak-anaknya,” tutur dr Wawan.

http://health.detik.com/read/2013/11/27/152233/2425259/1301/ini-dampaknya-jika-anak-yang-hiperaktif-tak-segera-ditangani

Keutamaan Hidup Ikhlas

Hidup kadang kala bahagia, kadang kala mendapat musibah. Di kala kita berada di puncak kesuksesan, kita akan mudah dan bahagia menjalankannya. Ibarat gula, diri kita akan disanjung-sanjung banyak orang. Banyak orang yang ingin mendekat dengan kita. Segala kebutuhan dan keinginan fisik kita akan mudah terpenuhi. Mau makan enak dan lezat, bisa. Mau bepergian ke tempat-tempat destinasi mewah, bisa. Mau apapun kita bisa lakukan. Kita pastinya ingin hidup seribu tahun.

Namun bagaimana jika kita tengah mendapatkan ujian. Ujian musibah, ujian penyakit hingga kekurangan harta? Hidup bagaikan roda yang terus menggelinding dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Tidak ada sanjungan dari orang. Orang-orang yang dahulu mendekati, kini satu persatu menjauh. Kekayaan yang sebelumnya kita mudah dapat, kini sangat sulit. Tidak ada lagi kemewahan, yang ada malah kesengsaraan dan kelaparan. Pada posisi ini, terkadang kebanyakan dari kita mengeluh. Tiada hari tanpa berkeluh kesah. Kebanyakan dari kita memaki keadaan. Padahal, pada kondisi ini jiwa kita tengah diuji.

Dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 155-157, Allah SWT berfirman: “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).

Surah ini seharusnya menjadi dasar kita dalam menjalani hidup. Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?

Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah SWT pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini.  Dengan kesadaran itu, maka Insya Allah kita akan lebih mudah menjalani hidup. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah.  Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapan pun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.

Inilah makna dari hidup ikhlas. Ikhlas dalam menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kekayaan. Ikhlas pula tatkala kita tengah mendapatkan ujian hidup sengsara dan miskin harta. Jalanilah kesusahan sebagai pengalaman pertama. Jalani kegagalan sebagaimana itu sebagai pengalaman pertama hidup kita. Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.

Seperti Sabda  Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah).

Rasulullah SAW  bersabda,  “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang muslim, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita harus rela menerima segala  ketentuan  Allah  dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan.

Allah SWT berfirman,  “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22).

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/11/25/mwshkj-keutamaan-hidup-ikhlas

Rajin Sedekah, Rezeki Melimpah

Keuntungan sedekah tidak dapat dihitung dengan rumus matematika konvensional. Yusuf Mansur memopulerkan istilah matematika sedekah. Mengacu kepada ajaran Islam bahwa sedekah satu akan dilipatkan menjadi sepuluh, Yusuf Mansur kemudian membuat rumus demikian: sepuluh ribu dikurangi seribu untuk sedekah, hasilnya adalah sembilan belas ribu. Jika dikurangi dua ribu untuk sedekah, hasilnya menjadi dua puluh delapan ribu.

Itulah rumus matematika sedekah, yang merupakan perasan dari sejumlah keterangan dalam Alquran dan hadis. Allah sendiri berulang kali menegaskan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Dalam pandangan awam, harta memang berkurang ketika dipakai untuk sedekah. Tetapi, dalam kaca mata iman tidaklah demikian.

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dirugikan.” [QS Al-Baqarah/2: 272].

Perhatikan, ayat di atas menggarisbawahi “harta yang baik” dan “di jalan Allah”. Karena, sangat boleh jadi orang melakukan sedekah tetapi dengan harta yang tidak baik. Misalnya, membangun masjid dari praktik korupsi, mendirikan pesantren dari hasil pelacuran, membantu panti asuhan dari bisnis narkoba, dan seterusnya. Tidak sedikit pula orang yang mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya untuk menyukseskan perbuatan atau kegiatan yang tidak baik. Lihatlah para konglomerat yang rela merogoh kocek miliaran rupiah untuk menyelenggarakan pagelaran Miss World, kandidat pemimpin yang mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli suara, tersangka hukum yang memberikan gratifikasi triliunan rupiah untuk menyuap hakim, dan seterusnya.

Harta tidak baik yang digunakan di jalan Allah dan harta baik yang digunakan di jalan setan, keduanya tidak bernilai sedekah di mata Allah. Sedekah harus memenuhi dua kriteria, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas, yaitu harta baik yang disalurkan di jalan Allah. Itulah harta yang tidak sia-sia, karena Allah akan memberikan ganti secara berlipat ganda.

Janji Allah tidak pernah dusta. Kewajiban orang beriman adalah meyakininya dengan segenap hati. Rasulullah sendiri pernah menginformasikan, “Tiada sehari pun sekalian hamba memasuki suatu pagi, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya’. Sementara yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya’.” [HR Bukhari dan Muslim].

Mengelola harta memang bukan perkara mudah. Harta kerap mendatangkan keberuntungan, tetapi, jika salah menggunakan, harta justru menghasilkan kebuntungan. Karena itu, Islam memberikan panduan lengkap seputar cara mengelola harta agar kepemilikan harta berujung keberuntungan, bukan kebuntungan. Salah satunya adalah lewat ajaran sedekah. Harta yang disedekahkan, itulah harta yang sebenarnya, karena akan kekal sampai di alam baka. Yang berada di tangan tidak lain akan menjadi hak ahli waris.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah bertanya, “Siapakah di antara kamu yang lebih menyukai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Serentak para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, tiada seorang pun dari kami, melainkan hartanya adalah lebih dicintainya.” Beliau kemudian bersabda, “Sungguh harta sendiri ialah apa yang telah terdahulu digunakannya, sedangkan harta ahli warisnya adalah segala yang ditinggalkannya (setelah dia mati).” [HR Bukhari dan Muslim].

Hadis di atas, dengan demikian, secara tidak langsung mengingatkan bahwa harta yang ada di tangan kita sebenarnya hanya titipan Allah. Supaya manfaatnya masih dapat dirasakan sampai kita kembali ke akhirat, maka harta itu harus dinafkahkan di jalan kebaikan semasih hidup di dunia. Lebih membahagiakan, balasan Allah bahkan sering tidak harus menunggu di akhirat, tetapi langsung Dia tunaikan ketika kita masih hidup di dunia berupa rezeki yang melimpah.

Rezeki adalah segala pemberian Allah untuk memelihara kehidupan. Dalam hidup, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu Rezeki Kasbi (bersifat usaha) dan Rezeki Wahbi (hadiah). Rezeki Kasbi diperoleh lewat usaha dan kerja. Tetapi Rezeki Wahbi datangnya di luar prediksi manusia, kadang malah tidak memerlukan jerih payah. Karena Rezeki Wahbi merupakan wujud sifat rahim Allah, maka orang yang gemar melakukan sedekah sangat berpeluang mendapatkan rezeki jenis terakhir ini. Indah Allah melukiskan dalam Alquran.

“Permisalan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS Al-Baqarah/2: 261].

Sangat banyak ayat Alquran dan hadis Rasulullah yang mengungkap keuntungan sedekah. Setiap kita berpeluang mendapatkan keuntungan itu sepanjang gemar melakukan sedekah disertai keyakinan mantap terhadap kemurahan Allah. Tidak ada ceritanya kemiskinan karena sedekah. Tidak pula orang membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan.

Sebab itu, jangan lagi berusaha menotal keuntungan sedekah dengan rumus matematika seperti umumnya kita menotal hasil keuntungan perdagangan atau penjualan barang-barang kita.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/11/13/mw6n6q-rajin-sedekah-rezeki-melimpah

Waspadai Zat Racun Dalam Deterjen dan Pewangi Pakaian

JAKARTA – Produk-produk rumah tangga berbasis deterjen, pembersih lantai, sabun, dan sampo yang anda gunakan dalam hidup sehari-hari mengandung karsinogen dan neurotoksin envirotoxins yang bisa menyebabkan keracunan dan kematian pada anak-anak.

Produk-produk tersebut ternyata mengandung bahan kimia yang menyebabkan jerawat, alergi, kanker, eksim, psoriasi, penuaan dini, ruam, dan gangguan neurodegenerative pada anak.

Deterjen dengan bahan Petroleum menyebabkan keracunan pada anak lebih tinggi dibandingkan produk rumah tangga lainnya. Hal ini menurut laporan Environmental Health Association of Nova Scotia (EHANS).

Pada Agustus 2013, bayi berusia tujuh bulan di Florida meninggal setelah tertelan satu butir serat deterjen bewarna.

“Sepanjang Januari-September 2013, ada 7.669 anak dan lima orang remaja teracuni oleh deterjen jenis tersebut,” ujar peneliti di American Association of Poison Control Center (AAPCC), dilansir dari Green Media Info, Selasa (19/11).

Mereka meminta agar orang tua mewaspadai deterjen tersebut dari jangkauan anak-anak mereka.

Perusahaan deterjen komersial seperti P&G saat ini mencoba meminimalkan risiko supaya anak-anak tidak mengonsumsi produk sarat racun ini. Se [removed][removed] nyawa beracun yang potensial membunuh yang terkandung dalam deterjen itu adalah Sodium Lauryl Sulfate (SLS), 1,4-Dioxane, Etoksilat nonilfenol (NPE), dan Fosfat. Senyawa-senyawa tersebut sebanyak 10 persennya menyebabkan kematian, menurut laporan US Centers.

Anne C Steinemann, Profesor Hidroloi dan Hidrodinamika di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Washington menunjukkan bahwa pengering seprai dan pelembut pakaian juga membawa muatan beracun.

Dia menemukan 25 senyawa organik volatil (VOC) dan tujuh polutan berbahaya di dalam cairan kimia tersebut.

Dr Steinemann merekomendasikan untuk menggunakan produk pencuci tanpa aroma. Dokter ini juga lebih menyarankan menggunakan poduk-produk kimia rumah tangga yang diekstrak dari alam, misalnya ekstrak daun, ekstrak kayu atau tanaman lain.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/11/19/mwhj3a-waspadai-zat-racun-dalam-deterjen-dan-pewangi-pakaian

Menteri PDT Bagi-Bagi Penghargaan

GIRI MENANG-Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini memberikan penghargaan tokoh kesehatan Nasional kepada Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi, dua Gubernur serta delapan Bupati se-Indonesia pada acara pembukaan simposium perdesaan sehat KPDT 2013 di aula Kantor Bupati Lobar, kemarin.

Dua Gubernur yang di berikan penghar­gaan tokoh kesehatan Nasional Gubernur NTB, Gubernur Maluku, Bupati Lombok Barat, Bupati Pesisir Selatan, Bupati Way Kanan, Bupati Pamekasan, Bupati Lom­bok Tengah, Bupati Halmahera Barat dan Bupati Morowali. Selain itu penghargaan diberikan juga kepada dokter terbaik puskesmas terbaik dan bidan desa terbaik termasuk dua bidan dari NTB.

“Penghargaan ini diberikan sebagai peng­hargaan atas kerja keras masyarakat Lobar menjaga kesehatan,” ujar Bupati Lobar Zaini Arony usai menerima penghargaan.

Dikatakannya, Penilaian pusat sehingga penghargaan ini dapat diraih karena berapa hal-hal besar yang dilakukan dalam peningkatan perdesaan sehat. Di Lobar lanjutnya, selain menciptakan perdesaan sehat juga sudah di back up dengan sebuah peraturan daerah (perda) kawasan tanpa rokok (KTR).

Tidak hanya itu, sejak tahun 2009 silam, Lobar juga telah membangun sarana prasana kesehatan dari 124 desa/kelurahan yang ada di Lobar sudah 119 desa yang memiliki masing- masing Poskesdes dua unit dan seluruhnya sudah terisi oleh bidan-bidan desa bahkan satu poksesdes ada yang diisi oleh 2-3 orang bidan sesuai dengan luas wilayah desa.

“Agar para Bidan desa betah bertugas di poskesdes, Pemda memberikan insentif kepada bidan seperti insentif guru daerah tertinggal,” tandasnya.

Sedangkan untuk Puskesmas rawat inap, hampir semua kecamatan sudah memiliki dua unit puskesmas tinggal dua kecamatan yang masih memiliki satu unit. Dalam waktu 1-2 tahun mendatang Lobar akan memiliki tiga Rumah Sakit (RS) dan jumlah ini terus akan ditambah agar jarak masyarakat dengan sarana kesehatan semakin dekat. “Nah karena inilah kita dikatakan sudah memenuhi target nasional di bidang kesehatan.” katanya.

Zaini juga mengungkapkan bahwa angka kematian bayi di Lobar dari 18 kasus yang ditemukan tinggal delapan kasus yang ditemukan. Penurunan ini terus akan dilakukan menuju Lobar sehat. “Kalau menuju Indo­nesia sehat tentu mulai dari desa sehat hingga kabupaten dan Provinsi sehat,” pungkasnya.

Sementara itu,pantauan Wartawan di acara Jambore Perdesaan Sehat yang digelar di Bencingah sepi pengunjung tidak seperti saat pembukaan pada Selasa lalu. Sekitar 15 stand yang ada tampak lengang, tidak ada aktifitas pengunjung yang mendatangi stand-stand tersebut. Terlihat penjaga stand hanya duduk-duduk dan mengobrol saja. “Ya begini ini keadaannya, sepi tidak seperti pembukaan kemarin,” ujar salah satu penjaga stand kesehatan yang enggan dikorankan namanya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 21 Nopember 2013

Lobar Garap Perda Bangunan/Gedung

GIRI MENANG-Keinginan Pemda Lombok Barat menata pembangunan terus digalakkan. Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan (DTKPK) sedang merancang Perda tentang Bangunan Gedung. “Kami akan bekerjasama dengan PU untuk membuat Perda tersebut. Nantinya seluruh bangunan akan memiliki aturannya,” jelas Kepala DTKPK Dahrun kepada Lombok Post,kemarin.

Dalam perda tersebut, juga akan tertuang ketinggian ban­gunan. Dulu, saat masih adanya Bandara Selaparang, tinggi bangunan gedung dibatasi karena takutnya rute penerbangan akan terganggu. “Bandara sudah dipindahkan ke Loteng jadi diperkirakan dan direncanakan tinggi maksimal bangunan gedung bisa 35 meter. Dimana 35 meter ini bisa menjadi sekitar 10 lantai untuk setiap bangunan gedung,” ujarnya.

Perda ini nantinya, bisa menjadi dasar untuk keselamatan dan kenyamanan penggunanya. Perda ini sangat penting, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan gedung, bila terjadi bencana dan lainnya. “Seluruh bangunan harus mempunyai sertifikasi keamanan dan kenyamanan, terutama kekuatan untuk dalam menghadapi gempa dan bencana lainnya,” ungkap Dahrun.

Dalam Perda tersebut juga akan diatur tentang persyaratan administrasi dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di dalamnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 21 Nopember 2013

Sendiri Dari Ponpes, Kalahkan Siswa Sekolah Favorit

Sekolah di Madrasah swasta yang selama ini identik dengan keterbatasan, tidak menjadi halangan bagi Zema Juliana Aulan. Santri yang tcrcatat sekolah di Madrasah Aliyah (MA) Ad Dinul Qayim, Kapek, Gunungsari, Lombok Barat ini mampu menyingkirkan ratusan siswa dari sekolah-sekolah favorit dalam seleksi pertu­karan pelajar. Jika lolos pada pertukaran ke Amerika kelak, maka Zema bisa menjadi duta Indonesia. Menunjukkan pada pelajar di Amerika, bahwa pendidikan Islam di Indonesia sangat toleran dan moderat. (lebih…)

Pengusaha Keripik Bergantung Alat Sederhana

GIRI MENANG- Ditetapkannya Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan sebagai sentra industri beberapa waktu lalu, menjadikan sebagian besar warga sekitar menjadi pengusaha keripik. Jajanan yang dihasilkan seperti kerupuk dengan bahan baku singkong, pisang, dan ubi jalar. Namun, sebagian besar pelaku usaha ini masih menjalankan bisnis secara tradisional.

“Kompor yang kami gunakan terbilang tradisional dan masih mengandalkan bahan bakar berupa kayu bakar,” ungkap pionir usaha kecil tersebut sejak tahun 1994, pada Lombok Post, kemarin (17/11).

Ia mengungkapkan, harga alat pertama yang dibeli sekitar 19 ta­hun lalu tersebut terbilang murah. Mesin produksi masih dibelinya dengan harga Rp 100 ribu, umumnya untuk penggilingan adonan. Modal untuk bahan baku yang diperlukan yaitu Rp 175 ribu per seratus kilogram.

Sementara, pengusaha lainnya di tempat yang sama Maidah, owner UD Harapan Baru mengatakan, penghasilan yang diperoleh masih mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena fokus produksinya hanya keripik singkong. Terlebih untuk pemotongan keripik masih meng­gunakan mesin potong tradisionil.

Berbeda dengan Nur Haini yang memproduksi setiap hari, Maidah hanya memproduksi saat stok habis. Maksimal dua atau tiga kali dalam seminggu. Modal yang dibutuhkan juga relatif tinggi yaitu Rp 1 juta sekali seminggu.

“Lima puluh kilogram biasa diolah dalam sehari,” tambahnya.

Perayaan hari raya seperti Idul Fitri, menjadi saat dimana permintaan meningkat drastis. Pera­latan yang lebih moderen dirasa akan sangat membantu proses produksi.

Namun disisi lain, dalam sehari, untuk menghasilkan 200 kilogram kripik singkong membutuhkan biaya sekitar Rp 350 ribuan. Bahan baku singkong masih diperoleh dari Kabupaten Lombok Utara.

‘’Harga yang ditawarkan berkisar Rp 500 sampai Rp 10 ribu. konsumen yang dibidik tentunya kalangan menengah ke bawah,” terangnya.

Nur Haini menambahkan, segmen pasar yang dibidik pedagang kecil di pasar tradisional. Sudah banyak pemilik kios telah menjadi pelanggan tetapnya. Pemasaran makanan ringan yang diproduksi, telah tersebar hampir diseluruh Lombok.

“’Pemasaran paling bagus di wilayah Kabupaten Lombok Barat,” ungkapnya.

Maidah mengaku, dari segi pemasaran masih sangat minim. Walaupun bila mengandalkan pengampas, barang yang diberikan jarang kembali. Namun, dari segi keuntungan yang diperoleh tidak dapat lebih banyak.

Menurut mereka, penjualan pada pasar moderen, seperti supermar­ket, dirasa kurang berhasil. Ter­lebih melihat persaingan dengan produk makanan serupa, dengan kemasan yang cenderung lebih moderen dan menarik hati.

‘’Tak heran bila pengusaha kripik dengan modal kecil cender­ung mengandalkan pengampas,” imbuhnya.

Sumber: Lombok Post, Senin 18 Nopember 2013

1 186 187 188 189 190 242